ABSTRAK
Mindi (Melia azedarach L.) dari suku Meliaceae merupakan salah satu jenis
tanaman yang memiliki beberapa golongan senyawa salah satunya alkaloid. Daun Mindi
(Melia azedarach L.) telah diekstrak dengan pelarut etanol 96% secara maserasi untuk
penapisan fitokimianya. Alkaloid dapat diisolasi dari ektrak metanol-air daun Mindi dengan cara
penggaraman yang kemudian diekstraksi dengan eluen etil asetat. Pemisahan alkaloid dengan
KLT preparatif menggunakan eluen etil asetat:kloroform (6:4) dan uji kemurniannya
dengan metode KLT berbagai eluen tunggal, campuran, dan dua dimensi. Analisis struktur
terhadap isolat alkaloid menggunakan spektro meter UV-Vis, FT-IR, dan LC-MS serta uji
sitotoksik ekstrak alkaloid dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Identifikasi isolat
alkaloid menggunakan spektrometri UV-Vis menunjukkan alkaloid golongan indol, dengan
panjang gelombang 220 nm dan 270 nm. Analisis menggunakan spektrometri FTIR
menunjukan isolat alkaloid memiliki gugus fungsi N-H, O-H, CH3, CH2, C=C aromatik, C-N,
dan C=O, dan analisis dengan LC-MS isolat alkaloid memiliki berat molekul 290,45 g/mol.
Hasil uji sitotoksik ekstrak alkaloid menunjukkan LC50 sebesar 21,273 ppm, sehingga
dapat disimpulkan bahwa ekstrak alkaloid bersifat sangat sitotoksik.
ABSTRACT
Mindi (Melia azedarach L.) from Meliaceae tribe is one kind of plant that has several
classes of compounds, one is alkaloid. The Mindi leaf has been extracted using a solvent of
96% ethanol by maseration method for elucidation of its fitochemistry. Alkaloid can be isolated
from methanol-water extract of mindi leaf by salting extracted with ethyl acetate eluent.
Separation of alkaloids was performed by preparative TLC using the eluent ethyl acetate:
chloroform (6:4) and test its purity by TLC method using eluent single variety, mix, and two-
dimensional. Structure analysis of the alkaloid isolates were carried out using UV-Vis
spectrophotometer, FT-IR, and LC-MS as well as test cytotoxic alkaloid extrac usingt BSLT
(Brine Shrimp Lethality Test) method. Identification of the alkaloid isolates using UV-Vis
spectrometry showed that indole-group alkaloid has wavelengths of 220 nm and 270 nm.
Analysis using FTIR spectrometry showed that alkaloids isolate has a functional group N-H, O-
H, CH3, CH2, C = C aromatic, C-N and C = O. The isolat has a molecular weight of 290.45 g /
mol by analysis using LC-MS. The cytotoxic test showed that LC50 of alkaloid extract of 21.273
ppm, so that it can be concluded that the alkaloid extract is highly cytotoxic.
33
34 Fitriyani dkk., Isolasi, Identifikasi, Dan Uji Sitotoksik
klorofil dengan filtrat. Simplisa dan ekstrak Uji Aktivitas: Telur Artemia salina
yang didapatkan dilakukan analisis dimasukkan di dalam air garam selama 2 x
0
penapisan fitokimia yang meliputi alkaloid, 24 jam. Suhu penetasan adalah 25-30 C
flavonoid, tanin, kuinon, saponin, dan dan pH 6-7. Telur akan menetas setelah
steroid/ triterpenoid. 1824 jam dan larvanya siap untuk uji
Isolasi Alkaloid: Fraksi yang berupa BSLT. Sampel dari ekstrak alkaloid diambil
metanolair dilakukan partisi menggunakan 62,5 mg, dilakukan pengenceran dengan
n-heksan dan kloroform. Fraksi metanol-air konsentrasi 1000, 100, dan 10 ppm.
yang didapatkan dilakukan penggaraman Pengujian dilakukan dengan memasukkan
menggunakan HCl 2 M hingga pH 3 lalu 10 ekor larva Artemiasalina berumur 48 jam
diekstraksi dengan pelarut etil asetat ke dalam botol vial yang telah berisi larutan
sehingga didapatkan lapisan asam. Pada ekstrak alkaloid. Setelah 24 jam, jumlah
lapisan asam dilakukan penambahan larva yang mati dihitung dan dilakukan
NH4OH hingga pH 9 kemudian dilakukan analisis probit untuk menentukan aktivitas
ekstraksi kembali dengan pelarut etil asetat. LC50 ([5].
Setelah itu diuapkan hingga didapatkan
ekstrak alkaloid, dan dilakukan pemisahan PEMBAHASAN
menggunakan KLT sebagai fase diam
Penapisan fitokimia berfungsi untuk
berupa silika gel GF254 dan eluen berupa
mengetahui keberadaan golongan senyawa
etil asetat : kloroform (6:4). Noda yang
metabolit sekunder yang terkandung di
terbentuk dilakukan uji alkaloid dengan
dalam simplisia serbuk maupun di dalam
pereaksi Dragendorf. Noda positif alkaloid
ekstrak etanol. Penapisan fitokimia yang
dilakukan pemisahan menggunakan KLT
dilakukan secara kualitatif dengan
preparatif dengan fase diam silika gel
mengidentifikasi keberadaan suatu
GF254, ketebalan 2 mm dan eluen berupa
senyawa tanpa menentukan kadarnya.
etil asetat : kloroform (6:4).
Prinsip penapisan fitokimia ialah analisis
Uji Kemurnian: Uji kemurnian isolat
golongan kimia tumbuhan dengan uji
alkaloid dilakukan dengan KLT berbagai
spesifik dengan reagen yang memberikan
pelarut tunggal (etil asetat, etanol, n-
uji spesifik terhadap golongan kimia
heksana), campuran (etil asetat:etanol
tertentu. Golongan yang diidentifikasi pada
(7:3), etil asetat:etanol (8:2), etil asetat:n-
penelitian ini antara lain alkaloid, flavonoid,
heksana (7:3), etil asetat:n-heksana (8:2)),
tanin, saponin, kuinon, steroid dan
juga KLT dua dimensi (etil asetat: etanol
triterpenoid. Hasil penapisan fitokimia dapat
(9:1) dan etil asetat: n-heksana (9:1))
dilihat pada Tabel 1.
hingga diperoleh satu noda.
Karakterisasi Isolat Alkaloid: Untuk Pada tabel 1 menunjukkan bahwa
mengetahui struktur isolat alkaloid yang penapisan fitokimia pada serbuk dan
ditambahkan dengan asam akan masing-masing 0,22; 0,36; 0,64; dan 0;89.
kemudian diekstraksi dengan pelarut etil Dragedorf untuk mengetahui noda mana
asetat, untuk memisahkan senyawa yang positif alkaloid, dan yang positif yaitu
alkaloid dengan senyawa yang bukan pada noda ke-4, dengan Rf 0,89, yang
alkaloid, karena alkaloid terikat pada ditandai dengan terbentuknya warna merah
-1
Serapan pada panjang gelombang pada panjang gelombang 1095,97 cm
220 nm dan 270 nm mengindikasikan menunjukkan adanya vibrasi ulur C-N.
adanya senyawa aromatik dan ikatan Serapan pada panjang gelombang 799,19
-1
terkonjugasi [4]. cm menunjukkan adanya substitusi pada
Hasil analisis FTIR, pada gambar cincin aromatik.
6,menunjukkan serapan pada panjang
Isolat alkaloid dianalisis lebih lanjut
-1
gelombang 3452,94 cm yang merupakan
menggunakan Liquid Chromatography
serapan dari vibrasi ulur gugus N-H. Vibrasi
Mass Spectroscophy (LCMS) untuk
ulur C-H alifatik muncul pada panjang
mengetahui kemurnian dan berat molekul
-1 -1
gelombang 2927,26 cm dan 2860,37 cm .
senyawa alkaloid. Hasil kromatogram hasil
Serapan pada panjang gelombang 1735,83
LC-MS isolat alkaloid dapat dilihat pada
-1
cm menunjukkan adanya vibrasi ulur C=O.
gambar 7.
Vibrasi ulur C=C aromatik muncul pada
-1 Berdasarkan kromatogram pada
panjang gelombang 1643,49 cm . Adanya
-1 gambar 7, menunjukkan bahwa isolat
serapan 1552,66 cm menunjukkan
alkaloid belum murni, karena terdapat 3
adanya N-H tekuk.Vibrasi tekuk C-H
puncak. Puncak pertama (T 1) pada waktu
alifatikasimetri muncul pada panjang
-1 retensi 1,8 menit, puncak kedua (T2) pada
gelombang 1460,28 cm . Vibrasi tekuk C-H
2,3 menit, dan puncak ketiga (T 3) pada 3,0
alifatik simetri muncul pada panjang
-1 menit.
gelombang 1385,65 cm . Adanya serapan