Anda di halaman 1dari 10

SISTEM

DIGITAL
Pengertian
Encoder adalah rangkaian logika yang mempunyai sejumlah saluran masukan,hanya satu yang
diaktifkan pada satu saat dan menghasilkan N-bit kode keluaran yang tergantung pada masukan
yang diaktifkan, pengertian aktif bisa rendah (0) atau tinggi(1). Jadi jika salah satu masukan
aktifnya 1, maka keluaran lainnya adalah 0; dan sebaliknya. Encoder dengan M masukan dan N
keluaran (M2n), dengan masukan aktif tinggi (normalnya rendah). Tiap saluran masukannya yang
diaktifkan akan menghasilkan satu kemungkinan keluaran.
Cara Kerja Enkoder
Encoder yang mempunyai 8 saluran masukan (I0 I7) ke 3 keluaran A0, A1, A2 adalah IC 74148
(N = 3 dan M = 23, atau dari oktal ke biner) dengan 1 masukan Enable (EI) dan 1 keluaran Enable
(EO) aktif rendah untuk bertingkat (cascade), serta 1 keluaran pemilih gate (Gate Select) aktif
rendah untuk pengembangan.
Diagram Enkoder

Tabel Kebenaran

Keterangan : EI= Enable Input; EO= Enable Output; GS= Gate Select; L = Logika 0; H = Logika 1;
X = ambang
Diagram Fungsional Encoder 74LS148

Keterangan : EI= Enable Input; EO= Enable Output; GS= Gate Select; L = Logika 0; H = Logika 1;
X = sembarang (dont care)
Rangkaian Logika Enkoder
Aplikasi Rangkaian Enkoder
Beberapa aplikasi ENKODER yang umum biasanya di pakai pada kehidupan sehari-hari adalah :
1. Priority Interrupt Selector dan
2. Keyboard Encoding.
Priority Interrupt Selector
Banyaknya I/O devices yang memerlukan bantuan CPU untuk berkomunikasi dan keterbatasan
CPU ini yang hanya dapat berkomunikasi dengan I/O devices tersebut satu persatu, sebuah Priority
ENCODER diperlukan untuk mengontrol komunikasi ini sehingga semua I/O devices ini dapat
dilayani satu persatu.
Gambar Rangkaian Priority Interrupt

Di dalam desain-desain komputer yang modern, sebuah sinyal yang disebut Interrupt digunakan
oleh masing-masing device untuk memberitahukan CPU bahwa ia mau berkomunikasi dengannya.
Kemudian sebuah priority ENCODER digunakan untuk memberitahukan kepada CPU siapa
pengirirn sinyal interrupt itu.
Keyboard Encoding Kalkulator
Kalkulator biasanya mempunyai keyboard yang berisi tombol-tombol untuk angka 0 sampai 9 dan
tombol-tombol fungsi seperti x, , +, C; dan lain-lain. Bagaimanakah sistem digital yang tentunya
terdapat di dalam kalkulator tersebut dapat membedakan tombol yang mana yang ditekan sehingga
sistem itu dapat menentukan operasi apa yang harus dilakukan. Untuk itulah sebuah ENKODER
diperlukan untuk menghubungkan keyboard ini ke sistem digitalnya.

Gambar Rancangan keyboard encoding kalkulator


Rangkain Dekoder
Rangkaian Dekoder mempunyai sifat yang berkebalikan dengan Enkoder yaitu merubah kode
biner menjadi sinyal diskrit.
Sebuah dekoder harus memenuhi syarat perancangan m < 2 n. Variabel m adalah kombinasi
keluaran dan n adalah jumlah bit masukan. Satu kombinasi masukan hanya dapat mewakili satu
kombinasi keluaran.
Perhatikan contoh tabel fungsi keluaran dekoder berikut:

Fungsi keluaran dekoder 2 ke 4


Dari tabel diatas, dapat dibuat fungsi keluaran sebagai berikut :
F0 = X . Y
F1 = X . Y
F2 = X . Y
F3 = X . Y
Dari persamaan tersebut, maka rangkaian gerbangnya dapat dibuat seperti pada gambar berikut :

Decoder mengubah informasi biner dari n saluran input menjadi maximum 2n saluran output.
Sebagai contoh: banyaknya input n=3 maka banyaknya saluran output adalah m=23.
Contoh decoder 3 to 8. Input n= 3, maka outputnya 23 = 8 saluran. Lihat gambar 1 dan 2.

Gambar 2 Rangkaian Decoder 3 to 8


Pada decoder dengan saluran enable aktif high, jika enable=0, decoder off. Berarti semua saluran
output akan bernilai nol. Jika enable=1, decoder on dan sesuai dengan inputnya, saluran output yang
aktif akan 1, dan yang lainnya 0.

Gambar 4 Decoder 2 to 4 dengan Input enable aktif LOW


Contoh aplikasi Decoder: Decoder biasa digunakan dalam implementasi bermacam rangkaian
kombinational (fn).
Sebagai contoh: tabel kebenaran untuk rangkaian full adder adalah s (x,y,z) = (1,2,4,7) dan
C(x,y,z)= (3,5,6,7). Implementasinya menggunakan decoder adalah:

Mengenal IC 555 (IC Timer) dan Konfigurasi kakinya IC Timer atau IC Pewaktu adalah jenis
IC yang digunakan untuk berbagai Rangkaian Elektronika yang memerlukan fungsi Pewaktu dan
multivibrator didalamnya. Beberapa rangkaian yang memerlukan IC Timer diantaranya seperti
Waveform Generator, Frequency Meter, Jam Digital, Counter dan lain sebagainya. IC Timer atau
IC Pewaktu yang paling populer saat ini adalah IC 555 yang dikembangkan oleh Hans R.
Camenzind yang bekerja untuk Signetic Corporation pada tahun 1970-an. Pada dasarnya, IC Timer
555 merupakan IC Monolitik pewaktu yang menghasilkan Osilasi (Oscilation) dan Waktu
Penundaan (Delay Time) dengan keakuratan dan kestabilan tinggi.
IC Timer 555 yang umum digunakan adalah IC Timer 555 yang berbentuk DIP (Dual Inline
Package) dengan 8 kaki terminalnya. Namun seiring dengan perkembangannya, saat ini kita dapat
menemui beberapa versi IC 555, diantaranya seperti IC 556 yang menggabungkan 2 buah IC 555
dalam satu kemasan (14 kaki), IC 558 yang menggabungkan 4 buah IC555 dalam satu kemasan (16
kaki) serta IC555 yang mengkonsumsi daya rendah seperti 7555 dan TLC555. Harga sebuah IC 555
yang berbentuk DIP 8 kaki cukup murah, yaitu sekitar Rp. 2.000 hingga Rp. 5.000 tergantung
merek dan tipenya.
Nama IC 555 diambil dari 3 buah resistor yang terdapat dalam kemasan IC dengan nilai masing-
masingnya 5k.
Susunan dan Konfigurasi Kaki IC 555

Berikut ini adalah susunan dan konfigurasi Kaki IC 555 yang berbentuk DIP 8 kaki.
Kaki 1 (GND) : Terminal Ground atau Terminal Negatif sumber tegangan DC.
Kaki 2 (TRIG) : Terminal Trigger (Pemicu), digunakan untuk memicu Output menjadi
High, kondisi High akan terjadi apabila level tegangan pada kaki Trigger ini berubah dari
High menuju ke <1/3Vcc (Lebih kecil dari 1/3Vcc).
Kaki 3 (OUT) : Terminal Output (Keluaran) yang memiliki 2 keadaan yaitu Tinggi/HIgh
dan Rendah/Low.
Kaki 4 (RESET) : Terminal Reset. Apabila kaki 4 digroundkan, Output IC akan menjadi
rendah dan menyebabkan perangkat ini menjadi OFF. Oleh karena itu, untuk memastikan IC
dalam kondisi ON, Kaki 4 biasanya diberikan sinyal High.
Kaki 5 (CONT) : Terminal Control Voltage (Pengatur Tegangan), memberikan akses
terhadap pembagi tegangan internal. Secara default, tegangan yang ditentukan adalah 2/3
Vcc.
Kaki 6 (THRES) : Terminal Threshold, digunakan untuk membuat Output menjadi Low.
Kondisi Low pada Output ini akan terjadi apabila Kaki 6 atau Kaki Threshold ini berubah
dari Low menuju > 1/3Vcc (lebih besar dari 1/3Vcc).
Kaki 7 (DISCH) : Terminal Discharge. Pada saat Output Low, Impedansi kaki 7 adalah
Low. Sedangkan pada saat Output High, Impedansi kaki 7 adalah High.
Kaki Discharge ini biasanya dihubungkan dengan Kapasitor yang berfungsi sebagai penentu
interval pewaktuan. Kapasitor akan mengisi dan membuang muatan seiring dengan
impedansi pada kaki 7. Waktu pembuangan muatan inilah yang menentukan Interval
Pewaktuan dari IC555.
Kaki 8 (Vcc) : Terminal Positif sumber tegangan DC (sekitar 4,5V atau 16V).
Rangkaian counter adalah rangkaian elektronika yang befungsi untuk melakukan penghitungan
angka secara berurutan baik itu perhitungan maju ataupun perhitungan mundur. Yang dimaksud
dengan perhitungan maju adalah di mana rangkaian akan menghitung mulai dari angka yang kecil
menuju angka yang lebih besar. Sedangkan perhitungan mundur adalah sebaliknya. Perhitungan
bisa mencapai jumlah yang tidak terbatas tergantung perancangan rangkaian ataupun tuntutan
kebutuhan. Untuk contoh diatas hanya menggunakan satu buah IC decade counter dan satu buah
seven segment sehingga hanya bisa mewakili fungsi akan satu digit atau angka satuan. Untuk
membuat fungsi yang lebih banyak anda tinggal menambah IC dan 7-segmentnya sesuai dengan
fungsi yang diinginkan.
Banyak sekali kegunaan dari rangkaian counter ini didunia elektronika digital. Bahkan menurut
saya bisa dikatakan elektronika digital tidak terpisahkan dengan rangkaian counter. Hampir semua
rangkaian digital memerlukan rangkaian counter. Hal itu dikarenakan untuk menerapkan fungsi
penghitungan angka atau operasi matematika harus menggunakan fungsi dari rangkaian counter.
Counter merupakan salah satu rangkaian elektronika digital yang menggunakan urutan logika
digital dan dipicu oleh pulsa atau clock (rangkaian sekuensial). Counter biasanya mencacah atau
menghitung dalam biner dan dapat dibuat untuk berhenti atau berulang ke hitungan awal setiap saat.
Pada counter yang berulang, jumlah kondisi biner yang berbeda menunjukkan modulus (MOD)
counter. Sebagai contoh, counter yang mencacah dari 0-1-2-3-4-5-6-7 secara berulang disebut juga
modulus 8 atau MOD-8. Rangkaian dasar counter adalah beberapa flip-flop yang jumlahnya
bergantung pada modulus yang diperlukan. Secara umum, counter terbagi menjadi 2 jenis, yaitu
asynchronous counter (ripple counter) dan synchronous counter.
Asynchronous counter (ripple counter) merupakan counter yang masukan clock pemicunya
tidak terhubung ke setiap flip-flop secara langsung. Clock pemicunya harus merambat melalui
setiap flip-flop untuk mencapai masukan flip-flop yang berikutnya.
IC 74LS90 merupakan ripple counter 4-bit yang terdiri atas bagian pembagi-2 dan bagian
pembagi-5. Dua bagian ini dapat dikaskade untuk membentuk pembagi-10(decade/BCD counter)
dengan menghubungkan Q0 ke CLK1 secara eksternal. Counter ini mempunyai 2 masukan reset
yaitu MR1 dan MR2 dan 2 masukan set yaitu MS1 dan MS2, serta 4 kaki luaran yaitu Q0, Q1, Q2,
dan Q3. Kaki 10 dihubungkan ke GND dan kaki 5 dihubungkan ke +5V. Susunan kaki IC 74LS90
dapat dilihat dalam Gambar 6.1.

Synchronous counter merupakan counter yang masukan clock pemicunya dihubungkan ke


setiap flip-flop, sehingga setiap flip-flop akan beroperasi dengan masukan transisi clock yang sama.
Pada synchronous counter harus dipastikan bahwa setiap flip-flop menahan transisi luarannya
sampai tiba gilirannya.
IC 74LS190 adalah synchronous BCD counter (0 sampai 9). IC ini mempunyai 4 masukan P0,
P1, P2, dan P3 yang digunakan untuk mengeset mulainya hitungan dengan operasi Parallel Load (
PL ). Counter ini juga menghitung up/down dengan menentukan masukan U / D. Kaki Count
Enable (CE ) adalah masukan aktif-LOW yang digunakan untuk meng-enable/inhibit counter. Kaki
luaran yang ada pada IC 74LS190 adalah Q0, Q1, Q2, dan Q3 serta TC (Terminal Count) dan RC
(Ripple Clock). TC maupun RC dapat digunakan
sebagai masukan clock untuk counter yang lebih tinggi. Kaki 8 dihubungkan ke GND dan kaki 16
dihubungkan ke +5V. Susunan kaki IC 74LS190 dapat dilihat dalam Gambar 6.2.

Pengertian Seven Segment Display Seven Segment Display (7 Segment Display) dalam bahasa
Indonesia disebut dengan Layar Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat
menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment
Display pada umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital,
Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven ataupun Pengatur
Suhu Digital . Seven Segment Display pertama diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh
Frank. W. Wood dan mulai dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light
Emitting Diode).
Seven Segment Display memiliki 7 Segmen dimana setiap segmen dikendalikan secara ON dan OFF
untuk menampilkan angka yang diinginkan. Angka-angka dari 0 (nol) sampai 9 (Sembilan) dapat
ditampilkan dengan menggunakan beberapa kombinasi Segmen. Selain 0 9, Seven Segment
Display juga dapat menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F. Segmen atau elemen-elemen
pada Seven Segment Display diatur menjadi bentuk angka 8 yang agak miring ke kanan dengan
tujuan untuk mempermudah pembacaannya. Pada beberapa jenis Seven Segment Display, terdapat
juga penambahan titik yang menunjukan angka koma decimal. Terdapat beberapa jenis Seven
Segment Display, diantaranya adalah Incandescent bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid Crystal
Display (LCD) dan Light Emitting Diode (LED).
LED 7 Segmen (Seven Segment LED)
Salah satu jenis Seven Segment Display yang sering digunakan oleh para penghobi Elektronika
adalah 7 Segmen yang menggunakan LED (Light Emitting Diode) sebagai penerangnya. LED 7
Segmen ini umumnya memiliki 7 Segmen atau elemen garis dan 1 segmen titik yang menandakan
koma Desimal. Jadi Jumlah keseluruhan segmen atau elemen LED sebenarnya adalah 8. Cara
kerjanya pun boleh dikatakan mudah, ketika segmen atau elemen tertentu diberikan arus listrik,
maka Display akan menampilkan angka atau digit yang diinginkan sesuai dengan kombinasi yang
diberikan.
Terdapat 2 Jenis LED 7 Segmen, diantaranya adalah LED 7 Segmen common Cathode dan LED
7 Segmen common Anode.
LED 7 Segmen Tipe Common Cathode (Katoda)
Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada semua segmen LED
adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda akan menjadi Input untuk masing-masing
Segmen LED. Kaki Katoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini merupakan Terminal Negatif (-) atau
Ground sedangkan Signal Kendali (Control Signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki

Anoda Segmen LED.


LED 7 Segmen Tipe Common Anode (Anoda)
Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua segmen LED adalah
terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen
LED. Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal
Kendali (control signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen LED.

Prinsip Kerja Dasar Driver System pada LED 7 Segmen


Berikut ini adalah Blok Diagram Dasar untuk mengendalikan LED 7 Segmen :

Blok Dekoder pada diagram diatas mengubah sinyal Input yang diberikan menjadi 8 jalur yaitu a
sampai g dan poin decimal (koma) untuk meng-ON-kan segmen sehingga menghasilkan angka
atau digit yang diinginkan. Contohnya, jika output dekoder adalah a, b, dan c, maka Segmen LED
akan menyala menjadi angka 7. Jika Sinyal Input adalah berbentuk Analog, maka diperlukan
ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah sinyal analog menjadi Digital sebelum masuk
ke Input Dekoder. Jika Sinyal Input sudah merupakan Sinyal Digital, maka Dekoder akan
menanganinya sendiri tanpa harus menggunakan ADC.
Fungsi daripada Blok Driver adalah untuk memberikan arus listrik yang cukup kepada
Segmen/Elemen LED untuk menyala. Pada Tipe Dekoder tertentu, Dekoder sendiri dapat
mengeluarkan Tegangan dan Arus listrik yang cukup untuk menyalakan Segmen LED maka Blok
Driver ini tidak diperlukan. Pada umumnya Driver untuk menyalakan 7 Segmen ini adalah terdiri
dari 8 Transistor Switch pada masing-masing elemen LED.
Tabel Pengaktifan Seven Segment Display
ANGKA h g f e d c b a
0 0 0 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 0 1 1 0
2 0 1 0 1 1 0 1 1
3 0 1 0 0 1 1 1 1
4 0 1 1 0 0 1 1 0
5 0 1 1 0 1 1 0 1
6 0 1 1 1 1 1 0 1
7 0 0 0 0 0 1 1 1
8 0 1 1 1 1 1 1 1
9 0 1 1 0 1 1 1 1

Anda mungkin juga menyukai