DISENTRI BASILER
Disusun Oleh :
dr. Restiana Hilda Islami
Pembimbing :
dr.Rusnandar,Sp.PD,FINASIM
dr. Priyanto
Obyektif Presentasi :
- Keilmuan
- Diagnostik dan Manajemen
- Dewasa
- Deskripsi: Wanita 50 Tahun, BAB cair dengan lendir darah
- Tujuan: mendiagnosis dan memberikan penganganan yang tepat pada pasien dengan
disentri basiler
LAPORAN KASUS
A. DATA PASIEN
Nama : Ny.S
Umur : 50 tahun
Alamat : Horono,cepu
No. RM : 081422
B. SUBYEKTIF - ANAMNESIS
3 hari SMRS pasien mengeluh BAB cair.BAB cair warna kuning (+),ampas(+).Pasien
BAB lebih dari 5x sehari sedikit-sedikit sekitar seperempat gelas belimbing,BAB disertai
lendir dan darah.Pasien juga mengeluh demam (+) tidak terlalu tinggi.Demam dirasakan
kurang lebih 5 hari yang lalu. Nyeri pada perut (+) mulas dan melilit dan juga perut terasa
kembung.nyeri pada anus setelah BAB (+)
Nafsu makan pasien menurun semenjak sakit,makan dan minum hanya sedikit karena
terasa mual.Pasien belum pernah sakit seperti ini.Sebelumnya pasien berobat ke
Puskesmas,namun karena merasa tidak ada perubahan pasien berobat ke IGD RSUD
dr.Soeprapto Cepu.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi : (-)
Riwayat diabetes : (-)
C. OBJEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK
P : hipertimpani
- - - -
2. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
*URIN
Warna kuning
PH 7,5
BJ 1,020
Protein -
Reduksi -
Urobilin -
Bilirubin -
Keton -
Sedimen -
Eritrosit 0-2
Leukosit 0-1
Epitel 1-2
Kristal -
Bakteri -
jamur
Imunoserologi
WIDAL
O Neg
H Neg
AH Neg
BO Neg
AO Neg
D. ASSESSMENT
Prognosis disentri basiler pada umumnya baik,yang terpenting adalah melakukan pencegahan
agar tidak terinfeksi kembali salah satunya dengan melakukan program PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat) dari yang paling penting,yaitu mencuci tangan. Mencuci tangan sering
dianggap sebagai hal biasa di masyarakat. Ada yang tidak mencuci tangan sebelum makan,ada
yang mencuci tangan hanya sekedar dengan air. Padahal mencuci tangan merupakan pencegahan
terjadinya penyakit yang paling penting. Cara mencuci tangan yang paling benar yaitu dengan
cara memakai air bersih dan sabun atau antiseptik. Sabun dan antiseptik berguna untuk
membersihkan kuman atau bakteri yang ada di tangan. Mencuci tangan hingga steril
menggunakan sembilan langkah yang diterapkan dan dianjurkan oleh rumah sakit adalah cara
mencuci tangan yang paling benar. Mencuci tangan dilakukan setelah buang air besar,sebelum
memasak atau menjamah makanan,sebelum dan sesudah makan.
E. PLAN
Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman penyebab disentri
tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya. Penyakit ini seringkali terjadi
karena kebersihan tidak terjaga,baik karena kebersihan diri atau individu maupun kebersihan
masyarakat dan lingkungan.
Penyebab Disentri yang paling umum adalah tidak mencuci tangan setelah menggunakan
toilet umum atau tidak mencuci tangan sebelum makan. Cukup simple memang untuk
penyebab disentri sebagai kasus klasik, tapi itulah kenyataannya. Secara garis besar penyebab
penyakit disentri sangat erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan dan kebiasaan hidup
bersih.
Bakteri penyebab penyakit disentri antara lain kontak dengan bakteri Shigella dan beberapa
jenis Escherichia coli (E. coli). Penyebab lain bakteri yang kurang umum dari diare berdarah
termasuk infeksi Salmonella dan Campylobacter. Untuk jenis penyakit disentri amoeba,
disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica
Mikroorganisme penyebab disentri baik itu berupa bakteri maupun parasit menyebar dari
orang ke orang. Hal yang sering terjadi penderita menularkan anggota keluarga untuk
menyebarkannya ke seluruh anggota keluarga yang lainnya. Infeksi oleh mikroorganisme
penyebab disentri ini dapat bertahan dan menyebar untuk sekitar empat minggu.
Disentri juga dapat menyebar melalui makanan yang terkontaminasi. Negara miskin yang
memiliki sistem sanitasi yang tidak memadai menunjukkan angka yang tinggi untuk kejadian
kasus penyakit disentri. Frekuensi setiap patogen penyebab penyakit disentri bervariasi di
berbagai wilayah dunia. Sebagai contoh, Shigellosis yang paling umum di Amerika Latin
sementara Campylobacter adalah bakteri yang dominan di Asia Tenggara. Disentri jarang
disebabkan oleh iritasi kimia atau oleh cacing usus.
Mikroorganisme Penyebab Disentri
Disentri Amoeba (amoebiasis) disebabkan oleh parasit protozoa yang dikenal dengan nama
Entamoeba histolytica. Amuba bisa eksis untuk jangka waktu yang lama di usus besar (kolon).
Pada sebagian besar kasus, amoebiasis tidak menimbulkan gejala (hanya sekitar 10% dari
individu yang terinfeksi). Hal ini jarang kecuali di zona tropis dunia, di mana penyakit ini sangat
lazim. Orang dapat terinfeksi setelah menelan kotoran yang mengandung parasit kemudian di
ekskresikan seseorang.
Orang-orang berisiko tinggi tertular parasit melalui makanan dan air jika terkontaminasi atau
tercemar oleh limbah. Parasit juga dapat masuk melalui mulut ketika tangan di cuci dalam air
yang terkontaminasi. Jika orang mengabaikan untuk mencuci dengan benar sebelum menyiapkan
makanan, makanan dapat terkontaminasi. Buah-buahan dan sayuran bisa terkontaminasi jika
dicuci dalam air tercemar atau ditanam di tanah yang telah dipupuk oleh limbah manusia.
Untuk mikroorganisme penyebab disentri bakteri Shigella dan Campylobacter, merupakan
penyebab penyakit disentri bacilliary yang dapat ditemukan di seluruh dunia. Mereka menembus
lapisan usus, menyebabkan pembengkakan, ulserasi, dan diare parah yang mengandung darah
dan nanah. Kedua infeksi disebarkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi tinja dan air.
Jika orang tinggal atau melakukan perjalanan di wilayah di mana kemiskinan atau kepadatan
dapat mengganggu kebersihan dan sanitasi, mereka beresiko terkena bakteri invasif. Anak-anak
(usia 1 sampai 4) hidup dalam kemiskinan yang paling mungkin untuk kontak Shigellosis,
campylobakteriosis, atau salmonellosis.
2.3 EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat, insidensi penyakit ini rendah. Setiap tahunnya kurang dari 500.000
kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease Control (CDC). Di Bagian Penyakit
Dalam RSUP Palembang selama 3 tahun (1990-1992) tercatat dic a t a t a n m e d i s , d a r i 7 4 8
k a s u s ya n g d i r a w a t k a r e n a d i a r e a d a 1 6 k a s u s ya n g disebabkan oleh disentri
basiler. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di Indonesia
dari Juni 1998 sampai dengan Nopember 1999, dari 3848 orang penderita diare berat, ditemukan
5% shigella. Prevalensi amebiasis sangat bervariasi, diperkirakan 10 persen
populasiterinfeksi. Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80%). Manusia
merupakan host dan reservoir utama. Penularannya lewat kontaminasi tinja ke
makanandanm i n u m a n , d e n g a n p e r a n t a r a l a l a t , k e c o a k , k o n t a k i n t e r p e r s o n a l ,
a t a u l e w a t hubungan seksual anal-oral. Sanitasi lingkungan yang jelek, penduduk yang padat
dan kurangnya sanitasi individual mempermudah penularannya.
2.4 ETIOLOGI
Etiologi dari disentri ada 2, yaitu :
1. Disentri basiler, disebabkan oleh Shigella,s p.
Shigella adalah basil non motil, gram negatif, famili enterobacteriaceae. Ada 4 spesies Shigella,
yaitu S.dysentriae, S.flexneri, S.bondii dan S.sonnei. Terdapat 43 serotipe O
dariShigella. S.sonnei adalah satu-satunya yang mempunyai serotipe tunggal. Karena kekebalan
tubuh yang didapat bersifat serotipe spesifik, maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh
tipe yang berbeda. Genus ini memiliki kemampuan menginvasi sel epitel intestinal dan
menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme. Penyakit ini kadang-kadang bersifat
ringan dan kadang-kadang berat. Suatu keadaan lingkungan yang jelek akan menyebabkan
mudahnya penularan penyakit. Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare, adanya lendir
dan darah dalam tinja, perut terasa sakit dan tenesmus. Shigella sp merupakan penyebab
terbanyak dari diare invasif (disentri) dibandingkan dengan penyebab lainnya. Hal ini tergambar
dari penelitian yang dilakukan oleh Taylor dkk. di Thailand pada tahun 1984.
2. Disentri amoeba, disebabkan Entamoeba hystolitica.
E.histolytica merupakan protozoa usus, sering hidup sebagai mikroorganisme komensal
apatogen) di usus besar manusia. Apabila kondisi mengijinkan dapat berubah menjadi patogen
dengan cara membentuk koloni di dinding usus dan menembus dinding usus sehingga
menimbulkan ulserasi. Siklus hidup amoeba ada 2 bentuk, yaitu bentuk trofozoit yang dapat
bergerak dan bentuk kista.
Bentuk trofozoit ada 2 macam, yaitu trofozoit komensal (berukuran < 10 mm) dan trofozoit
patogen (berukuran > 10 mm). Trofozoit komensal dapat dijumpai di lumen usus tanpa
menyebabkan gejala penyakit. Bila pasien mengalami diare, maka trofozoit akan keluar bersama
tinja. Sementara trofozoit patogen yang dapat dijumpai di lumen dan dinding usus
(intraintestinal) maupun luar usus (ekstraintestinal) dapat mengakibatkan gejala disentri.
Diameternya lebih besar dari trofozoit komensal dapat sampai 50 mm) dan mengandung
beberapa eritrosit di dalamnya. Hal ini dikarenakan trofozoit patogen sering menelan eritrosit
(haematophagous trophozoite). Bentuk trofozoit ini bertanggung jawab terhadap terjadinya
gejala penyakit namun cepat mati apabila berada di luar tubuh manusia. mempunyai tanda-tanda
berupa diare, adanya lendir dan darah dalam tinja, perut terasa sakit dan tenesmus.
Bentuk kista juga ada 2 macam, yaitu kista muda dan kista dewasa. Bentuk kista hanya dijumpai
di lumen usus. Bentuk kista bertanggung jawab terhadap terjadinya penularan penyakit dan dapat
hidup lama di luar tubuh manusia serta tahan terhadap asam lambung dan kadar klor standard di
dalam sistem air minum. Diduga kekeringan akibat penyerapan air di sepanjang usus besar
menyebabkan trofozoit berubah menjadi kista.
Disentri amoeba Makanan, minuman dan keadaan lingkungan hidup yang memenuhi syarat
kesehatan merupakan sarana pencegahan penyakit yang sangat penting. Air minum sebaiknya
dimasak dahulu karena kista akan binasa bila air dipanaskan 500C selama 5 menit. Penting sekali
adanya jamban keluarga, isolasi dan pengobatan carrier. Carrier dilarang bekerja sebagai juru
masak atau segala pekerjaan yang berhubungan dengan makanan. Sampai saat ini belum ada
vaksin khusus untuk pencegahan. Pemberian kemoprofilaksis bagi wisatawan yang akan
mengunjungi daerah endemis tidak dianjurkan.
Disentri basiler Belum ada rekomendasi pemakaian vaksin untuk Shigella. Penularan disentri
basiler dapat dicegah dan dikurangi dengan kondisi lingkungan dan diri yang bersih seperti
membersihkan tangan dengan sabun, suplai air yang tidak terkontaminasi, penggunaan jamban
yang bersih
Dari program-program yang telah dibuat oleh pemerintah, terdapat cara-cara untuk mencegah
terjadinya disentri. Salah satunya dengan melakukan program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat) dari yang paling penting,yaitu mencuci tangan. Mencuci tangan sering dianggap sebagai
hal biasa di masyarakat. Ada yang tidak mencuci tangan sebelum makan,ada yang mencuci
tangan hanya sekedar dengan air. Padahal mencuci tangan merupakan pencegahan terjadinya
penyakit yang paling penting. Cara mencuci tangan yang paling benar yaitu dengan cara
memakai air bersih dan sabun atau antiseptik. Sabun dan antiseptik berguna untuk membersihkan
kuman atau bakteri yang ada di tangan. Mencuci tangan hingga steril menggunakan sembilan
langkah yang diterapkan dan dianjurkan oleh rumah sakit adalah cara mencuci tangan yang
paling benar. Mencuci tangan dilakukan setelah buang air besar,sebelum memasak atau
menjamah makanan,sebelum dan sesudah makan.
Langkah selanjutnya yaitu menutup rapat-rapat tempat menyimpan makanan. Ini bertujuan
agar makanan tidak berisi bakteri dan makanan menjadi makanan yang bersih dan sehat untuk
dikonsumsi. Dalam kehidupan sehari-hari,ada masyarakat yang kurang menjaga kebersihan.
Sehingga tidak jarang di dalam rumah atau ruangan mereka banyak terdapat serangga atau
binatang lain yang dapat menimbulkan penyakit seperti lalat, kecoak, tikus, nyamuk, dan
lainnya. Kebersihan alat-alat rumah tangga yang digunakan untuk membuat makanan juga harus
diperhatikan. Kita juga harus melindungi sumber air agar tetap bersih dan terhindar dari
kontaminasi tinja. Kamar mandi harus bersih dan diusahakan agar tidak lembab dan ada sinar
matahari yang masuk ,karena bakteri dapat hidup di daerah yang lembab. Tinja dibuang secara
saniter dan teratur. Dalam menjalankan langkah-langkah pencegahan, sebaiknya masyarakat
saling bergotong-royong, sehingga setiap orang akan tahu bahaya dari penyakit ini. Dari
pengetahuan tersebut akan tercipta masyarakat yang harmonis, memiliki perilaku sehat,dan pola
hidup sehat teratur.
Dalam bidang pelayanan kesehatan, sudah banyak diterapkan program-program untuk
mencegah disentri.Masyarakat juga harus mencari informasi-informasi terkini terkait dengan
upaya meningkatkan kesejahteraan kesehatan. Banyak juga klinik-klinik atau rumah sakit
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang professional dengan memperbanyak program
sosialisasi dan penyuluhan ke masyarakat,sekolah-sekolah,di banjar,dan dimana saja.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa penyakit ini merupakan penyakit berbahaya yang dapat
dicegah. Memang sulit untuk mengobati penyakit disentri ini. Namun,dengan adanya kesadaran
dari setiap individu,dan menerapkan pengetahuan yang didapat dari sosialisasi, edukasi,
pengalaman, kontak sosial, atau motivasi dari orang terdekat,niscaya penyakit ini setidaknya
dapat dicegah. Bersama-sama semua orang bergotong-royong menerapkan pola hidup sehat,
berolahraga, dan memakan makanan yang sehat dan teratur. Semua orang diharapkan dapat
menjadi role mode bagi orang-orang yang belum tahu. Semuanya harus dimulai dari diri sendiri.
Secara khusus sebagai berikut :
Disentri tersebar karena kebersihan yang buruk. Untuk meminimalkan risiko terkena penyakit
ini, jaga selalu kebiasaan hidup bersih dan sehat.
Cuci tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet atau sebelum dan sesudah makan, baik
untuk diri sendiri maupun untuk orang lain/anak.
Bila Anda bepergian, jangan minum air setempat kecuali telah direbus selama paling sedikit 10
menit. Atau gunakan air kemasan atau minuman bersoda dari kaleng atau botol yang masih
dalam kondisi bersegel.
Jangan minum dari air mancur umum atau membersihkan gigi dengan air keran
Jangan makan buah segar atau sayuran yang tidak bisa dikupas sebelum makan.
Jangan makan atau minum produk susu, keju atau susu yang mungkin belum dipasteurisasi.
Jangan makan atau minum apa pun yang dijual oleh PKL (kecuali minuman dari kaleng benar
disegel atau botol).
2.8 PENGOBATAN
1. Syaroni A., Hoesadha Y., 2006. Disentri Basiler. Buku Ajar Penyakit Dalam.FKUI:Jakarta.
2. Hembing, 2006. Jangan Anggap Remeh Disentri. Diakses dari
http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cybermed.
3. Buku Ajar Penyakit Dalam.FKUI:Jakarta.Hembing, 2006. Jangan Anggap Remeh Disentri.
Diakses dari http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cybermed. Simanjuntak C. H., 1991.
4. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi III . Fakultaskedokteran UI : Jakarta. Davis K., 2007.
5. Shigellosis. D i a k s e s d a r i http://www.emedicine.com/ med/topic2112.htm.
6. Davis K., 2007.Amebiasis. Diakses dari : http://www.emedicine.com/med/topic116.htm
7. Robbins dan Cotrans. 2002. Dasar Patologis Penyakit. Buku EGC Kedokteran : Jakarta.