Anda di halaman 1dari 21

MACAM-MACAM METODA PEMBELAJARAN

1. Metode Ceramah

Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada
sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.
Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan
metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.

Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam
pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa
informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

2. Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi
saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah
sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi
merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).

Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat
meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam
transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan
ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari
pada metode diskusi.

3. Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk
menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya?
Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode
pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja
diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya
bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.

Kelebihan Metode Demonstrasi :


a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.

b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.

c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.

Kelemahan metode Demonstrasi :

a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.

b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.

c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan.

macam-macam metode pembelajaran

Macam-Macam Metode pembelajaran

4. Metode Ceramah Plus

Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu
metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode
ceramah plus, diantaranya yaitu:

a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas

b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas

c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

5. Metode Resitasi

Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat
resume dengan kalimat sendiri.

Kelebihan Metode Resitasi adalah :


a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.

b. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan
mandiri.

Kelemahan Metode Resitasi adalah :

a. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan
orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.

b. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.

c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

Baca juga : Contoh Pidato Singkat

6. Metode Eksperimental

Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa
melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya.
Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan
mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan
sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.

7. Metode Study Tour (Karya wisata)

Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik
mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat
laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh
pendidik.

8. Metode Latihan Keterampilan

Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan
pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat
latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal:
membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola
yang otomatis pada peserta didik.

9. Metode Pengajaran Beregu


Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang
yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator.
Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa
yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut

10. Peer Theaching Method

Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang
dibantu oleh temannya sendiri.

11. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode mengajar, tetapi
juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-
metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan.

Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan
tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai
merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.

12. Project Method

Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta
didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

13. Taileren Method

Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat
per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya

14. Metode Global (ganze method)

Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi,
kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.
Demikian macam-macam metode pembelajaran

Semoga dapat menjadi bahan acuan dalam menerapakan metode pembelajaran untuk peserta didik.

Buku acuan : Simamora, Roymond H. (2009). BUKU AJAR PENDIDIKAN DALAM


1. Metode Ceramah (Preaching Method)

abdinegara.id

Yaitu sebuah metode mengajar dengan cara menyampaikan informasi serta pengetahuan melewati lisan
kepada sejumlah siswa yang umumnya mengikuti pendidik secara pasif.

Metode ini bisa dikatakan sebagai satu-satunya cara yang paling ekonomis untuk menyampaikan suatu
informasi, dan paling efektif dalam mengatasi langkanya bahan rujukan atau literatu sesuai dengan
jangkauan daya beli dan pemahaman siswa.

Kelebihan Metode Ceramah

Guru mudah menguasai situasi dan kondisi kelas.

Guru mudah menerangkan bahan-bahan pelajaran berkuantitas banyak.

Dapat diikuti oleh anak didik dalam jumlah yang besar.

Tergolong mudah dalam pelaksanaan.

Kelemahan Metode Ceramah

Menjadikan peserta didik menjadi pasif.

Mengandung unsur paksaan kepada peserta didik.

Mengandung daya kritis kepada peserta didik.

Sponsored Content

Latest Celebrity Homes For Sale Today

Latest Celebrity Homes For Sale Today

Mansion Global by Dow Jones

Say Goodbye to Botox. Grandma's Rp495 ribu Trick Erases Wrinkles

Say Goodbye to Botox. Grandma's Rp495 ribu Trick Erases Wrinkles

Health News Online


Take A Peek At This Insane Super Yacht

Take A Peek At This Insane Super Yacht

Mansion Global

1 Strange Trick To Get Eye Lashes Of Your Dreams

1 Strange Trick To Get Eye Lashes Of Your Dreams

healthybeauty

Chinas monster fish fossil reignites tetrapod evolution debate

Chinas monster fish fossil reignites tetrapod evolution debate

China News | South China Morning Post

61 Woman From Jakarta Discovers How to Get Rid of Wrinkles Without Botox

61 Woman From Jakarta Discovers How to Get Rid of Wrinkles Without Botox

Health News Online

Recommended by

Anak didik yang lebih tanggap dari segi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap segi
auditifnya dapat lebih besar menerimanya.

Sulit mengendalikan sejauhmana perkembangan belajar anak didik.

Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

Membosankan bila terlalu lama.

2. Metode Diskusi ( Discussion Method )

staiazhargowa.ac.id

Metode diskusi ialah caraa mengajar yang sangat erat kaitannya dengan pemecahan suatu masalah.
Metode ini umum dikenal dengan diskusi kelompok dan resitasi bersama (socialized recitation).

Tujuan dari pelaksanaan dari metode ini ialah untuk:

Mendorong peserta didik berpikir secara kritis.

Peserta didik didorong untuk mampu mengutarakan pendapatnya secara bebas.


Mendorong peserta didik untuk menyumbangkan idenya untuk memecahkan masalah bersama.

Mampu membuat anak didik untuk mengambil sebuah atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalaah berdasar pertimbangan tertentu.

Kelebihan Metode Diskusi

Anak didik tersadar bahwa masalah mampu dipecahkan dengan banyak cara.

Membuat peserta didik sadar bahwa dengan saling berdiskusi dan mengemukakan pendapat secara
konstruktif mampu mendapatkan keputusan yang terbaik.

Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat atau ide orang lain walaupun berbeda

Membiasakan peserta didik bersikap toleransi.

Kelemahan Metode Diskusi

Tak cocok untuk digunakan dalam skala besar.

Informasi yang didapat peserta didik terbatas.

Hanya dapat dikuasai oleh anak didik yang suka berbicara.

Memerlukan pendekatan yang lebih formal.

3. Metode Demonstrasi ( Demonstration Method )

tuti8.wordpress.com

Yaitu metode mengajar dengan cara memperagakan sebuah barang, peristiwa, aturan, dan urutan
melakukan suatu aktivitas, baik secara langsung maupun tak langsung melalui penggunaan sebuah
media pengajaran yang relevan dengan materi atau pokok pembahasan yang sedang disajikan.

BACA JUGA 16 Macam-Macam Majas dan Contohnya! Calon Penulis Wajib Baca!

Manfaat psikologis pedagogis dari pelaksaaan metode demonstrasi ini ialah:

Perhatian anak didik bisa lebih dipusatkan .

Proses belajar peserta didik lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari saja.

Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri anak didik.
Kelebihan Metode Demonstrasi

Anak didik terbantu dalam memahami secara jelas suatu proses atau kerja sebuah benda.

Mudah dalam bermacam-macam jenis penjelasan.

Kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah bisa diperbaiki melalui pengamatan dan contoh nyata dengan
menghadirkan objek sebenarnya.

Kelemahan Metode Demonstrasi

Anak didik kadang sulit untuk melihat secara jelas benda yang diperagakan.

Tak semua benda dapat didemonstrasikan.

Materi akan sulit untuk dipahami apabila pendidik kurang menguasai apa yang diperagakan.

4. Metode Ceramah Plus

metrotvnews.click

Metode ceramah plus ialah cara mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode, yaitu metode
ceramah bergabung dengan metode lain. Ada tiga metode ceramah plus yang akan dibahas yakni:

a. Metode Ceramah Plus Tanya Jawab dan Tugas (CPTT)

Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian
tugas. Metode campuran ini idealnya dilakukan secara berurutan, yaitu :

Penyampaian materi oleh pendidik.

Pemberian peluang bertanya jawab antara pendidik dan anak didik.

Pemberian tugas kepada anak didik.

b. Metode Ceramah Plus Diskusi dan Tugas (CPDT)

Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu
Guru menguraikan dahulu materi pelajaran yang akan dibahas.

Mengadakan diskusi.

Pemberian tugas kepada peserta didik.

c. Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL)

Metode ini adalah gabungan antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan metode
memperagakan dan latihan keterampialn (drill).

5. Metode Resitasi ( Recitation Method )

hai-online.com

Metode mengajar dimana peserta didik diharuskan membuat suatu resume dengan menggunakan
kalimat sendiri.

Kelebihan Metode Resitasi

Pengetahuan yang diperoleh anak didik dapat diingat lebih lama karena diperoleh dari hasil belajar
mandiri.

Anak didik memiliki kesempatan untuk memupuk perkembangan dan menumbuhkan keberanian dalam
mengambil inisiatif, mandiri, dan bertanggung jawab.

Kelemahan Metode Resitasi

Anak didik kemungkinan bisa melakukan hal curang dengan hanya meniru hasil resume dari temannya,
karena tak perlu susah payah.

Tugas bisa saja dilakukan oleh orang lain disebabkan kurangnya pengawasan.

Sulit memberikan tugas yang bersifat pemenuhan individual.

6. Metode Percobaan ( Experimental Method )


dedenaldila.blogspot.com

Yakni suatu metode pemberian kesempatan kepada peserta didik baik perorangan atau kelompok untuk
dilatih dan melakukan sebuah proses atau percobaan. Umumnya dilakukan lebih dari satu kali dengan
menggunakan alat-alat khusus dan tempat khusus, misalnya percobaan di laboratorium.

Dalam melaksanakan metode ini peserta didik melakukan sesuatu hal, mengamati prosesnya lalu
kemudian menuliskan hasil percobaan tersebut. Hasil tersebut kemudian dipresentasikan di kelas dan
dievaluasi oleh pendidik/guru.

Tujuan dari pelaksanaan metode ini ialah:

Peserta didik mampu mencari dan menemukan sendiri jawaban atau persoalan yang mereka hadapi
dengan melakukan percobaan.

Peserta didik terlatih untuk berfikir secara ilmiah dan kritis.

Peserta didik mampu memahami konsep dari sebuah materi.

Kelebihan Metode Percobaan

Anak didik lebih percaya pada kesimpulan dan kebenaran disebabkan semua hasil berdasarkan pada
percobaan mereka sendiri, bukan dari guru ataupun buku saja.

Anak didik berkesempatan untuk melakukan pengembangan sikap untuk bereksplorasi tentang ilmu dan
teknologi.

Dari metode inilah diharapkan akan terbina insan yang membawa terobosan dengan bermacam-macam
penemuan baru untuk kemaslahatan manusia.

Kekurangan Metode Percobaan

Terkadang alat-alat yang dipakai tak cukup untuk setiap anak didik, sehingga ada beberapa anak didik
yang tak berkesempatan bereksperimen.

Apabila eksperimen membutuhkan waktu yang lama, anak didik harus melanjutkan pelajaran.

Hanya sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.

Prosedur Eksperimen
Guru terlebih dahulu menjelaskan tujuan dari eksperimen lalu kemudian prosedur untuk melakukan
percobaan/eksperimen ialah sebagai berikut:

Pendidik menjelaskan kepada anak didik mengenai alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan.

Pendidik harus mengawasi pekerjaan anak didik berikut memberikan saran atau pertanyaan yang
menunjang jalannya eksperimen.

Setelah eksperimen selesai dilakukan, pendidik harus mengumpukan hasil percobaan siswa,
mendiskusikannya di kelas lalu kemudian mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.

BACA JUGA Mau Sukses Membuat Karya Ilmiah? Ikuti Langkah-Langkah Metode Ilmiah yang Baik dan
Benar Ini

Tahapan-tahapan dalam Eksperimen

Percobaan awal, demonstrasi dilakukan pertama kali oleh pendidik atau bisa juga dengan mengatami
fenomena alam.

Pengamatan, dilakukan oleh peserta didik ketika pendidik melakukan percobaan. Diharapkan peserta
didik mampu memahami peristiwa/percobaan tersebut.

Hipotesis awal, peserta didik merumuskan kesimpulan sementara berdasar hasil pengamatannya.

Verifikasi, pada tahap ini peserta didik diharuskan membuktikan kebenaran dari hipotesis awal melalui
kerja kelompok.

Aplikasi konsep, jika peserta didik sudah mampu merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya lalu
diaplikasikan ke dalam kegiatan sehari-hari (jika bisa) sebagai pemantapan

Evaluasi, kegiatan akhir setelah selesainya sebuah konsep.

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar metode ini bisa berjalan efektif dan efisien ialah:

Jumlah alat dan bahan serta materi percobaan harus cukup untuk tiap-tiap anak didik.

Pastikan mutu dari bahan percobaan baik dan bersih agar eksperimen tidak berakhir gagal dan tak
membahayakan bagi anak didik.

Dibutuhkan waktu yang lama dalam mengamati percobaan dalam membuktikan teori yang sedang
dipelajari, jadi pastikan anak didik teliti dan berkonsentrasi selama proses tersebut.

Berikan petunjuk yang jelas pada karena mereka sedang berada dalam proses memperoleh ilmu,
pengalaman serta keterampilan, berikut kematangan jiwa dan sikap.

Tak semua masalah dapat dieksperimenkan, seperti contohnya masalah tentang kejiwaan, hal-hal sosial,
dan keyakinan seseorang.
7. Metode Karya Wisata

seputarpenelitian.blogspot.com

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan
diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta
didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.

Metode ini juga merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk
memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari
kurikulum sekolah.

Meskipun karya wisata memiliki banyak hal yang bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan dapat
segera dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar.

Kelebihan Metode Karya Wisata

Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam
pengajaran.

Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang
ada di masyarakat.

Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.

Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.

Kekurangan Metode Karya Wisata

Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.

Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.

Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur
studinya terabaikan.

Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.

Biayanya cukup mahal.


Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik,
terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memperhatikan
langkah-langkah sebagai berikut:

Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan
pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala
sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana,
pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan,

Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas
lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap
seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk
bila perlu,

Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata,
menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan
karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan
sebagainya.

8. Metode Latihan Keterampilan ( Drill Method )

sditalkahfi.sch.id

Metode latihan keterampilan ialah sebuah metode mengajar, dimana peserta didik diajak ke tempat
latihan keterampilan untuk mengamati bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara
menggunakannya, serta untuk apa dibuatnya, apa kegunaannya dan lain-lain. Contoh dari latihan
keterampilan inilah membuat tas dari tali kur atau membuat kerajinan dari kain perca.

Kelebihan Metode Latihan Keterampilan

Peserta didik dapat memperoleh keterampilan atau kecakapan motorik, misalnya menulis, melafalkan
huruf, membuat dan menggunakan sesuatu.

Peserta didik bisa mendapatkan kecakapan mental, seperti perkalian, penjumlahan, tanda-tanda simbol,
dan olah rasa.

Dapat membentuk kebiasaan, menambah kecepatan dan ketepatan dalam melakukan sesuatu.

BACA JUGA 16 Macam-Macam Majas dan Contohnya! Calon Penulis Wajib Baca!
Kekurangan Metode Latihan Keterampilan

Dapat menghambat inisiatif dan bakat anak didik, disebabkan mereka diajak jauh dari pengertian dan
diatur untuk menyesuaikan pada sebuah keadaan.

Mengakibatkan penyesuaian statis terhadap suatu lingkungan.

Aktivitasnya monoton dan membuat bosan anak didik.

Bisa menimbulkan verbalisme.

9. Metode Perancangan ( Project Method )

sharuta-xit.blogspot.com

Yaitu metode mengajar dimana pendidik harus merancang sebuah proyek yang akan diteliti sebagai
obyek kajian oleh peserta didik.

Kelebihan Metode Perancangan

Mampu merombak pola pikir anak diri dari yang mulanya sempit menjadi lebih terbuka luas dan
menyeluruh dalam memandang dan mencari solusi terhadap suatu masalah yang dihadapi.

Anak didik terbina membiasakan diri untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, serta sikap dengan
terpadu. Diharapkan praktis dan bermanfaat dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Kelemahan Metode Perancangan

Negara kita belum menunjang pelaksaanaan metode ini baik secara vertikal atau horizontal.

Diperlukan keahlian khusus yang harus dimiliki oleh pendidik dalam menunjang metode ini.

Topik unit harus sesuai kebutuhan anak, dengan cukup fasilitas berikut sumber belajarnya.

Bahan pembelajaran terkadang menjadi terlalu luas sehingga mengaburkan pokok materi yang dibahas.

10. Metode Discovery

matematic-edu.blogspot.com
Metode ini adaah metode mengajar yang dewas ini banyak diaplikasikan di berbagai sekolah yang sudah
maju. Hal ini disebabkan metode ini bertujuan:

Mengembangkan cara belajar peserta didik yang jauh lebih aktif.

Hasil belajar tak mudah dilupakan oleh peserta didik berkat cara mendapatkan pengetahuan yang
dilakukan secara mandiri.

Pengertian terhadap konsep benar-benar dikuasai oleh peserta didik.

Anak didik belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang kelak diharapkan dapat dikembangkan
sendiri.

Anak belajar untuk berfikir secara kritis untuk mencoba memecahkan suatu problema sehingga
diharapkan kebiasaan ini bisa diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Metode discovery atau penemuan merupakan salah satu komponen dari praktek pendidikan yang
meliputi metode mengajar yang lebih mengutamakan cara belajar aktif, berorientasi pada proses,
pengarahan sendiri, pencarian sendiri, dan reflektif.

Mudahnya, metode penemuan ini adalah suatu cara belajar dimana dalam proses belajar-mengajar guru
memperbolehkan anak didiknya untuk mencari dan menemukan sendiri informasi yang mereka
butuhkan.

Selain 10 metode pengajaran di atas terdapat 5 metode pengajaran lain yang juga bisa diterapkan
pendidik ketika melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kelas, antara lain:

11. Metode Mengajar Beregu ( Team Teaching Method )

Metode ini dilakukan dengan jumlah pendidik yang lebih dari satu dan masing-masing dari mereka
memiliki tugas khusus. Umumnya satu dari pendidik dijadikan sebagai koordinator. Cara pengujiannya
ialah tiap-tiap pendidik membuat soal lalu kemudian digabung. Jika ujian berbentuk lisan maka peserta
didik harus diuji langsung secara berhadapan dengan tim pendidik tersebut.

12. Metode Bagian ( Teileren Method )

Yakni sebuah metode yang diajarkan dengan menggunakan bagian per bagian, misalnya ayat per ayat
lalu kemudian disambung dengan ayat lain yang masih berkaitan dengan pokok masalahnya.
13. Metode Global ( Ganze Method )

Yakni metode mengajar dimana peserta didik disuruh membaca dahulu keseluruhan materi, lalu mereka
disuruh untuk me-risum apa-apa yang telah mereka serap atau mengambil intisari dari materi tersebut.

14. Metode Mengajar Sesama Teman ( Peer Teaching Method )

Metode mengajar dimana sesama peserta didik saling membantu peserta didik yang lain.

15. Metode Pemecahan Masalah ( Problem Solving Method )

Yakni metode dimana peserta didik diberi banyak soal, lalu diajak untuk memecahkan masalah tersebut
baik secara perorangan atau kelompok.

Demikian pembahasan mengenai macam-macam metode pembelajaran yang dapat dipilih salah satunya
untuk diterapkan dalam proses belajar-mengajar. Jika terdapat informasi tambahan atau kekurangan
dalam pembahasan, mohon agar teman-teman bisa berkomentar di kolom yang sudah disediakan.
Terima kasih.

aksonomi Bloom
Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti mengklasifikasi
dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan.
Istilah ini kemudian digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan yang
melakukan penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran.
Sejarah taksonomi bloom bermula ketika awal tahun 1950-an, dalam Konferensi Asosiasi Psikolog
Amerika, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan bahwa dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di
sekolah, ternyata persentase terbanyak butir soal yang diajukan hanya meminta siswa untuk mengutarakan
hapalan mereka. Konferensi tersebut merupakan lanjutan dari konferensi yang dilakukan pada tahun 1948.
Menurut Bloom, hapalan sebenarnya merupakan tingkat terendah dalam kemampuan berpikir (thinking
behaviors). Masih banyak level lain yang lebih tinggi yang harus dicapai agar proses pembelajaran dapat
menghasilkan siswa yang kompeten di bidangnya. Akhirnya pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill
dan Krathwohl berhasil mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan Taxonomy
Bloom.
Jadi, Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat
yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus
dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi tiga
domain/ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Taksonomi Bloom mengalami dua kali perubahan perubahan yaitu Taksonomi yang dikemukakan
oleh Bloom sendiri dan Taksonomi yang telah direvisi oleh Andreson dan KartWohl. Untuk pembahasan
masing-masing dijelaskan sebagai berikut,

A. Ranah Kognitif
Tujuan kognitif atau Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai
jenjang yang tertinggi yang meliputi 6 tingkatan antara lain :

a. Pengetahuan (Knowledge) C1
Pada level atau tingkatan terendah ini dimaksudkan sebagai kemampuan mengingat kembali materi
yang telah dipelajari, misalnya: (a) pengetahuan tentang istilah; (b) pengetahuan tentang fakta khusus; (c)
pengetahuan tentang konvensi; (d) pengetahuan tentang kecendrungan dan urutan; (e) pengetahuan
tentangklasifikasi dan kategori; (f) pengetahuan tentang kriteria; dan (g) pengetahuan tentang
metodologi. Contoh: menyatakan kebijakan.

b. Pemahaman (Comprehension) C2
Pada level atau tingkatan kedua ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan memahami materi tertentu,
dapat dalam bentuk: (a) translasi (mengubah dari satu bentuk ke bentuk lain); (b) interpretasi
(menjelaskan atau merangkum materi);(c) ekstrapolasi (memperpanjang/memperluas arti/memaknai
data). Contoh : Menuliskan kembali atau merangkum materi pelajaran

c. Penerapan (Application) C3
Pada level atau tingkatan ketiga ini, aplikasi dimaksudkan sebagai kemampuan untuk menerapkan
informasi dalam situasi nyata atau kemampuan menggunakan konsep dalam praktek atau situasi yang baru.
Contoh: Menggunakan pedoman/ aturan dalam menghitung gaji pegawai.

d. Analisa (Analysis) C4
Analisis adalah kategori atau tingkatan ke-4 dalam taksonomi Bloom tentang ranah (domain) kognitif.
Analisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi menjadi bagian-bagiannya. Kemampuan
menganalisis dapat berupa: (a) analisis elemen (mengidentifikasi bagian-bagian materi); (b) analisis
hubungan (mengidentifikasi hubungan); (c) analisis pengorganisasian prinsip (mengidentifikasi
pengorganisasian/organisasi). Contoh: Menganalisa penyebab meningkatnya Harga pokok penjualan dalam
laporan keuangan dengan memisahkan komponen- komponennya.

e. Sintesis (Synthesis) C5
Level kelima adalah sintesis yang dimaknai sebagai kemampuan untuk memproduksi. Tingkatan kognitif
kelima ini dapat berupa: (a) memproduksi komunikasi yang unik; (b) memproduksi rencana atau kegiatan
yang utuh; dan (c) menghasilkan/memproduksi seperangkat hubungan abstrak. Contoh: Menyusun
kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari beberapa sumber.

f. Evaluasi (Evaluation) C6
Level ke-6 dari taksonomi Bloom pada ranah kognitif adalah evaluasi. Kemampuan melakukan
evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu benda/hal untuk tujuan tertentu
berdasarkan kriteria yang jelas. Paling tidak ada dua bentuk tingkat (level) evaluasi menurut Bloom,
yaitu: (a) penilaian atau evaluasi berdasarkan bukti internal; dan (2) evaluasi berdasarkan bukti
eksternal. Contoh: Membandingkan hasil ujian siswa dengan kunci jawaban.

B. Ranah Afektif
Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai,
penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan sikap. Lima kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang
sederhana hingga yang paling kompleks :

a. Penerimaan (Receiving) A1
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi yang
tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif. Dan kemampuan untuk
menunjukkan atensi dan penghargaan terhadap orang lain. Contoh: mendengar pendapat orang lain, mengingat
nama seseorang.

b. Responsive (Responding) A2
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi peserta
dan tertarik. Kemampuan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan selalu termotivasi untuk segera bereaksi
dan mengambil tindakan atas suatu kejadian. Contoh: berpartisipasi dalam diskusi kelas

c. Nilai yang dianut (Value) A3


Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu
dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi sikap dan opresiasi. Serta Kemampuan menunjukkan nilai yang dianut untuk
membedakan mana yang baik dan kurang baik terhadap suatu kejadian/obyek, dan nilai tersebut diekspresikan
dalam perilaku. Contoh: Mengusulkan kegiatan Corporate Social Responsibility sesuai dengan nilai yang
berlaku dan komitmen perusahaan.

d. Organisasi (Organization) A4
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat
menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal, mencakup tingkah laku
yang tercermin dalam suatu filsafat hidup. Dan Kemampuan membentuk system nilai dan budaya organisasi
dengan mengharmonisasikan perbedaan nilai. Contoh: Menyepakati dan mentaati etika profesi, mengakui
perlunya keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab.

e. Karakterisasi (characterization) A5
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur
sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini
ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa. Dan Kemampuan mengendalikan
perilaku berdasarkan nilai yang dianut dan memperbaiki hubungan intrapersonal, interpersonal dan social.
Contoh: Menunjukkan rasa percaya diri ketika bekerja sendiri, kooperatif dalam aktivitas kelompok

C. Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan
fisik. Ketrampilan ini dapat diasah jika sering melakukannya. Perkembangan tersebut dapat diukur sudut
kecepatan, ketepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan. Ada tujuh kategori dalam ranah psikomotorik mulai dari
tingkat yang sederhana hingga tingkat yang rumit.
a. Peniruan P1
Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang diamati.
Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan
tidak sempurna.

b. Manipulasi P2
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan
pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu
menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.

c. Ketetapan P3
Memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-
respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.

d. Artikulasi P4
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai
yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.

e. Pengalamiahan P5
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun
psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam
domain psikomotorik.

Revisi Taksonomi Bloom

Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan para ahli psikologi
aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan
tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi hanya
dilakukan pada ranah kognitif. Revisi tersebut meliputi:

1. Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level taksonomi.
2. Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis, namun urutan level masih sama yaitu dari
urutan terendah hingga tertinggi. Perubahan mendasar terletak pada level 5 dan 6. Perubahanperubahan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering (mengingat).


Pada level 2, comprehension dipertegas menjadi understanding (memahami).
Pada level 3, application diubah menjadi applying (menerapkan).
Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis).
Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan perubahan mendasar,
yaitu creating (mencipta).
Pada level 6, Evaluation turun posisisinya menjadi level 5, dengan sebutan evaluating (menilai).
Jadi, Taksonomi Bloom baru versi Kreathwohl pada ranah kognitif terdiri dari enam level:
remembering (mengingat), understanding (memahami), applying (menerapkan), analyzing (menganalisis,
mengurai), evaluating (menilai) dan creating (mencipta). Revisi Krathwohl ini sering digunakan dalam
merumuskan tujuan belajar yang sering kita kenal dengan istilah C1 sampai dengan C6.
Sama dengan sebelum revisi, tiga level pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thinking
Skills, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill. Jadi, dalam menginterpretasikan
piramida di atas, secara logika adalah sebagai berikut:
- Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya terlebih dahulu
- Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu
- Sebelum kita menganalisa maka kita harus menerapkannya dulu
- Sebelum kita mengevaluasi maka kita harus menganalisa dulu
- Sebelum kita berkreasi atau menciptakan sesuatu, maka kita harus mengingat, memahami, mengaplikasikan,
menganalisis dan mengevaluasi.

Beberapa kritik dilemparkan kepada penggambaran piramida ini. Ada yang beranggapan bahwa
semua kegiatan tidak selalu harus melewati tahap yang berurutan. Proses pembelajaran dapat dimulai
dari tahap mana saja tergantung kreasi tiap orang. Namun demikian, memang diakui bahwa pentahapan
itu sebenarnya cocok untuk proses pembelajaran yang terintegrasi.
Hingga saat ini ranah afektif dan psikomotorik belum mendapat perhatian. Skill menekankan
aspek psikomotorik yang membutuhkan koordinasi jasmani sehingga lebih tepat dipraktekkan bukan
dipelajari. Attitude juga merupakan faktor yang sulit diubah selama proses pembelajaran karena
attitude terbentuk sejak lahir. Mungkin itulah alasan mengapa revisi baru dilakukan pada ranah kognitif
yang difokuskan pada knowledge.

KONSEP PERMASALAHAN DALAM BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai