Anda di halaman 1dari 9

Masalah Lingkungan Yang Ditimbulkan Oleh Pertambangan

ALROCKFONSUS 21.30 1

Pertambangan merupakan suatu industri yang mengolah sumber daya alam dengan memproses
bahan tambang untuk menghasilkan berbagai produk akhir yang dibutuhkan umat manusia. Oleh
karena itu, bahan tambang merupakan salah satu icon yang sangat dibutuhkan oleh dunia saat ini,
dimana dengan berkembangnya zaman bahan tambang merupan kekayaan alam yang nomor satu di
Indonesia bahkan dunia sekalipun. Kekayaan alam yang terkandung didalamnya bumi dan air yang
biasa disebut dengan bahan-bahan galian, dimana terkandung dalam pasal 33 ayat 3 tahun UUD
1945 yang berbunyi bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Amanat UUD 1945 ini
merupakan landasan pembangunan pertambangan dan energi untuk memanfaatkan potensi
kekayaan sumber daya alam, mineral dan energi yang dimiliki secara optimal dalam mendukung
pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Negara Indonesia merupakan salah satu negara pemilik pertambangan terbesar di dunia.
Adanya lingkungan pertambangan ini masyarakat Indonesia selalu berlomba-lomba berada di
dalamnya, karena pertambangan merupakan perindustrian yang mendunia dan bagi masyarakat
Indonesia yang berkecimpung di dunia perindustria pertambangan ini merupakan suatu
keberuntungan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Dimana bahan tambang digolongkan dalam
beberapa jenis tambang diantaranya logam, mineral industri, dan mineral energi, dengan demikian
nilai harga hasil bahan tambang ini sangatlah pantastik maka dari itu masyarakat khususnya
masyarakat Indonesia mempunyai nilai positif dalam hubungannya dengan dunia industri
pertambangan. Dunia pertambangan sering dianggap sebagai perusakan alam dan lingkungan, oleh
karena itu negara dengan memiliki tambang yang cukup besar seperti Indonesia sudah harus
memiliki pedoman standar lingkungan pertambangan.

Tujuan Pertambang

Dunia industri pertambangan pada dasarnya sangatlah diminati oleh kalangan masyrakat untuk
terjun langsung dalam perindustrian pertambangan. Oleh karena itu, lingkungan pertambangan ini
mempunyai beberapa tujuan dalam pengembangan sehingga lingkungan pertambangan dikatakan
dunia perindustrian yang mendunia. Adapun tujuan dari penelitian lingkungan pertambangan ini
ialah
Untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya kehutanan, pertambangan dan energi dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan.

Pengertian pertambangan

Pertambangan adalah rangkaiaan kegiatan dalam rangka upaya pencarian, pengembangan


(pengendalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas
bumu, migas). Ilmu Pertambanganmerupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang meliputi
pekerjaan pencarian, penyelidikan, study kelayakan, persiapan penambangan, penambangan,
pengolahan dan penjualan mineral-mineral atau batuan yang memiliki arti ekonomis (berharga).
Pertambangan bisa juga diartikan sebagai kegiatan, teknologi dan bisnis yang berkaitan dengan
industri pertambangan mulai dari prospeksi, eksplorasi, evaluasi, penambangan, pengolahan,
pemurnian, pengangkutan sampai pemasaran.

Menurut UU No. 11 tahun 1967 bahan tambang tergolong menjadi 3 jenis, yakni Golongan A (yang
disebut sebagai bahan strategis), Golongan B (bahan vital), dan Golongan C (bahan tidak strategis
dan tidak vital). Bahan Golongan A merupakan barang yang penting bagi pertahanan, keamanan dan
strategis untuk menjamin perekonomian negara dan sebagian besar hanya diizinkan untuk dimiliki
oleh pihak pemerintah, contohnya minyak, uranium dan plutonium. Sementara, Bahan Golongan B
dapat menjamin hayat hidup orang banyak, contohnya emas, perak, besi dan tembaga. Bahan
Golongan C adalah bahan yang tidak dianggap langsung mempengaruhi hayat hidup orang banyak,
contohnya garam, pasir, marmer, batu kapur dan asbes.

a. Pertambangan Rakyat yaitu usaha pertambangan bahan galian yang dilakukan oleh rakyat
setempat secara kecil-kecilan atau gotong royong dengan peralatan sederhana untuk mata
pencaharian sendiri.

b. Pertambangan skala kecil yaitu kegiatan usaha pertambangan yang dikelola oleh masyarakat
setempat maupun koperasi unit desa(KUD).

c. Pertambangan tanpa izin (PETI) yaitu pertambangan yang diusahakan tanpa dilindungi izin yang
syah seperti pertambangan liar.

Pekerjaan utama seorang ahli tambang adalah membebaskan dan mengambil mineral-mineral
serta batuan yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya kemudian membawanya
kepermukaan bumi untuk dimanfaatkan. Adapun kegiatan-kegiatan dasar penambangan sendiri
terdiri dari pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan. Untuk melaksanakan tugas utama
tersebut dengan sempurna ternyata harus pula melakukan pekerjaan-pekerjaan tambahan atau
pendukung antara lain jalan, disposal, stockpile, drainase, jenjang, reklamasi, keselamatan dan
kesehatan kerja begitu juga dengan pemeliharaan.

Teknik pertambangan adalah suatu disiplin ilmu keteknikan/rekayasa yang mempelajari tentang
bahan galian/sumberdaya mineral, minyak, gas bumi, dan batubara mulai dari penyelidikan umum
(propeksi), eksplorasi, penambangan (eksploitasi), pengolahan, pemurnian, pengangkutan, sampai
ke pemasaran sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia. Kerekayasaan dalam Teknik
Pertambangan mencakup perancangan, eksplorasi (menemukan dan menganalisis kelayakan
tambang), metode eksploitasi, Teknik Pertambangan (menentukan teknik penggalian, perencanaan
dan pengontrolannya) dan pengolahan bahan tambang yang berwawasan lingkungan. Dalam Teknik
Pertambangan, pendidikan ditekankan pada kemampuan analisis maupun praktis (terapan) untuk
tujuan penelitian maupun aplikasi praktis.

Teknik Pertambangan mempunyai 2 (dua) opsi jalur pilihan, yakni Tambang Eksplorasi dan Tambang
Umum. Pada tambang eksplorasi, pendidikan yang diberikan bersifat komprehensif dalam segala
aspek dari kegiatan eksplorasi penambangan. Sedangkan pada tambang umum, bidang kajian
mencakup sebagian aktivitas tahap pra penambangan, yaitu berkaitan dengan pemilihan metode
penambangan dan kebutuhan fasilitas atau sarana dan prasarana, design& engineering, developing,
serta aktivitas tahap penambangan (pemberaian, pemuatan, pengangkutan dan pengendalian
biaya). Keempat komponen aktivitas utama pada jalur tambang umum ditunjang oleh berbagai
aktivitas yaitu pemetaan, kestabilan penggalian, perancangan dan rekayasa, pelayanan, energi,
perawatan, kesehatan dan keselamatan kerja, ventilasi, pengendalian air dan reklamasi, serta
pemahaman geologi, mineralogi, mineral deposit, mineral processing dan marketing.

Karakteristik Pertambangan

Pertambangan mempunyai beberapa karakteristik, yaitu tidak dapat diperbarui, mempunyai


risiko relatif lebih tinggi, dan pengusahaannya mempunyai dampak lingkungan baik fisik maupun
sosial yang relatif lebih tinggi dibandingkan pengusahaan komoditi lain pada umumnya. Karena
sifatnya yang tidak dapat diperbarui tersebut pengusaha pertambangan selalu mencari (cadangan
terbukti) baru. Cadangan terbukti berkurang dengan produksi dan bertambah dengan adanya
penemuan.

Ada beberapa macam risiko di bidang pertambangan yaitu (eksplorasi) yang berhubungan dengan
ketidakpastian penemuan cadangan (produksi), risiko teknologi yang berhubungan dengan
ketidakpastian biaya, risiko pasar yang berhubungan dengan perubahan harga, dan risiko kebijakan
pemerintah yang berhubungan dengan perubahan pajak dan harga domestik. Risiko-risiko tersebut
berhubungan dengan besaran-besaran yang mempengaruhi keuntungan usaha yaitu produksi,
harga, biaya dan pajak. Usaha yang mempunyai risiko lebih tinggi menuntut pengembalian
keuntungan (Rate of Return) yang lebih tinggi.

Dasar kebijakan publik di bidang pertambangan adalah UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yang menyatakan
bahwa: bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dalam era desentralisasi saat ini maka
kegiatan pertambangan tidak terpisahkan lagi dengan pengambilan kebijakan di tingkat daerah
sehingga:

1) Pemerintah pusat hendaknya memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk
mengelola kegiatan pertambangan yang melibatkan sebanyak mungkin peran serta masyarakat
local.

2) Apabila risikonya tidak besar serta teknologinya dikuasai dan permasalahannya hanya modal,
maka dana dapat dikumpulkan melalui beberapa cara, yaitu:

a. Sebagian pendapatan pemerintah dari sektor pertambangan umum yang sudah memberikan
keuntungan banyak (misal: batu bara). Pendapatan tersebut dapat digunakan untuk eksplorasi dan
investasi pada sektor-sektor pertambangan lainnya.

b. Membentuk Badan Usaha Milik Negara yang bertugas mengelola kekayaan mineral di daerah
tersebut seoptimal mungkin dengan memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan. Aspek lingkungan
baik fisik maupun social harus dipertimbangkan dalam setiap kontrak pertambangan dan pengusaha
pertambangan harus menyediakan biaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan tersebut.

3) Menurut ahli ekonomi Kaldor dan Hicks suatu tindakan dikatakan bermanfaat apabila golongan
yang memperoleh manfaat dari usahanya dapat memberi kompensasi bagi golongan yang menderita
kerugian akibat usaha tersebut sehingga posisi golongan kedua tersebut paling jelek sama seperti
sebelum adanya usaha tersebut dan golongan pertama masih untung. Peran pemerintah daerah
akan menjadi lebih besar dalam penanganan dampak lingkungan pertambangan ini, sehingga
penguatan institusi di tataran lokal akan menjadi semakin signifikan.

4) Sumber daya alam sebagai sumber untuk kegiatan pertambangan dan energi dimanfaatkan dari
sistem ekologi oleh karena itu syarat mendasar yang harus dipatuhi adalah tidak melanggar daya
dukung ekosistem. Untuk dapat memanfaatkan sebanyak-banyaknya sumber daya alam yang
terkandung di bumi Indonesia, konsep eko-efisiensi harus menjadi acuan utama yaitu memanfaatkan
sebanyak-banyaknya dan membuang atau memboroskan sesedikit mungkin yang juga berarti
meminimumkan limbah. Dapat disimpulkan bahwa eko-efisiensi sekaligus akan meningkatkan
efisiensi ekonomi. Untuk itu ekonomi lingkungan perlu diperhitungkan dalam setiap aktifitas
pertambangan.

Kebijakan Tata Lingkungan Pertambangan

Kebijakan tata lingkungan pertambangan memang dibutuhkan bagi usaha pertambangan dalam
kelanjutan usaha pertambangan yang berkesinambungan. Sebab usaha pertambangan akan
bersinggungan dalam sebelum, memulai, atau sesudah kegiatan penambangan. Agar tercipta
tambang yang ramah lingkungan. Berdasarkan UU No 42/1982 tentang ketentuan pokok
pengelolaan lingkungan hidup dengan PP No 29 1986 bertujuan untuk:

a) Menciptakan keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan.

b) Terkendalinya manusia Indonesia menjadi Pembina lingkungan.

c) Terciptanya pembangunan berwawasan lingkungan.

d) Terlindungnya Negara dari dampak pembangunan

Kemudian dalam pendekatan pengelolaan lingkungan yang paling popular adalah AMDAL atau yang
dikenal dengan analisis masalah dampak lingkungan yaitu:

a) Meniadakan atau mengurangi resiko

b) Mengoptimalkan hasil pembangunan

c) Meniadakan atau mencegah pertikaian

AMDAL merupakan suatu studi yang dilaksanakan secara sadar dan berencana dalam pembangunan
yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup dan menjaga keserasian hubungan antar
berbagai kegiatan. AMDAL itu sendiri terdiri dari:

a) Kerangka acuan dampak lingkungan

b) ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)


c) Rencana pengelolaan lingkungan (RKL)

d) Rencana pemantauan lingkungan (RPL)

Cara Pengolahan Pembangunan Pertambangan

Sumber daya bumi di bidang pertambangan harus dikembangkan semaksimal mungkin untuk
tercapainya pembangunan. Maka perlu adanya survey dan evaluasi yang terintegrasi dari para alhi
agar menimbulkan keuntungan yang besar dengan sedikit kerugian baik secara ekonomi maupun
secara ekologis. Penggunaan ekologis dalam pembangunan pertambangan sangat perlu dalam
rangka meningkatkan mutu hasil pertambangan dan untuk memperhitungkan sebelumnya pengaruh
aktivitas pembangunan pertambangan pada sumber daya dan proses alam lingkungan yang lebih
luas.

Segala pengaruh sekunder pada ekosistem baik local maupun secara lebih luas perlu
dipertimbangkan dalam proses perencanaan pembangunan pertambangan, dan sedapatnya evaluasi
sehingga segala kerusakan akibat pembangunan pertambangan ini dapat dihindari atau dikurangi,
sebab melindungi ekosistem lebih mudah daripada memperbaikinya. Dalam pemanfaatan sumber
daya pertambangan yang dapat diganti perencanaan, pengolahan dan penggunaanya harus hati-hati
seefisien mungkin. Harus tetap diingat bahwa generasi mendatang harus tetap dapat menikmati
hasil pembangunan pertambangan ini.

Masalah Lingkungan Dalam Pengembangan Pertambangan/Energi

Masalah-masalah lingkungan dalam pembangunan lahan pertambangan dapat dijelaskan dalam


berbagai macam hal. Berikut ini adalah maslah lingkungan dalam pembangunan lahan
pertambangan:

1) Menurut jenis yang dihasilkan di Indonesia terdapat antara lain pertambangan minyak dan gas
bumi, logam-logam mineral antara lain seperti timah putih, emas, nikel, tembaga, mangan, air raksa,
besi, belerang, dan lain-lain dan bahan-bahan organik seperti batubara, batu-batu berharga seperti
intan, dan lain- lain.
2) Pembangunan dan pengelolaan pertambangan perlu diserasikan dengan bidang energi dan
bahan bakar serta dengan pengolahan wilayah, disertai dengan peningkatan pengawasan yang
menyeluruh.

3) Pengembangan dan pemanfaatan energi perlu secara bijaksana baik itu untuk keperluan ekspor
maupun penggunaan sendiri di dalam negeri serta kemampuan penyediaan energi secara strategis
dalam jangka panjang. Sebab minyak bumi sumber utama pemakaian energi yang penggunaannya
terus meningkat, sedangkan jumlah persediaannya terbatas. Karena itu perlu adanya pengembangan
sumber-sumber energi lainnya seperti batu bara, tenaga air, tenaga air, tenaga panas bumi, tenaga
matahari, tenaga nuklir, dan sebagainya.

4) Pencemaran lingkungan sebagai akibat pengelolaan pertambangan umumnya disebabkan oleh


faktor kimia, faktor fisik, faktor biologis. Pencemaran lingkungan ini biasanya lebih dari pada diluar
pertambangan. Keadaan tanah, air dan udara setempat di tambang mempunyai pengarhu yang
timbal balik dengan lingkunganya. Sebagai contoh misalnya pencemaran lingkungan oleh CO sangat
dipengaruhi oleh keaneka ragaman udara, pencemaran oleh tekanan panas tergantung keadaan
suhu, kelembaban dan aliran udara setempat.

5) Melihat ruang lingkup pembangunan pertambangan yang sangat luas, yaitu mulai dari
pemetaan, eksplorasi, eksploitasi sumber energi dan mineral serta penelitian deposit bahan galian,
pengolahan hasil tambang dan mungkin sampai penggunaan bahan tambang yang mengakibatkan
gangguan pad lingkungan, maka perlua adanya perhatian dan pengendalian terhadap bahaya
pencemaran lingkungan dan perubahan keseimbangan ekosistem, agar sektor yang sangat vital
untuk pembangunan ini dapat dipertahankan kelestariannya.

6) Dalam pertambangan dan pengolahan minyak bumi misalnya mulai eksplorasi, eksploitasi,
produksi, pemurnian, pengolahan, pengangkutan, serta kemudian menjualnyatidak lepas dari
bahaya seperti bahaya kebakaran, pengotoran terhadap lingkungan oleh bahan-bahan minyak yang
mengakibatkan kerusakan flora dan fauna, pencemaran akibat penggunaan bahan-bahan kimia dan
keluarnya gas-gas/uap-uap ke udara pada proses pemurnian dan pengolahan.

Rangka menghindari terjadinya kecelakaan pencemaran lingkungan dan gangguan keseimbangan


ekosistem baik itu berada di lingkungan pertambangan ataupun berada diluar lingkungan
pertambangan, maka perlu adanya pengawasan lingkungan terhadap:

1. Cara pengolahan pembangunan dan pertambangan.

2. Kecelakaan pertambangan.
3. Penyehatan lingkungan pertambangan.

4. Pencemaran dan penyakit-penyakit yang mungkin timbul.

Penyehatan Lingkungan Pertambangan

Program lingkungan sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih
sehat melalui pengembangan system kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan
lintas sektor berwawasan kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk mencapai tujuan tersebut
meliputi:

a. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar

b. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan

c. Pengendalian dampak risiko lingkungan

d. Pengembangan wilayah sehat.

Pencapaian tujuan penyehatan lingkungan merupakan akumulasi berbagai pelaksanaan


kegiatan dari berbagai lintas sektor, peran swasta dan masyarakat dimana pengelolaan kesehatan
lingkungan merupakan penanganan yang paling kompleks, kegiatan tersebut sangat berkaitan antara
satu dengan yang lainnya yaitu dari hulu berbagai lintas sektor ikut serta berperan (Perindustrian,
KLH, Pertanian, PU dll.) baik kebijakan dan pembangunan fisik dan departemen Kesehatan sendiri
terfokus kepada pengelolaan dampak kesehatan.

Pencemaran dan Penyakit-Penyakit yang Mungkin Timbul Karena Aktivitas Pertambangan

Usaha pertambangan memang sangat berperan penting bagi jaman sekarang. Soalnya semua
kehidupan di bumi ini menggunakan bahan-bahan yang berasal dari pertambangan. Contohnya:

a. Biji besi digunakan sebagai bahan dasar membuat alat-alat rumah tangga, mobil, motor, dll

b. Alumunium digunakan sebagai bahan dasar membuat pesawat

c. Emas digunakan untuk membuat kalung, anting, cincin

d. Tembaga digunakan sebagai bahan dasar membuat kabel


e. Masih banyak lagi seperti perak, baja, nikel, batu bara,timah,pasir kaca, dll.

Seperti yang dikatakan bahwa dimana ada suatu aktivitas pasti disitu ada kerusakan lingkungan.
Kerusakan lingkungan di pertambangan yaitu:

1. Pembukaan lahan secara luas dalam masalah ini biasanya investor membuka lahan besar-
besaran, ini menimbulkan pembabatan hutan di area tersebut. Di takutkan apabila area ini terjadi
longsor banyak memakan korban jiwa.

2. Menipisnya SDA yang tidak bisa diperbarui. Hasil petambangan merupakan Sumber Daya yang
Tidak Dapat diperbarui lagi. Ini menjadi kendala untuk masa-masa yang akan datang.

3. Masyarakat dipinggir area pertambangan menjadi tidak nyaman. Biasanya pertambangan


membutuhkan alat-alat besar yang dapat memecahkan telinga. Dan biasanya kendaraan berlalu-
lalang melewati jalanan warga. Dan terkadang warga menjadi kesal.

4. Pembuangan limbah pertambangan yang tidak sesuai tempatnya. Dari sepenggetahuan saya
bahwa ke banyakan pertambangan banyak membuang limbahnya tidak sesuai tempatnya. Biasanya
mereka membuangnya di kali, sungai, ataupun laut. Limbah tersebut tak jarang dari sedikit tempat
pertambangan belum di filter. Hal ini mengakibatkan rusaknya di sector perairan.

5. Pencemaran udara atau polusi udara. Di saat pertambangan memerlukan api untuk meleburkan
bahan mentah, biasanya penambang tidak memperhatikan asap yang di buang ke udara. Hal ini
mengakibatkan rusaknya lapisan ozon.

Semoga Bermanfaat

http://alfonsusrock.blogspot.co.id/2015/01/masalah-lingkungan-yang-ditimbulkan.html

Anda mungkin juga menyukai