Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangunan tinggi dan bentang lebar telah lama muncul di dunia ini bahkan sejak zaman
Romawi, namun bangunan tersebut diartikan sebagai bangunan yang menjulang tinggi dan
bertingkat rendah, seperti piramida, candi, dll. Setelah kehadiran bangunan tinggi, bahkan
pecakar langit, sebuah kota menunjukka keberadaannya dari jumlah bangunan yang
dimiliki, berapa jumlah penduduk sebagai penghuninya, serta yang lebih penting lagi
seberapa bangunan tinggi yang telah mampu dibangun oleh kota tersebut. Di Indonesia
baru muncul bangunan tinggi sekitar tahun 1960-an di ibukota Jakarta (Dwi Tangoro, 2006:
v). Oleh karena itu, perlu kiranya untuk belajar merancang sistem struktur bangunan tinggi
sebagai usaha untuk mengantisipasi di dalam persiapan pembangunan bangunan-bangunan
tinggi khususnya di Indonesia.

Studi tentang struktur menyangkut pemahaman prinsip-prinsip dasar yang


menunjukkan dan menandai perilaku objek-objek fisik yang dipengaruhi oleh gaya.
Bangunan harus mampu menghadapi gaya-gaya vertikal gravitasi dan gaya-gaya horizontal
angin di atas tanah serta gaya-gaya gempa di bawah tanah. Kulit bangunan harus menahan
perbedaan suhu, tekanan udara, dan kelembaban antara lingkungan luar dan dalam
bangunan. Susunan batang-batang harus dapat menyerap gaya-gaya ini dan meneruskannya
dengan aman ke tanah dengan usaha sesedikit mungkin (Wolfgang Schueller, 2001: 50)

Struktur dirancang untuk berfungsi sebagai kesatuan secara keseluruhan dan sebagai
serangkaian unsur yang berbeda-beda. Acuan kepada jenis-jenis beban yang diperkirakan
disertakan untuk menampilkan pentingnya kenyataan bahwa struktur itu biasanya
dirancang terhadap sekumpulan kondisi beban tertentu dan berfungsi sebagai struktur
terhadap kondisi-kondisi ini. Unsur-unsur struktur adalah tulang punggung yang penting
untuk badan bangunan, dan seorang arsitek yang mampu mengendalikan unsur-unsur
struktur dan menampilkannya untuk mengungkapkan hakikat bangunanlah yang dapat
mengidentifikasi dan mencerminkan tujuan pembangunannya sebagai suatu wadah untuk
interaksi berbagai sistem kegiatan yang berbeda.

1
Dalam perencanaan bangunan bertingkat tinggi, masalah yang dihadapi adalah
penentuan sistem struktur yang akan dipakai. Pemilihan sistem struktur harus dilakukan
tanpa mengenyampingkan nilai-nilai arsitekturnya.

Suatu fungsi kantor dalam sebuah gedung bertingkat tinggi biasanya memerlukan
ruang yang bebas kolom dengan lebar bersih ruangan yang effektif adalah sekitar 10 s/d 12
meter panjang. Dengan ruang yang bebas kolom tersebut maka pembagian ruang-ruang dan
pengaturan interior akan mudah, ruang menjadi lebih fleksibel untuk diubah. Disamping
itu, fungsi kantor juga menghendaki adanya core yang berisi ruang-ruang service.
Dipertimbangkan bahwa core lebih menguntungkan bila dindingnya terdiri dari dinding
geser yang struktural.

Dari beberapa kemungkinan perletakan core pada lantai, maka berdasarkan beberapa
persyaratan struktur letak yang paling baik adalah di tengah-tengah lantai/ bangunan.
Sedangkan kolom dapat diletakkan disekeliling lantai, sehingga ruang kantor yang
diperlukan dapat berada diantaranya. Ruangan ini yang terjadi akan cukup mendapat
cahaya yang diperlukan dari jendela yang dipasang di antara kolom-kolom tersebut.

Kondisi kebutuhan kantor dari uraian di atas adalah sangat sesuai dengan bentuk
bangunan Tube in Tube. Pendekatan tabung dalam tabung (Tube in Tube) telah dicoba
pada Brunswick Building berlantai 38 di Chicago dan One Shell Plaza Building berlantai
52 di Houston.

2
KAJIAN TEORI

Perkembangan mutakhir dalam rancangan struktur adalah konsep perilaku tabung


yang dikembangkan oleh Fazlur Khan dari Skidmore, Owings & Meriil. Pada saat ini,
empat dari lima bangunan tertinggi di dunia menggunakan sistem tabung. Bangunan
bangunan ini adalah Hancock Building, Sear Building, Standard Oil Building di Chicago,
dan World Trade Center di New York yang baru-baru ini runtuh karena dihantam oleh
pesawat teroris. Sistem tabung ini sangat efisien sehingga penggunaan bahan bangunan per
kaki persegi hampir separuh dengan jumlah yang digunakan untuk bangunan rangka. Pada
rancangan struktur sistem tabung dianggap bahwa fasade struktur bertindak terhadap beban
lateral bagai suatu kotak kosong tertutup yang terkantilever dari tanah. Karena dinding
eksterior menahan hampir seluruh beban angin, maka pengaku diagonal interior yang
mahal ataupun dinding geser dapat ditiadakan. Dinding tabung terbuat dari kolom kolom
berjarak sangat rapat di sekeliling bangunan yang diikat dengan balok pengikat yang tinggi.
Tampak struktur fasade terlihat sebagai dinding yang dilobangi. Kekakuan dinding fasade
ditingkatkan dengan menambah pengaku diagonal tambahan yang menghasilkan aksi
serupa rangka. Kekakuan tabung sedemikian tingginya sehingga perlakuannya terhadap
beban lateral menyerupai balok kantilever.

Seperti kita lihat selanjutnya, tabung eksterior ini dapat memikul semua beban lateral,
atau dapat diperkaku terus dengan menggunakan jenis pengaku interior tertentu. Beberapa
macam rancangan sistem struktur tabung yang dipakai dalam beberapa rancangan gedung
bertingkat banyak, dapat dibedakan menjadi :

a. Tabung kosong

b. Tabung rangka (frame tube).

c. Tabung truss (trussed tube)

- Tabung rangka kolom diagonal

- Tabung rangka lattice

d. Tabung dengan pengaku interior

e. Tabung dengan dinding geser sejajar

3
- Tabung dalam tabung (tube in tube).

- Tabung yang dimodifikasi (modifiedtube) : Tabung rangka dengan rangka kaku


dan Tabung dalam semi tabung

- Tabung modular (modular tube)

Pembahasan berikut ini akan difokuskan pada sistem struktur Tabung dalam tabung
atau Tube in Tube.

4
PEMBAHASAN

Arsitek : Fazlur Khan


Lokasi : Chicago
Tahun Pembangunan : 1961

Gambar 1. Brunswick Building


Sumber : google.image.com

Brunswick Building dibangun pada tahun 1961 dan selesai pada tahun 1965, dan
menjadi struktur beton bertulang tertinggi pertama pada masanya. Pada saat dibangun,
Chicago mengalami pertumbuhan kota yang pesat, sehinga menjadikan kebutuhan akan
perkantoran pun semakin banyak. Pembangunan ini terjadi setelah efek depresi yang telah
menghambat pembangunna antara tahun 1945 dan 1955 di pusat kota Chicago, yang juga
dikenal sebagai Loop. Hal-hal yang diperparah dengan pembatasan pembangunan
infrasturuktur yang diberlakukan pada orde baru di tahun 1940an. Pada tahun 1955,
Richard J. Daley, Walikota Chicago yang baru, menyadari perlunya merevitalisasi kota
dan menugaskan sebuah rencana pembangunan yang mencakup penyediaan dukungan dan
insentif finansial untuk perencanaan konstruksi. Lebih dari 1 juta m2 ruang kantor
ditambahkan di pusat kota Chicago pada tahun 1958.

Tahun 1960-an juga merupakan masa kesadaran akan nilai street- level plaza, tingkat
jalanan, dan integrasi naik tinggi dengan tingkat jalanan dan sekitarnya. Dengan pemikiran
ini, sangat penting untuk mengembangkan sistem struktural yang memungkinkan
5
pembangunan gedung lebih tinggi. Jika bangunan dibuat lebih tinggi, maka area lantai yang
sama dapat dibuat di tapak yang lebih kecil, dan dengan demikian memungkinkan agar
plaza ini dibangun. Tujuan dari ruang terbuka ini adalah untuk memungkinkan kelegaan
bagi pejalan kaki dari dinding seperti tebing yang diciptakan oleh gedung-gedung tinggi.
Untuk Bangunan Brunswick, kepala arsitek Bruce Graham dan perancang senior Myron
Goldsmith berharap bisa membuka plaza seluas 51 kaki yang mencerminkan kolam,
pepohonan, dan seni publik, namun semua ini tidak disadari karena orientasi tersebut
mencegah sinar matahari memasuki ruang.

KEKUATAN & BENTUK

Sistem struktur Gedung Brunswick terdiri dari inti dinding geser beton yang dikelilingi
oleh kerangka kolom dan spandrels luar. Pada awalnya, Khan tidak menganggap bahwa
kerangka luar akan memberikan kontribusi signifikan terhadap kekakuan lateral bangunan
yang dibutuhkan untuk mengambil angin. banyak Tapi saat dia menyelidiki kerangka
struktural secara lebih rinci, dia mulai menduga bahwa jarak kolom yang dekat bisa
mempengaruhi perilaku struktural bangunan. Bersama dengan insinyur lainnya, dia
melakukan analisis perkiraan yang cermat terhadap dua sistem struktural yang sedang
dimainkan: (1) inti dinding geser, dan (2) kerangka luar dengan jarak kolom 9'4 ". Mereka
menemukan bahwa dikenakan angin lateral yang membebani bingkai yang dipadukan
dengan inti dinding geser memberi struktur kekakuan lebih besar dari sebelumnya hanya
satu sistem (sheer wall or rigid frame).

Gambar 2. Ketinggian bagian bawah struktur Brunswick ini menunjukkan pemindahan muatan dari
kolom jarak dekat ke kolom kolom jarak jauh di bawah melalui balok dinding transfer
Sumber : http://khan.princeton.edu/khanBrunswick.html
6
Salah satu fitur utama dari Brunswick Building adalah balok dinding seberat 24 kaki
yang berada di dekat permukaan tanah. Gambar 3, menunjukkan bagaimana balok dinding
pemindah mengarahkan beban gravitasi dari kolom yang berjarak dekat di atas ke kolom
jarak jauh di tanah. Untuk mempelajari pengaruh kedalaman balok pemindahan ini, kami
melakukan dua analisis untuk sistem setara teluk 2: satu menggunakan dimensi balok
dinding transfer aktual, dan satu lagi dengan kedalaman balok transfer sebagai
sepersepuluh dari kedalaman balok yang sebenarnya. . Representasi gaya aksial melalui
anggota ditunjukkan pada elevasi.

Gambar 3. Pasukan aksial di kolom perimeter dengan (a) transfer ukuran penuh (kedalaman 24,1
kaki), dan (b) balok dengan kedalaman 1/10 dari balok ukuran penuh (kedalaman 2,41 kaki)

Sumber : http://khan.princeton.edu/khanBrunswick.html

Pada analisis balok ukuran penuh 24 ft (Gambar 3 (a)) gaya gravitasi total dibagi
hampir sama di antara kolom tiga di atas balok transfer (semua kekuatan aksial di kolom
memiliki besaran yang sama seperti yang ditunjukkan pada diagram dengan ketebalan garis
yang sama ). Di bawah balok, gaya tersebut kemudian dibagi di antara tiga kolom dasar,
dengan kolom pusat membawa lebih banyak muatan daripada dua kolom luar. Ini bukan
kasus untuk balok transfer kesepuluh yang kedua. Gambar 3 (b) menunjukkan distribusi
gaya di atas gelagar karena memiliki kekuatan yang lebih besar yang dibawa oleh kolom
yang paling dekat dengan kolom dasar dan sedikit gaya yang dibawa oleh kolom di tengah
bentang antara kolom dasar. Kolom yang berada tepat di atas kolom dasar melihat
7
peningkatan bertahap gaya aksial saat mendekati balok transfer (ditunjukkan pada gambar
3b dengan meningkatkan ketebalan garis), sedangkan kolom lainnya melihat penurunan
gaya aksial. Efek "lengkungan mirip" muncul saat kekuatan bergerak ke arah kolom kaku
di dasar. Ini menunjukkan bahwa kedalaman balok transfer memiliki efek signifikan pada
cara di mana kekuatan di kolom yang berjarak dekat di atas balok dinding didistribusikan
ke kolom yang berjarak secara luas di bawahnya.

Sebelum memulai konstruksi, Khan memastikan bahwa semua kondisi pemuatan yang
mungkin terjadi di gedung tinggi dievaluasi dan menghasilkan sejumlah grafik yang
memperkirakan perilakunya, semuanya dimungkinkan melalui eksperimen fisik ditambah
dengan pemikiran analitis yang kreatif. Sebagai contoh, Khan bekerja dengan beberapa
profesor dalam pengujian balok dinding transfer di Laboratorium Penelitian Struktural di
University of Illinois sebelum konstruksi. Beberapa masalah telah diajukan mengenai
panas hidrasi, rasio bentang lebar yang luar biasa kecil, dan konstruksi balok dalam yang
tidak konvensional. "7 Tes ini memastikan kelayakan balok yang pada saat itu merupakan"
balok beton terbesar di dunia; "8 sebagai Hasilnya, kekhawatiran dikurangi, karena tes
laboratorium menunjukkan faktor keamanan 3.0, menghasilkan

3.1 Sistem Struktur Tube in Tube


Kekakuan sistem tabung kosong sangat ditingkatkan apabila digunakan inti tidak
hanya untuk menahan beban gravitasi, tetapi juga untuk menahan beban lateral. Struktur
lantai mengikat tabung interior bersama eksterior dan berlaku sebagai satu kesatuan
terhadap gaya gaya lateral.

Reaksi suatu sistem tabung dalam tabung (Tube in Tube) terhadap angin menyerupai
struktur rangka dengan dinding geser. Akan tetapi, tabung rangka eksterior lebih kaku dari
pada tabung interior.

Bangunan Tube in Tube strukturnya terdiri dari penggabungan komponen-


komponen struktur yaitu: pondasi, basemen, kolom, balok spanderel, lantai (dan balok),
serta core.

Mengingat jarak kolom rapat, maka pondasi yang sesuai adalah pondasi rakit karena
paling dapat mencapai kesatuan. Walaupun demikian bukan berarti pondasi yang lain tidak

8
boleh digabungkan sebagai tambahannya. Pada pondasi rakit sangat menguntungkan bila
ruang rakitnya dimanfaatkan untuk basement.

- Kolom bentuk profilnya perlu dipilih yang mudah dijajarkan. Jarak antar kolom dan
dimensinya adalah fungsi dari ketinggian bangunan. Jarak kolom antara 1,2 s/d 3
meter panjang. (Sebagai gambaran: bangunan Apartemen De Witt Chestnut di
Chicago tinggi 43 lantai jarak as kolom ke-kolom 1,65 meter.

- Dinding luar sistem struktur tube in tube adalah deretan kolom exterior yang rapat
dan membentuk bidang datar, sehingga celah-celah kolom merupakan lubang-
lubang teratur untuk jendela. Dinding dalam dapat berupa kolom-kolom yang rapat,
dapat merupakan dinding masif atau merupakan kolom sebagai rangka dari dinding
pengisi yang tipis.

- Balok spandrel adalah balok yang mengikat semua kolom dan merupakan pengikat
bangunan secara keseluruhan, inilah yang menjadikan kehomogenan seluruh
struktur. Selain mengikat kolom juga sebagai tempat bertumpunya pelat-pelat
lantai.

- Atap bangunan strukturnya dapat disamakan dengan struktur lantai bangunan untuk
kemudahannya.

Dari gambaran bentuk bangunan tube in tube ini dapat disusun beberapa potensi
penerapan sistim struktur tersebut kedalam bangunan tinggi dalam uraian berikut ini.

3.2 Potensi Arsitektur


Terdapat 3 macam potensi dari segi arsitektur yang dapat ditonjolkan yaitu :
- Ruang dalam yang memungkinkan pengaturan secara fleksibel.
- Beberapa alternatif tampak bangunan yang dimungkinkan.
- Pengembangan bangunan yang memungkinkan untuk dilakukan.

1. Penggunaan Ruang Dalam


Unit dasar bangunan sistem tube in tube yang efektif adalah jika unit itu
berbentuk simetris (bujur sangkar, lingkaran, dsb.). Bentuk-bentuk ini sangat
menguntungkan karena dengan bentuk simetris ini ruang memiliki orientasi yang
netral ke segala arah.

9
Gambar 4. Orientasi ruang dalam ke segala arah
Sumbet : buku Building Construction Illustrated, 1975

Penempatan kolom pada sisi ruang (kolom-kolom exterior) dan kolom-kolom


interior sangat menguntungkan, karena luas lantai yang dipakai akan sangat
efektif, dan ruang-ruang dalam yang terjadi sangat fleksibel, dapat dipergunakan
sebagai ruang serba-guna (multi function purpose).

Gambar 5. Penenmpatan kolom


Sumbet : buku Building Construction Illustrated, 1975
Sistem sirkulasi dan transportasi dalam ruang yang terbentuk oleh sistem
struktur TubeinTube ini sangat efektif, karena ruang dapat dibagi dalam luas
lantai untuk pelayanan secara merata, sehingga tidak terjadi cross.

Gambar 6. Sistem sirkulasi dan transportasi ruang dalam


Sumbet : buku Building Construction Illustrated, 1975
10
3.3 Ekspresi Bentuk Bangunan Luar
Bangunan-bangunan besar sangat tergantung kepada sistem strukturnya, sehingga
sistem struktur sangat diharapkan dapat menjadi ekspresi arsitekturnya. Pada sistem
struktur Tube In Tube ini bentuk luar menampilkan kolom-kolom rapat yang terlihat
bersifat jujur sebagai struktur pengokoh bangunan, sedang lubang-lubang diantaranya
berfungsi sebagai jendela. Estetika bangunan dapat dicapai dengan permainan kolom-
kolom dan dinding secara sederhana dalam skala vertikal yang sangat tinggi.
Secara sepintas akan terlihat bahwa tampak bangunan merupakan gabungan antara
garis vertikal yang sangat kuat dan garis horizontal dari lantai maupun jendela yang dapat
diatur penampilannya.

Ada dua kemungkinan tampak yang terjadi disini, yaitu:


- kolom perimeter/ vertikal dari atas sampai ke bawah jumlahnya tetap.
- kolom perimeter dari atas sampai ke bawah berkurang jumlahnya, dengan bantuan
transferred beam gaya-gaya disalurkan ke kolom dibawahnya yang lebih besar.

Gambar 7: Ekspresi bentuk luar bangunan


Sumbet : buku Building Construction Illustrated, 1975
3.4 Pengembangan Bangunan
Sistem struktur berkembang menghendaki unit bangunan dapat berkembang baik
secara horizontal maupun vertikal. Perkembangan ini dilakukan dapat secara bertahap atau
simultan. Syarat dalam pengembangan ini dalam segala arah harus tidak mengganggu
struktur bangunan lama. Pada sistem struktur Tube in Tube, kemungkinan untuk
berkembang kearah vertikal dapat diselesaikan dengan mudah, karena kemampuan
strukturnya sendiri yang dapat menopang beban langsung dari atas. Sedangkan untuk
pengembangan ke arah horizontal harus dilakukan pemecahan secara khusus, yaitu dengan
bantuan elemen/ unit penghubung.
11
3.5 Fleksibilitas
a. fleksibilitas pengembangan struktur dan sistem bangunan hanya dapat dilakukan
ke arah vertikal, karena pengembangan ke arah horizontal terbentur masalah
kolom perimeter/ vertikal.
b. Pengembangan ke arah horizontal menyebabkan antara satu massa bangunan
dengan massa bangunan lainnya terpisah atau ada jarak.
c. Penyelesaian hubungan antar massa bangunan dapat dibantu dengan selasar
struktur atap selasar mamakai kantilever.
d. Modul pengembangan ke arah horizontal merupakan penggabungan antara unit
dasar dengan selasar.
3.6 Sirkulasi
a. Sistem sirkulasi di luar dan di dalam bangunan (unit dasar) terpisah.
b. Sistem sirkulasi vertikal berada dalam core, kecuali jika dibutuhkan dapat di luar
core, misalnya: tangga umum, tangga darurat, escalator, dsb.
c. Sirkulasi horizontal yang terjadi tergantung perletakan pembukaan core dan
pemakaian ruangan untuk memenuhi fungsinya.

Gambar 8. :Sirkulasi pada core (kiri-atas), sirkulasi vertikal pada bangunan


Sumbet : buku Building Construction Illustrated, 1975
3.7 Potensi Struktur

Menurut Fazlur Khan (Tubular Structure for Tall Building, 1974 ; 5), bangunan
Tube in Tube sebagaimana bangunan lainnya dapat berdiri, apabila persyaratan struktur

12
untuk berdirinya bangunan itu terpenuhi. Terdapat tiga macam persyaratan struktur untuk
berdirinya bangunan yaitu:

1) Keseimbangan, Stabilitas dan Kekuatan

Dalam merencanakan sistem tube in tube juga harus memperhatikan beban-beban


yang bekerja pada bangunan, yaitu berupa beban statis dan beban dinamis. Semua beban-
beban tersebut terdiri dari: beban hidup, beban mati, beban konstruksi, beban angin/ lateral,
beban gempa dan tekanan tanah & air tanah.

Berdasarkan persyaratan struktur dan gaya-gaya yang bekerja seperti tersebut di atas
maka dapat disusun hal-hal mengenai struktur yang merupakan potensi struktur Tube in
Tube sebagai berikut.

2) Penyaluran Gaya

Sebagaimana bangunan tinggi yang lain struktur ini dapat menyalurkan gaya-gaya
yang bekerja, yang timbul disebabkan beban lateral maupun, beban gravitasi. Penyaluran
gaya-gaya tersebut disebarkan melalui elemen-elemen struktur dengan cara: mulai dari
sistem struktur lantai, kemudian melalui balok-balok horizontal atau balok-balok induk dan
spandrel beam, selanjutnya disalurkan ke komponen-komponen struktur vertikal yaitu
kolom-kolom yang letaknya sangat berdekatan (yang membentuk tabung/ outer tube dan
core/ inner tube). Penyaluran gaya ini diteruskan sampai kepondasi dan akhirnya ke
tanah.hal ini dapat dijelaskan dengan gambar berikut ini.

Gambar 9. :Penyaluran gaya


Sumbet : buku Building Construction Illustrated, 1975

13
3) Pengaku bidang horizontal dan bidang vertikal

Struktur bangunan harus dapat menahan bermacam-macam gaya luar yang bekerja
pada bangunan. Oleh sebab itu maka struktur harus dilengkapi dengan pengaku-pengaku
pada bidang horizontal maupun bidang vertikal bangunan.

Pada umumnya sistem struktur lantai bereaksi sebagai pengaku bidang horizontal
bangunan Sedangkan sistem struktur vertikal (kolom, dinding dan core) bereaksi sebagai
pengaku bidang vertikal bangunan. Bidang pengaku horizontal berfungsi sebagai
pencegah deformasi yang terjadi pada arah horizontal, sedang bidang pengaku vertikal
mencegah deformasi pada arah vertikal. Hubungan struktur pengaku horizontal dan
vertikal inilah yang menyalurkan gaya-gaya tersebut di atas sampai ke pondasi dan
akhirnya ke tanah.
Untuk bangunan dengan sistem tubular, pengaku bidang vertikal ditempatkan di
bagian luar bangunan (structural facade). Pada sistem struktur Tube in Tube yang
bereaksi sebagai pengaku bidang horizontal adalah sistem struktur lantainya sendiri yaitu:
concrete slab dan balok-balok horizontal (spandrel beams). Yang bereaksi sebagai
pengaku bidang vertikal adalah kolom-kolom luar berbentuk tabung (outer tube) dan core
(inner tube).

Gambar 10. Lantai sebagai pengaku (kiri-atas), core sebagai pengaku (kiri-bawah), dinding luar sebagai
pengaku bidang vertical (kanan)
Sumbet : buku Building Construction Illustrated, 1975

14
4) Deformasi Yang Terjadi

Reaksi-reaksi yang terjadi pada sistem struktur Tube in Tube akibat gaya-gaya luar
yang bekerja adalah sama dengan penggabungan antara reaksi yang terjadi pada sistem
struktur rigid frame ditambah dengan reaksi yang terjadi pada sistem struktur shear wall.
Akibat deformasi yang terjadi secara keseluruhan adalah juga gabungan dari deformasi
yang terjadi pada rigid frame ditambah deformasi pada shear wall. Penggabungan ini
membuat bangunan memiliki kestabilan yang lebih tinggi dari pada kedua sistem struktur
tersebut berdiri sendiri, karena terjadinya tegangan-tegangan yang saling
menyeimbangkan. Untuk lebih jelasnya uraian di atas dapat dilihat pada gambar 11a, 11b,
11c, 11d, 11e, 11f dan 11g di bawah ini.

Gambar 10. Tegangan pada bangunan vertikal


Sumbet : buku Earthquake Resistant, 1977

Bagian tabung luar (outer tube) menahan gaya lateral paling besar pada bagian atas
bangunan, berarti dapat mencegah terjadinya deformasi di bagian atas bangunan.
Sedangkan tabung dalam (inner tube) menahan paling besar gaya lateral pada bagian
bawah bangunan, berarti dapat mencegah kemungkinan terjadinya deformasi di bagian
bawah bangunan atau tanah.

15
3.8 Konstruksi

Untuk bangunan bertingkat tinggi, material beton pracetak sangat tepat untuk dipakai.
Karena disamping mempermudah pelaksanaan, juga waktu pelaksanaan lebih singkat.
Tetapi disamping itu ada faktor keterbatasan dalam penggunaan beton pracetak dalam
sistem ini. Faktor keterbatasan tersebut dialami oleh semua jenis sistem struktur bangunan
tinggi. Beberapa cara yang dilaklukan untuk mencegah penurunan kekuatan adalah dengan
jalan pengecekan terhadap setiap sambungan secara teliti dan memperhatikan faktor
toleransi agar kesulitan-kesulitan saat pelaksanaan dapat dihindari.

Agar potensi yang dicapai dapat maksimal, maka diperlukan penentuan komponen-
komponen yang dapat dibuat pracetak dan komponen bukan pracetak. Di dalam sistem
struktur Tube in Tube komponen struktur yang dapat dibuat pracetak adalah bagian upper
struktur diantaranya : sistem plat lantai, kolom, balok dan core. Komponen-komponen
yang tidak dapat dibuat pracetak adalah bagian sub structure yang berfungsi sebagai
pemegang struktur utama, yaitu:pondasi,sloof,basement,dsb.

Bangunan tinggi bila diperhatikan maka keperluan komponen antara lantai satu dengan
lainnya adalah sama atau hampir sama. Sehingga dengan dapat dilaksanakannya cara
pracetak ini berarti mempermudah pelaksanaan konstruksi dan mempersingkat waktu
pelaksanaannya

16
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Penggunaan sistem struktur Tube in Tube dapat dilakukan tanpa mengenyampingkan


nilai arsitektur yang diperlukan bangunan yang bertingkat tinggi. Kebutuhan ruang untuk
fungsi kantor pada bangunan bertingkat tinggi adalah sangat sesuai dengan bentuk
bangunan tinggi yang menggunakan sisterm struktur Tube in Tube. Sistem struktur ini
mempunyai kelebihan-kelebihan baik dari segi arsitektur maupun segi struktur.

Gedung Brunswick merupakan salah satu bangunan dengan penggunaan beton


bertulang pertama pada gedung-gedung tinggi modern. Kurangnya dinding tirai kaca
eksternal menonjolkan kerangka balok kolom bangunan dengan membuka fasad beton
bangunan itu. Transefr balok dinding memindahkan kekuatan dari kolom jarak terdekat ke
kolom kolom jarak jauh. Dalam desain masa depan seperti Two Shell Plaza dan Marine
Midland B, Khan membuat perpindahan kekuatan ini dengan cara yang lebih terorganisir
dan bertahap.

Gedung Brunswick menandai dimulainya serangkaian struktur beton bertulang.


Selama 45 tahun bangunan itu telah ada, Gedung Brunswick telah teruji oleh waktu
sehingga mampu bertahan sampai saat ini. Ini adalah proyek pertama Fazlur Khan dimana
saat itu ia menjabat sebagai manajer proyek. Perhatiannya yang cermat terhadap detail dan
eksplorasi inovasi teknik baru saja dimulai dan menjadikannya sebagai inovasi terbaru.

Inovasi sistema struktur dan pengaruhnya pada bangunan tinggi akan terus
memberikan dampak ataupun pengaruh yang sangat besar dalam mengubah sifat bangunan
tinggi. kemajuan struktural yang paling mendalam terjadi melalui kolaborasi arsitek,
insinyur struktural, insinyur servis bangunan, konstruksi khusus dan kontraktor. Seperti di
masa lalu, bangunan tinggi di masa depan akan berubah dalam menanggapi pengaruh ini:
kontraktor akan menemukan cara baru untuk membangun, para insinyur akan terus
menciptakan sistem baru, dan arsitek akan terus menciptakan bangunan baru yang
mendapat keuntungan dari pengaruh teknis.

17
DAFTAR PUSTAKA

Tangoro, Dwi. 2000. Utilitas Bangunan. Jakarta :Universitas Indonesia.

Moore, Fuller. 1999. Understanding Structure. US of America : McGraw-Hill Companies.

Schueller, Wolfgang. 2001. Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi. Bandung : Refika


Aditama.

Ching, F.D. 1975. Building Construction Illustrated. New York: Van ; Nostrand.

Covan H.J. 1976. Architectural Structure an Introduction to structural Mechanics. Second

Edition. New York.

D.J. Dowrick. 1977. Earthquake Resistant. John Wiley & Sons Ltd.

Fazlur Khan, Phd. 1974. Tubular Structure for Tall Building . Handbook of Concrete

Engineering, Adited by Mark Finel. Van Nostrand Reinhold Company.

Mario Salvadori & Robert Heller. (1962). Structure in Architecture. London: Prentice

HallInternationalInc.

http://khan.princeton.edu/khanBrunswick.html, diakses pada tanggal 10 Oktober 2017


pukul 20.06 WITA

http://www.archdaily.com, diakses pada tanggal 03 Oktober 2017 pukul 23.55 WITA

18
19

Anda mungkin juga menyukai