Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Usia : 69 tahun
Alamat : Parang Kusumo, Tlogosari Semarang
Pekerjaan : Penjahit dan Ibu Rumah Tangga
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tanggal periksa : 14 September 2017

B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan di Poliklinik Mata RS Roemani Semarang pada tanggal
14 September 2017 pukul 11.00 WIB secara autoanamnesis.
Keluhan utama : Mata kanan terasa kemeng.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan mata kanan terasa kemeng sejak 2 tahun yang
lalu setelah operasi katarak dan pemasangan lensa mata. Kemeng pada mata
kanan dirasakan hilang timbul setiap hari. Keluhan kemeng pada mata terasa
seperti cekot-cekot dan dirasakan mengganggu aktifitas pasien dalam bekerja.
Kemeng dirasakan terutama saat pasien kelelahan bekerja (setelah menjahit)
dan pasien merasa lebih nyaman terutama saat istirahat dan setelah pemberian
obat tetes mata. Selain itu pasien juga mengeluh mata kanan terkadang kabur,
seperti ada bayang-bayang hitam, tidak nerocos, tidak merah, tidak terdapat
penglihatan ganda. Pasien juga merasa silau bila melihat cahaya sehingga
pasien terkadang saat keluar rumah menggunakan kacamata hitam. Pasien tidak
mengeluh ngganjel dan penglihatan menurun. Pasien rutin memeriksakan diri
ke rumah sakit dan diberi obat tetes mata dan tablet vitamin A, setelah
memakai dan meminum obat keluhan sedikit mereda namun keluhan masih
terasa dan tidak menghilang. Sehari-hari pasien tidak bekerja diluar rumah,
Hanya menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga dan terkadang menjahit.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat keluhan serupa: Disangkal
Riwayat darah tinggi : Disangkal

1
Riwayat kencing manis : Disangkal
Riwayat alergi : Disangkal
Riwayat trauma : Diakui (pasien sering terjatuh terutama setelah
operasi mata dan posisi jatuh mengenai bagian kepala sisi kanan)
Riwayat operasi mata : Diakui (Mata kanan operasi katarak dan
pemasangan lensai)
Riwayat penggunaan kacamata : Diakui, sebelum operasi pasien
menggunakan kacamata baca

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat keluhan serupa: Diakui (adik pasien menderita katarak, mata kanan
dan kiri)
Riwayat darah tinggi : Diakui (adik pasien menderita darah tinggi)
Riwayat kencing manis : Diakui (adik pasien menderita kencing manis)

Riwayat Sosial Ekonomi :

Pasien tinggal bersama anaknya. Pasien saat ini bekerja sebagai ibu rumah
tangga dan diselingi aktifitas menjahit setiap harinya. Biaya pengobatan
ditanggung BPJS. Kesan ekonomi cukup

C. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 14 September 2017 pada pukul 11.00.
Keadaan umum : Tampak sakit sedang, tampak kesulitan berjalan.
Kesadaran : Composs mentis

Tanda vital
TD : tidak dilakukan
HR : tidak dilakukan
RR : tidak dilakukan
Suhu : tidak dilakukan
Status gizi : Kesan cukup
Status generalisata :
Kepala : Mesosefal
Mata : Simetris
Hidung : Dalam batas normal
Telinga : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal
Thoraks : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Dalam batas normal

2
Status Ophtalmologi :

Pemeriksaan Visus
Visus oculi dextra : 1/300
Interpretasi : Pada pemeriksaan mata kanan, pasien dapat menentukan
gerakan arah lambaian tangan pemeriksa dengan benar pada jarak 1
meter, sedangkan orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian
tangan pada jarak 300 meter.
Koreksi visus : tidak dilakukan

Visus oculi sinistra : 20/20 setara 6/6


Interpretasi : Pada pemeriksaan mata kiri, pasien dapat melihat huruf
pada jarak 6 meter, yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat
jarak 6 meter.

Pemeriksaan Oculi

Dextra Sinistra

Madarosis (-) Madarosis (-)


Supercilia

Silia Trikiasis (-) Trikiasis (-)


Distikiasis (-)
Distikiasis (-)
Palpebra superior dan Spasme (-), Tertutup Spasme (-), Tertutup
inferioe rapat (+), terbuka rapat (+), terbuka
sempurna (+), massa (-), sempurna (+), massa
tanda radang (-), edema (-), tanda radang (-),
(-), nyeri tekan (-) edema (-), nyeri tekan
(-)

Konjungtiva Palpebra Corpal (-), anemis (-), Corpal (-), anemis (-),
hiperemis (-), papil (-) hiperemis (-), pspil (-)

3
Konjungtiva Bulbi Injeksi Silier (-), injeksi Injeksi Silier (-), injeksi
konjungtiva (-), jaringan konjungtiva (-),jaringan
fibrovaskuler (-), secret fibrovaskuler (-), secret
(-), perdarahan sub (-),perdarahan sub
konjungtiva (-) konjungtiva (-)

Konjungtiva Forniks Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Kedudukan bola mata Normal Normal

Pergerakan Ke segala arah Ke segala arah

Sklera Ikterik (-) Ikterik (-)

Kornea Arkus Senilis (-) edema Arkus Senilis (-),


(-), ulkus (-), sikatrik (-), edema (-), ulkus (-),
infiltrate (-) sikatrik (-), infiltrate (-)
COA Jernih, hifema (-), Jernih, hifema (-),
hipopion (-), kedalaman hipopion (-), kedalaman
tidak dapat dinilai, cukup.
terdapat haptic lensa
diluar.
Iris Warna coklat, reguler, Warna coklat, reguler,
sinekia (-) sinekia (-)
Pupil Bentuk bulat, central, Bentuk bulat, central,
regular, anisokhor, regular, anisokhor,
ukuran 5 mm ukuran 2 mm (miosis)
(midraiasi) reflex reflex cahaya direct (+),
cahaya direct (-), reflek reflek cahaya indirect
cahaya indirect (tidak (tidak dinilai)
dinilai)
Lensa Pseudoafakia (+), Tidak Jernih, shadow test
jernih, Terdapat IOL,
shadow test (-)
TIO T dig N T dig N

4
Pemeriksaan slitlamp
OD : tampak lensa mata (IOL) mengkilat dengan heptic lensa di bagian nasal
Pemeriksaan Tonometer Schiotz :

OD : 7/5.5 koversi tabel dalam mmHG 12,2 mmHg

OS : 4.5/5.5 konversi tabel dalam mmHG 18.9 mmHg

D. RESUME
Pasien Ny. S usia 69 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, datang dengan
keluhan mata kanan kemeng hilang timbul terasa seperti cekot-cekot sejak
operasi katarak dan pemsasangan lensa mata 2 tahun yang lalu. Keluhan
diserati pandangan kabur, seperti melihat bayangan hitam berjalan, mata silau
terutama jika terkena cahaya. Kemeng dirasakan terutama saat pasien kelelahan
bekerja (setelah menjahit) dan pasien merasa lebih nyaman terutama saat
istirahat dan setelah pemberian obat tetes mata. Saat keluar rumah pasien
terkadang menggunakan kacamata hitam.
Pada pemeriksaan didapatkan :
Keadaan umum : tampak sakit sedang, tampak sedikit kesulitan berjalan
Kesadaran : compos mentis
Vital sign :
TD : Tidak dilakukan
Nadi : Tidak dilakukan
RR : Tidak dilakukan
Suhu : Tidak dilakukan
Dalam pemeriksaan ophtalmology didapatkan :
Visus :
Visus oculi dextra : 1/300 tidak dilakukan koreksi
Visus oculi sinistra : 20/20
Pemeriksaan :
Oculi dextra : COA tidak dapat dinilai, terdapat haptic lensa.
Pupil Bentuk bulat, central, regular, anisokhor, ukuran 5 mm
(midraiasi), reflex cahaya direct (-).
Lensa : tidak jernih, terdapat IOL

Pemeriksaan Tonometer Schiotz :

OD : 7/5.5 koversi tabel dalam mmHG 12,2 mmHg

5
OS : 4.5/5.5 konversi tabel dalam mmHG 18.9 mmHg

E. USULAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Gonioskopi
Uji kampimeter
Uji lapang pandang

F. DIAGNOSIS BANDING
Oculi Dekstra
1. Pseudofakie
2. Glaukoma
3. UGH sindrome

G. DIAGNOSIS KERJA
Oculi Dextra : Pseudo afaki, UGH syndrome.

H. TERAPI
Cendo lyteers eyedrops 5 x 0,6 ml

S 3 dd gtt 1 ODS

Cendo Timolol eye drops 0,25 % fl. No I

S 1 dd gtt 1 ODS

Retinol (Vitamin A) No. XV

S 1 dd 1 (6000 unit)

I. EDUKASI
Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita
Menjelaskan pasien untuk tidak mengusap, memijat mata
Menjelaskan tata cara pemakaian obat dan kontrol teratur
Menjelaskan pada pasien untuk memakai pelindung mata saat keluar rumah
Istirahat yang cukup

J. PROGNOSIS

OD OS

6
Quo ad Visam Malam Ad bonam
Quo ad Sanam Malam Ad bonam
Quo ad Vitam Malam Ad bonam
Quo ad Kosmetikam Dubia ad bonam Ad bonam

PEMBAHASAN

Pasien Ny. S usia 69 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, datang dengan
keluhan mata kanan kemeng hilang timbul terasa seperti cekot-cekot sejak operasi
katarak dan pemasangan lensa mata 2 tahun yang lalu. Keluhan diserati
pandangan kabur, seperti melihat bayangan hitam berjalan, mata silau terutama
jika terkena cahaya. Kemeng dirasakan terutama saat pasien kelelahan bekerja
(setelah menjahit) dan pasien merasa lebih nyaman terutama saat istirahat dan
setelah pemberian obat tetes mata.
Dari pemeriksaan visik ditemukan sekmen anterior COA tidak dapat
dinilai, terdapat haptic lensa. Pupil bentuk bulat, central, regular, anisokhor,

7
ukuran 5 mm (midraiasi), reflex cahaya direct (-). Lensa : tidak jernih, terdapat
IOL. Pemeriksaan Tonometer Schiotz : OD : 7/5.5 12,2 mmHg, OS : 4.5/5.5
18.9 mmHg.
Pasien berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik menunjukkan
diagnosis pseudofakia, UGH syndrome. Berdasarkan anamnesa, pasien telah
menjalani operasi katarak pada mata kanan. Dari pemeriksaan fisik pada mata
kanan didapatkan lensa yang mengkilat saat disinari dengan lampu (slit lamp)
yang menandakan telah terpasang IOL.Pseudofakia adalah penanaman lensa
buatan atau intraokuler lensa yang dilakukan segera setelah lensa yang keruh
dikeluarkan dan sebelum luka kornea ditutup. Pasien mengaku mata kanan terasa
menganjal, kemeng terkadang cekot-cekot merupakan hal yang dapat terjadi
setelah operasi. Dimana setelah terjadi luka operasi maka akan terjadi fase
peyembuhan yang diawali dengan fase inflamasi, fase proliferasi dan fase
remodeling. Sedangkan mata terasa menganjal karena benang operasi belum
diserap secara sempurna (haptic lensa). Selain itu, keluhan kemeng pada mata
kanan, pandangan kabur dan silau saat melihat cahaya dapat mengarah ke arah
glaucoma (UGH syndrome) yang merupakan komplikasi tersering pemasangan
IOL. Glaukom ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi saraf optic
dan menciutnya lapang pandang. Kerusakan ini berhubungan dengan derajat TIO
yang terlalau tinggi untuk berfungsinya syaraf optikus secara normal. Semakin
tinggi tekanannya maka semakin cepat kerusakan syaraf optikus itu berlangsung.

Sementara sindroma UGH secara teknis mencakup ketiga entitas (uveitis,


glaukoma, dan hyphema), meskipun hanya satu atau dua dari ketiganya yang
ditemukan (misalnya "pasien memiliki sindrom UGH tanpa hyphema"). IOL
(Intra Oculi Lensa) merupakan elemen penting untuk diagnosis UGH phakic atau
aphakic. Sindroma UGH berhubungan dengan jaringan uveal yang bersentuhan
dengan IOL (biasanya haptics). Hiphema atau perdarahan vitreous berasal dari
cedera episodik pada pembuluh darah di iris, badan siliaris atau sudut. Glaukoma
adalah sekunder akibat uveitis, pengobatan uveitis, dispersi pigmen, perdarahan,
atau cedera langsung pada struktur sudut.

8
Pada terapi pasien diberikan timolol 0,25 % 1x1 tetes/hari untuk mengontrol
tekanan intraokuler dengan cara menghambat sekresi humor akuous. Cendo lyters
yang berisi sodium dan kalium klorida berfungsi memberikan lapisan pelindung
pada permukaan mata disebut lapisan air mata (tears film). Lapisan air mata
melapisi dan membasahi mata. Pemeberian retinol vitamin A untuk reepitelisasi
dari sel-sel mata.

Anda mungkin juga menyukai