Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Tingginya tingkat konsumsi produk olahan peternakan merupakan suatu peluang


usaha tersendiri untuk dikembangkan. Bergesernya pola konsumsi masyarakat dalam
mengkonsumsi produk olahan peternakan, terutama daging, dari mengkonsumsi
daging segar menjadi produk olahan siap santap mendorong untuk dikembangkannya
teknologi dalam hal pengolahan daging. Banyak cara yang dikembangkan untuk
meningkatkan nilai guna dan daya simpan dari dari daging segar seperti diolah
menjadi sosis, dendeng dan abon.

Perkembangan teknologi dan semakin banyaknya produk pertanian yang


dapat ditingkatkan nilai tambahnya membuat persaingan diantara perusahaan
Agroindustri semakin ketat. Selain itu, ketatnya persaingan juga dipengaruhi oleh
semakin banyaknya jenis kemasan dan desain label kemasan produk yang menarik.
Produk pangan merupakan produk yang rentan terhadap kerusakan. Kandungan
biologis dan kimiawi yang terdapat pada produk pangan mampu merubah kualitas
bahan pangan seiring berjalannya waktu selama proses penyimpanan sehingga perlu
untuk mempertahankan kualitas produk dari berbagai kemungkinan terjadinya
kerusakan, salah satunya dengan langkah pengemasan. Pengemasan merupakan suatu
langkah penempatan atau pemosisian produk pangan ke dalam suatu tempat yang
dapat melindungi produk dari pengaruh lingkungan ataupun faktor-faktor yang dapat
mempercepat ketidaktahanan produk seperti faktor kimiawi berupa kontaminasi
bahan kimia maupun faktor fisikawi berupa benturan dengan obyek lain yang
memungkinkan terjadinya kerusakan fisik. Pengemasan yang aman dapat membuat
produk pangan tidak terkontaminasi oleh bahan kemasan yang kontak langsung
dengan produk sehingga tetap dapat dinikmati. Selain itu, dengan kemasan pula dapat
dicapai keseragaman, baik dari segi berat maupun jumlah produk terkemas yang
merupakan daya tarik tambahan bagi konsumen.
Abon yang saat ini beredar di Indonesia sangat beraneka ragam, mulai dari
abon daging sapi, daging ayam maupun jenis daging yang lain seperti daging ikan
lele. Keragaman jenis abon ini disebabkan oleh melimpahnya sumber bahan baku
yang terdapat di wilayah Indonesia. Semakin tingginya permintaan berbagai jenis
abon juga menjadi salah satu faktor tingginya tingkat persaingan para produsen abon
saat ini. Selain persaingan pada produsen abon, persaingan juga terjadi pada para
peternak dan juga para pedagang daging. Dilihat dari efeknya, maka diketahui abon
membawa pengaruh yang baik, baik dari segi peternak, pedagang maupun produsen
abon itu sendiri.

Oleh karena itu usaha pengolahan panganan merupakan cara untuk


mengurangi kerusakan daging pasca panen sekaligus memperoleh nilai tambah dari
produk yang dihasilkan. Pengolahan daging seperti halnya pengolahan bahan lainya
bertujuan untuk memperpanjang umur simpan, memperbaiki sifat organoleptik,
menambah variasi bentuk hasil olahan daging, memungkinkan tersedianya produk
daging setiap saat serta menghemat waktu dan energy untuk persiapan daging
sebelum dimakan. Komoditas daging sapi dapat disiapkan sebagai daging sapi
segar potong (frsh cut meat) dan daging sapi giling (mince meat); diawetkan sebagai
daging beku (frozen meat) dan diolah menjadi berbagai produk antara lain
delikatesen, sosis, korned, dendeng, abon, steak.

1.2.Tujuan Praktikum
1.2.1. Untuk mengetahui tentang Abon
1.2.2. Untuk mengetahui tentang mekanisme atau prinsip kerja Pengolahan
Abon

Anda mungkin juga menyukai