JUDUL :
Kebersihan Organ Reproduksi Remaja
OLEH :
Bismillahirahmanirahim,
Segala puji kami panjatkan kepada ALLAH SWT karena atas rahmat dan ridhonya
kami dapat menyelesaikan penyuluhan ini dengan kondisi sehat walafiat tanpa kurang suatu
apapun. Salawat serta salam kami haturkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW
karena atas jasa beliaulah kami bisa bekerja di zaman yang terang ini.
Ucapan terima kasihpun kami sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah
Hidup Sehat Dengan Farmasis Keluarga ,yakni :
1. Nailis Syifa,S.Farm.,M.Sc.,Apt
2. Ika Ratna Hidayati,S.Farm.,M.Sc.,Apt
3. Andri Tilaqza, M.Farm.,Apt
Yang telahmembantudalammenyediakaninformasisertaedukasikepada kami
sehinggapenyuluhandengan judul Kebersihan Organ Reproduksi Remaja kepada Siswi
SMP dan SMA Panti Asuhan Putri Aisyiyah
Malangdapatterselesaikandandilaksanakandenganbaik.
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan pertanggung jawaban ini masih terdapat
banyak kekukarangan. Oleh karena itu, saran serta kritik ataupun masukan yang mendukung
untuk kemajuan dan perbaikan kedepan sangat diharapkan. Semoga laporan penyuluhan ini
dapat bermanfaat untuk kita semuak hususnya kepada praktisi kesehatan serta masyaraka
umum. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
RINGKASAN
Penyuluhan yang kami lakukan menggunakan metode presentasi dengan power point,
kemudian di lakukan interaksi berupa tanya jawab dan pemberian doorprize antara pihak
penyuluhan dengan Siswi SMP dan SMA Panti Asuhan Putri Aisyiyah Malang.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 LatarBelakang
Jumlah wanita di dunia yang pernah mengalami keputihan sekitar 75%, sedangkan
wanita Eropa yang mengalami keputihan sebesar 25% (WHO, 2010).Di Indonesia sebanyak
75% wanita pernah mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan 45% di
antaranya mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih.
Kondisi seperti ini bisa dicegah dengan melakukan kebiasaan menjaga kebersihan
organ genital yang baik, sedangkan kebiasaan ini sendiri merupakan perilaku yang harus
dibiasakan oleh setiap individu dan disertai dengan pengetahuan, untuk itu tenaga kesehatan
mempunyai peranan penting untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya menjaga
kebersihan organ genital yang baik untuk mencegah keputihan melalui penyuluhan
(Maghfiroh, 2010).
Berdasarkan data statistik Indonesia tahun 2008 dari 43,3 juta jiwa remaja
perempuan yang berusia 15-24 tahun berperilaku tidak sehat seperti disaat mengalami
menstruasi mengganti pembalut harus menunggu penuh (Maghfiroh,2010). Hal itu
membuktikan bahwa perawatan organ-organ reproduksi sangatpenting. Jika tidak dirawat
dengan baik, mampu menyebabkan penyakit infeksiberupa trikomoniasis, vaginosis bacterial,
kandidiasis, vulvovaginitis, gonore,klamidia, sifilis (Indarti, 2006), infertilitas, gangguan
menstruasi, penyakit radang
panggul, kanker genetalia, kanker vagina, kanker serviks, kanker ovarium dan endometriosis
(Maryanti dan Septikasari, 2009).
Upaya-upaya kesehatan reproduksi remaja yang perlu dilakukan adalah pemberian
informasi kesehatan reproduksi dalam berbagai bentuk sedini mungkin kepada seluruh
segmen remaja, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Pemberian informasi ini bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan yang pada gilirannya mampu memberikan pilihan kepada
remaja untuk bertindak secara bertanggung jawab, baik kepada dirinya maupun keluarga dan
masyarakat (Puspitaningrum, 2012).
Banyak remaja tidak mengetahui cara menjaga kebersihan organ genitalia dengan
baik (Wijayanti, 2009). Minimnya pengetahuan dan informasi kesehatan reproduksi sering
menjadi persoalan bagi remaja seperti ketidaktahuan cara menjaga organ genitalia sehingga
remaja cenderung akan berperilaku yang buruk
1
1. 2 Rumusan Masalah
1. 3 Tujuan
3. Manfaat Penyuluhan
4. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan pada penyusunan makalah ini adalah
menggunakan metode pustaka dan study literature dengan mencari dan
mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti buku-buku cara mencegah
kebersihan organ reproduksi remaja dan penyakit organ reproduksi remaja.
2
BAB II
PROPOSAL PROGRAM PENYULUHAN
2. 1 Pendahuluan
2. 2 Panitia Pelaksana
3
BAB III
RENCANA KEGIATAN
3. 1 PelaksanaanKegiatan
4
Mengeringkan Organ Reproduksi setelah buang air kecil
Jangan Menggunakan Obat Pembersih Wanita seperti antiseptik,parfum
Membasuh Organ Reproduksi dengan Benar dari depan kebelakang
3. 4 HasilPenyuluhan
PenyuluhanKebersihan Organ Reproduksi Remaja pada Siswi SMP dan SMA Panti
Asuhan Putri Aisiyah Malang,dilakukan dengan presentasi materi dan pemutaran
video berjalandenganbaikdan lancar yang dihadiri peserta berjumlah 23
orang.Penyuluhan berlangsung selama 2 jam, mulai pukul 10.00-13.00 WIB.
5
BAB IV
PENUTUP
6
DAFTAR PUSTAKA
Gastout, B.S., Podratz, K.C., Mc Govern, R.M., et al. 1996. HLA Association with cervical
Bosch, et.al., 2001. Gangguan Sistem Reproduksi Perempuan. In: Hartanto, H., et al, eds.
Hurlock, E. B. (1993). Perkembangan Anak Jilid 2. Terjemahan oleh Thandrasa. Jakarta: PT.
Hasan, Bisri. (1995). Remaja Berkualitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Piaget, Jean, & Barbel Inhelder, Psikologi Anak, Terj. Miftahul Jannah, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, Cet. 1, 2010.
Fauzi, 2008. Kesehatan Reproduksi Remaja. Diperoleh dari:
http://www.kesrepro.info/?q=remaja. [Diakses pada 17 Maret 2010]. Fauzi, 2008.
Tumbuh Kembang Remaja. Diperoleh dari:
http://www.kesrepro.info/?q=node/381.[Diakses pada 23 April 2010].
7
8
9
LAMPIRAN 2
Materi
10
a. Dimensi Biologis
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan
menstruasi pertama pada remaja putri atau pun mimpi basah pada remaja putra,
secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan
seorang anak memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada saat memasuki
masa pubertas, anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda
bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik
seperti payudara mulai berkembang, panggul mulai membesar, timbul jerawat dan
tumbuh rambut pada daerah kemaluan. Anak lelaki mulai memperlihatkan
perubahan dalam suara, tumbuhnya kumis, jakun, alat kelamin menjadi lebih besar,
otot-otot membesar, timbul jerawat dan perubahan fisik lainnya. Bentuk fisik
mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka
pada dunia remaja.
b. Dimensi Kognitif
Perkembangan kognitif, remaja dalam pandangan Jean Piaget (2007) (seorang
ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap
pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini,
idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan
masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja
berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan
banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya.
Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka
mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima
informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta
mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu
mengintegrasikan pengalaman lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi
konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan.
c. Dimensi Moral
11
Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang
diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan
keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif
lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan
membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan
kepadanya.
D. Anatomi dan Fungsi Organ Reproduksi
Wanita Organ reproduksi
wanita terbagi menjadi organ reproduksi bagian luar dan organ reproduksi bagian
dalam.
Organ reproduksi bagian luar:
1. Vulva,
daerah organ kelamin luar pada wanita yang meliputi labia majora, labia
minora, mons pubis, bulbus vestibuli, vestibulum vaginae, glandula vestibularis major
dan minor, serta orificium vaginae.
2. Labia majora,
berupa dua buah lipatan bulat jaringan lemak yang ditutupi kulit dan
memanjang ke bawah dan ke belakang dari mons pubis.
3. Mons pubis,
bantalan berisi lemak yang terletak di permukaan anterior simfisis pubis.
Setelah pubertas, kulit mons pubis akan ditutupi oleh rambut ikal yang membentuk
pola tertentu. Universitas Sumatera Utara
4. Payudara / kelenjar mamae
organ yang berguna untuk menyusui.
Organ reproduksi bagian dalam:
1. Labia minora,
merupakan labia sebelah dalam dari labia majora, dan berakhir dengan klitoris,
ini identik dengan penis sewaktu masa perkembangan janin yang kemudian
mengalami atrofi. Di bagian tengah klitoris terdapat lubang uretra untuk keluarnya
air kemih saja.
2. Hymen,
merupakan selaput tipis yang bervariasi elastisitasnya berlubang teratur di
tengah, sebagai pemisah dunia luar dengan organ dalam. Hymen akan sobek dan
12
hilang setelah wanita berhubungan seksual (coitus) atau setelah melahirkan.
3. Vagina,
berupa tabung bulat memanjang terdiri dari otot-otot melingkar yang di
kanankirinya terdapat kelenjar (Bartolini) menghasilkan cairan sebagai pelumas
waktu melakukan aktifitas seksual.
4. Uterus (rahim),
organ yang berbentuk seperti buah peer, bagian bawahnya mengecil dan
berakhir sebagai leher rahim/cerviks uteri. Uterus terdiri dari lapisan otot tebal
sebagai tempat pembuahan, berkembangnya janin. Pada dinding sebelah dalam
uterus selalu mengelupas setelah menstruasi.
5. Tuba uterina (fallopi),
saluran di sebelah kiri dan kanan uterus, sebagai tempat melintasnya sel
telur/ovum.
6. Ovarium,
merupakan organ penghasil sel telur dan menghasilkan hormon esterogen dan
progesteron. Organ ini berjumlah 2 buah.
E. Fungsi organ:
Organ-organ reproduksi tersebut mulai berfungsi saat menstruasi pertama kali pada
usia 10-14 tahun dan sangat bervariasi. Pada saat itu, kelenjar hipofisa mulai
berpengaruh kemudian ovarium mulai bekerja menghasilkan hormon esterogen dan
progesteron. Hormon ini akan mempengaruhi uterus pada dinding sebelah dalam dan
terjadilah menstruasi. Setiap bulan pada masa subur, terjadi ovulasi dengan
dihasilkannya sel telur / ovum untuk dilepaskan menuju uterus lewat tuba uterina.
Produksi hormon ini hanya berlangsung hingga masa Universitas Sumatera Utara
menopause, kemudian tidak berproduksi lagi. Kelenjar payudara juga dipengaruhi oleh
hormon ini sehingga payudara akan membesar.
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi remaja
Kesehatan reproduksi remaja dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: kebersihan alat-
alat genital, akses terhadap pendidikan kesehatan, hubungan seksual pranikah, penyakit
menular seksual (PMS), pengaruh media massa, akses terhadap pelayanan kesehatan
reproduksi yang terjangkau, dan hubungan yang harmonis antara remaja dengan
keluarganya. Kebersihan organ-organ genital Kesehatan reproduksi remaja ditentukan
dengan bagaimana remaja tersebut dalam merawat dan menjaga kebersihan alat-alat
13
genitalnya. Bila alat reproduksi lembab dan basah, maka keasaman akan meningkat dan
itu memudahkan pertumbuhan jamur. Remaja perempuan lebih mudah terkena infeksi
genital bila tidak menjaga kebersihan alat-alat genitalnya karena organ vagina yang
letaknya dekat dengan anus.
G. Kanker Serviks
Pengertian kanker serviks dan penyebabnya Kanker serviks adalah tumor
ganas primer yang berasal dari metaplasia epitel di daerah skuamokolumner junction
yaitu daerah peralihan mukosa vagina dan mukosa kanalis servikalis. Kanker serviks
merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim
(uterus) dan liang senggama atau vagina. Kanker leher rahim biasanya menyerang
wanita berusia 35-55 tahun. Sebanyak 90% dari kanker leher rahim berasal dari sel
skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil
lendir pada saluran servikal yang menuju ke rahim.
Kanker seviks uteri adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel
skuamosa. Sebelum terjadinya kanker, akan didahului oleh keadaan yang disebut lesi
prakanker atau neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyebab utama kanker leher
rahim adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Saat ini terdapat 138 jenis HPV
yang sudah dapat teridentifikasi yang 40 di antaranya dapat ditularkan lewat
hubungan seksual. Beberapa tipe HPV virus risiko rendah jarang menimbulkan
kanker, sedangkan tipe yang lain bersifat virus risiko tinggi. Baik tipe risiko tinggi
maupun tipe risiko rendah dapat menyebabkan pertumbuhan abnormal pada sel tetapi
pada umumnya hanya HPV tipe risiko tinggi yang dapat memicu kanker. Virus HPV
risiko tinggi yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual adalah tipe 7,16, 18, 31,
33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 68, 69, dan mungkin masih terdapat beberapa tipe
yang lain. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa lebih dari 90% kanker leher
rahim disebabkan oleh tipe 16 dan 18. Yang membedakan antara HPV risiko tinggi
dengan HPV risiko rendah adalah satu asam amino saja. Asam amino tersebut adalah
aspartat pada HPV risiko tinggi dan glisin pada HPV risiko rendah dan sedang
(Gastout et al, 1996). Dari kedua tipe ini HPV 16 sendiri menyebabkan Universitas
Sumatera Utara lebih dari 50% kanker leher rahim. Seseorang yang sudah terkena
infeksi HPV 16 memiliki resiko kemungkinan terkena kanker leher rahim sebesar 5%.
Dinyatakan pula bahwa tidak terdapat perbedaan probabilitas terjadinya kanker
serviks pada infeksi HPV-16 dan infeksi HPV- 18 baik secara sendiri-sendiri maupun
14
bersamaan (Bosch et al, 2002). Akan tetapi sifat onkogenik HPV-18 lebih tinggi
daripada HPV-16 yang dibuktikan pada sel kultur dimana transformasi HPV-18 adalah
5 kali lebih besar dibandingkan dengan HPV-16.
Tabel Stadium kanker serviks menurut klasifikasi FIGO (Wiknyosastro (1997)
KESIMPULAN
1. Pengertian Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik,
mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan
dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
prosesnya.
2. Pengertian remajaMenurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja
(adolescence) adalah mereka yang berusia 10-19 tahun. Sementara dalam
terminologi lain PBB menyebutkan anak muda (youth) untuk mereka yang berusia
15-24 tahun.
3. Fungsi organ:Organ-organ reproduksi tersebut mulai berfungsi saat menstruasi
pertama kali pada usia 10-14 tahun dan sangat bervariasi. Pada saat itu, kelenjar
hipofisa mulai berpengaruh kemudian ovarium mulai bekerja menghasilkan
hormon esterogen dan progesteron. Hormon ini akan mempengaruhi uterus pada
15
dinding sebelah dalam dan terjadilah menstruasi.
4. Kesehatan reproduksi remaja dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: kebersihan
alat-alat genital, akses terhadap pendidikan kesehatan, hubungan seksual pranikah,
penyakit menular seksual (PMS), pengaruh media massa, akses terhadap
pelayanan kesehatan reproduksi yang terjangkau, dan hubungan yang harmonis
antara remaja dengan keluarganya.
5. Pengertian kanker serviks dan penyebabnya Kanker serviks adalah tumor ganas
primer yang berasal dari metaplasia epitel di daerah skuamokolumner junction
yaitu daerah peralihan mukosa vagina dan mukosa kanalis servikalis. Kanker
serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim, suatu daerah
pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim,
letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina.
SARAN
Setelah membaca makalah ini saya berpesan kepada para pembaca :
Selalu menjaga kesehatanKesehatan merupakan anugerah yang tak ternilai harganya
karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
Selalu menjaga kebersihan organ reproduksi agar terhindar dari penyakit klamin yang
berbahaya
Selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita. Makanlah
makanan yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh kita.
Rajin berolahraga dan istirahat yang cukup.
16
LAMPIRAN 3
Laporan Keuangan
Total Rp.303.000,00
17
LAMPIRAN 4
Dokumentasi Kegiatan
18
19
20
21
LAMPIRAN 5
22
23
Daftar Hadir Peserta Kegiatan Penyuluhan Hidup Sehat Bersama Farmasis Keluarga
(HSBFK)
24
25