Anda di halaman 1dari 13

Makalah Tentang Investasi ( ekonomi makro )

.PENGERTIAN INVESTASI
Definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Investasi diartikan sebagai penanaman uang
atau di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memproleh keuntungan. Pada dasarnya
investasi adalah membeli suatu aset yang diharapkan di masa datang dapat dijual kembali
dengan nilai yang lebih tinggi.
Investasi juga dapat dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi
masa depan. Harapan pada keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas waktu
dan risiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan.
Seseorang tentunya harus memikirkan masa depan dimana pada saat kebutuhan hidup terus
meningkat, kebutuhan yang dimaksud dapat berupa pendidikan, sarana transportasi, kesehatan,
tempat tinggal, kebutuhan untuk rekreasi, ibadah, hingga kebutuhan untuk masa tidak
produktif. Dengan berlatar belakang hal tersebut maka seseorang menyisihkan sebagian dari
pendapatannya di masa produktif dan meng-investasikannya untuk masa dimana sudah kurang
produktif.
Ada banyak pilihan dalam berinvestasi, diantaranya yaitu membuka deposito, menabung, membeli
tanah dan bangunan, obligasi, membeli emas, saham, dan lain-lain.
Jenis-Jenis Investasi
Produk-produk investasi yang tersedia di pasaran antara lain:
a. Tabungan di bank
Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku bunga tertentu yang besarnya
mengikuti kebijakan bank bersangkutan. Produk tabungan biasanya memperbolehkan kita mengambil
uang kapanpun yang kita inginkan.
b. Deposito di bank
Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan. Bedanya, dalam deposito tidak dapat
mengambil uang kapanpun yang diinginkan, kecuali apabila uang tersebut sudah menginap di bank
selama jangka waktu tertentu (tersedia pilihan antara satu, tiga, enam, dua belas, sampai dua puluh
empat bulan, tetapi ada juga yang harian). Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada suku
bunga tabungan. Selama deposito kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak akan terpengaruh pada
naik turunnya suku bunga di bank.
c. Saham
Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli saham, berarti
membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka
pemegang saham biasanya akan mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut deviden. Saham
juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut
capital gain maupun lebih rendah daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut capital loss.
Jadi, keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua yaitu deviden dan capital gain.
d. Properti
Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau rumah.
Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu :
(a) Menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan uang sewa.
(b) Menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.
e. Barang-barang koleksi
Contoh barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan, barang antik, dan lain-lain. Keuntungan yang
didapat dari berinvestasi pada barang-barang koleksi adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada
pihak lain.
f. Emas
Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah mata uang asing dari
negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki perekonomian yang kuat, yaitu Amerika,
Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai
mata uang dari negara-negara G-7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin
tinggi pula harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah dengan inflasi.
Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan
harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.
g. Mata uang asing
Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi.
Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan investasi dalam saham, karena
nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem mengambang bebas (free float) yaitu benar-benar
tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat
nilai mata uang rupiah sangat fluktuatif.
h. Obligasi
Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun
perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan atau membiayai suatu proyek pemerintah.
Karena sifatnya yang hampir sama dengan deposito, maka agar lebih menarik investor suku bunga
obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding suku bunga deposito. Selain itu seperti saham
kepemilikan obligasi dapat juga dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi maupun
lebih rendah daripada ketika membelinya. Terdapat pengelompokkan jenis-jenis investasi
(www.winterthur.co.id/id/winpens3.htm), yaitu:
1. Deposito berjangka
Simpanan dalam mata uang Rupiah, dengan tingkat suku bunga relatif lebih tinggi dibandingkan jenis
simpanan lainnya. Tersedia dalam jangka waktu 1,3, 6, 12, dan 24 bulan.
2. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan bagian dari upaya BI untuk meredam dan menstabilkan
likuiditas yang ada di pasar.
3. Saham
Surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberikan berbagai hak menurut
ketentuan anggaran dasar (shares, stock ).
4. Obligasi
Surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dan bersuku bunga tertentu, yang dikeluarkan
oleh perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat, guna pembiayaan perusahaan atau oleh
pemerintah untuk keperluan anggaran belanjanya (debenture bond).
5. Sekuritas pasar uang
Sekuritas pasar uang merupakan surat-surat berharga jangka pendek yang diperjualbelikan di pasar
uang.
6. Sertifikat hutang obligasi
Merupakan bukti kepemilikan piutang kepada pihak lain. Sertifikat ini dapat diperjualbelikan pada
tingkat diskonto tertentu. Sertifikat hutang obligasi ini
merupakan bentuk investasi jangka panjang.
7. Tanah/bangunan
Investasi ini tergolong investasi dalam bentuk property, investasi ini biasanya untuk jangka waktu
panjang karena mengharapkan adanya kenaikan dari nilai tanah/bangunan yang telah dibelinya.
8. Reksa dana.
Wadah investasi yang berisi dana dari sejumlah investor dimana uang didalamnya diinvestasikan ke
dalam berbagai produk investasi oleh sebuah Perusahaan Manajemen Investasi (Mutual Fund).
Secara umum bentuk aset yang di Investasikan terbagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Riil Investment
Yaitu menginvestasikan sejumlah dan tertentu pada aset berwujud, seperti halnya tanah, emas,
bangunan, emas, dan lain-lain.
2. Financial Investment
Yaitu menginvestasikan sejumlah dana tertentu pada aset finansial, seperti halnya deposito, saham,
obligasi, dan lain-lain. Dalam hal ini surat berharga yang diperdagangkan atau yang sering disebut
dengan efek adalah berupa saham. Menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang pasar
modal, definisi dari bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan penawaran jual dan beli efek
pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantaranya. Di Indonesia, perdagangan
saham dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Tidak semua perusahaan dapat langsung mengeluarkan
suatu efek (saham), oleh sebab itu perusahaan yang ingin menerbitkan efek harus memenuhi kriteria
ataupun peraturan-peraturan yang ada sebelum menerbitkan suatu efek.
Faktor-Faktor Penentu Investasi
Bagi seorang investor yang hendak melakukan suatu investasi, harus melakukan suatu analisis
terlebih dahulu dalam menentukan keputusan investasinya. Untuk melakukan suatu analisis investasi,
setidaknya ada tiga faktor yang harus dianalisis, yaitu:
1. Analisis kondisi makroekonomi
2. Analisis pada jenis industri
3. Analisis fundamental suatu perusahaan

Tahap pertama yang dilakukan oleh seorang investor dalam berinvestasi adalah melakukan
analisis terhadap variabel-variabel makro, tahap analisis ini dilakukan untuk menganalisis
kondisi perekonomian suatu negara secara makro dalam proses suatu investasi. Variabel-
variabel ekonomi makro yang dianalisis diantaranya adalah tingkat inflasi, transaksi berjalan,
kurs/exchange rate (nilai tukar suatu mata uang negara terhadap mata uang negara lain), suku bunga
SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan lain-lain.
Pada tahap kedua, dilakukan analisis pada berbagai jenis industri. Pada tahapan ini, kita
memilih jenis industri yang paling memberikan prospek keuntungan jika dilakukan
invstasi. Sektor mana yang akan dijadikan suatu investasi dapat dilihat dari pergerakan dalam indeks
sektoral industri pada suatu pasar modal. Sektor yang mempunyai indeks yang bagus untuk investasi
jangka panjang tentunya akan dipilih. Pada tahap analisis ketiga, dilakukan analisis fundamental pada
perusahaan, dengan menggunakan rasio-rasio keuangan suatu perusahaan.
Dalam rasio-rasio keuangan, terbagi lagi menjadi lima rasio, yaitu :
1. Rasio Likuiditas, menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
yang jatuh tempo.
2. Rasio Aktifitas, menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktifa
yang dimiliki atau perputaran (turnover) aktifa-aktifa suatu perusahaan.
3. Rasio Hutang, berfungsi untuk menunjukkan kemampun perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka panjangnya.
4. Rasio Profitabilitas, menunjukkan tingkat keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan
keuntungan.
5. Rasio Pasar, menggambarkan bagaimana pasar menghargai saham suatu perusahaan.
Tipe Investor Menurut profil Resiko
Tipe-tipe investor menurut profil resiko dalam berinvestasi dapat dideskripsikan berikut:
1. Defensive
Investor dengan tipe defensive, investor ini berusaha untuk mendapatkan keuntungan dan
menghindari resiko sekecil apapun dari investasi yang dilakukan. Investor tipe ini tidak
mempunyai keyakinan yang cukup dalam hal spekulasi, dan lebih memilih untuk menunggu
saat-saat yang tepat dalam berinvestasi agar investasi yang dilakukan terbebas dari resiko.
2. Conservative
Investor dengan tipe conservative, biasanya berinvestasi untuk meningkatkan kualitas hidup
keluarga dan dengan rentang waktu investasi yang cukup panjang, misalnya, untuk
pendidikan perguruan tinggi anak atau biaya hidup di hari tua. Investor tipe ini memiliki
kecenderungan menanam investasi dengan keuntungan (yield) yang layak saja dan tidak
memiliki resiko besar, karena filosofi investasi mereka untuk menghindari resiko. Walaupun
investor conservative sering berinvestasi, investor ini umumnya mengalokasikan sedikit
waktu untuk menganalisa dan mempelajari portofolio investasinya.
3. Balanced
Investor dengan tipe balanced, merupakan tipe investor yang menginginkan resiko menengah.
Investor tipe ini selalu mencari proporsi yang seimbang antara resiko yang dimungkinkan
terjadi dengan pendapatan yang dapat diraih. Tipikal investor ini bahwa mereka akan selalu
berhati-hati dalam memilih jenis investasi, dan hanya investasi yang proporsional antara
resiko dan penghasilan yang bisa diperoleh yang akan dipilih.
4. Moderately aggressive
Moderately aggressive, merupakan tipe investor yang tenang atau tidak ekstrim dalam
menghadapi resiko. Investor ini cenderung memikirkan kemungkinan terjadinya resiko dan
kemungkinan bisa mendapatkan keuntungan. Dalam hal ini, investor dengan tipe moderately
aggressive selalu tenang dalam mengambil keputusan investasi karena keputusan yang
ditetapkan sudah dipikirkan sebelumnya.
5. Aggressive
Investor aggressive, atau biasa disebut 'pemain', adalah kebalikan dari investor conservative.
Mereka sangat teliti dalam menganalisa portofolio yang dimiliki.
Semakin banyak angka-angka dan fakta yang bisa dianalisa adalah semakin baik. Investor tipe
ini umumnya berinvestasi dengan rentang waktu relatif pendek karena mengharapkan adanya
keuntungan yang besar dalam waktu singkat. Walaupun tidak berharap untuk merugi, namun
setiap investor aggressive menyadari bahwa kerugian adalah bagian dari permainan.
Keunggulan dan Kekurangan Setiap Investasi
a. Produk perbankan
(1) Tabungan
Digunakan untuk menyimpan dana nasabah. Dapat memberikan banyak kemudahan, antara
lain:
Likuiditas yang tinggi, dapat diambil kapan saja: counter bank dan ATM
Kemudahan bertransaksi: pengiriman uang, pembayaran (telepon, kartu kredit, dan lain-
lain), penukaran uang, dan lain-lain.
Dijamin pemerintah, sampai tahun 2006.
Kekurangan:
Suku bunga yang diberikan sangat rendah, di bawah tingkat inflasi.
Bunga kena pajak 20% untuk yang di atas Rp 7,5 juta.
(2) Rekening koran (cheque/giro)
Dipergunakan secara luas oleh perusahaan dan perorangan, untuk melakukan transaksi
keuangan.
Kemudahan, antara lain:
Likuiditas tinggi, dapat diambil kapan saja: counter bank pencairan cek.
Kemudahan bertransaksi: pembayaran ke pihak lain tanpa menggunakan uang tunai dan
tanpa harus datang ke bank.
Dijamin oleh pemerintah.
Kekurangan:
Tidak ada bunga, hanya terdapat jasa giro yang sangat rendah
Bunga kena pajak 20%.
(3) Deposito berjangka
Dipergunakan untuk menabung/menyimpan uang dalam jangka waktu tertentu.
Kemudahan, antara lain:
Suku bunga yang lebih tinggi, sekitar 6%.
Likuiditas tinggi, dapat diambil kapan saja, meskipun ada jangka waktu
tertentu.
Dapat dijaminkan: untuk mendapatkan hutang dari bank yang sama.
Dijamin oleh pemerintah, rate (%) x (# of Days/365) x Nominal x 0.80, 12% x (31/365) x
IDR 1,000,000 x 0.80.
Kekurangan:
Terkena penalti, bila diambil sebelum jatuh tempo
Bunga kena pajak 20%, di atas Rp 7,5 juta.
Kesimpulan:
Dikarenakan sifatnya dan bunga yang diberikan dari suatu produk perbankan berada di bawah
rate inflasi, maka produk perbankan tidak sesuai untuk dipakai sebagai alat investasi.
Kelebihan:
Akses yang cepat/likuiditas yang tinggi
Kemudahan bertransaksi
Jaminan pemerintah
Secara umum, bank idealnya digunakan sebagai tempat melakukan transaksi.
Produk perbankan sangat ideal dipergunakan untuk penempatan dana darurat (emergency
fund).

b. Produk investasi
Reksa Dana/Unit Trust
Keunggulan:
Diversifikasi
Pilihan investasi yang beragam
Transparansi
Peraturan yang ketat
Biaya yang rendah (subs, redeem, management fee)
Keuntungan pajak (untuk di Indonesia saat ini)
Minimum investasi yang rendah.
2.INVESTASI DALAM KONTEKS EKONOMI MAKRO
Untuk memudahkan dan memperdalam pemahaman, dalam teori ekonomi makro yang
dibahas adalah investasi fisik, misalnya dalam bentuk barang modal (pabrik dan peralatan),
bangunan dan persediaan barang (inventory). Dengan pembatasan tersebut, maka definisi investasi
dapat lebih dipertajam sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang
modal (capital stock). Yang dimaksud dengan stok barang modal (barang modal tersedia)
adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian, pada satu saat tertentu. Untuk
mempermudah penghitungan, umumnya stok barang modal dinilai dengan uang, yaitu jumlah
barang modal dikalikan harga perolehan per unit barang modal. Dengan demikian barang modal
merupakan konsep stok (stock concept), karena besarnya dihitung pada satu periode tertentu.
Agar tidak terjadi kerancuan dengan kenyataan sehari-hari, perhitungan investasi harus
konsisten dengan perhitungan pendapatan nasional. Yang dimasukkan dalam perhitungan investasi
adalah barang modal, bangunan/konstruksi, maupun persediaan barang jadi yang masih baru. Jika
seorang pengusaha membeli pabrik dan bangunan yang pernah dipakai orang lain, kegiatan
tersebut tidak dapat dihitung sebagai investasi, sebab kegiatan tersebut tidak menambah stok
barang modal yang baru.
Investasi merupakan konsep aliran (flow concept), karena besarnya dihitung selama
satu interval periode tertentu. Tetapi investasi akan mempengaruhi jumlah barang modal
yang tersedia (capital stock) pada satu periode tertentu. Tambahan stok barang modal adalah
sebesar pengeluaran investasi satu periode sebelumnya.

a. Investasi ,Dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan


Yang tercakup dalam investasi barang modal (capital goods) dan bangunan (con-
struction) adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik-pabrik, mesin-mesin,
peralatan-peralatan produksi dan bangunan-bangunan atau gedung-gedunf yang baru. Karena
daya tahan barang modal dan bangunan umumnya lebih dar setahun, seringkali investasi ini
disebut sebagai investasi dalam bentuk harta tetap (fixed investment).

Di Indonesia, istilah yang setara dengan fixed investment adalah pembentukan modal
tetap domestik bruto (PMTDB). Besarnya angka PMTDB dapat dilihat path statistik PDB
Indonesia berdasarkan pengeluaran. Data statistik selama sekitar 30 tahur terakhir ini
menunjukkan pengeluaran investasi di Indonesia berkisar 30%-40% PDB yang berarti
pengeluaran kedua terbesar setelah konsumsi rumah tangga.
Supaya lebih akurat, jumlah investasi yang perlu diperhatikan adalah investasi bersih, yaitu PMTDB
dikurangi penyusutan (depresiasi). Penyusutan terhadap barang modal harus dilakukan agar efisiensi
ekonomis dari kegiatan produksi tetap terpelihara, bahkan ditingkatkan. Sebab, semakin tua usia
mesin, produktivitasnya makin rendah. Akibatnya, walaupun secara teknis masih dapat digunakan,
tetapi tidak akan menambah bahkan mengurangi keuntungan ekonomis. Misalnya, pabrik gula yang
mesinnya telah berusia lima puluh tahun, secara teknis dapat dipakai untuk memproduksi gula. Tetapi
produktivitasnya yang rendah, sementara biaya perawatannya sangat tinggi, menyebabkan secara
ekonomis sudah tidak layak lagi. Lebih balk mesin itu diganti dengan mesin yang baru, yang
menggunakan teknologi yang lebih baru pula.
b. Investasi Persediaan
Berdasarkan berbagai pertimbangan, perusahaan seringkali harus memproduksi lebih banyak
daripada target penjualan. Misalnya, sebuah pabrik mobil menargetkan penjualan tahun 2000 adalah
50.000 unit. Tidaklah berarti produksinya harus 50.000 unit juga. Umumnya produksinya melebihi
tingkat penjualan. Sebut saja 60.000 unit. Selisih 10.000 unit merupakan persediaan, untuk
mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan
penghasilan/ keuntungan. Persediaan sebesar 10.000 unit tersebut dikatakan sebagai investasi yang
direncanakan (planned investment) atau investasi yang diinginkan (intended investment).Sebab,
memang sudah direncanakan sejak awal.
Jika karena suatu hal (misalnya terjadi resesi ekonomi) jumlah mobil yang terjual hanya 40.000 unit,
maka persediaan mobil menjadi 20.000 unit, lebih besar daripada yang direncanakan. Jumlah mobil
yang tidak terjual sesuai rencana (10.000 unit) bukanlah investasi yang direncanakan (unintended
investment).
Selain barang jadi, investasi dalam bentuk persediaan bisa juga dilakukan dalam bentuk
persediaan bahan baku dan barang setengah jadi/sedang dalam proses penyelesaian. Tujuan
kebijaksanaan persediaan ini juga tetap dalam konteks meningkatkan pendapatan atau
keuntungan di masa mendatang..

NILAI WAKTU DARI UANG


Investasi yang dilakukan saat ini tidak serta-merta menghasilkan peningkatan
pendapatan hari ini juga. Dibutuhkan tenggang waktu. Makin tinggi jumlah dan kualitas
investasi, biasanya tenggang waktunya makin panjang. Sebuah restoran yang ingin
memperbesar usahanya dengan membeli gedung baru, meja makan dan peralatan-peralatan
yang baru, membutuhkan tempo kurang dari satu tahun untuk menghasilkan. Tetapi investasi
dalam bentuk pendirian pabrik mobil, mungkin membutuhkan tenggang waktu sekitar lima
tahun. Karena itu, pertimbangan pokok dari keputusan investasi adalah berapa nilai
sekarang (present value) dari uang yang akan kita peroleh di masa mendatang, atau berapa
nilai uang masa mendatang (future value) dari jumlah yang kita investasikan saat saat ini.

a. Nilai Sekarang (Present Value).


Misalkan, Rudi ditawari sebuah rencana usaha dengan investasi awal sebesar Rp 100 juta.
Berdasarkan proposal, lima tahun kemudian nilai nominal uang yang dia peroleh adalah Rp 161 juta,
Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah nilai Rp 161 juta lima tahun mendatang itu lebih besar
daripada Rp 100 juta saat ini? Jika ya, proposal usaha tersebut layak diterima. Sebaliknya, jika
tidak.Bagaimana kita mengetahui nilai sekarang dari Rp 161 juta tersebut di atas? Hal ini sangat
tergantung dari tingkat pengembalian investasi(investment return) yang Rudi harapkan. Seandainya,
untuk menjalankan usahanya, Rudi harus meminjam dari bank dengan bunga pinjaman 15% per
tahun. Rudi berharap tingkat pengembalian investasi setidak-tidaknya lama dengan 15%. Karena itu
nilai Rp 161 juta harus dideflasi sebesar 15% per tahun. Dalam perhitungan angka 15 % ini
merupakan factor diskonto (discount factor).
b. Nilai Masa Mendatang (Future Value)
Menghitung nilai masa mendatang adalah kebalikan dari menghitung nilai sekarang
dari output investasi yang direncanakan. Sekalipun melihat dari sudut pandang yang
bertolak belakang, keputusan yang dihasilkan tetap sama. Dalam kasus di atas, dilihat dari
nilai uang masa mendatang, dasar pengambilan keputusan terhadap proposal yang
ditawarkan adalah berapa nilai lima tahun mendatang dari uang yang diinvestasikan scat ini.
Jika nilai Rp 161 juta lima tahun mendatang adalah lebih besar daripada nilai masa
mendatang yang diharapkan, proposal usaha diterima. Sebaliknya, jika tidak (nilainya lebih
kecil).
KRITERIA INVESTASI
Keputusan investasi merupakan keputusan rasional, karena keputusan berdasarkan
pertimbangan rasional. Dalam praktik, digunakan beberapa alat bantu atau kriteria-kriteria
tertentu untuk memutuskan diterima atau ditolaknya rencana investasi. Kriteria-kriteria tersebut
disebut kriteria investasi (investment criteria). Minimal ada empat kriteria investasi yang
digunakan dalam praktik, yaitu:
a. Payback Period
b. Benefit/Cost Ratio
c. Net Present Value
d. Internal Rate of Return

a. Payback Period
Payback period (periode pulang pokok) adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang
direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika
waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik. Kendatipun
demikian, kita harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback period ini. Sebab ada investasi
yang baru menguntungkan dalam jangka panjang (> 5 tahun). Misalnya, investasi perkebunan
kelapa sawit baru mencapai titik impas sekitar 8-10 tahun. Dilihat dari sudut ini, investasi
perkebunan kelapa sawit kurang balk dibanding investasi perkebunan singkong (ubi kayu),
karena payback period investasi kebun singkong mungkin hanya dua tahunan. Namun dilihat dari
sisi yang lain, investasi perkebunan kelapa sawit jauh lebih menguntungkan dibanding
singkong.

b. Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)


B/C ratio mengukur mans yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding
basil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebagai C (cost).
Output yang dihasilkan dinotasikan sebagai B (benefit). Jika nilai B/C sama dengan 1, maka B
= C, output yang dihasilkan sama dengan biaya yang dikeluarkan. Bila nilai B/C > 1 maka B <
C yang artinya output yang dihasilkan lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan. Begitu
juga sebaliknya. Keputusan menerima atau menolak proposal investasi dapat dilakukan
dengan melihat nilai B/C. Umumnya, proposal investasi baru diterima jika B/C > 1, sebab
berarti output yang dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.

c. Net Present Value (NPV)


Dua kriteria pertama dapat dihitung berdasarkan nilai nominal (non
discounted method). Sayangnya, perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat
menyesatkan, sebab tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Bisa saja sebuah proposal
proyek, berdasarkan nilai nominal menghasilkan B/C > 1, padahal nilai sekarangnya sangat
kecil. Jika memperhitungkan nilai waktu dari uang, barangkali B/C < 1. Untuk membuat hasil
lebih akurat, maka nilai sekarang didiskontokan (discounted method) seperti contoh-contoh
sebelumnya. Keuntungan lain dengan menggunakan metode diskonto adalah kita dapat
langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih.
Selisih inilah yang disebut net present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV
> 0, sebab nilai sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya
total.
d. Internal Rate of Return (IRR)
Internal rate of return (IRR) adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat
NPV sama dengan nol. Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR = 12%, maka tingkat pengembalian
investasi adalah 12%. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi dilakukan
berdasarkan basil pembandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan
(r). Jika r yang diinginkan adalah 15%, sementara IRR hanya 12%, proposal investasi ditolak.
Begitu juga sebaliknya.

Sumber : http://pengabdianqu.blogspot.co.id/2013/05/makalah-tentang-investasi-ekonomi-
makro.html
KOMPAS.com - Investasi adalah salah satu cara untuk menyelamatkan dana agar
tidak terpakai secara sia-sia. Dalam hal ini ada beragam jenis investasi yang bisa
menjadi pilihan, mulai dari investasi saham, emas, properti ataupun reksa dana.

Namun, untuk menentukan jenis investasi yang sesuai, ada beberapa hal perlu
diperhatikan. Berikut yang dirangkum olehKompas.com dari berbagai sumber
mengenai jenis investasi yang cukup menjanjikan dalam mengelola keuangan.

1. Investasi saham

Investasi saham saat ini berbeda dengan dulu yang membutuhkan modal cukup
besar. Kini, hanya bermodalkan Rp 1 juta hingga Rp 5 juta sudah bisa memulai
investasi saham.

Bahkan, beberapa broker atau pialang saham saat ini menyediakan rekening khusus
bagi para investor sehingga bisa membuka modal awal Rp 100 ribu. Hal ini sudah
ditetapkan oleh pemerintah mengenai besaran jual-beli saham minimum per-lot atau
100 lembar.

Seperti saham dengan likuiditas tinggi sejenis Telkom (TLKM) memiliki harga sekitar
Rp 2.700 perlembar. Dengan kata lain, jika ingin membeil satu lot saham TLKM
maka bisa menyiapkan modal sebesar Rp 270 ribu. Dengan begitu bisa disesuaikan
terhadap ketersediaan dana yang
dimiliki.

2. Investasi properti

Investasi ini dinilai cukup menjanjikan untuk ke depannya. Beragam jenis investasi
yang dapat dipilih di sektor ini antara lain rumah, apartemen, ruko ataupun tanah.

Investasi jenis ini tergolong kategori jangka panjang, karena nilai jualnya yang
semakin lama harga properti akan terus bertambah. Seperti dikutip
dari KOMPAS.com, Sabtu (18/10/2015), hingga saat ini di Tangerang Selatan
terdapat 1.500 unit apartemen strata dan diperkirakan akan terus bertambah hingga
7.100 unit dalam jangka tiga tahun ke depan.

Kenaikan harga pertahunnya pun mencapai 15 sampai 20 persen dengan kategori


apartemen dengan harga Rp 15 juta sampai Rp 20 juta per-meter persegi. Bila
diprediksi pertumbuhan harga akan tetap stabil diangka 10 sampai 15 per-tahun.

3. reksa dana
Dalam memilih investasi reksa dana ada dua pilihan. Pertama, Anda dapat memilih
secara lump sum atau investasi sekaligus. Kedua, dengan cara rupiah cost
averaging atau investasi berkala.

Keunggulan dari investasi reksa dana secara sekaligus karena bersifat jangka
panjang. Dengan begitu, para investor dengan dana besar cukup cocok
melakukannya, karena dana yang diinvestasikan bisa mengalami kenaikan.

Namun, berbeda dengan investasi secara berkala. Dengan secara berkala maka bisa
dilakukan setoran setiap bulan. Dengan demikian, Anda yang memiliki dana terbatas
akan cukup terbantu karena investasi ini.

THINKSTOCKIlustrasi

4. Investasi emas
Berbicara investasi tidak hanya sebatas properti ataupun reksa dana. Kini, emas bisa
menjadi pilihan saat menginvestasikan uang Anda ke dalam bentuk fisik.

Seperti dikutip Kompas.com, Sabtu (27/9/2014), menurut Trainer Manajemen Global


Indonesia, Irvan Susanto mengatakan, investasiemas memiliki jangka investasi
panjang ataupun singkat yang terus meningkat.

Contohnya, seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan satu
gram emas Antam Rp 531.000. Lalu angka tersebut naik Rp 11.000 jika
dibandingkan posisi harga sehari sebelumnya. Dengan kata lain, harga emas dapat
berubah sewaktu-waktu.

Nah, untuk mengetahui investasi tersebut, Anda tak perlu jauh-jauh datang ke
toko emas ataupun kantor pemasaran properti. Cukup browsing dengan gadget,
segala informasi produk investasi bisa Anda temukan.

Salah satunya menggunakan tablet Samsung Galaxy Tab S2. Selain memiliki layar
lebar dalam dua varian, yaitu 8 inci dan 9,7 inci, tablet ini didukung prosesor
Octacore dengan RAM 3GB dan koneksi cepat 4G LTE. Ini akan memudahkan Anda
saat mengamati perkembangan investasi terkini.

Desain tipisnya yang hanya 5,6 milimeter juga akan memberikan kenyamanan ketika
digenggam oleh para penggunanya. Dengan demikian, informasi yang Anda
butuhkan semakin mudah dan nyaman diakses.
Sumber :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/11/07/085658326/4.Produk.Investasi.Menjanjikan.u
ntuk.Masa.Depan
Memiliki uang berlebih dan bingung menghabiskannya ke mana? Anda bisa
memilih investasi untuk menghabiskan uang berlebih, sekaligus
mendapatkan uang tambahan. Selain itu, Anda bisa mendapatkan berbagai
keuntungan lain. Apa saja?

1. Terhindar dari utang


Penghasilan berlebih terkadang membuat beberapa orang tergoda untuk membeli barang-barang di
luar kebutuhan, seperti gadget seri terbaru, barang-barang branded, dan paket tur liburan ke tempat
favorit. Kartu kredit sering menjadi solusi untuk memuaskan keinginan tersebut. Tapi, jika kartu kredit
digunakan tanpa kontrol maka Anda akan menghadapi utang yang bertumpuk. Lain cerita jika Anda
menghabiskan penghasilan ekstra dalam investasi. Anda dapat menghindari sifat konsumtif dan
utang. (Baca juga: Mau mulai investasi di deposito, tepat gak sih?)

2. Nilai aset atau kekayaan terlindung dari pengaruh


inflasi
Data menunjukkan, dalam lima tahun terakhir (30 April 2009-30 April 2014) inflasi di Indonesia
mencapai 29,52%. Hal ini menyebabkan daya beli uang Anda melemah meski jumlah uang tetap. Jadi,
jika pada 2009 Anda bisa membeli tempe goreng seharga Rp 500, pada 2014 menjadi Rp 1.000.
Namun, Anda bisa menghindar dari pengaruh inflasi ini dengan menempatkan uang dalam investasi.

3. Nilai aset atau kekayaan meningkat


Menurut Edhi Widjojo, President Director AXA Asset Management Indonesia, dengan melakukan
investasi maka uang Anda akan berkembang: 33,82% bila menggunakan deposito sebagai instrumen
investasi; 45,88% dengan instrumen investasi emas; 79,62 investasi pada obligasi; dan 180,94% bila
menggunakan saham sebagai kendaraan investasi.

4. Memenuhi kebutuhan di masa depan

5. Sebagai bagian dari perencanaan keuangan


Investasi pun dapat Anda gunakan untuk persiapan pensiun. Investasi dengan return tinggi seperti
investasi saham dapat dipakai untuk menyiapkan dana pensiun yang membutuhkan waktu lama.
Persiapan dana pensiun sesuai dengan karakter investasi saham yang cenderung memberikan hasil
maksimal bila dilakukan dalam jangka waktu panjang. Namun, sebaiknya semakin mendekati pensiun
porsi investasi saham harus semakin menurun, digantikan investasi yang lebih konservatif, seperti
obligasi, emas, deposito atau properti.

Sumber: https://www.cekaja.com/info/5-keuntungan-berinvestasi/

Anda mungkin juga menyukai