Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu
larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun
satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas. Molaritas,
persen berat, persen volume, atau sebagainya
Dalam dunia kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya sedikit didalam larutan disebut zat terkarut atau solut, sedangkan
jumlahnya yang lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
Proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarut atau solvasi.
Contoh larutan yang umum sering di jumpai adalah padatan yang di lakukan dalam cairan.
Seperti garam atau gula yang dilarutkan dalam air. Gas dapat pula dilakukan dalm cairan.
Setelah itu, airan dapat pula larut dalam cairan lain,dan gas larut dalam gas lain. Terdapat
pula larutan padat, misalnya aloy dan mieral tertentu.
Dalam pembutan larutan, dapat diketahui reaksi reaksi apa saja yang terjadi jika zat terlarut
dan zat pelarut saling bercampur membentuk larutan. Reaksi-reaksi yang muncul itu tidak
hanya terjadi dalam labotarium namun juga bisa terjadi dialam kita. Sehingga percobaan ini
juga sangat erat kaitannya dengan keterampilan dasar dalam bekerja di labotarium kimia.
1.2 Tujuan
- Mempelajari cara membuat larutan NaCl dan HCL dengan konsentrasi tertentu.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Campuran campuran yang homogen disebut larutan yang memiliki komposisi merata atau
serba sama diseluruh bagian volumnya. Suatu larutan mengandung zat terlrut atau lebih dari
suatu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut
adalah komponen yang terdapat pada jumlah yang banyak.
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut zat terlarut yang dalam larutan lebih
banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarutkan pada temperatur tersebut.
Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh. Banyaknya zat terlarut yang dapat
menghasilkan lautan jenuh, dalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut
kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu. Molekul pelarut, temperature dan
tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada kesempatan ini
hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen yaitu larutan biner. Komponen dari
larutan biner yaitu zat telarut dan zat pelarut.
a. Konsentrasi larutan
Konsentrasi didefenisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut.
Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik dan satuan kimia. Cara
menyatakan konsentrasi dalam satuan fisik yaitu, persen berat (%.), persen berat volume
berat (%,%), persen volume (%.), persen berat volume (%,), gram zat terlarut dalam satu liter
larutan, milligram zat terlarut dalm satuan milliliter larutan, parts per million (ppm), part per
billion (ppb).
Cara menyatakan konsentrasi dalam satuan kimia yaitu, kemolaran (M), kenormalan (n),
keformalan (m), fraksi mol. Di bidang kedokteran dan ilmu-ilmu biologi biasanya digunakan
satuan konsentrasi dalam persen berat volume (%,), persen milligram, equivalen (Eq),
miliekivalen (m Eq) dan keosmolaran.
- Persen volume (% ,)
Persen ini biasanya digunakan larutan dalam air yang sangat encer dari zat padat
1 PPM =
1 PPB =
F=
- Kemolaran (M)
Kemolaran tidak bergantung pada temperatur dan digunakan dalam bidang kimia fisika
teristimewa dalam sifat koligatif
M=
- Kemolalan (m)
Kemolalan tidak bergantung pada temperatur dan digunakan dalam bidang kimia fisika
teristimewa dalam sifat koligatif
m=
- Kenormalan (N)
Cara menyatakan konsentasi dengan kenormalan biasanya digunakan dalam bidang analisis
volumetri. Setelah memperoleh harga konsentrasi dalam kemolaran, masih harus menghitung
konsentrasi lainnya.
kenormalan =
(%mg) =
- Keosmolar
Para ahli dibidang biologi dan kedokteran mengguanakan keosmolaran untuk menyatakan
partikel yang aktif secara osmotik
b. Pelarutan
pada proses pelarutan, tarikan antar partikel komponen murni terpecah dan tergantikan
dengan tarikan antar pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarut samaa-
sama polar, akan terbentuk suatu struktur suatu zat pelarut mengelilingi zat terlarut, hal ini
memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil.
Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oloh berbagai faktor lingkungan,
seperti suhu tekanan dan kontaminasi secara umum kelarutan suatu zat sebanding terhadap
suhu. Hal ini terutama berlaku pada zat padat, walupun ada pengecualian. Kelarutan zat cair
dalam zat lainnya secara umum kurang peka terhasap suhu, dari pada kelarutan padatan atau
gas dalam zat cair. Kelarutan gas dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.
http://ceengineermu.weebly.com/pembuatan-larutan.html
1. Molalitas (m)
Molalitas merupakan satuan konsentrasi yang penting untuk menentukan sifat-sifat yang tergabung
dari jumlah partikel dalam larutan.
Molalitas didefinisikan sebagai banyak mol zat terlarut yang dilarutkan dalam satu kilogram (1.000
gram) pelarut. Misalkan jika 2 mol garam dapur (NaCl) dilarutkan dalam 1.000 gram air maka
molalitas garam dapur tersebut adalah 2 molal.
Secara matematis pernyataan tersebut dinyatakan seperti berikut.
m = n 1000/p
m = massa/Mr x 1000/p
Keterangan:
m = molalitas larutan
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa pelarut (gram)
Contoh
Jika kita melarutkan 9 gram gula sederhana (C6H12O6) ke dalam 500 gram air maka berapakah
molalitas glukosa tersebut dalam larutan?
Penyelesaian:
Diketahui : m = 9 gram
Mr C6H12O6 = 180
p = 500 gram
Ditanya : molalitas (m) ?
2. Molaritas (M)
Pada saat kamu di laboratorium kimia, pernahkah kamu menemukan tulisan yang tertera pada botol
wadah larutan kimia misal 0,5 M HCl? Apakah arti 0,5 M tersebut? 0,5 M HCl berarti bahwa larutan
HCl mengandung 0,5 mol HCl dalam air yang cukup untuk membuat volume total 1 liter.
Jadi molaritas (M) adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Secara matematik dinyatakan
sebagai berikut.
M = n/V
Keterangan:
M = molaritas
n = mol
V = volume
Contoh
Hitunglah konsentrasi larutan yang dibuat dari 12 gram kristalMgSO4 yang dilarutkan dalam 250 mL
air (Mr MgSO4 = 120)!
Penyelesaian:
Diketahui : Massa MgSO4 = 12 gram
Mr MgSO4 = 120
Volume air = 250 mL = 0,25 L
Ditanya : Molaritas (M)?
Jawab : Mol (n) = massa MgSO4 / Mr MgSO4
= 12 g/120
= 0,1 mol
M = n/V
= 0,1 mol/0,25 L
= 0,4 M
Jadi, konsentrasi larutan MgSO4 adalah 0,4 M
https://renideswantikimia.wordpress.com/kimia-kelas-xii-3/semester-i/1-sifat-koligatif-
larutan/1-kemolalan-dan-fraksi-mol/
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi.
Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang
mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat
adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan
solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang
berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat,
akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua
gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia
merupakan larutan.
Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan.
Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair.
Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak
beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya (Syukri, 1999).
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarutpadatemperatur tertentu disebut
larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh.
Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak
daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut. Larutan yang
demikian disebut larutan lewat jenuh.
Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu
pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat
zat itu, molekul pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung
banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua
komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut.
Contoh larutan biner
Zat terlarut Pelarut Contoh
Gas Gas Udara, semua campuran gas
Gas Cair Karbondioksida dalam air
Gas Padat Hydrogen dalam platina
Cair Cair Alcohol dalam air
Cair Padat Raksa dalam tembaga
Padat Padat Perak dalam platina
Padat Cair Garam dalam air
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion
sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).
2.2. Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut,
dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat ,
mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi
mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen
volume (Baroroh, 2004).
Satuan konsentrasi
Lambang Nama Definisi
Satuan Fisika
% w/w Persen berat
Satuan kimia
X Fraksi mol
F Formal
m Molal
N Normal
M Molar
Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu sistem homogen yang
mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik
disebut larutan, sedangkan suatu sistem yang heterogen disebut campuran. Suatu larutan adalah
campuran homogen yang terdiri atas dua atau lebih zat. Suatu larutan disebut suatu campuran
karena susunannya dapat berubah-ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam
sehingga tak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan. Dalam campuran heterogen
permukaan-permukaan tertentu dapat dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah
(Keenan, 1984).
Larutan dilihat berdasarkan keadaan fasa setelah bercampur ada yang homogen dan heterogen.
Campuran homogen adalah campuran yang membentuk satu fasa yaitu yang mempunyai sifat dan
komposisi yang sama antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya. Contoh larutan homogen
yaitu gula dan alkohol dalam air. Sedang campuran heterogen adalah campuran yang mengandung
dua fasa atau lebih, contohnya air susu dan air kopi (Syukri, 1999).
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam
larutan. Konsentrasi pada umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan
jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part
per million). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan
encer(berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).Molekul komponen-komponen
larutan berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan antar
partikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antar pelarut dengan zat
terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarutnya sama-sama polar, akan terbentuk suatu struktur
zat pelarut mengelilingi zat terlarut, hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut
tetap stabil bila komponen zat terlarut ditambahkan tidak akan dapat larut lagi (Oktoby, 2001).
Pour point adalah suhu terendah yang dinyatakan sebagai kelipatan 5oF dimana minyak yang
diamati mengalir apabila minyak didinginkan dan diperiksa pada kondisi tertentu. Poir point yang
tinggi akan mengakibatkan mesin sulit dinyalakan pada suhu rendah. Pour point ester minyak jarak
yang dihasilkan jauh lebih rendah daripada spesifikasi yang diperbolehkan. Rendahnya nilai pour
point ini menunjukkan bahwa produk ester minyak jarak dapat digunakan pada daerah yang sangat
dingin (Kusumaningsih dkk, 2006).
B. Jenis-jenis larutan
Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut, yang dapat dipertukarkan
tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah yang
banyak, sedangkan komponen minornya merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk melalui
pencampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan
tercampur. Semua gas bersifat dapat bercampur dengan sesamanya, karena itu campuran gas
adalah larutan
Pengenceran bisa menurunkan harga konsentrasi larutan. Hal itu yang menjadi dasar pembuatan
larutan di laboratorium seringnya. Dalam rumus pengenceran pun dapat dilihat bahwa penambahan
air atau zat pelarut akan menurunkan konsentrasi larutan. Rumusnya: V1.M1 = V2.M2jika V1 adalah
volume betadine pekat dan M1 adalah konsentrasi betadine pekat. Kemudian ditambahkan pelarut
untuk proses pengenceran sehingga V2 (volume encer) maka M2 sebagai konsentrasi pengenceran
yang memiliki konsentrasi lebih kecil dari pada konsentrasi sebelumnya. Jadi intinya pengenceran
dapat menurunkan harga (Oktoby, 2001).
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan
terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan (S) suatu
endapan menurut definisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan
bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam
larutan itu, dan pada komposisi pelarutnya (Lesdantina, 2009).
Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan beberapa cara, seperti persen berat (w/w), persen
volume (v/v), molaritas (M), molalitas (m), bagian per sejuta (ppm), fraksi mol (x) dan normalitas (N).
c. Molaritas (M)
d. Molalitas (m)
http://laporanpraktikumlengkap.blogspot.co.id/2014/09/pembuatan-dan-penentuan-
konsentrasi_81.html
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua
zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut
homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian
yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas, padat
ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan
logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain (Faizal, 2011).
konsentrasi larutan dalam kimia menurut Gunadarma (2011), dinyatakan sebagai berikut
1) Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan.
Molaritas Zat = w/Mr x 1000/v
2) Normalitas (N)
Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam setiap liter larutan.
N= gr ekivalen/liter larutan
3) Molalitas (m)
Molalritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap kilogram larutan.
m = gr/Mr
4) Persen massa (%(b/b))
Adalah berat bahan yang terkandung dalam 100 gram larutan.
%(massa) = gr/100 gr x 100%
5) Persen volume (%(v/v))
Adalah volume bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan.
%(volume) = ml/100 ml x 100%
6) Persen berat per volume %(b/v))
Adalah berat bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan.
%(b/v) = gr/100 ml x 100%
7) Parts Per Million (ppm)
Untuk larutan antara dua zat penyusunnya. Menyatakan kandungan suatu senyawa dalam
larutan.
B. Pembuatan Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi
baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa
gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute,
relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian
besar solute. Solute adalah zat
terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam
M1 x V1 = M2 x V2
Dimana :
M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutan
V1 = Volume larutan sebelum pelarutan
M2 = Molaritas larutan sesudah pelarutan
V2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan
http://ervantoto.blogspot.co.id/2014/09/i.html
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik
sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau
padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut.
Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut,
sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang berfungsi sebagai
pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air
biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek
ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).
II.2. Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan
jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah
volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas,
molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan:
1. Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa volum atau massa
larutan yang akan dibuat.
2.
M 1 . V1 = M 2 . V2
Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan
satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran
adalah sama, dan memenuhi persamaan :
M1 : Konsentrasi larutan sebelum diencerkan
V1 : Volume larutan atau massa sebelum diencerkan
M2 : Konsentrasi larutan setelah diencerkan
V2 : Volume larutan atau massa setelah diencerkan
II.3. Pembuatan Larutan dengan Cara Mengencerkan
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut
agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-
kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar
panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh
sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang
dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di
dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Brady, 1999).
II.4. Titrasi
Agar titrasi dapat berlangsung dengan baik, yang harus diperhatikan adalah :
1. Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus berlangsung secara stoikiometri, artinya sesuai dengan
ketetapan yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam titrimetri. Reaksi harus sempurna
sekurang-kurangnya 99,9 % pada titik kesetaraan.
2. Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan cepat.
Titrasi dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Berdasarkan reaksi;
Titrasi asam basa
Titrasi oksidasi reduksi
Titrasi pengendapan
Titrasi kompleksometri
2. Berdasarkan titran (larutan standar) yang dipakai;
Titrasi asidimetri
3. Campuran penetapan akhir;
Cara visual dengan indikator
Cara elektromagnetik
4. Berdasarkan kosentrasi;
Makro
Semimikro
Mikro
5. Berdasarkan teknik pelaksaan;
Tidak langsung
Titrasi plank
Titrasi tidak langsung (Keenan, 1999).
https://annisanfushie.wordpress.com/2008/09/29/74/
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik
sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas,
cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative
terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar
solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute
terlarut (Baroroh, 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi
sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau
menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas
bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan
larutan. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika
sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah padatan-
padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari
komponen lainnya (Syukri, 1999).
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarutpadatemperatur tertentu disebut larutan jenuh.
Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh. Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan
dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut
pada temperature tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh. Banyaknya zat
terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur
konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu, molekul
pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi
pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen. Yaitu larutan biner.
Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek
ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).
Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi
didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam
satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut.
Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas,
normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).
Satuan konsentrasi
Satuan Fisika
Satuan kimia
X Fraksi mol
F Formal
M Molal
N Normal
m Eq Mili ekuivalen
Seper seribu mol larutan
Osm Osmolar
M Molar
(Achmad, 2001)
1. Fraksi mol adalah perbandingan dari jumlah mol dari suatu komponen dengan jumlah total mol
dalam larutan. Contoh, dalam larutan yang mengandung 1 mol alkohol dan 3 mol air, maka fraksi
mol alkohol adalah dan air (syukri, 1999). Jumlah kedua fraksimol (fraksi mol zat terlarut + fraksi
mol pelarut) sama dengan 1
2. Molaritas dari solute adalah jumlah mol solute perliter larutan dan biasanya dinyatakan dengan
huruf besar M. larutan 6,0 molar HCl ditulis 6,0 M, bararti bahwa larutan dibuat dengan
menambahkan 6,0 mol HCl pada air yang cukup dan kemudian volume larutan dibuat menjadi satu
liter.
3. Molalitas dari suatu solute adalah jumlah mol solute per satu kilogram solvent. Molalitas
biasanya ditulis dengan hurup kecil m. Tulisan 6,0 m HCl dibaca 6,0 molal, dan menyatakan suatu
larutan yang dibuat dengan menambahkan 6,0 mol HCl pada satu kilogram air.
4. Normalitas dari suatu solute adalah jumlah gram ekuivalen solute per liter larutan. Biasanya
ditulis dengan huruf besar N. Tulisan 0,25 N KMnO4 dibaca 0,25 normal, dan menyatakan larutan
yang mengandung 0,25 gram ekuifalen dari kalium permanganat per liter larutan.
Persen dari solute dapat dinyatakan sebagai persen berat atau persen volume. Sebagai contoh, 3%
berat H2O2 adalah 3 gram H2O2 tiap 100 gram larutan. Sedangkan 12% volulme adlah suatu larutan
yang dibuat dari 12 ml alkohol dan solvent ditambahkan hingga volume menjadi 100 ml (syukri,
1999).
Pengenceran
Proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya disebut pengenceran. Larutan
didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai
molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Solute adalah zat terlarut sedangkan
solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. Larutan encer adalah larutan yang
mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah
larutan yang mengandung sebagian besar solute (Anonim, 2008).
http://fikapuspita.blogspot.co.id/2013/07/laporan-pembuatan-larutan_9195.html