Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tulang merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri
tegak, tempat melekatnya otot-otot sehingga memungkinkan jalannya pembuluh
darah, tempat sumsum tulang dan saraf yang melindungi jaringan
lunak.Sedangkan otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi
sebagai tugas utama.Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun
pergerakan dari organ dalam organisme tersebut.Jaringan otot tersusun atas sel-sel
otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh karena adanya
kontraksi.Kontraksi tersebut dapat berlangsung lama karena molekul-molekul
protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek.
1.2 Tujuan
Tujuan ditulisnya referat Normal Structure And Function Of
Musculoskeletal Tissue ini dalam rangka untuk memenuhi tugas kepaniteraan
klinik bagian Ilmu Bedah RS Bhayangkara Kediri.
1.3 Manfaat
Manfaat dibuatnya referat ini adalah untuk menambah wawasan pembaca
tentang anatomi tulang, otot dan tendon, susunan dan fungsinya dalam keadaan
normal.

1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan Embriologi Tulang


Pada fase awal perkembangan tulang embrio (pada minggu ke-3 dan ke-4),
tebentuk tiga lapisan germinal yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Jaringan
ini merupakan jaringan yang bersifat multipotensial serta akan membentuk
mesenkim yang kemudian berdiferensiasi membentuk jaringan tulang rawan. Pada
minggu kelima perkembangan embrio, terbentuk tonjolan anggota gerak yang di
dalamnya terdapat juga sel mesoderm yang kemudian akan berubah menjadi
mesenkim yang merupakan bakal terbentuknya tulang dan tulang rawan.
Perkembangan tulang:
1. Pada minggu kelima, sel mesenkim mengental menjadi silinder pendek,
silinder bersegmen-segmen. Pada area calon sendi area seluler kurang padat.
Setiap segmen merupakan model mesenkimal untuk calon tulang panjang.
2. Pada minggu keenam, tiap sel mesenkimal mulai berdeferensiasi dengan
memproduksi matriks kartilago dan membentuk model tulang rawan dari
calon tulang.
3. Setelah minggu ketujuh perkembangan embrio,
Osifikasi Endokondral
Osifikasi endokondral adalah suatu proses pembentukan tulang yang
didahului oleh suatu model tulang rawan hialin sementara. Model tulang
rawan ini akan terus tumbuh melalui cara interstitial dan aposisional dan
terutama digunakan untuk membentuk tulang panjang, dan tulang pendek.
Seiring dengan pertumbuhannya kondrosit membelah, membesar, matur,
dan model tulang rawan hialin mulai mengalami kalsifikasi. Difusi nutrien
dan gas melalui matriks berkurang seiring dengan proses kalsifikasi.
Akibatnya, kondrosit mati dan matriks yang mengalami fragmentasi dan
kalsifikasi berfungsi sebagai kerangka struktural untuk pengendapan
material tulang.Setelah terjadi pengendapan lapisan material tulang di
sekitar tulang rawan yang terkalsifikasi, sel-sel perikondrialis bagian

2
dalam memperlihatkan potensi osteogeniknya, dan terbentuk suatu kerah
periosteal tipis di sekeliling bagian tengah batang tulang.
Osifikasi Intramembranosa
Osifikasi intramembranosa adalah proses pembentukan tulang yang
didahului oleh mesenkim jaringan ikat. Sebagian sel mesenkim
berdiferensiasi secara langsung menjadi osteoblas yang menghasilkan
matriks osteoid yang cepat megalami kalsifikasi. Banyak pusat osifikasi
yang terbentuk, beranastomosis, dan menghasilkan suatu anyaman tulang
spongiosa yang terdiri dari batang, lempeng, dan duri yang tipis disebut
trabekula. Osteoblas di lakuna kemudian dikelilingi oleh tulang dan
menjadi osteosit. Seperti pada osifikasi endokondral, saat osteosit berada
dalam lakuna, osteosit membentuk suatu hubungan antarsel yang
kompleks disebut kanalikuli.
Bersamaan dengan proses tersebut, pada bagian dalam tulang rawan di
daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan
membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa)
akibatnya kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel
tulang rawan dan menyebbakan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian
akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat
interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke
daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.
Pada tahap selanjutnya, pembuluh darah akan memasuki daerah ephiphise
sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan
demikian masih tersisa tulang rawan di kedua ujung ephiphise yang berperan
penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di atas epifise dan diafise
yang disebut dengan cakram epifise (Epiphyseal Plate).
Pada tulang pendek, berkembang dengan cara osifikasi endokondral sama
seperti epipise. Sedangkan pada tulan klavikula dan tengkorak perkembangan
tulang secara langsung pada model mesenkimal dengan cara osifikasi
intramembran dari periosteum tanpa melalui fase tulang rawan.

3
2.2 Pertumbuhan Tulang
Pertumbuhan intertisial tidak dapat terjadi di dalam tulang, oleh karena itu
pertumbuhan intertisial terjadi melalui proses osifikasi endokondral pada tulang
rawan. Ada dua lokasi petumbuhan tulang rawan pada tulang panjang, yaitu :
1. Tulang rawan artikuler
Terjadi pada daerah tulang rawan artikuler dan merupakan tempat satu-
satunya bagi tulang untuk bertumbuh pada daerah epifisis. Pada tulang
pendek, pertumbuhan tulang dapat terjadi pada seluruh daerah tulang
2. Tulang rawan lempeng epifisis
Tulang rawan lempeng epifisis memberikan kemungkinan metafisis dan
diafisis untuk bertumbuh memanjang. Pada daerah pertumbuhan ini, terjadi
keseimbangan antara dua proses, yaitu :
Proses pertumbuhan. Adanya pertumbuhan intertisial tulang rawan
dari lempeng epifisis memungkinkan terjadinya penebalan tulang
Proses kalsifikasi. Kematian dan penggantian tulang rawan pada
daerah permukaan metafisis terjadi melalui proses osifikasi
endokondral
Dikenal emapt zona lempeng epifisis
1. Zona resting cartilage. Mengandung kondrosit imatur, pembuluh
darah yang memasuki zona ini dari epifisis dan membawa nutrisi untuk
semua plat
2. Zona proliferasi tulang rawan muda. adalah area pertumbuhan
intersisial aktif sel tulang rawan, yang disusun dalam kolum vertical.
3. Zona pematangan tulang rawan. Menampakkan pelebaran dan
pematangan sel tulang rawan ketika mendekati metapisis. Kondrosit
ini megakumulasi glikkogen di sitoplasmanya dan memproduksi fosfat
yang mana dapat terlibat dalam kalsifikasi matriks disekelilingnya.
4. Zona pengapuran tulang rawan. Zona ini tebal dan kondrositnya telah
mati oleh karena pengapuran matriks. Struktur ini merupakan zona
paling lemah pada plat epifisis. Deposisi tulang pada sisi metafisis
zona ini.

4
Pertumbuhan melebar tulang, terjadi akibat pertumbuhan aposis osteoblas
pada lapisan dalam periosteum dan merupakan suatu jenis ossifikasi
intramembran.
2.3 Remodeling Tulang
Remodeling tulang terjadi sebagai hasil proses antara deposisi osteoblastik
dan resorpsi osteoklastik secara simultan.
Namun remodeling tulang ini terjadi selama hidup, sejak sistem harvesian
atau osteon terus-menerus melongsorkan sel-sel mati, melalui faktir yang
menuntut penghilangan kalsium dari tulang. Karena itu deposisi tulang melampaui
resorpsi tulang harus terus berlangsung agar terjadi bone balance. Pada usia
muda/pada anak, deposisi tulang melampaui resorpsi tulang sehingga terjadi
positif bone balance. Pada usia tua, deposisi tulang tidak dapat mengimbangi
resorpsi tulang, sehingga terjadi negatif bone balance.
2.4 Struktur Anatomi Tulang
Berdasarkan bentuknya tulang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Tulang panjang (long bone)
2. Tulang pendek (short bone)
3. Tulang pipih (flat bone)
Tulang terdiri dari tulang kortikal yang padat (Kompakta) pada bagian luar
dan tulang trabekula yang tersusun seperti spons (Spongiosa) di bagian dalam.
Pada anak, periosteum tebal dan menempel longgar pada kortek dan segera
menghasilkan tulang baru. Pada dewasa, periosteum mulai menipis dan melekat
pada kortek, dan kurang segera dalam menghasilkan tulang baru.
2.5 Suplai darah pada tulang
Ada 3 perbedaan sistem vaskular pada tulang panjang:
- Sistem vaskular afferen menyalurkan nutrisi, arteri metafisial mensuplai
2/3 yang berada dalam korteks tulang, arteri periosteal mensuplai 1/3 luar
korteks tulang
- Sistem vaskular efferen membawa darah vena
- Sistem vaskular intermediet, kapiler-kapiler pada korteks

5
Arah aliran darah yang melewati tulang panjang biasanya sentri fugal dari
cavitas medular ke permukaan periosteal.
2.6 Histologi Tulang
Berdasarkan histologi, tulang terbagi menjadi:
- Tulang matur (Lamellar bone):
- Tulang kortikal
- Tulang Kanselous
Tulang matur kurang seluler dan mengandung banyak substansi
semen dan mineral dibanding tulang imatur. Celah tulang kanselous
mengandung pembuluh darah, serat saraf, lemak dan jaringan
hemopoiesis. Pada anak, tulang kanselous pada seluruh kerangka. Pada
dewasa, tulang kanselous pada tulang vertebrae, bahu dan pelvis
- Tulang Imatur (nonlamellar bone, woven bone, fiber bone)
Tulang yang pertama kali terbentuk selama perkembangan
embrionik, terbentuk dari pengapuran endokondral, ini merupakan
tulang yang imatur. Perlahan tulang imatur digantikan oleh tulang
matur. Pada usia lebih dari 1 tahun, pada kondisi normal tulang imatur
tidak terlihat lagi.
Pada kondisi dimana pembentukan tulang baru terjadi sangat cepat
(penyembuhan fraktur, reaksi infeksi atau tumor), yang pertama kali
terbentuk adalah tulang imatur. Tulang imatur juga disebut serat tulang
atau woven bone.
2.7 Sel Tulang dan Fungsinya
1. Osteoblast
Osteoblast berguna untuk osteogenesis dan ossification, oleh karena, sel
ini dapat menghasilkan substansi interseluler organik atau matriks, yang
nantinya pengapuran akan muncul. Ketika pengapuran mulai muncul pada
matriks maka jaringan ini disebut tulang.

6
2. Osteosit
Osteoblast yang dikelilingi oleh substansi intaseluler organik dan berada di
lacuna disebut osteosit,Nutrisi disuplai oleh pembuluh darah regional, secara
horizontal oleh canal Volkmanns dan longitudinal oleh canal haversian
3. Osteoklas
Sel berinti banyak yang berada di permukaan tulang yang tidak terlindungi
disebut osteoklas. Osteoklas dapat mereabsorsi tulang dari permukaan tulang.
Osteoclastic activity, mengeluarkan kalsium dari tulang (deossofication)
2.8 Biokimia dan Fisiologi Tulang Sebagai Organ
Fungsi utama biokimia tulang adalah metabolism kalsium dan fosfat.
Komposisi biokimia tulang adalah substansi organik 30% substansi inorganik
60% dan air 10%. Komponen organik tulang termasuk sel-sel tulang termasuk
subtansi organik intraselular (matriks). Serat kolagen dan protein non kolagen
merupakan lebih dari 95% komposisi pada matriks organik. Yang juga
mengandung sedikit serat reticular dan substansi yang tak berbentuk (amorf).
Substansi inorganic yang paling penting adalah kalsium dan fosfat. Ion lainnya
ialah magnesium, sodium, hidroksil, karbonat, dan fluorid. Bone alkaline
phosphatase, yang diproduksi oleh osteoblast, dapat berperan dalam produksi
osteoblastik matriks organik sebelum proses kalsifikasi dan juga berperan dalam
proses kalsifikasi itu sendiri.
2.8.1 Metabolisme Kalsium dan Fosfat
Metabolisme kalsium dan fosfat saling ketergantungan. Metabolisme
kalsium dan inorganic fosfat diatur oleh tiga hormon yaitu, metabolit aktif vitamin
D, paratiroid hormon dan kalsitonin. Jaringan aktif yang secara metabolisme
dimana ketiga hormon ini aktif ialah tulang, ginjal dan saluran cerna.
Tulang merupakan reservoir untuk 99% total kalsium dalam tubuh (1000
g) dan 90% total fosfor dalam tubuh, kalsium dan fosfat tulang berikatan satu
sama lainnya sebagai Hydroxyapatite Ca10(PO4)6(OH)2.
2.9 Hemostasis Kalsium
Kalsium diabsorbsi melalui usus halus masuk ke dalam pembuluh darah,
proses ini tergantung pada integrias mukosa usus, keasaman lambung yang

7
normal, adanya metabolit aktif dari vitamin D dan adanya garam empedu dan
enzim pancreas (untuk mencerna asam lemak yang bila tidak dicerna akan
menyatu dengan kalsium di usus halus dan membentuk calcium soaps yang tidak
larut). Kalsium diekskresikan di urin dan feses.
2.10 Hemostasis Fosfat
Fosfat di absorbsi melalui usus halus, melaui 2 cara:
melalui sistem difusi
melalui stimulasi mekanisme transport aktif oleh metabolit vitamin
D
Ginjal berperan penting dalam regulasi fosfat, reabsorbsi fosfat pada
tubulus harus sama dengan filtrasi fosfat di glomerolus. Fosfat di ekskresikan
melalui urin.
2.11 Aksi Paratiroid Hormon
Sekresi Paratiroid Hormon (PTH) distimulasi oleh hipokalemi (Namun
tidak secara langsusng distimulasi oleh hipopospatemia). Efek utama PTH adalah
stimulasi reabsorbsi tulang, namun juga meningkatkan resorpsi kalsium dari
tubulus ginjal. Namun PTH juga menginhibisi resorpsi fosfat oleh tubulus ginjal,
sehingga konsentrasi plasma fosfat menurun. Maka efek dari aksi PTH adalah
meningkatkan konsentrasi plasma kalsium dan memperbaiki hipokalemi dan juga
menurunkan konsentrasi plasma fosfat dan menstimulasi sintesis 1,25 (OH)2D.
2.12 Aksi Kalsitonin
Disekresikan oleh sel C dalam tiroid. Sekresi ini menstimulasi oleh
hiperkalemi dan diinhibisi oleh hipokalemi. Kalsitonin menurunkan resorpsi
tulang dengan mensupresi aktivitas osteoklastik.
2.13 Aksi Metabolit Vitamin D
Telah diketahui bahwa vitamin D secara metabolit tidak aktif. Metabolit
aktif yang paling signifikan adalah 1,25 (OH)2D yang bertindak seperti hormon
steroid.
Pengaruh besar metabolit aktif Vitamin D adalah meningkatkan absorbsi
kalsium dan fosfat dari intestinal. 1,25 (OH)2D juga meningkatkan mobilisasi
kalsium (dan fosfat secara sekunder) dari tulang. Aksi tambahan yang kurang

8
signifikan adalah meningkatkan reabsorbsi kalsium oleh tubulus ginjal dan
menstimulasi sintesis dari calcium- binding protein dalam sel mukosa intestinal.
Maka efek dari fenomena ini adalah meningkatkan level plasma kalsium.
2.9 Perkembangan Embriologi Dari Sendi Synovial
Munculnya disc artikular (primitive joint plate) dari mesenkim di bakal
tempat sendi sinovial.Jaringan padat dari perikondrium mengelilingi disc artikular
dan menjadi awal dari kapsul sendi.Usia 7-8 minggu rongga akan terisi oleh
cairan, mucul pada kavitas dan sedikit demi sedikit menjadi satu membentuk
suatu rongga sendi.Lapisan luar dari kapsul sendi berdeferensiasi menjadi jaringan
fibrosa.
2.10 Anatomi Dan Histologi Sendi Sinovial
Bagian cembung dari permukaan sendi selalu lebih besar dari permukaan
yang cekung sehingga dapat menyebabkan geraklan meluncur. Kartilago artikular
mempunyai konsistensi karet yang keras namun elastis. Disebut juga kartilago
hyalin, karena seperti kaca yang membeku, seperti mutiara dan dapat menembus
cahaya (translusen). Kartilago artikular adalah jaringan viskoelastik dari jaringan
padat dan cairan kental supaya kuat menahan kompresi beban tubuh.
Jarak antara kedua permukaan pada sendi sangatlah sempit, membuat
musin di cairan sinovial lebih mudah bergerak diantara kedua lapisan cairan
daripada diantara permukaan sendi. Secara makroskopis permukaan artikular
keras, seperti kulit, seperti ada garis-garis (jika di kulit seperti garis langers).
Tentunya kartilago yang intak seperti tenda yang terisi udara atau seperti ban yang
menyerap banyak cairan dengan matrik hidrofilik dan menyebabkan tekanan pada
kartilago, tekanan intrakartilago berisi permukaan membran yang intak. Ketebalan
dari kartilago bervariasi dari sendi satu dengan yang lain, bahkan dari area satu
dengan yang lain.
Salah satu substansi kumpulan kartilago dari serabut kolagen membentuk
bentukan seperti bingkai payung. Jadi ini tumbuh secara vertikal dari ikatan kuat
di tulang subkondral, perlahan-lahan menjadi horizontal setelah mencapai
permukaan sendi, kemudian tumbuh vertikal ke bawah menyusun menjadi tulang
lagi.

9
Garis membran sinovial seluruh rongga sendi kecuali permukaan tulang
kartilago artikular dan menisci mempunyai kemampuan sekresi dan absorbsi.
Seinovial dilapisi oleh bantalan lemak yang dapat bergerak dapat menjorok
hingga ruang sendi paling perifer, dengan demikian mencegah vakumnya rongga
yang berkembang. Diluarnya lagi kasul fibrous menjadi menebal di beberapa area
dan membuat ligamen menjadi kuat dan membantu stabilitas sendi.
Bagian medial dan lateral dari menisci yang mengandung fibrokartilago
berlawanan dengan kartilago artikular hyalin yang menduduki tempat diantara
area perifer dari permukaan sendi lutut. Extraseluler matriks dari meniskus
mengandung serat kolagen tipe I. Menisci di kenal sebagai komponen integral dari
sendi lutut, bahkan saat eksisi pada operasi meniskus dapat menyebabkan artritis
degeneratif sekunder.Meniskus mempunyai bentuk yang sama dengan permukaan
dari condylus femoral dan sebaliknya dengan tibial plateau, dengan demikian
meningkatkan stabilitas sendi dan mendistribusikan beban serta melumasi sendi.
Kolagen dan proteoglikan keduanya di sintesis oleh kondrosit, mempunyai
fungsi sebagai memelihara kartilago melalui homeostasis extraseluler. Kadang sel
ini dormant tapi metabolismenya aktif, terutama pada saat anak-anak. Kondrosit
terstimulasi melalui gerakan aktif ataupun pasif dan substansi seperti hormon
pertumbuhan, interleukin, dan obat-obatan. Contoh, hormon pertumbuhan,
androgen, insulin, dan stimulasi kalsitonin untuk proliferasi kondrosit dan juga
mensintesa serat kolagen dan proteoglikan di matrix kartilago (sintesa ini di
stimulasi juga oleh TGF-B). Kondrosit memerlukan oksigen relatif lebih sedikit
untuk metabolisme, tapi kondrosit memerlukan nutrisi dari cairan sinovial yang
berdifusi, yang pada dasarnya adalah jenis cairan jaringan. Oleh karena itu ada
dua faktor penting untuk nutrisi yang optimal dari kartilago artikular yaitu
membran sinovial yang sehat untuk memproduksi cairan sinovial dan peredaran
atau difusi dari cairan yang bernutrisi melalui matrix untuk mencapai kondrosit.
Nutrisi dari kartilago ditingkatkan oleh gerakkan sendi, dimana cairan sinovial
diperas dan produk produk sampah keluar dari matrix. Sebaliknya, jika dilakukan
imobilisasi dari sendi sinovial, terutama jika prolong menuju ke statis dari cairan
sinovial dan kartilage akan atropi karna tidak di gunakan.

10
2.11 Perbedaan Dan Persamaan Tulang Dan Kartilago
Tulang dan kartilago sama dalam beberapa aspek tapi juga berbeda.
Keduanya jaringan terbentuk, dan didiferensiasi dari stem sel mesenkim
pluripotensial. Keduanya berisi sel yang terdapat pada lakuna dan disimpan
didalam matrix intraseluler yang telah di sintesis, dan matrix dari kedua jaringan
ini diperkuat oleh serat kolagen yang sebanding dengan batang logam.
Sebaliknya, matrix pada tulang terkalsifikasi dengan kuat, yang menjadikan
kualitas tulang seperti batu. Selanjutnya, kondrosit di nutrisi oleh cairan sinovial
yang berdifusi masuk dan keluar melalui matrix avaskular. Osteosit membutuhkan
oksigen lebih banyak sehingga tulang dapat dapat ditembus jaringan vaskular oleh
kapiler yang mengarah ke kanal haversian di sentral dan menyediakan cairan
jaringan yang mencapai osteosit melalui kanal kecil dalam matrix yang
terkalsifikasi. Kolagen dari matrixuntuk tulang tipe I, untuk kartilago tipe II.
2.12 Struktur Dan Fungsi Dari Membran Sinovial
Membran sinovial terdiri dari dua lapisan, luar dan dalam. Bagian dalam
sinovial adalah lapisan tipis dari beberapa lapisan longgar, sel yang terhubung di
dukung oleh lapisan luar dari fibrosa dan jaringan lemak. Berbeda dengan tulang
kartilago, struktur ini kaya akan pembuluh darah, pembuluh limfe, dan serabut
saraf. Sinovial tipe A mengandung banyak makrofag untuk membersihkan bahan
bahan limbah dari sendi. Sedangkan tipe B mensintesis hialuronat, yaitu musin
yang memeliharacairan sinovial jumlahnya di membran sinovial berfungsi untuk
area permukaan yang besar., contoh sebanyak 100m2 di sendi lutut.
Kristaloid, termasuk antibiotik, berdifusi segera melalui membran sinovial
melalui jalur kapiler, tapi protein yang molekul koloid meninggalkan sendi
melalui jalur limfatik. Partikular seperti hemosiderin dari sendri yang hemoragik
di buang dari fagosit oleh seperti makrofag sinoviosit tipe A. Tapi jika di biarkan
di membran sinovial dan di jaringan sinovial berbulan-bulan akan membuat
hipertropi sinovial.
2.13 Cairan Sinovial
Cairan kental, kuning pucat, cairan bening seperti putih telur. Cairan
sinovial adalah plasma yang terdialisat, tipe dari jaringan cair yang mengandung

11
glikoprotein dan asam hyaluronat. Cairan sinovial berfungsi untuk menutrisi
kartilago artikular dan melumasi permukaan sendi. Sendi normal mengandung
cairan sinovial yang relatif lebih sedikit. Contohnya lutut orang dewasa normal
yaitu sendi paling besar mengandung kurang dari 5mL. Cairan sinovial tidak
hanya terdapat pada sendi namun juga terdapat di selubung tendon dan bursa
sinovial.
Pada sendi normal jumlah total sell cairan plasma kurang dari 200 sel/mL,
makrofag monosit dan limfosit mendominasi dengan presentase kecil dari leukosit
polymorphonuklear. Cairan sinovial mengandung albumin dan globulin tapi tidak
mengandung fibrinogen. Sehingga ketidak adanya fibrinogen menjelaskan
mengapa cairan sinovial tidak menggumpal.
2.14 Otot Skelet
Hampir 50% rata-rata berattubuh manusia adalah otot, dan otot
memerlukan 50% metabolisme tubuh. Otot skelet dimana ada 400 lebih di badan
manusia merupakan sumber gerakan skelet yang tersambung dan juga
menstabilkan posisi tubuh. Sifat utama dari otot skelet adalah kontraksi dari
protoplasma (sarkoplasma), dapat membuat otot memendek karena gerakan
(kontraksi isotonik ), untuk pemanjangan otot tanpa disertai pergerakan (kontraksi
isometrik) atau memperbolehkan pemanjangan dengan ketegangan (kontraksi
eksentrik).
2.15 Anatomi dan Histologi Otot Skelet
Ukuran, bentuk, dan struktur dari otot sangat bervariasi sesuai dengan
fungsi tertentu dan beban kerja, tapi inti struktur sel adalah sel otot individu, yang
mana panjang, tipis, dan bentuk seperti benang disebut serat otot.otot skelet di
design agar bergerak atas kemauan individu serta karakter otot yang lurik.
Masing-masing sel otot saat di inervasi oleh sel horn anteror di spinal cord
meewati axon tunggal di serabut saraf perifer (meskipun sel horn anterior
menginvasi lebih dari satu sel otot). Sel horn anterior, axon, myoneural junction
dan serabut otot dipasok oleh sel horn anterior merupakan suatu kesatuan.
Komponen jaringan ikat dari otot skelet bertindak sebagai medium, dimana kaya
akan saraf dan suplai darah ke serat otot, sebagai tambahannya mereka

12
menyediakan susunan nonkontraktil atau memanfaatkan kontraksi dari serat otot
yang di teruskan ke tulang. Jaringan ikat di kelilingi oleh seluruh otot disebut
epimysium, bundel di kelilingi oleh serabut otot disebut perimisium, dan masing-
masing serabut otot disebut endomysium.
Setiap serabut otot tipis, yang dapat memanjang, sel multinuklear yang
bervariasi tergantung dari panjang otot dalam situasi tertentu.setiap serabut
berasal dari tendon atau tulang menginsersi ke tendon bergantian menginsersi ke
tulang. Pada muskulus unipenatus (seperti sartorius) ada bukti bahwa setiap sel
otot dapat memanjang dengan lengkap. Protoplasma, sarkoplasma atau setiap serat
otot mengandung membran tipis, sarkolema, dibawah sel nuklei. Panjang serat
sekitar 40 milimeter. Pada nukleus, presentasi rendah untuk menunjukkan adanya
sel satelit (dorman myoblas), ini mungkin berpengaruh untuk regenerasi setalah
luka. Setiap serat otot mengadung myofibril, setiap iofibril berganti secara
transversal dibagi dalam ribuan area silindris kecil (sarkomer) dengan otot lurik
yang melintasi (serat otot dengan panjang 5mm dapat terbagi 20.000). mikroskop
elektron mengungkapkan setiap sarkomer gantinya mengandung tiga milyar
mioilamen tebal, terdiri dari protein otot, myosin, dan miofilmen tipis,
mengandung molekul dari protein otot yang lain. Sarcomer berfungsi sebagai
kontraksi otot. Ada dua tipe serat otot, tipe I bekedut lambat, oksidatif lemah,
serat paling penting untuk repetisi berat, aktivitas dengan ketahanan yang ;emah.
Tipe II termasuk empat subtipe , berkedut cepat atau glikolitik, serat dapat
beradaptasi dengan baik untuk aktivitasyang membutuhkan kekuatan dan
kecepatan. Fungsi dari tipe II ini adalah pelatihan resistensi yang tinggi
(ketegangan tinggi, frekuensi lemah) mengakibatkan otot hipertropi.
2.16 Biokimia Dan Fisiologi Otot
Otot mengubah energi kimia menjadi energi mekanis. Asetilkolin sebagai
perantara dari impuls saraf ke myoneural junction dan sebagai energi untuk otot
yang berasal dari pemecahan ATP. Kontraksi otot terjadi dalam sarkomer
pergeseran dari miofilamen tipis (aktin) dan miofilamen tebal (miosin). Dimana
hasilnya adalah sama dengan dengan bulu sikat dua rambut yang sedang
mendorong bersama-sama, ribuan serabut bergerak bersama sama sehingga

13
memendek (kontraksi). Saat relaksasi miofilamen tipis tergeser diantara
miofilamen tebal dan sarkomer memanjang seperti seluruh serabut otot.
Saat otot memendek dengan pasif dari asal dan insersionya akan sedikit
memaksa otot. Kekuatan kontraksi terbesar ketika otot memanjang pada saat
istirahat. Ketegangan otot dapat dijelaskan dalam grafik blix. Contohnya jari dan
pergelangan tangan diposisikan flexi, otot fleksor jari akan memendek dan
membuat kontraktil ringan saat mencoba menggenggam suatu objek. Selanjutnya
tidak ada ketegangan dari perlawanan pasif oleh jaringan ikat. Dengan
pergelangan osisi netral dan jari sedikit fleksi otot fleksi pada jari berada dalam
ukuran yang panjang sehingga kekuatan kontraktil besar. Saat pergelangan tangan
dan jar ekstensi, ada sedikit kontraktil tapi akan terjadi banyak perlawanan pasif
untuk peregangan.
Selama otot berkembang melalui plat epifisis, otot juga memanjang.
Karena sarkomer tidak memanjang namun serabut otot hanya bisa memanjang
dngan menambahkan sarkomer lebih banyak.
2.17 Tendon Dan Ligamen
Tendon dan ligamen berbeda dengan otot, terbentuk dari jaringan ikat
karena mengandung kolagen nonextensil (tipe I) sehingga dikenal sebagai
jaringan ikat fibrosa. Serat kolagem an bundel selaras dengan arah tegangan yang
ideal untuk mengirimkan kekuatan otot, menarik otot ke tulang dan ligamen untuk
melawan kekuatan meregang dari satu tulang ke sendi.maka dari itu ligamen dan
tendon dapat di regangkan.
Tendon dan ligamen memunyai struktur histologi yang hampir sama, di
dominasi oleh bundel berparalel yang kuat dengan barisan fibroblas diantaranya.
Fibroblas akan dorman menjadi fibrosit, dan sejak substansi intraseluler tidak
membutuhkan nutrisi, dan suplai darah minimal. Tendon dilapisi oleh bungkusan
synovial, mengandung lapisan viseral dan parietal dari embran sinovial dan
terlumasi oleh cairan seperti sinovialyang mengandung hyalorunate. Bungkusa
sinovial di bungkus oleh jaringan fibrosa padat. Keduanya, tendon maupun
ligamen sangat berikatan kuat pada tulang di tempat insersinyasebagai kelanjutan
dari serat kolagen, dan menembus kedalam substansi solid dari tulang kortikal dan

14
keluarmenjadi serat sharpey. Kaen ikatan yang kuat ini, meskipun terjadi trauma
traksi, tendon maupun ligamen tidak tercabut dari tulang. Sebagai gantinya
ligamen maupun tendon dengan robekan substansi atau avulsi tulang. Karena
stress tersebut maka dilakukan imobilisasi lama untuk sendi. Karena kelemahan
yang progresif pada ligamen dan kelemahanyang besar dari ligamen-tulang.
Sekitar enam hingga 12 bulan setelah itu akan kembali normal lagi.

15
BAB 3
PENUTUP

Tulang berdasarkan bentuknya terdiri dari tulang panjang, tulang pendek


dan tulang pipih. Secara histologi tulang dibagi menjadi tulang matur dan imatur.
Fungsi utama biokimia tulang adalah metabolism kalsium dan fosfat.
Metabolisme kalsium dan fosfat saling ketergantungan. Metabolisme kalsium dan
inorganic fosfat diatur oleh tiga hormon yaitu, metabolit aktif vitamin D,
paratiroid hormon dan kalsitonin.Tulang merupakan reservoir untuk 99% total
kalsium dalam tubuh (1000 g) dan 90% total fosfor dalam tubuh
Tulang bersama-sama dengan otot memungkinkan tubuh manusia untuk
bisa bergerak dimana otot mempunyai sifat kontraktibilitas, elastisitas,
ekstensibilitas dan eksitabilitas. Otot rangka dalam tubuh berfungsi untuk
menggerakkan tulang, ketika otot berkontraksi tendon menarik tulang dan
menyebabkan terjadinya gerakan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Salter, R. B. Text Book of Disorders and Injuries of The Musculoskeletal System,


Baltimore, Maryland, United States of America: 7-26. 1999

17

Anda mungkin juga menyukai