METODE PELAKSANAAN
LINGKUP PEKERJAAN :
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN :
5. PEKERJAAN U-GUTTER2000.2000.1200
SALURAN TEPI
7. PEKERJAAN TROTOAR/PEDESTRIAN
8. PEKERJAAN PENERANGAN
9. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Semua item-item pekerjaan tersebut diatas akan dilaksanakan sesuai spesifikasi teknis
dan menurut volume pekerjaan yang tersedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
I PEKERJAAN PENDAHULUAN
Dinding Penahan Tanah (TPT) adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk
menstabilkan kondisi tanah tertentu pada umumnya dipasang pada daerah tebing yang
labil. Jenis konstruksi antara lain pasangan batu dengan mortar, pasangan batu kosong,
beton, kayu dan sebagainya.
Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali sebagai berikut:
a. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan batu kali
b. Approval material yang digunakan
c. Persiapan lahan kerja
d. Persiapan material kerja
e. Persiapan alat bantu kerja
f. Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu dilakukan
pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level pasangan batu
kali.
g. Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
h. Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti langkah pekerjaan
sebagai berikut :
Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman sudah
sesuai rencana.
Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
Hamparkan pasir urug dan ratakan.
Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan
yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.
4. PEKERJAAN BOX CULVERT 2000.2000.1200
Metode Pelaksanaan Pemasangan Box Culvert pabrikasi dibagi dalam beberapa tahap :
1) Produk Box Culvert diangkat dan diletakkan sesuai dengan yang ditunjukkan gambar
rencana dengan menggunakan Truck Crane
2) Box Culvert diletakkan secara perlahan di dasar galian yang telah diberi urugan pasir
setebal 10 cm dan lantai kerja setebal 5 cm.
3) Semua box culvert harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-retak dan kerusakan-
kerusakan lainnya ketika box culvert berada diatas galian, jika terjadi kerusakan box
culvert segera diganti
4) Untuk box culvert dengan kemiringan antara1/5 sampai dengan1/10, agar tidak terjadi
pergeseran box culvert , maka pada sambungan harus diberi angkur dari betonyang
ditanam pada kedalaman minimal 50cm dibawah sambungan.
5) Apabila diperlukan pemotongan maka harus dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa
menyebabkan kerusakan pada box culvert dan lapisan ujungnya harus dibuat halus.
5. PEKERJAAN U-GUTTER2000.2000.1200
SALURAN TEPI
U-Gutter adalah saluran dari beton bertulang dengan bentuk penampang huruf U dan
juga bisa diberi tutup. Umumnya digunakan sebagai saluran drainase ataupun
irigrasi.Ketinggian saluran terbuka ini dapat bervariasi mengikuti kebutuhan di
lapangan atau elevasi saluran yang diinginkan.
Tipe sambungannya menggunakan plat joint (Plat embeded dan sambungan but joint
atau male female) dimana pada bagian pertemuan sambungannya cukup diberikan
mortar sebagai penutup nat.
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memberikan penjelasan bagaimana cara
packing, penumpukan, pengangkatan, dan pemuatan Produk Pracetak Saluran
Terbuka U (STU/ U-Ditch), serta Pemasangannya yang tepat untuk menghindari
kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi.
1) Packing
Untuk Produk STU tidak diperlukan packing seperti halnya pada pipa, karena bentuk
STU yang cukup sederhana, akan tetapi dalam pemuatan, penumpukan, dan
pemasangannya hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk untuk menghindari
kerusakan akibat penanganan yang tidak benar.
2) Pengangkatan (Loading/Unloading)
Seperti halnya pipa maka untuk loading / unloading dapat menggunakan beberapa alat
seperti :
Forklift
Crane
Back Hoe
3) Penumpukan / Pemuatan
Penumpukan STU di lapangan maksimum adalah 3 lapis atau setinggi jangkauan alat
handling, mana yang terlebih dulu membatasi. Cara stacking STU adalah dengan cara
menyusun secara berjejeran dan posisinya telungkup. (posisi Male dan Female End
sebaiknya diatur agar arahnya sama dalam 1 lapis). Agar posisinya rata dan untuk
menghindari kerusakan, sebaiknya antara lapis pertama-kedua-dan seterusnya diberi
balok kayu. Posisi kaki-kaki STU antara lapis di atas dan dibawah hendaknya dibuat
sejajar .
1) Pekerjaan Persiapan
a) Survey Lapangan
Untuk menentukan peil dan pematokan dilapangan sebagai pedoman dalam
pemasangan. Hal ini dilakukan bersama untuk diketahui pengawas lapangan agar
tidak terjadi kesalahan penentuan as saluran.
Kelengkapan yang diperlukan :
Data perencanaan
Alat Ukur terkalibrasi (Theodolit, Bak ukur dll).
Ketentuan jarak sebagai referensi (Pedoman lapangan).
Radius tikungan.
Patok-patok penandaan.
b) Pembersihan Lahan
Dilaksanakan sepanjang jalur pemasangan & lokasi yang sekiranya akan dijadikan
lokasi penumpukan sementara dari produk precast yang dikirim kelapangan.
2) Pekerjaan Tanah
Penggalian tanah dilakukan secara bertahap, dan disesuaikan dengan kemampuan
panjang pemasangan saluran perhari. Hal ini penting guna menghindari kerusakan
tanah dasar galian apabila turun hujan.
Kedalaman galian dan lebar galian disesuaikan dengan kebutuhan (Dalamnya galian =
dasar saluran + tebal saluran + tebal dinding)
3) Pekerjaan Pemasangan
Pemasangan saluran precast segera dilaksanakan apabila seluruh proses diatas telah
dikerjakan. Dengan bantuan peralatan (untuk mengangkat dan penyetelkan dapat
digunakan Crane atau Excavator dengan tetap mengacu prosedur Handling), satu
persatu precast saluran dipasang mengikuti jalur galian yang dibuat dan sebaiknya
dari arah hilir ke hulu.
7. PEKERJAAN TROTOAR/PEDESTRIAN
Pekerjaan galian dan urugan sesuai dengan gambar dan telah mendapatkan
persetujuan dari direksi/konsultan pengawas. Urugan pasir dilaksanakan pada urugan
pasir bawah paving dengan ketebalan 5 cm sesuai gambar. Urugan pasir disiram air
hingga kenyang dan padat. Bahan pasir harus bersih dari kotoran-kotoran yang dapat
mengurangi kepadatan urugan.
Pasangan dan Plesteran
Pekerjaan pasangan batu bata merah dengan menggunakan campuran 1 Pc : 6 Ps.
Semua pengadukan menggunakan dicampur menggunakan molen, apabila
pengadukan menggunakan tangan harus sesuai dengan petunjuk dari direksi/
konsultan pengawas. Dinding yang akan diplester dibersihkan dari kotoran dan
disiram dengan air, sebelumnya harus dibuatkan kepala plesteran dengan ketebalan
yang sama dengan ketebalan plesteran yang direncanakan.untuk plesteran biasa
menggunakan campuran 1 Pc : 6 Ps, sedangkan untuk plesteran pada plat beton
menggunakan campuran 1 Pc : 2 Ps dengan ketebalan minimal rata-rata 1 cm.
Sebelum pelaksanaan plesteran dilaksanakan jalur-jalur instalasi air (sanitair) / listrik
yang masuk dalam beton / dinding tembok terlebih dahulu harus dipasang dan untuk
pasangan tembok diatas plafond harus diplester kasar dengan perekat yang sama.
Pasangan kepalaan plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan menerus
menggunakan bilah-bilah plywood/kayu sementara setebal yang diperlukan untuk
patokan kerataan bidang.
1. Setelah tiang lampu (atau tiang bantu) terpasang maka dilakukan penarikan kabel udara
yang pada setiap tiang dilakukan pengikatan dikedua arahnya. Beberapa asesoris dan bahan
pembantu diperlukan untuk penyambungan dan pengikatan kabel. Penarikan kabel tersebut
dilakukan sesuai dengan jaringan kabel yang telah direncanakan .
2. Penarikan kabel tanah dilakukan setelah galian kabel selesai dan dibeberapa lokasi setelah
tiang terpasang. Kabel tanah dilindungi dengan pipa PVC sesuai spesifikasi. Setelah kabel
tanah terpasang maka pekerjaan penimbunan dan perbaikan aspal (kalau ada) harus segera
dilakukan untuk menghindari kehilangan dan gangguan terhadap lingkungan.
3. Pekerjaaan berikutnya adalah penarikan kabel infoor yaitu penarikan kabel daya dari
jaringan PLN ke KWH Meter dan ke lampu2 yang telah ditetapkan spesifikasi dan besar
dayanya.
4. Kemudian dilakukan pemasangan KWH Meter yang sebelumnya harus dirakit dahulu
sesuai dengan bebannya. Untuk merakit KWH Meter ini dibutuhkan tenaga ahli dan
ketrampilan. KWH Meter diletakkan dalam kotak yang tahan cuaca pada tiang yang telah
ditetapkan.
5. Berdekatan dengan KWH Meter tersebut dilakukan pemasangan Power Electric Timer
Switch yang berfungsi menyalurkan dan menghentikan aliran listrik dari PLN ke lampu2 yang
dipasang. Alat ini sangat berguna untuk melakukan penghematan daya listrik untuk PJU yang
bekerja secara otomatis tergantung waktu yang ditetapkan pengelola.
6. Ada beberapa tiang PJU lama perlu perbaikan sehingga perlu pembongkaran ornament
lama dan perubahannya dengan ornament baru.
7. Setelah semua tiang dan jaringan kabelnya terpasang maka dilakukan pemasangan lampu
PJU baru yang berupa Lampu Induksi untuk PJU baru dan Lampu LPS sesuai dengan jajaran
PJU disekelilingnya.
8. Sementara itu dilakukan pengurusan penambahan daya untuk lampu2 PJU yang dipasang
ke PLN. Pengurusan Ijin ini dapat dilakukan seawal mungkin karena memerlukan penghitungan
bersama antara PLN dengan Pemda.
9. Setelah semua lampu, semua KWH meter, semua Timer-Switch terpasang, maka
dilakukan megger test, dan kemudian live-test. Setelah semua berfungsi dengan baik maka
dilakukan serah terima pekerjaan antara Kontraktor Pelaksana dengan Pemberi Tugas.
Secara diagram, Pelaksanaan Pekerjaan adalah sebagai berikut :
4) Pemasangan pentanahan
8) Pemasangan lampu.
Dari kedua arah (atau mungkin juga lebih), Kabel LVTC dipegang oleh pengikat
kabel J4. Sementara J4 terkait dengan bracket J4 yang terikat dengan tiang lampu
dengan menggunakan stainless steel strip.Diantara J4, kabel LVTC akan diberikan
spare/ cadangan kabel sekitar 50 cm. Kabel cadangan ini sangat diperlukan untuk
mempermudah perbaikan apabila terjadi kabel putus. Jika terjadi kabel putus,
makaperbaikan cukup melibatkan gawang yang mengalami kerusakan, tidak perlu
mengganggu gawang yang lain. Namun jika tidak disediakan cadangan kabel, apabila
terjadi kabel putus, besar kemungkinannya harus menarik dari gawang yang
bersebelahan.Pemakaian J4 yang terbuat dari aluminium cor untuk menjamin kekuatan
mengikat/ memegang kabelLVTC ukuran 3 x 10 mm. Pemakaian pengikat tipe lain (J2
atau J5) dikawatirkan kurang kuat dan dapat menimbulkan lepasnya kabel yang diikat,
sehingga harus dilakukan perbaikan. Hal ini jelas akan merepotkan operasionil
Kabel infoor adalah kabel penghubung antara JTR (jaringan tegangan rendah) PLN ke
APP atau KWH meter. Kabel infoor tersambung ke JTR dengan menggunakan Alcoa
Bandleid Konektor. Untuk lebih menjamin keamanan dan estetika, maka kabel infoor
akan dibungkus dengan pipa infoor dimana pipa infoor menempel pada tiang dengan
bantuan stainless belt dan stopping belt. Pada ujung atas pipa infoor dipasang T pralon
untuk menghindarkan masuk nya air hujan kedalam pipa infoor.Pada ujung bawah, pipa
infoor disambung dengan pipa flexible yang masuk ke box panel distribusi.
2. Timer kontaktor
3. Terminal kabel
4. MCB distribusi
5. Terminal pentanahan
Kecuali KWH meter dan MCB yang dipasang oleh PLN, perangkat lainnya
dipasang/dirakit terlebih dahulu pada loyang box panel. Perakitan dikerjakan di
bengkel, dan dipastikan sudah terpasang semuanya dengan benar sebelum dibawa ke
lokasi dan dipasang pada tiang PJU Kabel infoor akan disambungkan oleh petugas PLN
ke KWH meter. Kabel output dr KWH meter akan terhubung ke Terminal Kabel. Dari
Terminal Kabel masuk ke terminal Timer Konektor. Saluran netral dari Terminal Kabel
terhubung dengan netral dari Timer Kontaktor. Sementara 3 (tiga) terminal positif pada
Timer Kontaktor di by pass menjadi satu dan terhubung dengan saluran positif dari
Terminal Kabel. Output Timer Kontaktor ada 3 (tiga) terminal, dimana yang 2 (dua)
terminal akan tersambung ke MCB Distribusi, sementara 1 (satu) terminal sebagai
cadangan.MCB Distribusi terdiri dari 4 (empat) unit, masing-masing 2 (dua ) unit
mencatu kesatu arah, sementara 2 (dua) unit lainnya mencatu ke arah lain.Box panel
dilengkapi dengan Terminal Pentanahan. Semua saluran netral, baik dari ouput KWH
meter, Timer Kontaktor, jaringan PJU, disambungkan dengan Terminal Pentanahan,
untuk selanjutnya dikoneksikan dengan pentanahan.Pada sisi bagian dalam pintu panel
dilengkapi dengan wiring diagram yangmenunjukkan jumlah beban dan jaringan PJU
yang dilayani oleh panel dimaksud.Box panel distribusi terpasang terikat pada tiang
PJU dengan menggunakan stainless belt dan stopping belt. Penempatan letak
pemasangan panel ditentukan oleh Dinas Teknis dengan memperhatikan jarak antara
panel induk dengan gardu distribusi PLN sependek mungkin.Ketinggian box panel
sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah, dengan tujuan agar angka penunjukkan KWH
meter bisa mudah dilihat, disamping untuk tujuan pengaman dan perawatan.
4) Pemasangan pentanahan.
Ground Rod diameter 16mm tertanam sedalam 2,4 meter, diperkirakan sudah bisa
memberikan pentanahan yang baik, kurang dari 10 Ohm. Dengan angka resistansi yang
kecil akan lebih menjamin keandalan operasionil perangkat listrik, karena
berkurangnya antara lain gangguan elektrostatik.Antara Ground Rod dengan Terminal
Pentanahan di box panel, dihubungkan dengan kawat baja diameter 16mm. Untuk
keamanan dan estetika, kawat baja pentanahan dibungkus dengan pipa paralon.Untuk
lebih meningkatkan keandalan pentanahan, maka pada dua tiang PJU yang terjauh
letaknya dari box panel dipasang juga pentanahan.
- Surat permohonan meterisasi dan/atau mutasi data dari pelanggan, dalam hal ini
Pemerintah Kota Pekalongan
- Gambar lokasi,
Dikarenakan proses perijinan ke PLN terkadang perlu waktu cukup lama, maka akan
pengajuan perijinan dilakukan segera setelah pekerjaan dimulai atau bahkan sebelum
pekerjaan dimulai. Dengan demikian diharapkan dalam kurun waktu pelaksanaan
pekerjaan yang tidak terlalu lama ini, semua perijinan sudah diperoleh dan KWH meter
sudah bisa terpasang dengan baik.
Saluran 3 (tiga) kabel LVTC dikoneksikan sedemikian rupa (lihat gambar) sehingga
lampu yang bersebelahan tidak tersambung dengan saluran yang sama . Dengan
demikian, jika terjadi gangguan pada salah satu MCB, tidak mengakibatkan matinya 2
(dua) lampu yang terletak bersebelahan, sehingga area tersebut tidak mengalami gelap
total. Pola interkoneksi ini untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada
masyarakat. Penarikan kabel jaringan udara dari tiang ke tiang memperhatikan
beberapa persyaratan :
- Tidak sejajar dengan kabel-kabel telekomunikasi dengan jarak kurang dari 1 meter.
- Penarikan jaringan PJU tidak keluar dari batas-batas supply gardu distribusi PLN.
- Jarak dari titik terendah rentang kabel terhadap pemukaan tanah minimal 5 meter.
- Kabel dibungkus dengan pipa pralon dan digelar pada dasar galian aspal.
- Diatas pralon ditimbun dengan macadam setebal 5 cm dan paling atas adalah aspal
hormix setebal 2 cm.
- Untuk jalan non protocol dimana sudah terpasang tiang 7 meter dengan single pole.
- Untuk tiang bantuPJU melengkapi tiang PLN, dipergunakan tiang 7 meter tanpa
pole. Pemasangan stang lampu dengan menggunakan beugel klem.
Tiang galvanise ukuran diameter 5 inchi pada pangkal bawah dan 3 inchi dipangkal
atas. Angkur ditanam sedalam 1 (satu) meter, dan untuk memperkuat kedudukannya,
sedalam 30 cm sampai dengan 20 cm diatas permukaan tanah dicor dengan semen-
pasir.
Stang lampu dengan diameter 2 inchi dipasang pada bagian atas tiang dengan
menggunakan pengikat 2 (dua) unit begel klem. Besarnya begel klem ke tiang lampu
disesuaikan dengan diameter tiang.
8) Pemasangan lampu
a. Armature terpasang dengan baik dan kokoh pada ujung stang ornament. Pastikan tidak
lepas atau menjadi miring akibat getaran angin dan gesekan ranting pohon.
9. PEKERJAAN LAIN-LAIN
- Administrasi / Dokumentasi
Disusun rapi dan diketahui Direksi Pekerjaan. Foto-foto diambil pada setiap STA.
Demobilisasi
Semua alat kerja yang digunakan pada akhir/finishing pelaksanaan pekerjaan segera dilakukan
Demobilisasi kembali kepada Pemberi Dukungan Alat.
Pembersihan Akhir
Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor akan melakukan pembersihan
akhir dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-lain akan di bongkar dan diangkut ke luar lokasi
menurut petunjuk direksi. Pembersihan ini dikerjakan pada semua lini yang terjadi akibat efek
dari pelaksanaan pekerjaan. Pihak pelaksana bersama-sama konsultan pengawas/Direksi,
PPTK/PPK dan KPA melakukan serah terima pekerjaan. Dalam jangka waktu masa
pemeliharaan selama waktu yang telah ditentukan segala sesuatu yang terjadi dari hasil pekerjaan
tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana dan harus dilakukan perawatan.