AGROEKOTEKNOLOGI
SEMESTER I (GANJIL)
KELOMPOK 3
SELVI RAHMADANTI
(1610211079)
TRIFALDI
(1610211060)
MAIDISA WARDILLA
(1610213031)
ZULFAHMI PASARIBU
(1610216004)
DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. Ir. MELINDA NOER, M.Sc
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk menyelesaikan salah satu tugas dari dosen pembimbing dan memahami isi pokok dari
makalah Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Petani
Petani sebagai unsur pembangunan pertanian memiliki peran ganda yakni :
Petani sebagai juru tani adalah sekelompok manusia yang harus senantiasa
mencurahkan tenaga, pikiran, keterampilannya di bidang teknik berusaha tani
sehingga mampu memanfaatkan sumberdaya alam yang berupa tanaman,
hewan, dan lingkungannya untuk menghasilkan produk yang diinginkan baik
untuk dikonsumsi sendiri maupun dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup
demi perbaaikan kesejahteraan atau mutu kehidupannya.
Petani sebagai pengelola usahatani yaitu orang yang memiliki fungsi untuk
mengelola dalam artian memadukan kombinasi beragam masukan (input)
faktor produksi secara efektif dan efisien sehingga dapat selalu menaikkan
produktivitas dan penerimaan usahataninya.
Petani sebagai manusia, anggota keluarga dan (sistem sosial) masyarakatnya
yaitu individu yang harus senantiasa memperhatikan sistem nilai, norma, dan
kepercayaan yang ada dan dianut oleh keluarga dan masyarakat
dilingkungannya.
2. Usahatani sebagai proses produksi
Dalam pembangunan pertanian, usahatani yang diusahakan harus senantiasa
memperhatikan beberapa hal berikut :
a.Ketersediaan, pemanfaatan, dan pengelolaan sumberdaya alam
Keunggulan SDA
Keadaan populasi jasad pengganggu (hama atau penyakit tanaman/hewan)
Pengaturan pola tanaman
Pemeliharaan, pengelolaan, dan pelestarian kesuburan lahan yang diusahakan
Upaya perluasan lahan yang masih mungkin dapat dilaksanakan melalui
kegiatan reklamasi dan rehanilitasi.
b.Keadaan ketenaga-kerjaan yang mencakup :
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan
Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia dan yang akan diperlukan baik
kualifikasi pengetahuan, keterampilan, maupun sikap
Sumber tenaga kerja baik yang berasal dari anggota keluarga atau kerabat
sendiri, di lokalitas usahatani setempat maupun yang berasal dari luar wilayah
lokasi usahatani yang diusahakan.
Macam tenaga kerja baik manusia, hewan atau mesin
Waktu dan tempat penggunaan atau pemanfaatan
c. Ketersediaan modal
Modal diperlukan untuk pembeliaan sarana produksi, pembayaran upaya
tenaga kerja dan pengadaan atau pembelian alat atau mesin pertanian,
pembayaran pajak, iuran irigasi, maupun kewajiban sosial (selamatan) yang
lain.
d. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen berikut perubahan-perubahan yang mempengaruhi besarnya
konsumsi produk yang akan diusahakan meliputi :
Ragam komoditi yang diminati
Jumlah dan sebaran volume kebutuhan sepanjang tahun
Mutu produk, termasuk pengolahan, kemasan, dan jasa layanan.
Daya beli dan ketersediaan konsumen untuk membeli
Elastisitas permintaan, serta pengaruh yang ditimbulkan oleh tersedianya
barang substitusi dan barang komplementer.
e.Upaya peningkatan produktivitas usahatani
Dilakukan melalui kegiatan intensifikasi (baik menggunakan inovasi
teknologi maupun inovasi sosial), eksteensifikasi, dan diversifikasi.
f.Luas dan status Penguasaan Lahan Usahatani
Menurut Suratiyah (1978), Djasmo (1979), dan Mardikanto (1982)
mengemukakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status penguasaan
lahan dengan tingkat intensifikasi, produktivitas, dan pendapat petani. Petani penyewa
merupakan penerap intensifikasi dan penerimaan produktivitas atau pendapatan yang
tertinggi, disusul kemudian oleh petani pemilik penggarap dan kelompok petani penyakap
merupakan petani yang paling rendah tingkat instensifikasi, produktivitas dan
pendapatannya.
g. Kemudahan subsidi Harga-input dan jaminan Harga-produk
Untuk merangsang petani melakukan pembangunan pertanian, pemerintah
biasanya memberikan kemudahan berupa subsidi (keringanan) harga input atau sarana
produksi yang meliputi : pupuk, pestisida, benih dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Mardikanto, Totok . 2007 . Pengantar Ilmu Pertanian. Surakarta : Pusat Pengembangan
Agribisnis dan perhutanan sosial