Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum, salah satu hukum
yang harus ditaati di negara ini yaitu hukum pajak. Perpajakan merupakan salah
satu komponen penting dalam perekonomian Indonesia dan berbagai negara
lainnya. Bagi pemerintah, perpajakan merupakan wujud nyata kemandirian
pendanaan pembangunan. Perjalanan Tax Reform sampai saat ini sudah
mengalami beberapa kali penyempurnaan dan penyesuaian dalam rangka
mendukung kemandirian bangsa Indonesia untuk memenuhi tuntutan APBN yang
dari tahun ke tahun selalu meningkat, yaitu penerimaan pajak memegang peranan
70%-80% dari target yang dicantumkan dalam APBN.
Untuk melaksanakan sistem perpajakan di Indonesia tidaklah terlalu
mudah karena masyarakat di Indonesia harus mengerti pajak dan cara-cara
perhitungannya, agar tidak terjadi kesalahan dan penyimpangan dalam
perhitungan maupun dalam pembayaran pajak, oleh karena itu pemerintah
mengeluarkan peraturan berupa undang-undang perpajakan. Undang-undang
tersebut mengatur mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pajak, baik
mengenai subjek pajak, objek pajak, dasar pengenaan pajak maupun tata cara
perhitungan pajak.
PengertianPajakmenurutUndang-undangNomor 28 Tahun 2007
TentangKetentuanUmumdan Tata Cara PerpajakanPasal 1 ayat 1 menyebutkan:
Pajak adalah iuran kepada Negara yang dapat dipaksakan yang
terutang oleh wajib pajak menurut undang-undang dan peraturan-
peraturan yang berlaku dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung yang dapat dinikmati oleh wajib pajak.

Pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran serta


wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban
perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan pembangunan negara dan
pembangunan nasional. Pemerintah saat ini telah menyediakan sistem
pemungutan pajak yang lebih mudah bagi masyarakat, yaitu dengan Self
Assessment System artinya masyarakat bisa berpartisipasi aktif dalam menghitung,

1
2

memperhitungkan, membayar dan melaporkan pajak yang terutang sendiri.


Dengan adanya sistem seperti ini, pemerintah mengharapkan administrasi
perpajakan dapat dilaksanakan dengan lebih rapih dan mudah dipahami oleh
masyarakat wajib pajak.

Undang-undangPerpajakanmembagijenispajak yang dipungutmenjadi 5


(lima) jenispajak, diantaranyaPajakPertambahanNilai (PPN),
PajakPenjualanatasBarangMewah (PPnBM), PajakPenghasilan (PPh),
PajakBumidanBangunan (PBB), Bea PerolehanHakatas Tanah (BPHTB) dan Bea
Materai. PajakPenghasilan (PPh) diaturdalamUndag-
undangperpajakanyaituUndang-undang No. 36 Tahun 2008.Pengertian Pajak
Penghasilan menurut Undang-undang Nomor 36 Tentang Pajak Penghasilan Pasal
1 menyebutkan bahwa :

Pajak Penghasilan dikenakan terhadap Subjek Pajak atas


penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak.

Sedangkan pengertian Pajak Penghasilan menurut PSAK 46 (2010:46.8) :

Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan


peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas laba kena pajak
entitas.

Salah satu jenis pajak penghasilan yang


dipotongyaituPajakPenghasilanPasal 23. PajakPenghasilanPasal 23
merupakanpajakpenghasilan yang dipotongataspenghasilan yang
diterimaataudiperolehWajibPajakdalamnegeridanBentuk Usaha Tetap (BUT)
yang berasaldari modal, penyerahanjasa, ataupenyelenggaraankegiatan yang
telahdipotongPajakPenghasilanPasal 21, yang
dibayarkanatauterutangolehbadanpemerintahatausubjekpajakdalamnegeri,
penyelenggarakegiatan, Bentuk Usaha
Tetapatauperwakilanperusahaannegerilainnya.

Dasar hukum pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 23 pada mulanya adalah


Undang-undang Nomor 7 tahun 1983, namun demikian undang-undang ini terus
3

mengalami revisi. Revisi terakhir yang berlaku saat ini adalah Undang-undang
Nomor 36 tahun 2008.
Salah satujasa yang dikenakanPajakPenghasilanPasal 23
yaitujasateknik.JasateknikmenurutSuratEdaranDirekturJenderalPajakNomor SE-
35/PJ/2010 merupakanpemberianjasadalambentukpemberianinformasi yang
berkenaandenganpengalaman di bidangindustri,
perdagangandanilmupengetahuan.Jasateknikiniseringdibutuhkandandimanfaatkan
salahsatunyaoleh PT.PLN (Persero) untukpembangunankonstruksidangardu-
gardulistrik.
PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) DistribusiJawa Barat danBanten
Area Garut yang selanjutnya disebut PT. PLNsebagaibadanusahamilik Negara
yang berbentukperusahaanperseroan (Persero) yang
menyediakantenagalistrikbagikepentinganumumdengantetapmemperhatikantujuan
perusahaanyaitumenghasilkankeuntungansesuaidenganUndang-Undang
No.19/2000. PT.PLN (Persero) pun banyakmelakukankerjasamadenganpihak lain
untukkepentinganperusahaan, terutamauntukmendapatkanjasadaripihak lain.Salah
satujasa yang paling
banyakdimanfaatkanyaitupenggunaanJasaTeknik.BerikutinimerupakandaftarPajak
PenghasilanPasal 23 yang dipotongoleh PT.PLN(Persero)selamaperiodetahun
2010.
Tabel 1.1
DaftarPajakPenghasilanPasal 23 yang Dipotong PT.PLN (Persero)
Area GarutPeriodeTahun 2010

No JenisPenghasilan JumlahPenghasilanBruto PPhPasal 23


1 Dividen - -
2 Bunga *) - -
BungaSimpanan yang
3 - -
dibayarkanolehKoperasi
4 Bunga/ DiskontoObligasi - -
5 Royalti - -
6 HadiahdanPenghargaan - -
SewadanPenghasilan Lain
7 Rp 1,625,749,500 Rp 109,000,610
sehubungandenganpenggunaanharta**)
JasaTeknik, JasaManajemen,
8 Rp 6,962,553,475 Rp 298,006,110
JasaKontruksikecualiKonsultanKonstruksi
Jasa Lain ex SK DirjenPajak No. KEP-
9 Rp 315,271,850 Rp 8,111,412
305/PJ/2001 : ***)
4

Sumber : PT. PLN BagianKeuangandiolahkembali

Berdasarkantabel 1.1
dapatdilihatbahwapemotonganPajakPenghasilanPasal 23 yang dilakukanoleh PT.
PLN (Persero) yang paling besarPajakPenghasilanPasal 23 yang
dipotongselamaperiodetahun 2010yaituJasaTeknik,
JasaManajemendanJasaKonstruksi. Hal initerjadikarena PT. PLN (Persero)
banyakmelakukankerjasamadenganpihakrekanandalambidangJasaTeknik.

Adapunsalahsatusyaratprokuremen yang dilakukanterhadap vendor yang


dilakukanoleh PT.PLN yaitu vendor harusmemilikiNomorPokokWajibPajak
(NPWP).DalamhaliniPT.PLN (Persero)
memilikikewajibansebagaiWajibPajakBadanuntukmelakukanperhitungan,
pemotongan, penyetorandanpelaporanPajakPenghasilanPasal 23 yang
sehubungandenganjasapihak lain.

Selainitu PT PLN (Persero) pun


harusdapatmemperhatikanbagaimanapencatatansecaraAkuntansiPajaksesuaidenga
n PSAK No. 46 tentangPajakPenghasilandanpelaksanaan yang
sesuaidenganperaturanperundang-undanganperpajakan.Pelaksanaanpemotongan,
pembayarandanpelaporanPajakPenghasilanPasal 23 merupakanhal yang penting
demi terjaganyahubungankerjasamaantara PT. PLN (Persero) denganpihak lain
ataurekanan.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk membahas tentang
masalah bagaimana penerapan Pajak Penghasilan Pasal 23 pada perusahaan yaitu,
sebagai wajib pajak yang melaksanakan kewajiban perpajakan. Oleh karena itu,
penulis mengambil laporan tugas akhir ini dengan judul : TINJAUAN ATAS
PELAKSANAANPEMOTONGAN, PENYETORAN, PELAPORAN DAN
PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 ATAS
JASA TEKNIK PADA PT. PLN (PERSERO) AREA GARUT PERIODE
TAHUN 2010.

1.2.Identifikasi Masalah
5

Adapun beberapa identifikasi masalah dalam penulisan Laporan Tugas


Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan perhitungan, pemotongan, penyetorandanpelaporan
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23ataspenghasilan lain
sehubungandenganpihakjasateknikyang dilakukan oleh PT. PLN (Persero)
Area Garut?
2. BagaimanapenerapanAkuntansiPajakterhadapPajakPenghasilanPasal 23 yang
dilakukanoleh PT. PLN (Persero) Area Garut?
3. Kendala-kendala apa saja yang timbul dalam pelaksanaan perhitungan,
pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23
pada PT. PLN (Persero) Area Garut?

1.3. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai
berikut :
1. Untukmengetahui pelaksanaan perhitungan, pemotongan,
penyetorandanpelaporanPajak Penghasilan (PPh) Pasal
23ataspenghasilanlainsehubungandenganpihakjasateknikyang dilakukan
oleh PT. PLN (Persero) Area Garut.
2. UntukmengetahuipenerapanAkuntansiPajakterhadapPajakPenghasilanPasa
l 23 yang dilakukanoleh PT.PLN (Persero) Area Garut.
3. Untukmengetahui kendala-kendala apa saja yang timbul dalam
pelaksanaan perhitungan, pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak
Penghasilan (PPh) Pasal 23 pada PT. PLN (Persero) Area Garut.

1.4. Kegunaan Laporan Tugas Akhir


Hasil penulisan Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan
kegunaan bagi berbagai pihak, antara lain :
1. Perusahaan
Diharapkan laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan
masukan dalam melaksanakan perhitungan, pemotongan, penyetoran, dan
pelaporan Pajak Pengahasilan (PPh) Pasal 23PT. PLN (Persero) Area Garut.
6

2. Penulis
Selain untuk memenuhi laporan tugas akhir sebagai syarat kelulusan
pendidikan Akuntansi D3, penulis dapat mengetahui ilmu yang lebih banyak
dan dapat lebih memahami Akuntansi dalam bidang perpajakan serta
perkembangan perpajakan di Indonesia.

3. Pihak Lain
Diharapkan Laporan Tugas Akhir ini menjadi sumber wawasan dalam
perpajakan dan dapat dijadikan sebagai bahan literatur serta kajian lebih
lanjut.

1.5. Lokasi dan Waktu KerjaPraktik


KerjaPraktikinidilakukan di kantor PT. Perusahaan Listrik Negara
(Persero) DistribusiJabardanBanten Area Garut yang berlokasi di
JalanOtistaNomor 140A TarogongGarut 44151
denganwaktukerjapraktikmulaidaritanggal 1 Agustussampaidengan 31 Agustus
2012.

Anda mungkin juga menyukai