SPASI 1,5 ;
BEFORE LAPORAN PRAKTIKUM GRAVITY TNR 12
AFTER 0 PEMISAHAN DATA ABL REGIONAL & RESIDUAL
TNR 14
BOLD
Oleh :
Spasi 1
VOTE NO.1
TNR FONT 12
SPASI 1,5 ; 115.XXX.XXX
BEFORE
KELOMPOK 56
AFTER 0
3 cm
4 cm
3 cm
TNR 12
3 cm
BOLD ;
SPASI 1,5
BIFORE HALAMAN PENGESAHAN
AFTER 0
LAPORAN PRAKTIKUM GRAVITY
PEMISAHAN DATA ABL REGIONAL & RESIDUAL
Spasi 4
4 cm Disusun Oleh : 3 cm
Keterangan : Gambar
UPN 10X10 cm VOTE NO.1 TNR 12
BOLD ;
115.XXX.XXX
SPASI 1,5
BIFORE
AFTER 0
Yogyakarta, 23 Mei 2014
ACC 1 ACC 2
TNR 12
BOLD ; Keterangan:
SPASI 1,5 Tanggal Untuk
BIFORE ACC 2
AFTER 0
Spasi 4
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................................
Spasi 1.5
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang .....................................................................................................
I.2. Maksud dan Tujuan .............................................................................................
BAB V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan .........................................................................................................
V.2 Saran ....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN 2 : NOTEPAD X,Y,Z PETA ABL
LAMPIRAN 6 : LEMBAR KONSUL
KETERANGAN :
1. Konsul peta sudah jadi. Setiap orang bebas menentukan filering
sampai titik yang dianggap menurut masing-masing tepat. Dan dapat
dipertanggung jawabnkan.
2. Pembuatan peta regional dan residual di stacking keatas , stacking
peta sebanyak 5 buah peta.
3. Pembuatan pembahasan peta residual maupun regional di setiap
pengangkatan atau penambahan nilai filtering di buat satu paragraph
masing-masing. Missal peta filtering 10 dibahas pada 1 paragraf dan
seterusnya.
4. Peta ABL di bahas interpretasi kuantitatif, kualitatif, dan interpretasi
: untuk interpretasi ada interpretasi secara fisika dan geologi kedua
nya harus dikaitkan satu sama lain agar menghasilkan interpretasi
yang baik.
5. SYARAT ACC 1, PENDAHULUAN, DIAGRAM ALIR,
PEMBAHASAN, INTERPRETASI GEOLOGI, KESIMPULAN
SUDAH JADI DAN SUDAH DIBAHAS. (UNTUK PEMBAHASAN
PETA YANG SEDIKIT PEMBAHASANNYA TIDAK DI ACC 1)
6. ACC 2 SUDAH JADI 100%.
7. TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA. KETERANGAN DAN
FORMAT DAPAT BERUBAH SEWAKTU-WAKTU BILA ADA
PERUBAHAN LEBIH LANJUT.
DAFTAR GAMBAR TNR 14 BOLD
Line Spacing 4
Alzwar, Akbar dan Bachri.1992. Peta Geologi Lembar Garut, Pamengpeuk dan
Pangalengan . Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung.
Grandis, H., 2000, Koreksi Efek Sumber Pada data Controlled Source Audio-
MagnetoTelluric (CSAMT), Journal Teknologi Mineral. ITB Vol.VII
No.1, Bandung.
Grant, F.S., and West G.E., 1965, Interpretation Theory in Applied Geophysics.
McGraw Hill
Gupta, Harsh, 2007, Geothermal Energy : An Alternative Resource for The 21st
Century, Amsterdam, Elsevier.
Telford, Geldart, and Sherif, 1990, Apllied Geophysics 2nd Edition, Cambridge
University Press, New York, Melbourne.
3 spasi
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan laporan tugas akhir
ini dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Tidak lupa Shalawat serta salam
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Laporan tugas akhir yang berjudul Metode CSAMT Untuk Indikasi
Fluida Secara Langsung dan Prediksi Well Output di Lapangan Pans Bumi
Wayang Windu, Pangalengan, Jawa Barat disusun berdasarkan hasil
pembelajaran data lapangan, pengolahan, serta interpretasi yang dibantu oleh
banyak pihak... Selesainya penyusunan laporan tugas akhir ini penulis
mengucpakan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Dr. Ir. H. Suharsono, MT. sebagai Dosen Pembimbing I dan Prof. Dr.
Ir. Sutanto, DEA. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
memebimbing serta meluangkan waktu untuk memberikan saran dan
solusi selama penyelesain laporan tugas akhir.
2. Seluruh Dosen Dosen Teknik Geofisika atas ilmu pengetahuan yang
diberikan.
3. Staff Tata Usaha Teknik Geofisika atas segala bantuannya semasa
kuliah.
Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa tentu tidak luput dari
kesalahan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritikan dan masukan demi
kesempurnaan Laporan Tugas akhir ini. Semoga bisa bermanfaat
Suparjo Kartasaputro
Contoh Lembaran Abstrak
ABSTRAK
Oleh :
Hafiz Hamdalah
115 090 012
3 spasi
Kata kunci : CSAMT, panasbumi, mode skalar, tranverse magnetic (TM) , resistivity
gradient. resistivtas plume, indikasi fluida, well output
BAB I 1,5 spasi
Font 14
PENDAHULUAN
3 spasi
=- (I.1)
1 tabs
=- (I.2)
LAMPIRAN L (Contoh Pembuatan Keterangan Gambar)
2 spasi
1 spasi
Gambar III.1. Konsep Gelombang elektromagnetik primer dan sekunder
(Yamashita, 2006)
2 spasi
Adanya arus telluric pada lapisan-lapisan bumi ini akan menyebabkan
timbulnya medan elektromagnetik sekunder yang kemudian akan dipancarkan
kembali ke seluruh arah sampai ke permukaan bumi. Dalam pengukuran medan
sekunder inilah yang akan dicatat oleh receiver untuk memperoleh informasi
tentang pengukuran lapisan di bawah permukaan bumi yang di ukur pada tempat
tertentu. 1,5 spasi
2 spasi
1 spasi
Gambar III.2. Kedalaman kurva 1D CSAMT untuk model 3 lapis berdasarkan
respon resistivitas batuan (Dody, 2001).
2 spasi
Perbedaan fasa antara medan magentik dan induksi medan listrik juga
memberikan tambahan informasi mengenai parameter kelistrikan medium di
dalam bumi. Untuk bumi yang homogen, perbedaan fasa ( ) antara kedua medan
gelombang ini adalah 450 atau /4 radian untuk semua frekuensi.
(Contoh Pembuatan Keterangan Tabel)
2 spasi
Tabel V.1. Data gradien temperatur sumur pada zona clay cap
1,5 spasi
0
Well Temperature Gradient ( C/10m)
JSD-2 2.00
JSD-3 2.20
JSD-4 2.04
JSE-2 2.72
HHA-1ST 3.10
2 spasi
Untuk mendapatkan pola umum maka nilai resistivitas semu diplot dan
dicocokan dengan curve matching untuk mendapatkan suatu persamaan umum
(power regression). Pangkat dari digitasi kurva resistivitas semu diplot terhadap
faktor koreksi pada curve matching. Hasil digitasi slope resistivitas dan faktor
koreksi dapat dilihat pada Tabel V.2.
2 spasi
Tabel V.2. Slope resistivitas terhadap faktor koreksi curve matching
1,5 spasi
Slope Resistivitas Faktor Koreksi
0.084284925 1.5
0.140557323 2
0.227177968 3
2 spasi