Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTANAGUNG
SEMARANG
2017
1. Jelaskan mekanisme deglutisi
a. Stadium volunteer
Bila makanan siap untuk ditelan, secara sadar makanan ditekan atau
didorong ke bagian belakang mulut oleh tekanan lidah ke atas dan
belakang terhadap palatum. Jadi, lidah memaksa bolus makanan masuk
ke dalam pharynx.
b. Stadium pharyngeal
Bila bolus makanan didorong ke belakang mulut, ia merangsang daerah
reseptor menelan yang semuanya terletak sekitar pintu pharynx,
khususnya tonsila palatina, dan impuls dari sini berjalan ke batang otak
(daerah medulla oblongata yang erat hubungannya dengan traktus
solitarius) untuk menimbulkan serangkaian kontraksi otot pharynx
otomatis yaitu sebagai berikut :
- Pallatum molle didorong ke atas untuk menutup nares posterior,
dengan cara ini mencegah refluks makanan ke rongga hidung
- Lipatan palatopharyngeal pada tiap sisi pharynx satu sama lain saling
mendorong ke medial sehingga membentuk celah sagital tempat
makanan harus lewat ke pharynx posterior
- Pita suara larynx dan epiglottis mencegah masuknya makanan ke
dalam trachea.
- Larynx didorong ke atas dan ke depan oleh otot-otot yang melekat
pada os hyoid sehingga meregangkan pintu oesofagus. Bersamaan
dengan itu, suatu daereh yang disenut sfingter oesofagus bagian atas
atau sfingter pharynxoesofageal, melemas (relaksasi), sehingga
memungkinkan makanan berjalan dengan mudah dan bebas dari
pharynx posterior ke dalam oesofagus.Selain itu, m. konstriktor
pharynx superior berkontraksi sehingga menambah timbulnya
gelombang peristaltic dengan cepat yang berjalan ke bawah melewati
otot-otot pharynx dan masuk ke oesofagus, yang juga mendorong
makanan ke dalam oesofagus.
c. Stadium oesofageal
Dalam keadaan normal, oesofagus menunjukkan dua jenis pergerakan
peristaltic yaitu peristaltic primer dan peristaltic sekunder. Peristaltik
primer merupakan lanjutan gelombang peristaltic yang dimulai dari
pharunx dan menyebar ke oesofagus selama stadium pharynxeal proses
menelan. Gelombang ini berjalan dari pharynx ke lambung kira-kira
dalam waktu 5-10 detik. Bila gelombang peristaltic primer gagal
menggerakkan seluruh makanan yang sudah masuk oesofagua ke
lambung, timbul gelombang peristaltic sekunder akibat regangan
oesofagus oleh makanan yang tertinggal. Jadi, gelombang peristaltic
sekunder berasal dari oesofagus dan terus dibentuk sampai semua
makanan masuk ke dalam lambung.
2. Jelaskan indikasi dan cara pemeriksaan palatal phenomen
Pemeriksaan palatal phenomen dilakukan jika ada kecurigaan adanya
massa di nasofaring/ pembesaran adenoid
Cara pemeriksaan :
Persiapan alat : lampu kepala, spekulum hidung, pinset baionet, kapas
steril, ephedrin yang diencerkan
- Pada rinoskopi oedem mukosa atau konka aplikasi dengan cara
memasukkan kapas dipipihkan yang ditetesi ephedrine dengan pinset
masukkan ke hidung melalui spekulum. Ephedrin sebagai
vasokonstriktor.
- Biarkan kapas ditinggal dalam hidung
- Setelah beberapa menit kapas dikeluarkan.
- Arahkan sinar lampu pada coanae/dinding nasofaring, kemudian
penderita diminta untuk mengucapkan iiiiii yang panjang.
sinusitis etmoid
sinusitis frontal
sinusitis sfenoid.