Tingginya tingkat konsumsi produk olahan peternakan merupakan suatu peluang
usaha tersendiri untuk dikembangkan. Bergesernya pola konsumsi masyarakat dalam mengkonsumsi produk olahan peternakan, terutama daging, dari mengkonsumsi daging segar menjadi produk olahan siap santap mendorong untuk dikembangkannya teknologi dalam hal pengolahan daging. Banyak cara yang dikembangkan untuk meningkatkan nilai guna dan daya simpan dari dari daging segar seperti diolah menjadi sosis, dendeng dan abon.
Perkembangan teknologi dan semakin banyaknya produk pertanian yang
dapat ditingkatkan nilai tambahnya membuat persaingan diantara perusahaan Agroindustri semakin ketat. Selain itu, ketatnya persaingan juga dipengaruhi oleh semakin banyaknya jenis kemasan dan desain label kemasan produk yang menarik. Produk pangan merupakan produk yang rentan terhadap kerusakan. Kandungan biologis dan kimiawi yang terdapat pada produk pangan mampu merubah kualitas bahan pangan seiring berjalannya waktu selama proses penyimpanan sehingga perlu untuk mempertahankan kualitas produk dari berbagai kemungkinan terjadinya kerusakan, salah satunya dengan langkah pengemasan. Pengemasan merupakan suatu langkah penempatan atau pemosisian produk pangan ke dalam suatu tempat yang dapat melindungi produk dari pengaruh lingkungan ataupun faktor-faktor yang dapat mempercepat ketidaktahanan produk seperti faktor kimiawi berupa kontaminasi bahan kimia maupun faktor fisikawi berupa benturan dengan obyek lain yang memungkinkan terjadinya kerusakan fisik. Pengemasan yang aman dapat membuat produk pangan tidak terkontaminasi oleh bahan kemasan yang kontak langsung dengan produk sehingga tetap dapat dinikmati. Selain itu, dengan kemasan pula dapat dicapai keseragaman, baik dari segi berat maupun jumlah produk terkemas yang merupakan daya tarik tambahan bagi konsumen. Abon yang saat ini beredar di Indonesia sangat beraneka ragam, mulai dari abon daging sapi, daging ayam maupun jenis daging yang lain seperti daging ikan lele. Keragaman jenis abon ini disebabkan oleh melimpahnya sumber bahan baku yang terdapat di wilayah Indonesia. Semakin tingginya permintaan berbagai jenis abon juga menjadi salah satu faktor tingginya tingkat persaingan para produsen abon saat ini. Selain persaingan pada produsen abon, persaingan juga terjadi pada para peternak dan juga para pedagang daging. Dilihat dari efeknya, maka diketahui abon membawa pengaruh yang baik, baik dari segi peternak, pedagang maupun produsen abon itu sendiri.
Oleh karena itu usaha pengolahan panganan merupakan cara untuk
mengurangi kerusakan daging pasca panen sekaligus memperoleh nilai tambah dari produk yang dihasilkan. Pengolahan daging seperti halnya pengolahan bahan lainya bertujuan untuk memperpanjang umur simpan, memperbaiki sifat organoleptik, menambah variasi bentuk hasil olahan daging, memungkinkan tersedianya produk daging setiap saat serta menghemat waktu dan energy untuk persiapan daging sebelum dimakan. Komoditas daging sapi dapat disiapkan sebagai daging sapi segar potong (frsh cut meat) dan daging sapi giling (mince meat); diawetkan sebagai daging beku (frozen meat) dan diolah menjadi berbagai produk antara lain delikatesen, sosis, korned, dendeng, abon, steak.
1.2.Tujuan Praktikum 1.2.1. Untuk mengetahui tentang Abon 1.2.2. Untuk mengetahui tentang mekanisme atau prinsip kerja Pengolahan Abon