Anda di halaman 1dari 20

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN

METODE PELAKSANAAN

Nama Perusahaan : PT MITA SUMBER BERANTAS

Pekerjaan : PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI

FRONTAGE ROAD A.YANI SISI BARAT

Lokasi : SISI SPBU

Tahun anggaran : 2017

LINGKUP PEKERJAAN :

1. PEKERJAAN PENDAHULUAN :

2. PEKERJAAN JALAN ASPAL :

3. PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI PENAHAN:

4. PEKERJAAN BOX CULVERT 2000.2000.1200:

5. PEKERJAAN U-GUTTER2000.2000.1200

SALURAN TEPI

6. PEKERJAAN BETON SETEMPAT

7. PEKERJAAN TROTOAR/PEDESTRIAN

8. PEKERJAAN PENERANGAN

9. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Semua item-item pekerjaan tersebut diatas akan dilaksanakan sesuai spesifikasi teknis
dan menurut volume pekerjaan yang tersedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

I PEKERJAAN PENDAHULUAN

Pekerjaan pendahuluan adalah pekerjaan awal yang meliputi kegiatan-kegiatan


pendahuluan untuk mendukung

1. Pembuatan Job Mix Design


Sebelum pekerjaan utama dilaksakan terlebih dahulu dilaksakan pengambilan
sampel bahan dari quary yang berada di lokasi setempat atau yang berdekatan
dengan lokasi tersebut, diantanya: batu, pasir dan bahan timbunan pilihan
selanjutnya dibawa ke laboratorium job mix formula/job mix design yang akan
dipakai sebagai acuan kerja dalam pelaksanaan proyek.
2. Kantor Lapangan dan Fasilitasnya
Tahap berikutnya penentuan lokasi basecamp, pembuatan kantor lapangan dan
fasilitasnya dilokasi proyek dan kemudian dilanjutkan dengan mobilisasi peralatan
yang diperlukan sesuai dengan tahapan pelaksaan pekerjaan.
3. Pengaturan Arus Transportasi dan Pemeliharan Terhadap Arus Lalu Lintas
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, penganturan arus lalu lintas
transportasi dilakukan dengan pembuatan tanda-tanda lalu lintas yang memadai
disetiap kegiatan lapangan. Bila diperlukan dapat ditempatkan petugas pemberi
isyarat yang bertugas mengatur arus lalu lintas pada saat pelaksanaan.
4. Rekayasa Lapangan
Dengan petunjuk Direksi Teknis survey/rekayasa lapangan dilaksanakan untuk
menentukan kondisi fisik dan strucktural dari pekerjaan dan fasilitas yang ada
dilokasi pekerjaan, sehingga dimungkinkan untuk mengadakan peninjauan ulang
terhadap rancangan kerja yang telah diberikan sytem dan tatacara survey
dikordinasikan dengan direksi teknis.
5. Material dan Penyimpanan
Bahan yang akan digunakan didalam pekerjaan harus menemui spesifikasi dan
standard yang berlaku, baik ukuran, type maupun ketentuan lainnya sesuai
petunjuk Direksi Teknis. Semua material yang akan digunakan untuk proses
pembuatan Concrete diambil dari Quary Sungai yang berada di lokasi setempat.
6. Jadwal Konstruksi
Jadwal kontruksi dibuat pihak kontraktor, diajukan kepada Direksi Teknis untuk
dibahas dan mendapatkan persetujuan pada saat dilaksanakan rapat pendahuluan
(Pre Construction Meeting/PCM).
7. Pelaksanaan Mobilisasi Peralatan
Dalam pelaksanaan proyek ini mobilisasi meliputi Alat-alat yang digunakan
adalah:.
a. Dump Truck 8 ton
b. Excavator
c. Dump truck
d. Motor Greader
e. Tandem Roller
f. Water Tanker Truck
g. Vibrator Roller
h. Concrete Mixer
i. Wheel Loader
j. Alat Bantu

8. Papan Nama Proyek


a. Papan nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai proyek.
b. Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas persetujuan Direksi pekerjaan
c. Bahan yang dipakai : kayu kaso, baliho dan lain-lain.
d. Papan nama Proyek dipasang dipangkal dan ujung lokasi pekerjaan.
e. Papan nama dipelihara selama pelaksanaan proyek.
2. PEKERJAAN JALAN ASPAL

1. Bitumen lapis resap pengikat (bituminous prime coat)

Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan material bitumen pada


permukaan tanah dasar, lapis pondasi agregat (aggregate base) yang telah disiapkan sesuai
persyaratan Spesifikasi ini, dengan lebar sesuai ukuran yang tercantum pada Gambar
Penampang Melintang atau menurut instruksi Konsultan Pengawas. Metode pelaksanaan
pekerjaan bitumen lapis resap pengikat meliputi:
a. Cuaca
Lapis resap pengikat dapat dilaksanakan setelah ada persetujuan dari Konsultan
Pengawas, yang akan menentukan kualitas bitumen yang harus digunakan. Permukaan
yang akan dikerjakan harus kering atau agak lembab. Penyemprotan lapis resap
pengikat harus tidak dikerjakan ketika angin kencang atau hujan.
b. Pembersihan Permukaan
Segera sebelum dilakukan penyemprotan material bitumen sebagai lapis resap
pengikat, permukaan yang dipersiapkan harus dibersihkan dari kotoran dan material
lepas atau yang tidak dikehendaki, dengan power broom atau power blower. Bila
Konsultan Pengawas memerintahkan, permukaan harus dikupas tipis dan digilas
sebelum material bitumen disemprotkan, dalam hal penyapuan (brooming) atau
penghembusan (blowing) tidak diperlukan.
Bila diperlukan Konsultan Pengawas dapat memerintahkan, penyemprotan
permukaan dengan sedikit air sesaat sebelum material bitumen disemprotkan. Sebelum
pekerjaan dilaksanakan, daerah yang akan dikerjakan harus mendapat persetujuan
terlebih dulu oleh Konsultan Pengawas.
c. Penyemprotan Material Bitumen
Material bitumen harus disemprotkan pada seluruh lebar bagian jalan dengan
distributor aspal secara merata dan menerus. Apabila tidak ditentukan dalam Gambar,
maka banyaknya material yang digunakan/disemprotkan antara 1,0 s/d 2,5 kg/m2, dan
Konsultan Pengawas akan menentukan secara tepat banyaknya dan kualitas material
yang digunakan sesuai dengan material permukaan yang akan dikerjakan.
Penyemprotan pada bagian sambungan harus diperhatikan jangan sampai melebihi
jumlah yang telah ditentukan.Kelebihan material bitumen harus dibuang dari
permukaan.Daerah yang tidak tersiram atau kurang harus diperbaiki.Kertas karton
harus diletakkan pada ujung dimulainya penyemprotan dan akhir daerah penyemprotan,
untuk menjamin bentuk potongan daerah yang dikerjakan berbentuk persegi dan
mencegah genangan atau kelebihan penyemprotan.
d. Penghamparan Material Pengering atau Penyerap
Untuk memperkecil kerusakan akibat hujan sebelum permukaan mengering,
Konsultan Pengawas dapat memerintahkan penghamparan material pengering untuk
menutupi material bitumen yang masih basah.Material pengering harus dihamparkan
sedemikian rupa sehingga lintasan roda kendaraan tidak akan melintasi daerah yang
tidak tertutup.

2. Bitumen Lapis Pengikat (Bituminous Tact Coat)


Pekerjaan ini mencakup pembersihan perkerasan yang telah ada atau permukaan beton,
dan penyediaan dan penyemprotan material bitumen di atasnya sesuai dengan Spesifikasi
dan Gambar Detail atau instruksi Konsultan Pengawas. Metode pelaksanaan pekerjaan
bitumen lapis pengikat meliputi:
a. Pembersihan Permukaan
Permukaan yang akandisemprot harus dibersihkan, semua kotoran dan material lepas
atau yang tidak dikehendaki harus disingkirkan dari permukaan dengan menggunakan
power broom atau power blower sebagaimana diperlukan.Bagian yang tidak padat atau
rusak harus dibongkar dan diganti atau diperbaiki. Bagian tepi perkerasan lama, yang
akan berdekatan dengan lapisan perkerasan baru, harus bersih agar material bitumen
dapat melekat.
b. Penyemprotan Material Bitumen
Material bitumen harus disemprotkan secara merata dengan alat distributor
bertekanan dalam waktu 1 jamsebelum penghamparan lapisan aspal berikutnya.
Banyaknya material bitumen yang disemprotkan, umumnya berkisar antara 0,15 s/d 0,5
kg/m2. Penyemprotan material bitumen pada bagian sambungan harus dilakukan secara
cermat sehingga tidak melebihi jumlah yang telah ditentukan.Kelebihan material harus
dibuang dari permukaan perkerasan, sedangkan yang tidak tersiram atau kurang harus
diperbaiki.Permukaan yang telah disemprot material bitumen harusdibiarkan mengering
sampai permukaan tersebut cukup pengikatannya untuk menerima lapisan aspal
berikutnya.Lapis pengikat baru dapat diijinkan dilaksanakan, bila lapisan aspal di
atasnya akan segera dilaksanakan, agar lapis pengikat ini memberikan ikatan yang
cukup.Selama lapisan aspal di atasnya belum dihamparkan, Kontraktor harus menjaga
agar area yang telah diberi lapis pengikat tidak rusa

3. PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI PENAHAN

Dinding Penahan Tanah (TPT) adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk
menstabilkan kondisi tanah tertentu pada umumnya dipasang pada daerah tebing yang
labil. Jenis konstruksi antara lain pasangan batu dengan mortar, pasangan batu kosong,
beton, kayu dan sebagainya.
Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali sebagai berikut:
a. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan batu kali
b. Approval material yang digunakan
c. Persiapan lahan kerja
d. Persiapan material kerja
e. Persiapan alat bantu kerja
f. Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu dilakukan
pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level pasangan batu
kali.
g. Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
h. Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti langkah pekerjaan
sebagai berikut :
Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman sudah
sesuai rencana.
Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
Hamparkan pasir urug dan ratakan.
Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan adukan
yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.
4. PEKERJAAN BOX CULVERT 2000.2000.1200

Metode Pelaksanaan Pemasangan Box Culvert pabrikasi dibagi dalam beberapa tahap :

Tahap I : Pengangkutan Produk Box Culvert

1) Packing Dalam proses pemuatan, penumpukan, dan pemasangan nya hendaknya


dilakukan sesuai dengan petunjuk untuk menghindari kerusakan akibat penanganan yang
tidak benar.
2) Pengangkatan (Loading/Unloading) Pengangkatan Produk Box Culvert dengan
menggunakan Truck Crane ,maka diperlukan tali sling, yang mana diikatkan pada lifting
hole yang terdapat pada sisi Box Culvert.
3) Penumpukan / PemuatanPenumpukan Posisi Produk Box Culvert antara lapis di atas dan
dibawah hendaknya dibuat sejajar Agar posisinya rata dan untuk menghindari kerusakan,
antara lapis pertama-kedua-dan seterusnya diberi balok kayu.
4) Pemuatan di truck Produk Box Culvert diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan Truck

Tahap II : Pemasangan Box Culvert

1) Produk Box Culvert diangkat dan diletakkan sesuai dengan yang ditunjukkan gambar
rencana dengan menggunakan Truck Crane
2) Box Culvert diletakkan secara perlahan di dasar galian yang telah diberi urugan pasir
setebal 10 cm dan lantai kerja setebal 5 cm.
3) Semua box culvert harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-retak dan kerusakan-
kerusakan lainnya ketika box culvert berada diatas galian, jika terjadi kerusakan box
culvert segera diganti
4) Untuk box culvert dengan kemiringan antara1/5 sampai dengan1/10, agar tidak terjadi
pergeseran box culvert , maka pada sambungan harus diberi angkur dari betonyang
ditanam pada kedalaman minimal 50cm dibawah sambungan.
5) Apabila diperlukan pemotongan maka harus dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa
menyebabkan kerusakan pada box culvert dan lapisan ujungnya harus dibuat halus.

5. PEKERJAAN U-GUTTER2000.2000.1200

SALURAN TEPI

U-Gutter adalah saluran dari beton bertulang dengan bentuk penampang huruf U dan
juga bisa diberi tutup. Umumnya digunakan sebagai saluran drainase ataupun
irigrasi.Ketinggian saluran terbuka ini dapat bervariasi mengikuti kebutuhan di
lapangan atau elevasi saluran yang diinginkan.

Tipe sambungannya menggunakan plat joint (Plat embeded dan sambungan but joint
atau male female) dimana pada bagian pertemuan sambungannya cukup diberikan
mortar sebagai penutup nat.

Prosedur Penanganan / Handling Dan Pemasangan U-Gutter

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memberikan penjelasan bagaimana cara
packing, penumpukan, pengangkatan, dan pemuatan Produk Pracetak Saluran
Terbuka U (STU/ U-Ditch), serta Pemasangannya yang tepat untuk menghindari
kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi.

Prosedur ini merupakan petunjuk penanganan bagi pihak-pihak yang bertanggung


jawab dalam pemasangan dan pengiriman.

1) Packing
Untuk Produk STU tidak diperlukan packing seperti halnya pada pipa, karena bentuk
STU yang cukup sederhana, akan tetapi dalam pemuatan, penumpukan, dan
pemasangannya hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk untuk menghindari
kerusakan akibat penanganan yang tidak benar.
2) Pengangkatan (Loading/Unloading)
Seperti halnya pipa maka untuk loading / unloading dapat menggunakan beberapa alat
seperti :
Forklift
Crane
Back Hoe

Pengangkatan STU dengan menggunakan alat forklift, dengan cara memasukkan


kedua garpu forklift kedalam STU, posisi STU telungkup, hindarkan mengangkat
hanya dengan 1 garpu forklift karena akan tidak seimbang.

Pengangkatan STU dengan menggunakan Crane / Backhoe, maka diperlukan tali


sling, yang mana diikatkan pada besi lifting hook yang telah disediakan dipabrik.
Hindari cara pengangkatan yang dapat menyebabkan gompal pada beton. (lihat
Gambar 1)
Membalik posisi STU, dari posisi telungkup menjadi terbuka ke atas. Dilakukan
dengan peralatan tambahan berupa pin yang dilengkapi dengan lubang untuk pengikat
Peralatan tersebut dapat diminta dari pabrik. Hendaknya penempatan STU di
lapangan, STU masih dalam keadaan telungkup.

3) Penumpukan / Pemuatan
Penumpukan STU di lapangan maksimum adalah 3 lapis atau setinggi jangkauan alat
handling, mana yang terlebih dulu membatasi. Cara stacking STU adalah dengan cara
menyusun secara berjejeran dan posisinya telungkup. (posisi Male dan Female End
sebaiknya diatur agar arahnya sama dalam 1 lapis). Agar posisinya rata dan untuk
menghindari kerusakan, sebaiknya antara lapis pertama-kedua-dan seterusnya diberi
balok kayu. Posisi kaki-kaki STU antara lapis di atas dan dibawah hendaknya dibuat
sejajar .
1) Pekerjaan Persiapan
a) Survey Lapangan
Untuk menentukan peil dan pematokan dilapangan sebagai pedoman dalam
pemasangan. Hal ini dilakukan bersama untuk diketahui pengawas lapangan agar
tidak terjadi kesalahan penentuan as saluran.
Kelengkapan yang diperlukan :
Data perencanaan
Alat Ukur terkalibrasi (Theodolit, Bak ukur dll).
Ketentuan jarak sebagai referensi (Pedoman lapangan).
Radius tikungan.
Patok-patok penandaan.
b) Pembersihan Lahan
Dilaksanakan sepanjang jalur pemasangan & lokasi yang sekiranya akan dijadikan
lokasi penumpukan sementara dari produk precast yang dikirim kelapangan.

2) Pekerjaan Tanah
Penggalian tanah dilakukan secara bertahap, dan disesuaikan dengan kemampuan
panjang pemasangan saluran perhari. Hal ini penting guna menghindari kerusakan
tanah dasar galian apabila turun hujan.

Kedalaman galian dan lebar galian disesuaikan dengan kebutuhan (Dalamnya galian =
dasar saluran + tebal saluran + tebal dinding)

3) Pekerjaan Pemasangan

Pemasanga Bowplank pada galian untuk pengecekan kelurusan maupun elevasi


dengan jarak maksimum 20 m untuk menghindari lendutan benang acuan. Sebaiknya
dengan 2 benang dimana yang satu pada as saluran sedang lainnya pada sisi luar
precast untuk kelurusan pamasangan saluran.

Pemasangan saluran precast segera dilaksanakan apabila seluruh proses diatas telah
dikerjakan. Dengan bantuan peralatan (untuk mengangkat dan penyetelkan dapat
digunakan Crane atau Excavator dengan tetap mengacu prosedur Handling), satu
persatu precast saluran dipasang mengikuti jalur galian yang dibuat dan sebaiknya
dari arah hilir ke hulu.

Pengurugan kembali lapis demi lapis ( 15 s/d 20 Cm perlapis ) dengan pemadatan


dapat dikerjakan dengan Stamper atau lainnya dengan material yang sesuai
persyaratannya hingga ke finishing surface.

6. PEKERJAAN BETON SETEMPAT

a. Lapis Permukaan Agregate tanpa penutup aspal


Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan bahan untuk pelaksanaan Perkerasan Berbutir Tanpa Penutup Aspal
(Lapis Permukaan Agregat dan Lapis Pondasi Agregat) diatas permukaan yang
telah disiapkan dan diterima sesuai dengan ketentuan dan detail yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan. Pemasokan bahan
akan mencakup, jika perlu, pemecahan, pengayakan, pencampuran dan operasi-
operasi lainnya yang diperilukan, untuk memperoleh bahan yang memenuhi
ketentuan dari Spesifikasi ini.
Dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pengangkutan Material
Pengangkutan material dari Base camp atau Quary kelokasi pekerjaan
menggunakan dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel
loader. Pengecekan dan pencatatan volume material dialakukan pada saat
penghamparan agar tidak terjadi kelebihan disatu tempat dan kekurangan material
ditempat yang lain.
2. Penghamparan Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan Motor Grader dalam
tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Kondisi cuaca yang memungkinkan
Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan
kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan
tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi (15 cm padat).
Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang
telah ditetapkan
3. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller dan Tandem Roller,
Dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah. Setelah pemadatan selesai alat
pemadatan dipindahkan kejalur sebelahnya dengan over leving 1/8 panjang drum
dan seterusnya hingga mencapai areal pemadatan. Pemadatan dilakukan dengan
jumlah passing sesuai dengan hasil trial compaction.

7. PEKERJAAN TROTOAR/PEDESTRIAN

Pekerjaan Trotoar meliputi pekerjaan :


Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan dan Bongkaran

Setelah SPMK turun segera dilaksanakan persiapan di lapangan meliputi


pelaksanaan PCM ( Pre Contruction Meeting) / Rapat Pra Pelaksanaan yang dihadiri
pihak pemilik / owners, direksi pekerjaan, konsultan dan kontraktor yang membahas
masalah teknis dan nonteknis yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan,
penyediaan Direksi keet beserta kelengkapannya , papan proyek, dan gudang alat-alat.
Selanjutnya dilakukan pengukuran bersama dengan acuan gambar kontrak untuk
dasar membuat gambar pelaksanaan gambar kerja dan pembuatan Foto dokumentasi
MC 0%. Sebelum melakukan pembongkaran kontraktor berkoordinasi dengan
direksi/konsultan pengawas tentang bagian-bagian yang akan dibongkar. Sisa-sisa
pembongkaran akan di kumpulkan ditempat yang telah ditunjuk oleh Direksi.
Menyiapkan rambu-rambu demi kelancaran pelaksanaan mobilisasi dalam pekerjaan
pembongkaran ataupun droping material.
Galian Dan Urugan Tanah

Pekerjaan galian dan urugan sesuai dengan gambar dan telah mendapatkan
persetujuan dari direksi/konsultan pengawas. Urugan pasir dilaksanakan pada urugan
pasir bawah paving dengan ketebalan 5 cm sesuai gambar. Urugan pasir disiram air
hingga kenyang dan padat. Bahan pasir harus bersih dari kotoran-kotoran yang dapat
mengurangi kepadatan urugan.
Pasangan dan Plesteran
Pekerjaan pasangan batu bata merah dengan menggunakan campuran 1 Pc : 6 Ps.
Semua pengadukan menggunakan dicampur menggunakan molen, apabila
pengadukan menggunakan tangan harus sesuai dengan petunjuk dari direksi/
konsultan pengawas. Dinding yang akan diplester dibersihkan dari kotoran dan
disiram dengan air, sebelumnya harus dibuatkan kepala plesteran dengan ketebalan
yang sama dengan ketebalan plesteran yang direncanakan.untuk plesteran biasa
menggunakan campuran 1 Pc : 6 Ps, sedangkan untuk plesteran pada plat beton
menggunakan campuran 1 Pc : 2 Ps dengan ketebalan minimal rata-rata 1 cm.
Sebelum pelaksanaan plesteran dilaksanakan jalur-jalur instalasi air (sanitair) / listrik
yang masuk dalam beton / dinding tembok terlebih dahulu harus dipasang dan untuk
pasangan tembok diatas plafond harus diplester kasar dengan perekat yang sama.
Pasangan kepalaan plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan menerus
menggunakan bilah-bilah plywood/kayu sementara setebal yang diperlukan untuk
patokan kerataan bidang.

Galian Dan Urugan Tanah


Pekerjaan galian dan urugan sesuai dengan gambar dan telah mendapatkan
persetujuan dari direksi/konsultan pengawas. Urugan pasir dilaksanakan pada urugan
pasir bawah paving dengan ketebalan 5 cm sesuai gambar. Urugan pasir disiram air
hingga kenyang dan padat. Bahan pasir harus bersih dari kotoran-kotoran yang dapat
mengurangi kepadatan urugan.
Beton Bertulang
Pekerjaan ini meliputi pembuatan menhole untuk penutup saluran lama dengan
ukuran 1.00x1.00 m tebal 7 cm dengan dikelilingi besi siku L.34.34.3 mm.Mutu beton
yang disyaratkan untuk konstruksi yang bersifat structural adalah campuran spesi 1
Pc:2 Ps: 3 Kr , atau beton mutu K 200. Sebelum pengecoran dibuat begesting sesuai
dengan ukuran pada gambar. Pencampuran bahan beton menggunakan molen dengan
lama pengadukan minimal 2 menit agar hasil lebih. Pemasangan tulangan jumlah dan
jaraknya harus sesuai dengan gambar rencana.
Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus di jaga
jarak antara tulangan dengan tulangan, jarak antara tulangan dengan bekisting, untuk
mendapatkan tebal selimut beton/ beton decking yang cukup. Untuk perawatan beton
perlu adanya pembasahan agar hasilnya lebih baik dan tidak mudah retak.
Pembongkaran begesting dilakukan bila beton telah mengeras atau sesuai dengan
petunjuk direksi/konsultan pengawas.
Pekerjaan Paving dan Kanstien Beton
Pasang Kanstin Beton
Kanstin beton menggunakan bahan dengan bentuk, ukuran dan kualitas sesuai dengan
yang disyaratkan. Kanstin beton dipasang dengan menggunakan spesi dengan
campuran sesuai yang disyaratkan dan dipasang diatas lantai kerja dengan ketebalan 5
cm sesuai gambar.
Pasang Topi Uskup
Paving model topi uskup ini dipasang dibagian pinggir dengan cara / model
pemasangan sesuai gambar
Pasang Paving Stone
Paving stone menggunakan bahan dengan bentuk, ukuran dan kualitas sesuai yang
disyaratkan. Sebelum paving stone dipasang urugan pasir sebagai alas harus disiram
dengan air hingga kenyang dan dipadatkan. Bentuk / model pemasangan paving
dilaksanakan sesuai dengan gambar.
Pengecatan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan pengecatan dari bagian yang ditunjuk dalam gambar
maupun bagian lain yang memerlukan perlindungan dengan pengecatan.
Semua pekerjaan cat kanstin beton , kanstin bata dan dinding taman yang kelihatan
ter expose harus dicat dengan baik yaitu 1 x meni, 1 x plamur, 1x cat dasar dan 2 s/d 3
x cat penutup sampai baik.
Pekerjaan pengecatan kanstin beton dilaksanakan pada tempat sesuai dengan tersebut
diatas dengan cat upox menggunakan merk EMCO Warna Agung dengan warna
sesuai petunjuk Direksi/ User.
8. PEKERJAAN PENERANGAN

1. Setelah tiang lampu (atau tiang bantu) terpasang maka dilakukan penarikan kabel udara
yang pada setiap tiang dilakukan pengikatan dikedua arahnya. Beberapa asesoris dan bahan
pembantu diperlukan untuk penyambungan dan pengikatan kabel. Penarikan kabel tersebut
dilakukan sesuai dengan jaringan kabel yang telah direncanakan .

2. Penarikan kabel tanah dilakukan setelah galian kabel selesai dan dibeberapa lokasi setelah
tiang terpasang. Kabel tanah dilindungi dengan pipa PVC sesuai spesifikasi. Setelah kabel
tanah terpasang maka pekerjaan penimbunan dan perbaikan aspal (kalau ada) harus segera
dilakukan untuk menghindari kehilangan dan gangguan terhadap lingkungan.

3. Pekerjaaan berikutnya adalah penarikan kabel infoor yaitu penarikan kabel daya dari
jaringan PLN ke KWH Meter dan ke lampu2 yang telah ditetapkan spesifikasi dan besar
dayanya.

4. Kemudian dilakukan pemasangan KWH Meter yang sebelumnya harus dirakit dahulu
sesuai dengan bebannya. Untuk merakit KWH Meter ini dibutuhkan tenaga ahli dan
ketrampilan. KWH Meter diletakkan dalam kotak yang tahan cuaca pada tiang yang telah
ditetapkan.

5. Berdekatan dengan KWH Meter tersebut dilakukan pemasangan Power Electric Timer
Switch yang berfungsi menyalurkan dan menghentikan aliran listrik dari PLN ke lampu2 yang
dipasang. Alat ini sangat berguna untuk melakukan penghematan daya listrik untuk PJU yang
bekerja secara otomatis tergantung waktu yang ditetapkan pengelola.

6. Ada beberapa tiang PJU lama perlu perbaikan sehingga perlu pembongkaran ornament
lama dan perubahannya dengan ornament baru.

7. Setelah semua tiang dan jaringan kabelnya terpasang maka dilakukan pemasangan lampu
PJU baru yang berupa Lampu Induksi untuk PJU baru dan Lampu LPS sesuai dengan jajaran
PJU disekelilingnya.

8. Sementara itu dilakukan pengurusan penambahan daya untuk lampu2 PJU yang dipasang
ke PLN. Pengurusan Ijin ini dapat dilakukan seawal mungkin karena memerlukan penghitungan
bersama antara PLN dengan Pemda.

9. Setelah semua lampu, semua KWH meter, semua Timer-Switch terpasang, maka
dilakukan megger test, dan kemudian live-test. Setelah semua berfungsi dengan baik maka
dilakukan serah terima pekerjaan antara Kontraktor Pelaksana dengan Pemberi Tugas.
Secara diagram, Pelaksanaan Pekerjaan adalah sebagai berikut :

RINCIAN PEKERJAAN ELEKTRIKAL :

1) Pemasangan kabel jaringan pada tiang PJU

2) Pemasangan kabel infoor

3) Perakitan dan pemasangan box panel distribusi,

4) Pemasangan pentanahan

5) Perijinan pasang sambungan PLN

6) Penarikan kabel jaringan (jaringan udara dan jaringan tanah)

7) Pemasangan tiang dan stang

8) Pemasangan lampu.

1) Pemasangan kabel jaringan pada tiang PJU

Dari kedua arah (atau mungkin juga lebih), Kabel LVTC dipegang oleh pengikat
kabel J4. Sementara J4 terkait dengan bracket J4 yang terikat dengan tiang lampu
dengan menggunakan stainless steel strip.Diantara J4, kabel LVTC akan diberikan
spare/ cadangan kabel sekitar 50 cm. Kabel cadangan ini sangat diperlukan untuk
mempermudah perbaikan apabila terjadi kabel putus. Jika terjadi kabel putus,
makaperbaikan cukup melibatkan gawang yang mengalami kerusakan, tidak perlu
mengganggu gawang yang lain. Namun jika tidak disediakan cadangan kabel, apabila
terjadi kabel putus, besar kemungkinannya harus menarik dari gawang yang
bersebelahan.Pemakaian J4 yang terbuat dari aluminium cor untuk menjamin kekuatan
mengikat/ memegang kabelLVTC ukuran 3 x 10 mm. Pemakaian pengikat tipe lain (J2
atau J5) dikawatirkan kurang kuat dan dapat menimbulkan lepasnya kabel yang diikat,
sehingga harus dilakukan perbaikan. Hal ini jelas akan merepotkan operasionil

2) Pemasangan kabel infoor

Kabel infoor adalah kabel penghubung antara JTR (jaringan tegangan rendah) PLN ke
APP atau KWH meter. Kabel infoor tersambung ke JTR dengan menggunakan Alcoa
Bandleid Konektor. Untuk lebih menjamin keamanan dan estetika, maka kabel infoor
akan dibungkus dengan pipa infoor dimana pipa infoor menempel pada tiang dengan
bantuan stainless belt dan stopping belt. Pada ujung atas pipa infoor dipasang T pralon
untuk menghindarkan masuk nya air hujan kedalam pipa infoor.Pada ujung bawah, pipa
infoor disambung dengan pipa flexible yang masuk ke box panel distribusi.

3) Perakitan dan pemasangan box panel distribusi

Perangkat yang terpasang pada box panel meliputi :

1. KWH meter dan MCB dari PLN

2. Timer kontaktor

3. Terminal kabel

4. MCB distribusi

5. Terminal pentanahan

Kecuali KWH meter dan MCB yang dipasang oleh PLN, perangkat lainnya
dipasang/dirakit terlebih dahulu pada loyang box panel. Perakitan dikerjakan di
bengkel, dan dipastikan sudah terpasang semuanya dengan benar sebelum dibawa ke
lokasi dan dipasang pada tiang PJU Kabel infoor akan disambungkan oleh petugas PLN
ke KWH meter. Kabel output dr KWH meter akan terhubung ke Terminal Kabel. Dari
Terminal Kabel masuk ke terminal Timer Konektor. Saluran netral dari Terminal Kabel
terhubung dengan netral dari Timer Kontaktor. Sementara 3 (tiga) terminal positif pada
Timer Kontaktor di by pass menjadi satu dan terhubung dengan saluran positif dari
Terminal Kabel. Output Timer Kontaktor ada 3 (tiga) terminal, dimana yang 2 (dua)
terminal akan tersambung ke MCB Distribusi, sementara 1 (satu) terminal sebagai
cadangan.MCB Distribusi terdiri dari 4 (empat) unit, masing-masing 2 (dua ) unit
mencatu kesatu arah, sementara 2 (dua) unit lainnya mencatu ke arah lain.Box panel
dilengkapi dengan Terminal Pentanahan. Semua saluran netral, baik dari ouput KWH
meter, Timer Kontaktor, jaringan PJU, disambungkan dengan Terminal Pentanahan,
untuk selanjutnya dikoneksikan dengan pentanahan.Pada sisi bagian dalam pintu panel
dilengkapi dengan wiring diagram yangmenunjukkan jumlah beban dan jaringan PJU
yang dilayani oleh panel dimaksud.Box panel distribusi terpasang terikat pada tiang
PJU dengan menggunakan stainless belt dan stopping belt. Penempatan letak
pemasangan panel ditentukan oleh Dinas Teknis dengan memperhatikan jarak antara
panel induk dengan gardu distribusi PLN sependek mungkin.Ketinggian box panel
sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah, dengan tujuan agar angka penunjukkan KWH
meter bisa mudah dilihat, disamping untuk tujuan pengaman dan perawatan.

4) Pemasangan pentanahan.

Ground Rod diameter 16mm tertanam sedalam 2,4 meter, diperkirakan sudah bisa
memberikan pentanahan yang baik, kurang dari 10 Ohm. Dengan angka resistansi yang
kecil akan lebih menjamin keandalan operasionil perangkat listrik, karena
berkurangnya antara lain gangguan elektrostatik.Antara Ground Rod dengan Terminal
Pentanahan di box panel, dihubungkan dengan kawat baja diameter 16mm. Untuk
keamanan dan estetika, kawat baja pentanahan dibungkus dengan pipa paralon.Untuk
lebih meningkatkan keandalan pentanahan, maka pada dua tiang PJU yang terjauh
letaknya dari box panel dipasang juga pentanahan.

5) Perijinan pasang sambungan PLN

Untuk pengajuan ijin pemasangan KWH meter ke PLN,diajukan permohonan


pemasangan KWH meter dengan kelengkapan sebagai berikut :

- Surat permohonan meterisasi dan/atau mutasi data dari pelanggan, dalam hal ini
Pemerintah Kota Pekalongan

- Surat kuasa dari Pemda kepada yang mengurus perijinan,

- Gambar lokasi,

- Rekening ID Pelanggan terdekat.

Dikarenakan proses perijinan ke PLN terkadang perlu waktu cukup lama, maka akan
pengajuan perijinan dilakukan segera setelah pekerjaan dimulai atau bahkan sebelum
pekerjaan dimulai. Dengan demikian diharapkan dalam kurun waktu pelaksanaan
pekerjaan yang tidak terlalu lama ini, semua perijinan sudah diperoleh dan KWH meter
sudah bisa terpasang dengan baik.

6) Penarikan jaringan kabel

6. a) jaringan kabel udara.

Saluran 3 (tiga) kabel LVTC dikoneksikan sedemikian rupa (lihat gambar) sehingga
lampu yang bersebelahan tidak tersambung dengan saluran yang sama . Dengan
demikian, jika terjadi gangguan pada salah satu MCB, tidak mengakibatkan matinya 2
(dua) lampu yang terletak bersebelahan, sehingga area tersebut tidak mengalami gelap
total. Pola interkoneksi ini untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada
masyarakat. Penarikan kabel jaringan udara dari tiang ke tiang memperhatikan
beberapa persyaratan :

- Tidak sejajar dengan kabel-kabel telekomunikasi dengan jarak kurang dari 1 meter.

- Bila terdapat persilangan dengan kabel_kabel telekomunikasi, maka jarakminimum


kedua kabel harus 30 cm.

- Penarikan jaringan PJU tidak keluar dari batas-batas supply gardu distribusi PLN.

- Jarak dari titik terendah rentang kabel terhadap pemukaan tanah minimal 5 meter.

- Pada setiap persimpangan jalan, penyambungan dari ujung-ujung jaringan harus


menggunakan tap connector sesuai standard

6.b) Jaringan Kabel Tanah

Kabel tanam terdiri dari 2 (dua) bagian utama :

- Tertanam pada aspal jalan

- Aspal perlu digali dengan jack hammer sedalam minimal 10 cm .

- Dipakai kabel tanah jenis NYY ukuran 4 x 6 mm.

- Kabel dibungkus dengan pipa pralon dan digelar pada dasar galian aspal.

- Diatas pralon ditimbun dengan macadam setebal 5 cm dan paling atas adalah aspal
hormix setebal 2 cm.

- Tertanam pada tanah di pembagi jalan.

- Digali dengan kedalaman 20 cm

- Kabel dibungkus pipa pralon

- Ditimbun dengan tanah dan pemadatan

7) Pemasangan tiang dan stang.

Pemakaian tiang menyesuaikan dengan kondisi sekitarnya.


- Untuk jalan protocol, dimana sudah terpasang tiang hexagonal 11 meter dengan 2
stang /pole.

- Untuk jalan non protocol dimana sudah terpasang tiang 7 meter dengan single pole.

- Untuk tiang bantuPJU melengkapi tiang PLN, dipergunakan tiang 7 meter tanpa
pole. Pemasangan stang lampu dengan menggunakan beugel klem.

Tiang galvanise ukuran diameter 5 inchi pada pangkal bawah dan 3 inchi dipangkal
atas. Angkur ditanam sedalam 1 (satu) meter, dan untuk memperkuat kedudukannya,
sedalam 30 cm sampai dengan 20 cm diatas permukaan tanah dicor dengan semen-
pasir.

Stang lampu dengan diameter 2 inchi dipasang pada bagian atas tiang dengan
menggunakan pengikat 2 (dua) unit begel klem. Besarnya begel klem ke tiang lampu
disesuaikan dengan diameter tiang.

8) Pemasangan lampu

Pemasangan armature lampu dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Pelepasan lapisan pelindung lampu

2) Pemeriksaan instalasi didalam armature, pastikan sudah benar.

3) Pengetesan penyalaan lampu

a. Armature terpasang dengan baik dan kokoh pada ujung stang ornament. Pastikan tidak
lepas atau menjadi miring akibat getaran angin dan gesekan ranting pohon.

9. PEKERJAAN LAIN-LAIN

- Administrasi / Dokumentasi

Untuk melengkapi Administrasi/Dokumentasi dan laporan-laporan akan dikerjakan :

* Laporan berkala secara menyeluruh

* Catatan kemajuan pekerjaan, yang ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan / Pemilik.

* Dokumen Foto, meliputi :

- Pekerjaan sebelum dilaksanakan


- Pekerjaan sedang dilaksanakan

- Pekerjaan setelah dilaksanakan

Disusun rapi dan diketahui Direksi Pekerjaan. Foto-foto diambil pada setiap STA.

* Membuat as built drawing atau gambar yang sesuai pekerjaan lapangan

* Membuat Laporan harian, mingguan dan bulanan

* Membuat Back-up data sesuai dengan hasil pekerjaan dilapangan.

Demobilisasi

Semua alat kerja yang digunakan pada akhir/finishing pelaksanaan pekerjaan segera dilakukan
Demobilisasi kembali kepada Pemberi Dukungan Alat.

Pembersihan Akhir

Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor akan melakukan pembersihan
akhir dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-lain akan di bongkar dan diangkut ke luar lokasi
menurut petunjuk direksi. Pembersihan ini dikerjakan pada semua lini yang terjadi akibat efek
dari pelaksanaan pekerjaan. Pihak pelaksana bersama-sama konsultan pengawas/Direksi,
PPTK/PPK dan KPA melakukan serah terima pekerjaan. Dalam jangka waktu masa
pemeliharaan selama waktu yang telah ditentukan segala sesuatu yang terjadi dari hasil pekerjaan
tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana dan harus dilakukan perawatan.

Disetujui : Malang, 10 Juni 2017

PT MITA SUMBER BERANTAS Dibuat Oleh;

Erlangga,S.st,ME. Firman gani .ST


Diretur Pimpinan Teknik

Anda mungkin juga menyukai