Anda di halaman 1dari 1

Sebenarnya air itu dari awal ikan itu lahir hingga sekarang, air itu selalu ada di samping

dirimu setiap saat, ikan tersebut tidak menyadarinya karena ia tidak dapat melihatnya, hanya
dapat di rasakan saja, sama dengan kita manusia, manusia tidak dapat hidup tanpa oksigen,
namun oksigen tidak dapat di lihat, hanya bisa di rasakan saja, ada pun seperti pohon, pohon
yang tanpa akar, tidak akan dapat hidup, jika kita lihat kembali ke cerita ikan tadi, maka air itu
sama dengan kebahagiaan, karena kebahagiaan itu tidak dapat lihat, namun dapat di rasakan,
pada dasarnya kebahagiaan itu hanya dapat di rasakan.

Ikan kecil ini tidak dapat menerima nya, dia beranggapan, jika ia hanya bertanya
dimanakah air, namun malah di ceramah, lalu ia pergi lagi ke samudera yang lebih besar dan dia
terus terus dan terus mencari sampai ia kembali ke lautan sampai ia ke tepian pantai, dia mencari
dimana kah air itu, namun ia tetap tidak dapat menemukan air itu ada di mana. Pada saat ikan ini
berada di dekat tepian pantai, ia melihat butiran butiran pasir, ikan ini beranggapan bahwa itu
adalah air, ia merasa sangat senang, karena ikan itu menganggap butiran butiran pasir itu
adalah air, lalu ia pun melompat ke pasir, setelah ia melompat dan terbaring di atas pasir, badan
nya merasa sangat sakit sekali dan ia teriak sakit, karena ia merasa kesakitan, ikan ini berusaha
menyelamatkan dirinya, dengan melompat ke atas, semakin ia melompat tinggi, begitu turun ia
merasa kesakitan lagi, hingga ikan ini putus asa dan tidak mempunyai tenaga untuk
menyelamatkan dirinya lagi, ia menatap ke arah laut, ikan ini pun sadar bahwa sebenar nya air
itu sudah ia miliki sejak di dalam kandungan induk nya, ia merasa sangat sedih, karena ikan ini
hanya menghabiskan masa masa kebahagiaan nya dengan sia sia dan demi ke ingin tahu an
nya saja, sehingga saat saat dimana ia sedang bahagia di dalam air, yang dia tidak sadari, dia
malah mencari keluar.

Dari cerita ikan tersebut dapat kita sadari, sebenarnya manusia zaman sekarang seperti
ikan tersebut, dari lahir kita selalu mengejar mengejar, menuntut menuntut dan meminta
meminta. Setelah kita remaja kita ingin dewasa setelah dewasa kita ingin mempunyai pacar
mungkin saya bahagia, setelah pacaran kita ingin menikah mungkin baru bahagia, setelah
menikah ingin mempunyai anak baru bahagia, setelah punya anak kita akan mempunyai cucu
baru mungkin kita bahagia, jadi kapan kita manusia baru dapat merasakan bahagia itu?.

Anda mungkin juga menyukai