Anda di halaman 1dari 12

MEMBANGUN MASYARAKAT YANG CERDAS

1. Orang yang mau belajar dari sejarah

1.1 Beriman

Kecerdasan seseorang sangat dipengaruhi oleh prilaku yang diilakukannya

salah satunya adalah pemimpin yang memiliki keimanan yang tinggi merupakan

pemimpin yang otomatis memiliki prilaku yang baik dan jujur (Supriyanto dan

Troena, 2012). Menurut Khamami (2014) Knadungan pada QS. Aali Imran, 3: 190-

191 menyatakan bahwa oleh karena orang-orang yang beriman adalah mereka yang

berpikir, maka mereka mampu melihat hal-hal yang menakjubkan dari ciptaan Allah

dan mengagungkan Kebesaran, Ilmu serta Kebijaksanaan Allah.

1.2 Mengembangkan Teknologi Pascapanen

Penanganan pascapanen merupakan salah satu metode yang penting dalam

usahatani karena dapat meningkatkan hasil produksi serta mendapatkan keuntungan

(Firmansyah,2009). Menurut Ginting (2008) Penanganan pascapanen yang tepat

sangat diperlukan untuk mempertahankan mutu bahan baik dalam bentuk segar

maupun produk yang akan diolah lebih lanjut dalam metode pengolahan.

Berkaitan dengan hal tersebut maka kegiatan pascapanen seperti contoh pada

padi meliputi pemanenan, perontokan, perawatan atau pengeringan, pengangkutan,

penggilingan, penyimpanan, standardisasi mutu, pengolahan, dan penanganan limbah.

Penanganan pascapanen yang baik akan berdampak positif terhadap hasil produksi

terhadap kualitas gabah konsumsi, benih, dan beras (Setyono, 2010).

1
2. Orang yang mau belajar dari Al-Quran

2.1 Mempelajari Al-Quran

Membaca al-Qur`an merupakan langkah pertama dalam berinteraksi

dengannya, kemudian diteruskan dengan tadabbur, yaitu dengan merenungkan dan

memahami maknanya sesuai petunjuk salafus shalih, lalu mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari, kemudian dilanjutkan dengan mengajarkannya (Gazali,2010).

Dalam mempelajari Al-Quran, bukan hanya memperhatikan isinya atau

artinya saja, tetapi perlu juga membacanya dengan secara tartil. Karena apabila salah

pembacaannya akan salah juga dalam pengartiannya. Secara hukum, apabila seorang

pembaca Al-Quran salah membacanya itu akan menjadi dosa bagi pembacanya.

(Wardiana dan Iskandar, 2015).

2.2 Mendapatkan Barokah (Kemudahan Hidup)

Dalam mempelajari Al-Quran dengan baik maka Allah akan memberikan kita

barokah yaitu Kemudahan hidup atau Kebahagian hidup seperti selalu bersyukur

kepada Allah. Seperti dijelaskan pada QS. Ibrahim ayat 7: Sesungguhnya jika kamu

bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu (Fuad, 2016).

Sumber Barokah atau kemudahan hidup ada dua yaitu dari Allah dan Al-

Quran. Selain itu Allah juga menganugerahkan kepada makhluk-makhluk dan

benda-benda yang Dia kehendaki (Sakinah, 2017). Al-Quran menganjurkan kepada

manusia untuk memperhatikan dan mempelajari alam raya dalam rangka memperoleh

manfaat dan kemudahan bagi kehidupannya, serta untuk mengantarkannya kepada

kesadaran akan keesaan dan kemahakuasaan Allah SWT (Shihab, 2009).

2
3. Orang yang Kritis dari Berbagai Pendapat

Setiap masing masing orang sudah diberikan akal oleh tuhan agar mampu

berpikir kritis terhadap hal-hal yg dihadapinya. Kemampuan berpikir kritis

merupakan kemampuan yang sangat esensial dalam kehidupan. Berpikir kritis

berbeda dengan kegiatan berpikir biasanya (Hidayat, 2017). Menurut Kusnawa

(2012) bahwa berpikir kritis adalah kegiatan berpikir yang meliputi kegiatan

menganalisis, mengkritisi, memutuskan, mengevaluasi, membandingkan dan

menaksir. Achmad (2007) memperjelas bahwa Kegiatan tersebut dapat

mengidentifikasi lima indikator yang sistematis dalam berpikir kritis, yaitu

keterampilan menganalisis, mensintesis, mengenal dan memecahkan masalah,

menyimpulkan, dan mengevaluasi atau menilai.

Seorang yang berpikir kritis mempunyai sikap terbuka dan mudah untuk

menerima adanya perbedaan pendapat. Ia juga sangat teliti dalam segala hal, dan

mempunyai konsep dalam menilai pendapat yang disampaikan orang lain. Argumen

yang disampaikan selalu didasari oleh datadata yang akurat. Dan dia mampu

membuat kesimpulan dengan tepat dari beberapa pernyataan yang ada. Serta, seorang

yang berpikir kritis selalu memandang sesuatu dari berbagai sudut pandang yang

berbeda (Sadikin, 2013). Dengan demikian, ketika proses berpikir kritis sudah timbul

dari dalam diri seseorang maka orang itu pasti akan mengambil langkah lngkah tepat

dalam menjalani hidupnya seperti salah satunya dapat menumbuhkan kemampuan

membaca yang akan menjadi bagian terpenting dalam menuntun kehidupannya

karena dalam era globalisasi ini merupakan kebutuhan vital dan fundamental yang

tidak bisa dipisahkan dari tuntutan dan kehidupan manusia (Artana, 2016).

3
4. Orang yang memahami Al-Quran secara Tekstual dan Kontekstual

Dalam memahami Al-Quran harus sangat dipahami. Pemahaman yang

menggunakan paradigma tekstual, tentu akan menimbulkan interpretasi yang berbeda

dengan pemahaman yang menggunakan paradigma kontekstual, bahkan mungkin

bertolak belakang sama sekali. Paradigma pemahaman tekstual dan kontekstual harus

benar benar dipahami dan lebih khusus ketika dikaitkan dengan ayat dan hadis yang

bersifat suci, mutlak, dan universal (Sadik, 2009). Menurut Gusmian (2007) bahwa

pemahaman tekstual adalah pemahaman yang berorientasi pada teks (wahyu) dalam

dirinya sedangkan pemahaman kontekstual adalah pemahaman yang didasarkan

bukan hanya pada pendekatan kebahasaan, tetapi juga teks dipahami melalui situasi

dan kondisi ketika teks (wahyu) itu muncul.

Pemahaman tersebut juga memiliki kelemahannya masing-masing.

Kelemahan mendasar dari pemahaman secara tekstual adalah makna dan ruh yang

terkandung dalam hadis akan teralienasi dengan konteks atau situasi dan kondisi yang

terus berkembang pesat (Channa, 2011). Menurut Muliono (2010)bahwa kita perlu

memahami hadis atau sunnah dengan mengacu pada latar belangkang, situasi dan

kondisi serta kedudukan nabi ketika hadis atau sunnah itu ditampilkan.

5. Orang yang Bersungguh-sungguh Mencari Ilmu

5.1 Muhkamat dan Muthasyabihat

Umat islam harus memahami dan mengerti tentang muhkam dan mutasyabih

yang terdapat pada ayat-ayat Al-Quran jika tidak akan menimbulkan permasalahan

yang mendasar dalam memahami Al-Quran (Al-Qotton, 2007).

4
Muhkamah berasal dari kata ihkam yang secara bahasa berarti kekukuhan,

kesempurnaan, keseksamaan dan pencegahan. Akan tetapi semua pengertian tersebut

kembali pada arti dasarnya yaitu pencegahan. Sedangkan mutasyabihat berasal dari

kata tasyabuh secara etimologis berarti keserupaan dan kesamaan yang biasanya

membawa kepada kesamaran antara dua hal (Firdausi, 2015). Menurut Al-Farmawi

(2007) bahwa dengan adanya ayat-ayat muhkamat dan muhtasyabihat itu sangatlah

membantu dalam penafsiran ayat-ayat Al-Quran sehingga berguna untuk mengetahui

maksud Allah yang terdapat dalam ayat-ayat-Nya sesuai dengan kemampuannya,

sehingga dalam penafsirannya bisa terungkap, baik dari aspek materinya, tujuannya,

dan tingkat kebutuhan terhadapnya.

5.2 Pentingnya Penelitian

Penelitian merupakn penyelesaian salah satu masalah yang sedang dihadapi.

Maka dari itu seseorang yang ingin memiliki pengetahuan, maka ia harus melakukan

penelitian salah satunya dengan metode ilmiah (Chistensen, 2008). Peneletian juga

sanagat berperan pentig dalam menumbuhkan kemempuan yang dimiliki seperti dapat

menumbuhkan gagasan yang menarik sehingga mampu berpikir kritis. Gagasan itu

dapat berupa hasil berpikir konseptual tentang topik tertentu dalam suatu bidang ilmu.

Gagasan itu juga dapat berupa hasil penelitian. Aspek mengembangkan gagasan,

kegiatan pokok penilaian proses yang dilakukan meliputi memunculkan lagi argumen

dan penalaran berupa satu kata atau lebih (Santoso, 2015). Dengan Demikian

hendaklah kita bersungguh-sungguh mencari ilmu agar apa yang ingin kita lakukan

bisa teratasi dengan ilmu yang kita punyai karena pada dasarnya ilmu juga berperan

penting untuk menumbuhkan kreatifitas yang dimiliki (Setyawan, 2010).

5
6. Orang yang Mampu Mengombinasikan Daya Zikir dan Daya Pikir

Dzikir merupakan suatu alat hamba untuk mendekatkan diri dengan sang

pencipta yaitu Allah SWT, selain sebagai alat pendekat diri dzikir juga menjadi

pengingat kita terhadap aturan Allah, aturan Allah merupakan aturan yang sangat

sempurna. Kesempurnaan allah dapat terlihat dari kesempurnaan islam yang terdapat

pada sifatnya yang terbuka untuk menerima masukan dari system lain, selama tidak

bertentangan dengan aqidah (Rusmala, 2013). Menurut Rahmawati (2013) bahwa

Allah sudah mengatur semua permasalahan karena Islam merupakan agama

Universal, ini menandakan bahwa aturan Allah sangatlah sempurna.

Daya pikir juga harus dibangun dalam menciptakan masyarakat yang cerdas,

karena daya pikir selalu berkaitan dengan kreatif dalam melakukan sesuatu,

masyarakat yang cerdas harus dibangun dengan daya pikir yang baik. Pada dasarnya

daya pikir sudah dimiliki oleh semua orang sejak dari lahir (UGM,2015). Jadi

pemimpin harus bisa melihat kodisi ini demi membangun masyarakat yang cerdas,

daya pikir sebenarnya bisa dilatih terus menurus karena daya pikir ini merupakan hal

yang sangat perlu untuk dikembangkan karena daya pikir tidak bisa berjalan dengan

baik jika tidak dilatih terus menerus (David, 2011).

7. Orang yang Dapat Menggunakan Akal

Kecerdasan seseorang juga dapat ditentukan dengan cara bagaiman ia

menggunakan akalnya ketika seseorang menggunakan akalnya dengan baik dapat

dipastikan orang tersebut cenderung memaksimalkan pendidikan yang ia tempuh dan

relatif menjaga moralnya baik di masyarakat ataupun keluarga (Mizal, 2014).

6
Pemimpin yang ingin membangun masyarakat yang cerdas haruslah menggunakan

akal pikirnya dengan sangat baik, karena akal pikir yang imajinatif sangat berperan

dalam proses pembentukan masyarakat yang kemudian masyarakat akan percaya

terhadap kepemimmpinannya (Zaenal, 2010). Hal tersebut juga diperkuat oleh Hakim

(2012) pemimpin yang imajinatif sedikit banyak akan berpengaruh terhadap

masyarakat, kepemimpinan seperti ini sebenarnya sudah dicontohkan oleh para

sahabat.

Menggunakan akal pikir juga harus selalu digunakan dalam mengambil semua

keputusan agar keputusan yang diambil tidak salah pilihan, sehingga tidak akan

menghasilkan masalah baru (Nurtanio, 2009). Akal pikir ini sudah dimiliki oleh

semua orang secara fitrah, tinggal bagaimana bisa mengolahnya, jadi pada dasarnya

semua orangpun bisa menjadi pemimpin untuk bisa membangun masyarakat yang

cerdas (Umar, 2015). Masyarakat yang cerdas hanya akan mampu untuk dibangun

oleh para pemimpin yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang integritas dan daya

pikir yang bisa menyesuaikan dengan keadaan masyarakatnya (Praptono, 2016).

8. Orang yang Mampu Meletakkan Kepentingan Allah SWT Diatas Segalanya

Kedekatan spiritual seorang pemimpin akan berpengaruh terhadap masyarakat

yang dipimpinnya, karena dengan memiliki jiwa yang dekat dengan tuhan akan

membuat pemempin itu melakukan kegiatan kegiatan yang selalu mengutamakan

kepentingan Allah diatas kepentingannya, seperti kegiatan melaksanakan ibadah

bersama dengan masyarakat, kerjabakti bersama dengan masyarakat pdan menjadi

pedoman untuk masyarakat juga (Ludji, 2010).

7
Kepentingan Allah sudah seharusnya menjadi prioritas seorang pemimpin

dalam menjalankan kepemimpinannya, karena dengan hal ini dia akan selalu

berusaha mengayomi semua masyarakat dengan landasan yang ikhlas dan niat karena

Allah SWT, dengan hal ini masyarakat kebutuhannya tidak akan terlupakan oleh

pemimpinnya, hal ini juga menjadi salah satu indikator ketaatan seorang pemimpin

terhadap allah SWT (Ghofar, 2014). Menurut Munfaridah (2016) bahwa sudah

sepatutnya kita sebagai hmaba allah harus selalu taat terhadapnya dan selalu

menerapkan kepemimpinan dalam islam.

Menurut Tafsir (2012) bahwa dalam kepemimpinan selalu ada kepentingan

pribadi yang mendorong untuk selalu memenuhi kebutuhannya ataupun keperluan

golongannya. Sebenarnya memang kepemimpinan yang selalu mengutamakan

kepentingan Allah dalam melaksanakan sebuat pemerintahan disbanding keperluan

pribadi di contohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat yang lain.

9. Orang yang Rajin Sholat Malam

Seseorang yang selalu menjalankan solat malam akan mendapatkan jaminan

dari Allah SWT. Keutamaan solat malam sangat banyak sekali disinggung oleh nabi

Muhammad SAW salah satunya adalah dalam hadis yang diriwayatkan oleh timidzi

yang pada intinya adalah jaminan orang melaksanakan solat malam hari adalah surg

(Syadiyah, 2011). Menurut Aniyatul (2007) bahwa Solat mala ini banyak dikaitakan

dengan pola hidup sehat seorang muslim, salah satu dokter yang ada dirumah sakit

Muhammadiyah Yogyakarta menyampaikan bahwa solat malam akan mengobati

masalah batin karena dengan solat malam akan mendapatkan ketenangan.

8
Solat malam dilakukan pada waktu sepertiga malam, waktu sepertiga malam

adalah waktu dimana individu sedang tidur terlelap. Suasana tenang merupakan

kelebihan dari solat malam, karena dalam keadaan malam tersebut apabila

melaksanakan solat malam bukan tidak mungkin kita akan mendapatkan kenikmatan

dan ketenangan dalam melaksanakan solatnya (Sabikdan, 2010). Selain itu juga

sholat malam dapat membuat tubuh menjadi sehhat, kesehatan solat terletak pada

gerakannya karena mampu mengaktifkan otot agar tidak kau, melancarkan peredaran

darah dan mengatasi kekuatan sendi (Asyhari, 2012).

10. Memanfaatkan Alam Raya Untuk Kesejahteraan Hidupnya

Kehidupan manusia tidak bisa di pisahkan dari alam, karena kebutuhan

manusia terhadap alam ini sangatlah banyak dan seakan akan manusia telah

bergantung terhadap alam (Nurul, 2009). Salah satu bagian dari alam yang tidak

dipisahkan dari manusia dalah air, struktur manusiapun sebagian besarnya terdiri dari

air. Menurut Soleman (2011) air merupakan salah satu anugrah terbesar yang

diberikan oleh Allah SWT. Semua mahluk hidup yang ada di dunia ini tidak dapat

hidup tanpa air . Air menjadi sumber kehidupan paling penting. Hakikatnya lembut,

namun kekuatan yang dikandungnya sangat luar biasa.

Air juga dapat berfungsi sebagai sarana pengobatan yaitu air yang higienis, air

suci dan bersih dari kuman dan najis, disamping air dijadikan obat, ada silang

pendapat bahwa air dapat menjadi sumber gizi bagi mahluk hidup

(Wijayakusuma,2009). Air selain bermanfaat bagi manusia juga bermanfaat bagi

hewan dan tumbuhan yaitu sebagai sumber energi (Suroso, 2011)..

9
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Arief. 2007. Memahami Berpikir Kritis. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Aniyatul, Zulfah. 2007, Respon Dokter Rumah Sakit PKU Muhammadiyah


Yogyakarta Terhadap Pandangan Hembing Wijayatentang Manfaat Solat
Bagi Kesehatan, Skripsi, Yogyakarta : Program S1 UIN SunanKalijaga

Al Farmawi, Abd.Hayy. 2007. Metode Tafsir Maudhuiy. PT. Raja


Grafindo Persada: Jakarta.

Al Qotton, Manna Khalil. 2007. Studi Ilmu-Ilmu Al Quran. Litera Antar


Nusa: Bogor.

Artana, I Ketut. 2016. Upaya Menumbuhkan Minat Baca Pada Anak. Jurnal Acarya.
Vol 2 (1): 1-13.

Asyhari, Abta dan Abu, Sabila. 2012. 30 Kesaksian Pengamal Tahajud, Yogyakarta:
Real Books.

Channa, Liliek. 2011. Memahami Makna Hadis Secara Tekstual Dan Kontekstual.
Jurnal Ulumuna. Vol 15(2): 391-414.

Chistensen, B, Larry. 2008. Experimental Methodology. Erlangga: Jakarta.

David, Kodrat. 2011. Pengaruh Pelatihan Cashflow 101 terhadap Pola Pikir
Entrepreneurship Mahasiswa.

Firdausi, Muhammad Anwar. 2015. Membincang Ayat-Ayat Muhkam Dan


Mutasyabih. Jurnal Ulul Albab. Vol 16(1): 80-88.

Firmansyah, U.I., Aqil. M., dan Sinuseng, Y. 2009. Penanganan Pascapanen Jagung.
Balai Penelitian Tanaman Serealia: Maros.

Fuad, Muskinul. 2016. Psikologi Kebahagiaan Dalam Al-Quran. Skripsi. IAIN:


Purwokerto.

Gazali, A, Iqbal Muhammad. 2010. Keutamaan Membaca Dan Menghafal Al-Quran.


Universitas Islam Negeri.

Ghofar, Shidiq. 2014. TeoriMaqashid Al-SyariahdalamHukum Islam.

10
Ginting, Erliana. 2008.Teknologi Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Ubikayu
Menjadi Produk-Antara Untuk Mendukung Agroindustri. Jurnal Buletin
Palawija. Vol 2 (4): 67-83.

Gusmian, Islah. 2007. Khazanah Tafsir Indonesia dari Hermeneutika hingga


Ideologi. Teraju: Jakarta.

Hakim, Arif. 2012. Pengaruh Kepribadian Sikap dan Kepemimpinan Terhadap


Kinerja Kreatif dalam Organisasi.

Hidayat, Taufik. 2017. Model Pembelajaran Penemuan Berorientasi Berpikir Kritis


Dalam Pembelajaran Menulis Ulasan. Jurnal Literasi. Vol 1(1): 1-9.

Khamami. 2010. Kecerdasan Manusia di Dalam Al-Quran. Jurnal Orbith. Vol 10


(1): 105-110.

Kuswana, Wowo Sunaryo. 2012. Taksonomi Kognitif: Perkembangan Ragam


Berpikir. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Ludji, Irene. 2010. Ekklesiologi dan Konsep Pelayanan Holistik.

Mizal, Basidin. 2014. Pendidikan Dalam Keluarga. Jurnal Ilmiah Paeradeun. Vol
2(3): 155-178.

Muliono, R, Slamet. 2010. Hermeneutika Al-Quran: Antara Pemaknaan Tekstual Dan


Kontekstual. Jurnal Ulumuna. Vol 14(1): 101-120.

Munfaridah, Tuti. 2016. Kepemimpinan Dalam Islam. Jurnal Studi Islam Dan Sosial.
Vol 14(1): 1-33.

Nurtanio, Purwanto Agus. 2009. Kreativitas Pemimpin dalam Pengambilan


Keputusan.

Nurul, Aini. 2009. PerspektifPendidikan Islam TentangAlamdanLingkungan. Jurnal


Darussalam, Vol. 9, No. 2.

Rahmawati, Suat, 2013. Peran Pendidikan Agama dalam Mewujudkan Kerukunan


AntarUmatBeragama. JurnalPendidikan. JendelaPengetahuan. vol. 5(3) : 13-
20.

Rusmala, Dewi. 2013. Universalisme Islam dan Kosmopolitisme Peradaban.

Sabikdan, Azam., Abidin, Zaenal. 2010. Efektivitas Shalat tahajud dalam


Mengurangi Tingkat Stres Santri.

11
Sadik, M. 2009. Al-Quran Dalam Perdebatan Pemahaman Tekstual Dan Kontekstual.
Jurnal Hunafa. Vol 6(1): 53-68.

Sadikin, A., Kamid., Hariyadi, B. 2013. Profil Berpikir Kritis Mahasiswa Tipe
Phlegmatis dalam Pemecahan Masalah Biologi. Jurnal Edu-Sains. Vol 2 (2):
32-37.

Sakinah, Aulia Nur. 2017. Konsep Barokah Dalam AL- QURAN : Telaah Tematik.
Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel. Surabaya.

Santoso, Hari. 2015. Pengembangan Berpikir Kritis Dan Kreatif Pustakawan Dalam
Penulisan Karya Ilmiah. Skripsi. FIB Universitas Negeri Malang.

Setyawan, Imam. 2010. Pembelajaran Pendidikan Tinggi dan Pengembangan


Kreativitas. Jurnal Psikologi Undip. Vol 3(2): 116-122.

Setyono, Agus. 2010. Perbaikan Teknologi Pascapanen Dalam Upaya Menekan


Kehilangan Hasil Padi. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian. Vol 3 (3):
212-226.

Shihab, M Quraish. 2009. Membumikan Al-Quran : Fungsi dan Peran Wahyu


dalam Kehidupan Masyarakat. Mizan: Jakarta.
Supriyanto, S, Achmad dan Troena, A, Eka. 2012. Pengaruh Kecerdasan Emosional
dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kepemimpinan Transformasional,
Kepuasan Kerja dan Kinerja Manajer (Studi di Bank Syariah Kota Malang).
Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol 10(4): 693-709.
Suroso, Yudiyanto Adi. 2011. Air dalam Kehidupan.

Tafsir, Ahmad. 2012. FilsafatUmum: Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra.
Bandung :Remaja Rosdakarya.
Umar, Sidiq. 2015. Kepemimpinan dalam Islam: KajianTematikdalam Al-quran dan
Hadist. Jurnal Tarbiyah Sekolah tinggi Agama Negeri (STAIN) Ponorogo

Universitas Gadjah Mada. 2015, Kehidupan Masyarakat Cerdas, Yogyakarta


:PusatStudiPancasila UGM.

Wardiana, Wawan dan Iskandar, Yamin. 2015. Perangkat Ajar Interaktif Tentang
Hukum Tajwid Untuk Pembacaan Al-Quran. Jurnal Inkom. Vol 3(1): 16-20.
Wijayakusuma, Doni. 2009. Manfaat Air Untuk Kehidupan Makhluk Hidup.
Zaenal, Ali. 2010. Sosok Pemimpin Sosial, dan Pemerintahan dari Berbagai
Perspektif.

12

Anda mungkin juga menyukai