Stabilitas produk farmasi dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat dan karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat. Banyak faktor yang mempengaruhi stabilitas produk farmasi, seperti stabilitas dari bahan aktif, interaksi antara bahan aktif dan bahan tambahan, proses pembuatan, proses pengemasan dan kondisi lingkungan selama pengangkutan, penyimpanan, dan penanganan serta jangka waktu produk antara pembuatan hingga pemakaian. Stabilitas produk obat dibagi menjadi stabilitas secara kimia dan stabilitas secara fisika. Faktor-faktor fisika seperti panas, cahaya, dan kelembapan, mungkin akan menyebabkan atau mempercepat reaksi kimia, maka setiap menentukan stabilitas kimia, stabilitas fisika juga harus ditentukan (Vadas, 2010). Pada pembuatan obat harus diketahui waktu paro suatu obat. Waktu paro suatu obat dapat memberikan gambaran stabilitas obat, yaitu gambaran kecepatan terurainya obat atau kecepatan degradasi kimiawinya. Panas, asam- asam, alkali-alkali, oksigen, cahaya, kelembaban dan faktor-faktor lain dapat menyebabkan rusaknya obat. Mekanisme degradasi dapat disebabkan oleh pecahnya suatu ikatan, pergantian spesies, atau perpindahan atom-atom dan ion- ion jika dua molekul bertabrakan dalam tabung reaksi (Moechtar, 1989). 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Apa yang dimaksud dengan uji stabilitas untuk sediaan farmasi ? 1.2.2. Apa saja pentingnya uji stabilitas dalam sediaan farmasi ? 1.2.3. Apa faktor faktor yang mempengaruhi uji stabilitas ? 1.3. Tujuan 1.3.1 Mengetahui pengertian uji stabilitas untuk sediaan farmasi. 1.3.2 Mengetahui pentingnya uji stablitas dalam sediaan farmasi. 1.3.3 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi uji stabilitas. DAFTAR PUSTAKA Vadas, E. B. 2010. Stability of Pharmaceutical Products. London: Lippincitt Williams and Wilkins. Moechtar. 1989. Farmasi Fisika : Bagian Larutan dan Sistem Dispersi. Yogjakarta: UGM Press