Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
2.1.2 Epidemiologi
2.1.4 Makroskopis
2.1.5 Mikroskopis
A B
A B
Gambar 2. A. Adanya sejumlah sel goblet di epitel saluran nafas yang mengalami
hiperplasia. Kebanyakan sel-sel inflamasi tidak jelas, stroma yang edema didominasi
eosinofil. B. Sebuah polip dimana sebagian epitel saluran nafas menggantikan sel goblet.
Gambar 4. Polip tipe inflamasi. Terdapat sebagian daeran epitel permukaan saluran
nafas yang mengalami metaplasia kuboidal tetapi tidak terdapat hiperplasia sel goblet.
Membran basal menunjukkan tidak adanya hialinisasi. Stroma mengandung jaringan ikat
dengan beberapa pembuluh darah yang mengalami dilatasi dan sejumlah besar dengan
infiltrasi limfosit. Terdapat banyak kelenjar seromusin, lebih banyak daripada polip
edematous.
Gambar 5. Polip hidung dengan hiperplasia kelenjar seromusin. Namun tidak terdapat
atipik.
A
Gambar 6. A. Polip dengan stroma atipik. Stroma lebih gembur dengan sel-sel inflamasi
tetapi terdapat sejumlah sel bizarre dan sebagian berbentuk seperti bintang berselubung.
Inti sel-sel tersebut atipik dan cenderung hiperkromatik. Tidak adanya mitosis. B. Tipe
Olze et al RANTES
Eosinofil
2.1.8 Diagnosis
2.1.8.1 Anamnesis
Massa polip hidung Jika mungkin: biopsi untuk tentukan tipe polip Curiga
Tentukan stadium (eosinofilik/netrofilik) dan/lakukan polipektomi keganasan
reduksi pada polip stadium 2 dan 3 untuk
memperbaiki airway.
Biopsi
Persiapan pra
bedah: HDST Terapi medik:
dan CT Scan 1. Steroid topikal dan/atau
2. Polipektomi medikamentosa (HDST)
Polip rekuren:
- Cari faktor alergi - Kaustik /ekstraksi polip kecil
- Steroid topikal - Operasi ulang
- Steroid oral (HDST)
Sumber: Perhati (2007).
2.3 Kortikosteroid
Mediator Komponen
Kortikosteroid Generasi
Flunisolide ( FLU ) I
Beclomethasone dipropionate ( BD ) I
Budesonide ( BUD ) I
Mometasone furoate ( MF ) II
Fluticasone propionate ( FP ) II
Fluticasone furoate ( FF ) II
Dexamethasone (oral) 76 %
Flunisolide 49 %
Triamcinolone acetonide 46 %
Beclomethasone dipropionate 44 %
Budesonide 34 %
140 g Deposition 60 g
Systemic circulation
FP MF BUD CIC FF
Ekskresi F 95 % F 55 % F 34 % F 66 % F 90 %
U 5% U 45 U 66 % U 20 U 1%
% %
Waktu paruh (jam) 7,8 5,8 2-3 6-7 15,1
Kortikosteroid
Ukuran polip
Apoptosis Apoptosis
Ukuran polip
- Konka superior
- Meatus nasi
superior
- Konka media
- Meatus nasi media
- Konka inferior
- Meatus nasi
inferior
1. Fungsi respirasi.
2. Fungsi pertahanan lokal.
Adanya rambut hidung dan klirens mukosiliar adalah bagian
terpenting dalam mekanisme pertahanan terhadap patogen dan
toxin yang terhirup bersama udara.
3. Sebagai pengatur suhu dan kelembaban udara.
Hidung sangat berperan penting dalam mengatur suhu dan
kelembaban udara yang akan memasuki pari-paru.
4. Fungsi penghidu.
Di rongga hidung terdapat mukosa olfaktorius dan reservoir udara
untuk menampung stimulus penghidu.
5. Fungsi resonansi suara
Kualitas suara sangat ditentukan oleh vibrasi suara di faring,
rongga mulut dan rongga hidung.