330 - LP Pneumonia-1
330 - LP Pneumonia-1
I. Konsep Penyakit
1.1 Definisi/deskripsi penyakit
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing
(Ngastiyah.1997)
Pneumonia sebagai akibat infeksi mungkin didapatkan secara transplasenta,
perinatal, atau pasca lahir. (Nelson,2000)
Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenkim paru yang
terjadi pada anak ( suriani, 2006).
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh
bermacammacam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing yang
mengenai jaringan paru (alveoli), (DEPKES, 2006)
1.2 Etiologi
a. Bakteri
Streptococcus pneumoniae, streptokokus grup A, Haemophilus Influenza
dan staphilococcus aureus yang lajim terjadi pada anak-anak normal
b. Jamur
Histoplasma capsulatum, Coccidioides immitis, Aspergillus, Blastomcyes
dermatitis, Cryptococcus, dan Candida sp.
c. Virus
Respiratorik Sensitisial Virus (RSV), Virus Parainfluenza, Adenovirus,
Rhinovirus, Virus Influenza, Virus Varisela dan rubella, Chlamydia
trachomatis, Mycoplasma Pneumoniae yang terjadi pada usia beberapa
tahun pertama dan anak sekolah dan ank yang lebih tua.
d. Haemophilus influenza tipe b menyebabkan pneumonia bakteri pada anak
muda, dan kondisi jauh lebih berkurang dengan penggunaan vaksin efek
rutin.
e. Aspirasi makanan, kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion dan
benda asing.
1.4 Patofisiologi
Sebagian besar pneumonia didapatkan melalui aspirasi partikel infektif. Ada
beberapa mekanisme yang pada keadaan normal melindungi paru dari
infeksi. Partikel infeksius difiltrasi dihidung atau terperangkap dan
dibersihkan oleh mucus dan efitel bersilia di saluran pernapasan. Bila suatu
partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan
makrofag alveolar, dan juga dengan mekanisme imun sistemik dan humoral.
Bayi pada bulan-bulan pertama juga memiliki antibodi maternal yang
didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan
organisme-organisme infeksius lainnya.
1.5 Komplikasi
a. Infeksi darah
Kondisi ini terjadi akibat adanya bakteri yang masuk ke dalam aliran
darah dan menyebarkan infeksi ke organ-organ lain. Infeksi darah
berpotensi menyebabkan terjadinya gagal organ
b. Abses paru atau lubang bernanah
Yang tumbuh dijaringan paru-paru. Abses umumnya dapat ditangani
dengan antibiotic, namun terkadang juga membutuhkan prosedur
operasi untuk membuang nanah
c. Efusi pleura yaitu kondisi dimana cairan memenuhi ruang disekitar
paru-paru .
1.6 Penatalaksanaan
Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi,
tetapi berhubung hal ini tidak selalu didapat dikerjakan dan memakan waktu
maka dalam praktek diberikan pengobatan polifragmasi.
Penisilin diberikan 50.000 U/kg bb/ hari dan ditambah dengan kloramfenikol
50-70 mg/kg bb/hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum
luas seperti ampisilin. Pengobatan diteruskan sampai anak bebas panas
selama 4 5 hari. Anak yang sangat sesak nafasnya memerlukan pemberian
cairan intravena dan oksigen. Jenis cairan yang digunakan ialah campuran
glukose 5% dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCl
10mEq/500ml botol infus. Banyaknya cairan yang diperlukan sebaiknya
dihitung dengan menggunakan rumus Darrow.
Karena ternyata sebagian besar penderita jatuh ke dalam asidosis metabolik
akibat kurang makan dan hipoksia, dapat diberikan koreksi dengan
perhitungan kekurangan basa sebanyak 5 mEq. Pneumonia yang tidak
berat, tidak perlu dirawat di rumah sakit.
1.7 Pathway (harus pada sampai masalah keperawatan)
Normal (Sistem
pertahanan) terganggu Organisme
Leukositosis
Dehidrasi
Produksi sputum Abses pneumatocele
meningkat (Kerusakan jaringan
paru)
Perubahan nutrisi Resiko
kurang dari kekurangan
Ketidakefektifan
kebutuhan tubuh volume cairan
bersihan jalan Ketidakefektifan
nafas pola nafas
II. Rencana asuhan klien dengan gangguan pneumonia
2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat keperawatan
- Riwayat keperawatan sekarang
Didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas selama beberapa
hari, kemudian mendadak timbul panas, tinggi, sakit kepala,
kadang-kadang anak-anak atau bayi dapat timbul kejang, distensi
abdomen, dan kaku kuduk, timbul batuk, sesak, nafsu makan
menurun.
- Riwayat keperawatan sebelumnya
Anak sering menderita penyakit saluran pernapasan, Influenza
sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelumdiketahui
adanya penyakit pneumonia, penyakit paru, jantung serta kelainan
organ vital bawaan dapat memperberat klinis klien
- Riwayat kesehatan keluarga
Tempat tinggal lingkungan dengan sanitasi buruk beresiko lebih
besar
2.1.2 Pemeriksaan fisik: data fokus
Inspeksi :
Adanya PCH, adanya sesak napas, dyspnea, sianosis sirkumoral,
distensi abdomen, batuk non produktif sampai produktif dan nyeri dada
Palpasi :
Fremitus raba meningkat disisi yang sakit, hati kemungkinan
membesar.
Perkusi :
Suara redup pada paru yang sakit
Auskultasi :
Ronchi halus. Ronchi basah, takikardi
2.1.3 Pemeriksaan penunjang
a. Foto toraks
Pada foto toraks bronkopneumonia terdapat bercak bercak infiltrat
pada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat
adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus.
b. Laboratorium
Gambaran darah tepi menunjukkan leukositosis, dapat mencapai
15.000 40.000/mm3 dengan pergeseran ke kiri. Kuman penyebab
dapat dibiak dari usapan tenggorokan dan mungkin terdapat
albuminuria ringan karena suhu yang naik dan sedikit toraks hialin.
Analisis gas darah arteri dapat menunjukan asidosis metabolik
dengan atau tanpa retensi CO2.
c. Pemeriksaan rontgen pemeriksaan ini dapat menunjukkan kelainan
sebelum hal ini dapat ditemukan secara pemeriksaan fisik. Pada
bronchopneumonia bercak-bercak infiltrate didapatkan pada satu
atau beberapa lobus. Pada pneumonia lobaris terlihat adanya
konsolidasi pada satu atau beberapa lobus, foto rontgen juga dapat
menunjukkan adanya komplikasi pada satu atau beberapa lobus, dan
beberapa komplikasi seperti pleuritis, abses paru, pericarditis.
Objektif
Airway Management
- Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
- Pasang mayo bila perlu
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Lakukan suction pada mayo
- Berikan bronkodilator bila perlu
- Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
- Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
- Monitor respirasi dan status O2
Terapi Oksigen
- Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
- Pertahankan jalan nafas yang paten
- Atur peralatan oksigenasi
- Monitor aliran oksigen
- Pertahankan posisi pasien
- Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
- Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
http://rahayuwijayanti87.blogspot.co.id/2014/04/laporan-pendahuluan-
pneumonia-pada-anak.html
Iskandar Mah-iditat. ( 1985 ) Ilmu Kesehatan Anak UI, Jakarta : EGC
Rita & Suriadi ( 2001 ) Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi. I Jakarta : EGC
Roudelph, ( 2007 ) Buku Peditria Rubolph Edisi , 20. Volume Jakarta : EGC
Suriadi, Skp, MSN. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : EGC
( . ) ( . )