Resume Presentasi Wave Power

Adimas Prasetyaaji (12/333664/TK/40007)

Atika Hasna (12/328517/TK/38999)

Ananda Ruri Juwitaningrum (12/330061/TK/39252)

Gambaran besar (whole picture) energi di tahun 2035 yang diproyeksikan berdasarkan
data tahun 2014 menyebutkan bahwa kebutuhan energi dunia 20 tahun mendatang akan naik
41 %. Lebih dari setengah dari kebutuhan tersebut digunakan untuk power generation.
Padahal di Indonesia saat ini, power generation memerlukan sekitar 82% bahan bakar dari
bahan bakar fosil dan 16% hydropower dan sisanya dari renewable energy. Sehingga perlu
adanya diversifikasi dan optimasi di sektor renewable energy.

Indonesia yang merupakan salah satu negara yang berkembang tentunya memiliki
aktivitas ekonomi yang menggeliat naik setiap tahun. Dengan semakin tingginya
pertumbuhan ekonomi tersebut, menyebabkan kebutuhan energi meningkat. Namun
peningkatan ini kurang merata antarpulau di Indonesia. Sehingga perkembangan kelistrikan
di daerah rural tersebut sulit untuk dilakukan.

Konsekuensi yang didapatkan dengan peningkatan konsumsi energi ini adalah peningkatan
emisi yang dihasilkan pada power generation plant, karena mayoritas bahan bakarnya masih
coal.
Oleh karena itu, diperlukan sumber energi bersih dan terbarukan serta yang mampu
menjangkau daerah rural seperti pulau terpencil dan di dekat pesisir. Energi yang paling
cocok untuk kondisi seperti di atas adalah WAVE POWER.
Sumber dan Potensi
Sumber

Gelombang laut dapat disebabkan oleh:

1. Angin

2. Daya tarik bumi-bulan-matahari

3. Gempa di dasar laut

4. Gerakan kapal

Kecepatan arus pasang surut di perairan pantai-pantai Indonesia umumnya kurang dari 1,5
m/s, kecuali di selat-selat diantara pulau-pulau sunda kecil seperti di Selat Bali, Lombok, dan
Nusa Tenggara Timur, kecepatan signifikannya bisa mencapai 2,5-3,4 m/s (Sudjono, 2007)

Arus pasang surut terkuat yang tercatat di Indonesia adalah di Selat antara Pulau Taliabu dan
Pulau Mangole di Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara, mencapai kecepatan 5 m/s,
namun durasinya hanya mencapai 2-3 jam per hari.

Potensi

Ombak dengan tinggi 1 m dan periode 9 detik memiliki daya sebesar 4,3 kW per meter
panjang gelombang.
PROSES DAN TEKNOLOGI

Salah satu potensi laut dan samudra yang belum banyak diketahui masyarakat umum
adalah potensi energi laut dan samudra untuk menghasilkan listrik. Gelombang yang selama
ini dijadikan sarana olahraga bagi para peselancar, kini bisa menjadi sumber energi tiada
henti. Laut melingkupi 70 persen permukaan bumi. Gelombangnya menyimpan energi besar
yang dapat menggerakkan turbin-turbin sehingga menghasilkan listrik. Energi gelombang ini
dapat dimanfaatkan untuk mensuplai kebutuhan energi seuatu kota pelabuhan misalnya. Para
peneliti memperkirakan, hanya dengan memanfaatkan 0,2 per sen energi gelombang laut
dapat menyalakan semua bola lampu di seluruh dunia. Problemnya agak sulit memperkirakan
kapan gelombang laut cukup besar sehingga memproduksi energi yang cukup. Solusinya
adalah dengan menyimpan sebagian energi ketika gelombang cukup besar.

Namun, bagaimanapun juga, pengembangan teknologi pembangkit energi gelombang

masih tertinggal 10 sampai 20 tahun dibelakang pengembangan teknologi pembangkitan
energi terbarukan lainnya seperti angin dan surya.

Pemanfaatan gelombang air laut menjadi energi pada prinsipnya adalah dengan
memanfaatkan energi kinetik yang dimiliki oleh gelombang laut untuk menggerakkan turbin
baik secara langsung maupun melalui media udara. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penginstalasian teknologi ini adalah kekuatan gelombang laut yang cukup besar untuk dapat
menggerakkan turbin atau menghempaskan udara untuk menggerakkan turbin. Biasanya
dipilih tempat-tempat seperti selat atau sepanjang garis pantai dimana kecepatan dan
kekuatan ombak di daerah-daerah tersebut tercatat lebih besar dibandingkan lautan lepas. Hal
ini dikarenakan gelombang laut sepanjang garis pantai ataupun gelombang laut selat selain
dipengaruhi oleh kecepatan angin juga dipengaruhi oleh plat daratan serta angin darat dan
angin laut.

Secara sederhana, konstruksi instalasi dari pembangkit listrik tenaga gelombang ini
terdiri atas mesin konversi energi gelombang, turbin, dan generator. Mesin konversi energi
gelombang adalah alat yang digunakan untuk mengubah gelombang laut sebagai bentuk
energi seperti float yang digunakan sebagai pengubah gelombang laut menjadi kinetis udara.
Turbin merupakan bagian penting dalam suatu pembangkit tenaga listrik. Untuk pemanfaatan
gelombang laut, jenis turbin yang biasa digunakan adalah turbin air dan turbin udara. Turbin
air menggunakan media air sebagai fluida kerjanya, biasanya dipakai pada sistem buoy tipe.
Sementara turbin udara menggunakan udara sebagai fluida kerja dan banyak digunakan pada
tipe oscilatting water column. Pada generato, energi mekanik dari turbin diubah menjadi
energi listrik.

Secara sederhana, skema sistem pembangkit listrik tenaga gelombang dapat dilihat di
bawah ini
 Sementara untuk jenis-jenis instalasi sistem pembangkit listrik tenaga gelombang
dapat dilihat pada gambar-gambar berikut ini :
Jenis-jenis piston yang digunakan dapat dilihat pada gambar-gambar berikut
Prospek Pengembangan

Kelebihan tenaga arus laut dibandingkan dengan sumber energi konvensional atau energi
terbarukan lainnya yaitu densitas air laut 800 kali densitas udara sehingga untuk
menghasilkan daya energi yang sama maka ukuran diameter turbin energi arus laut akan jauh
lebih kecil dari turbin angin sehingga tidak memerlukan penggunaan lahan yang luas seperti
sumber energi angin.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI) pada
kongres II bulan September 2011, secara hipotetik, total sumber daya energi laut nasional
sangat cukup berlimpah yaitu mencapai 727.000 MW. Namun demikian, potensi energi laut
yang dapat dimanfaatkan dengan menggunakan teknologi sekarang dan secara praktis
memungkinkan untuk dikembangkan, berkisar antara 49.000 MW, diantaranya 4800 MW
dari tenaga arus laut (situs esdm.go.id tanggal 20 September 2011).

Pilot Project di Indonesia

Prototipe turbin pertama telah dibangun secara kemitraan bersama Kelompok Teknik T-Files
ITB dan PT Dirgantara Indonesia, dengan mengadopsi dan memodifikasi model turbin
Gorlov skala kecil (0,8 kW/cel). Kelompok T-Files ITB adalah kelompok mahasiswa yang
terdiri dari berbagai latar belakang keilmuan yang secara langsung dibimbing oleh Prof.
Iskandar Alisyahbana (Alm), mengembangkan berbagai jenis pembangkit listrik tenaga arus
laut skala kecil menggunakan generator type PMG (Permanent Magnet Generator).

Beberapa Success Story

Pembangunan PLTAL yang telah dilakukan oleh berbagai negara maju seperti Sea Flow dan
Sea Snail (Inggris), SeaGen (Irlandia), Clean Current Mark III (Canada), Kobold dan Marcee
(Italia), memperlihatkan bahwa energi dari laut ini telah berhasil dikembangkan menjadi
pembangkit yang berskala komersial dengan kapasitas terpasang 300kW 2,0 MW per unit
pembangkit.
SUMBER

http://aseli.co/index.php?option=com_content&view=article&id=72:art-energi-gelombang-
laut&catid=40:cat-article&Itemid=53

http://aseli.co/index.php?option=com_content&view=article&id=73&catid=40&Itemid=53

http://pad1.whstatic.com/images/thumb/6/62/Derive-Kinetic-Energy-Formula-Step-
5.jpg/670px-Derive-Kinetic-Energy-Formula-Step-5.jpg (21:12)

http://pad3.whstatic.com/images/thumb/e/e3/Calculate-Potential-Energy-Step-4.jpg/-crop-
342-254-339px-nowatermark-Calculate-Potential-Energy-Step-4.jpg

http://www.worldbank.org/en/publication/global-economic-
prospects/data?variable=NYGDPMKTPKDZ&region=EAP

http://www.indexmundi.com/g/g.aspx?c=id&v=81

http://www.eia.gov/countries/cab.cfm?fips=ID

http://cdiac.ornl.gov/trends/emis/ido.html

http://www.green-communications.fr/IMG/png/green-globe.png

https://www.vaultnetworks.com/wp-content/uploads/2012/11/GreenEarth.png

http://mountainwiremanagement.com/wp-
content/uploads/2011/04/energy_management_1.jpg

http://biomassbriquetting.files.wordpress.com/2014/05/briquetting-plant-
technology.png?w=300&h=261

https://fbcdn-sphotos-g-a.akamaihd.net/hphotos-ak-
ash3/t1/s403x403/7215_372995136133721_458277532_n.png