Artikel Anak
Artikel Anak
BAB II
Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh
dari sumber-sumber berikut:
1. Literatur :
http://www.scribd.com/doc/25251662/an-Anak-Usia-6-12-Tahun
http://www.anneahira.com/perkembangan-anak-usia-6-12-tahun.htm
http://www.pustaka-lebah.com/
2. Survey :
Dengan mewawancarai beberapa narasumber yakni guru les anak usia 6-9
tahun dan beberapa anak kelas 1-3 SD serta melakukan survey ke sebuah
instansi yang memberikan les bahasa Inggris.
Untuk melihat perkembangan anak usia 6 -12 tahun dengan tepat, adalah solusi
tercepat dengan mempelajarinya dari analisis para pakar, Berikut teori analisis yang di
kemukaan oleh Piaget dan Kolhberg :
Teori Piaget
Piaget membagi perkembangan anak usia 6 12 tahun dalam tiga tahapan : Tahapan
pertama: Anak yang berusia 6-7 tahun biasanya sedang dalam tahap perkembangan
kognitif praoperasional. Sehingga ia memiliki beberapa ciri khas yang cukup kentara.
Yaitu:
Maka tak heran jika anak-anak pada usia seperti ini berasumsi bahwa moral adalah suatu
hal yang rill dalam kehidupan sosial. Mereka selalu takut dengan hukuman.
Tahapan kedua: Anak yang berusia 7-10 tahun. Anak yang dalam usia sepert ini
sedang berada dalam kondisi transisi. Meminjam bahasa formalnya Pieget, mereka
berada dalam tahap perkembangan kognitif konkret-operasional
Tahapan ketiga: Anak yang berusia 11-12 tahun. Anak yang berada dalam usia seperti
ini mulai mempertimbangkan tujuan-tujuan perilaku moral. Ia juga sudah bisa menilai
bahwa aturan-aturan moral yang ada hanyalah kesepakatan tradisi dan hal ini sangat
dapat diubah.
Teori Kolhberg
Kolhberg dalam menganalisis perkembangan anak usia 6-12 tahun juga membaginya
menjadi dua tahapan :
Tahapan pertama: usia 6-10 tahun. Dalam usia ini, ia menilai anak sudah bisa menilai
hukuman atau akibat yang diterimanya berdasarkan tingkat hukuman dari kesalahan
yang dilakukannnya. Sehingga ia sudah bisa mengetahui bahwa berperilaku baik akan
mampu membuatnya jauh atau tak mendapatkan hukuman
Tahapan kedua: usia 10-12 tahun. Dalam usia ini, menurut Kolhberg, ia sudah bisa
berpikir bijaksana. Hal ini ditandai dengan ia berperilaku sesuai dengan aturan moral
agar disukai oleh orang dewasa, bukan karena takut dihukum. Sehingga berbuat
kebaikan bagi anak usia seperti ini lebih dinilai dari tujuannya. Ia pun menjadi anak
yang tahu akan aturan.
Pada buku ini akan penulis ciptakan karakter yang akan mengajak dan menuntun
anak untuk mempraktekan step-by step yang akan dilakukan bersama. Karena bila
memakai karakter dapat memuaskan rasa ingin tahu anak dalam mengerjakan kreasi
tersebut.
Dua puluh tahun lalu, ahli psikologi Amerika, Elkind, memperkenalkan sebuah
istilah baru, yakni hurried children, untuk menggambarkan fenomena anak yang
dipercepat perkembangannya. Salah satu cirinya adalah anak diberi berbagai aktivitas
ekstrakurikuler setiap minggu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan di
bidang akademis, sosial, olahraga, budaya, dan kemampuan psikologi.
Menurut Dr. Ir. Diah K Pranadji seorang Peneliti IPB Anak-anak masa kini
menghadapi apa yang seharusnya menjadi masalah orang dewasa lebih dini dalam
kehidupannya. Tidak seperti anak-anak pada generasi lalu yang memiliki banyak waktu
untuk bermain setelah pulang sekolah bersama teman-temannya, anak-anak sekarang
sulit untuk mendapatkan waktu seperti itu. Penelitian Imam (2007) melaporkan bahwa
sekitar 60 persen anak-anak di Jabodetabek lebih banyak menghabiskan waktunya
dengan mengikuti kegiatan les sepulang dari sekolah.
Salah satu fenomena menarik adalah semakin mudanya usia penderita stres. Jika
beberapa tahun yang lalu, stres lebih banyak dialami oleh usia produktif di atas 20 tahun,
kini stres banyak diderita oleh anak usia remaja. Bahkan, dalam beberapa kasus, anak-
anak diperkirakan telah mengalami stres. Beragam kegiatan yang tak jarang
"dipaksakan" orang tua terhadap anak di luar jam sekolah antara lain adalah les privat,
les piano, les musik, les kumon, klub olahraga, dan les ngaji.
Fenomena yang tak kalah menariknya adalah riset yang dilakukan tim peneliti
dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK), Fakultas Ekologi Manusia
(Fema),Institut Pertanian Bogor (IPB), Diah K Pranadji dan Nurlaela (2009). Riset di
kawasan Bogor itu melaporkan bahwa persentase anak yang masuk sekolah dasar ketika
berumur kurang dari enam tahun cukup besar, yakni sekitar 40 %.
Dari penelitian ini juga dilaporkan bahwa gejala stres yang sering kali dialami
oleh anak sibuk yakni sebagai berikut :
Sebanyak 73,3 % anak sibuk berada dalam ketegori tingkat stres sedang. Tingkat
stres sedang memberi arti bahwa gejala stres kadang-kadang dialami oleh anak. Faktor-
faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat stres anak dalam penelitian ini antara
lain adalah jumlah aktivitas di luar sekolah (dalam satu minggu); alokasi aktivitas di luar
sekolah; serta alokasi waktu menonton televisi.
Penelitian ini juga melaporkan bahwa alokasi waktu terkait erat dengan persepsi
anak terhadap suatu kegiatan. Jika anak menyukai kegiatan tersebut, waktu
melaksanakannya tidak terasa lama dan melelahkan. Oleh karena itu, peneliti
menyarankan aktivitas di luar sekolah anak sebaiknya beragam jenis dan tidak dilakukan
lebih dari satu jam setiap harinya.
Sebagai buku yang memiliki target konsumen anak-anak, Buku Yuk, Buat
Sendiri Mainan-mainan Tradisional Anak terbitan Diva Press ini memiliki beberapa
kelemahan, yaitu :
1. Dari segi cover, shape grafik yang digunakan sebagai background tidak
memiliki kesatuan yang selaras bila dipadukan dengan fotografi pada
cover tersebut, sehingga membuat buku ini tidak menarik minat anak.
2. Sebagian besar ilustrasi dalam buku ini kurang informatif.
3. Dan tone warna pada tiap halaman terlalu monoton sehingga kurang
menarik minat baca anak.
Survey yang di dapat dari 2 point of view ini akan dijelaskan berupa infografik
dan juga dijelaskan lebih detail dengan adanya persentase yang telah ditabulasikan
secara akurat. Pertama kita akan membahas dari sisi orang dewasa :
1. Menurut anda apa yang membuat anak kecil tertarik membeli buku?
Menurut peserta kuesioner hal apa yang membuat anak kecil memilih buku karena tokoh
kartun yang mereka gemari kedua karena warna yang menarik dan ketiga karena
memiliki bonus mainan yang menarik perhatian anak-anak. Ketiga hal ini bisa menjadi
panduan Penulis dalam menciptakan sebuah buku yang menarik minat anak.
2. Menurut anda buku anak macam apa, yang membuat anda tertarik untuk
membelikan keponakan, adik atau anak kalian?
Pengisi kuesioner disini banyak memilih membeli buku tentang pengetahuan untuk
anak-anak, peringkat kedua dicapai oleh buku menggambar/ mewarnai dan peringkat ke
3 diduduki oleh buku tentang membuat mainan sendiri. Disini membuktikan bahwa
buku ini diminati oleh para pemimbing untuk di berikan kepada anak-anak. Tugas
penulis untuk bisa menciptakan buku yang mengandung unsur edukasi namun tetap fun
sehingga pembimbing mengajarkan kepada anak-anak mereka.
Peringkat pertama dimenangkan oleh tokoh kartun seperti : spongebob, Barbie, ben 10,
sinchan dll. Ini membuktikan bahwa anak-anak sangat menyukai karakter kartun yang
mereka sukai. Disini mendukung keinginan penulis untuk membuat karakter yang akan
memandu dan mengajak anak membuat mainan sendiri dalam buku ini.
Menurut survey yang telah penulis lakukan kepada 101 peserta kuesioner, hasil
menujukkan bahwa minat anak untuk merakit / membuat mainan pada batas biasa saja.
Seharusnya pada usia 6 12 tahun anak memiliki jiwa eksplore yang tinggi dan
keingintahuan akan hal baru yang tinggi. Maka dari itu, penting untuk para orang tua
untuk membimbing anaknya untuk selalu kritis dan kreatif dalam berpikir serta
bertindak. Salah satunya dengan membeli buku yang berguna untuk mengasah dan
membangkitkan jiwa kreatifitas sang anak.
Menurut pengamatan hasil kuesioner yang dibagikan kepada range umur 15-40
tahun ini, hal yang sering dilakukan anak-anak di waktu senggang yakni bermain,
nonton televisi dan bermain komputer.
Nomor satu diduduki oleh peringkat nonton televisi, kedua main komputer dan ketiga
olah raga. Televisi merupakan salah satu media yang sangat berpengaruh terhadap
tumbuh kembang anak, maka dari itu sudah menjadi kewajiban para pembimbing untuk
membimbing anak saat nonton televisi, pastikan anak menonton channel yang
menunjukkan hiburan dan tontonan yang baik untuk mereka.
Kegiatan yang sering dilakukan anak-anak bersama teman sebaya yakni bersepeda,
kedua bermain game online dan ketiga jalan-jalan bersama teman / keluarga. Disini bisa
disimpulkan kurangnya antusias anak dalam merakit mainan, padahal pada zaman dulu
semua mainan dibuat oleh anak-anak sendiri tidak seperti zaman sekarang yang
semuanya serba instan dan sudah dijual dimana-mana. Ada baiknya sebagai pembimbing
kita mengajari anak untuk tidak konsumtif dan belajar membuat mainannya sendiri,
biarkan imajinasi anak yang menuntut kemana arah permainan itu, pembimbing yang
akan memberi arahan sehingga kekompakan antara orang tua dan anak akan terjalin erat.
63% anak masih dibimbing orang tuanya saat membuat tugas. Ini berarti pada usia 6-12
tahun anak masih dibawah bimbingan orang tua dalam mengerjakan segala hal, buku ini
kelak akan menjadi panduan yang bisa dipraktekan anak dan dibimbing bersama orang
tua dalam membuat mainan itu sendiri.
Disini anak anak usia 6 -12 tahun memiliki antusiasme sebesar 76% ke toko buku,
karena pada usia ini anak memiliki rasa ingin tahu yang besar dan buku adalah salah satu
jendela pengetahuaan yang bisa menyalurkan segala kegemaran anak.
Peringkat pertama disini diduduki oleh komik dan kedua oleh buku tentang
pengetahuan. Disini penulis berusaha membuat buku yang bisa fun seperti komik tapi
juga memiliki nilai edukasi seperti yang ada dalam buku pengetahuan. Dan dikemas
dalam 1 buku dengan visual yang lucu dan ceria untuk anak-anak.
Menurut survey anak-anak sangat senang karena isinya yang informatif, kedua karena
ingin tahu apa isi konten buku tersebut. Disini penulis akan membuat layout dan konten
dengan typografi yang mudah diserap oleh anak-anak. Hingga mata anak tidak cepat
lelah dan jenuh saat membaca.
79% anak usia 6-12 tahun menyukai dan tertarik untuk membeli buku yang akan penulis
buat. Ini menunjukkan bahwa antusiasme anak akan kegiatan Do It Yourself dalam
membuat mainan sendiri masih diminati.
Menurut hasil survey yang penulis rangkum, anak pada usia rentang 6-12 tahun
memiliki taraf perkembangan berkarya yang berbeda. Dari survey ini penulis
mendapatkan usia target yang sesuai dengan buku yang akan dibuat yakni 6-9 tahun.
Pada usia tersebut anak-anak masih memiliki jiwa imajinasi yang kuat dan penuh rasa
ingin tahu pada hal-hal baru. Menurut survey 79% anak-anak berminat dan tertarik pada
buku tentang tutorial pembuatan mainan, ini menunjukkan antusiasme mereka terhadap
buku yang akan dibuat.
Tingkat mudah :
1. Boneka Jari
2. Kincir angin
3. Kacamata Pantai
4. Topi Kostum
5. Pesawat tempur
6. Moncong menggigit
7. Taring ular
8. Topeng singa
Tingkat Sedang :
1. Layangan
2. Panah
3. Bendera ikan
4. Mahkota merak
5. Naga
6. Laba-laba
7. Box panggung
8. Lempar bola
Tingkat Sulit
1. Kaleng pijak
2. Bakiak
3. Ketapel
4. Dinosaurus
5. Kapal boat
6. Pesawat terbang
7. Tamborin
8. Golf
1
- Sekolah kelas 1 3 SD
Psikografi
Pustaka lebah adalah penerbit media/sarana bermain sambil belajar untuk anak-
anak (edutainment), berupa buku-buku cerita dengan berbagai ragam permainan dan
kreativitas, hingga multimedia. Penerbit yang mendedikasikan semua produknya
untuk menunjang tumbuh kembang anak, terutama anak pra sekolah (usia 2-6 tahun)
dan anak Sekolah Dasar (usia 7-12 tahun).
Konsepnya mengangkat lingkungan dan alam sekitar untuk memberikan dasar-dasar
pendidikan, pengetahuan dan moral yang baik kepada anak.
PUSTAKA LEBAH terbentuk pada tahun 2002 dan merupakan salah satu unit
usaha LEMBAGA MANAJEMEN FORMASI.
VISI
Visi Pustaka Lebah adalah mencerdaskan anak-anak Indonesia dan
mengoptimalkan tumbuh kembang anak sejak usia dini dengan memberikan dasar-
dasar pendidikan, pengetahuan, budi pekerti, moral dan perilaku yang baik, dengan
mengangkat lingkungan dan alam sekitar yang dekat di hati anak-anak melalui
konsep bermain sambil belajar.
MISI
Berperan aktif meningkatkan minat baca anak sejak usia dini dengan
menyediakan buku dan media edukasi yang berkualitas tetapi dengan harga yang
terjangkau masyarakat luas. Mengembangkan produk pendidikan bagi anak-anak
sejak usia dini dalam berbagai media, dari buku-buku, permainan dan kreatifitas,
hingga multimedia dengan konsep bermain sambil belajar. Mengembangkan produk
yang mampu menghangatkan dan mempererat hubungan antara orangtua dan anak.
Isi : Materi tentang pembuatan mainan anak beserta bagaimana cara dan
tahap-tahap membuat mainan tersebut. Karakteristik produk bersifat
edukatif, ceria, mudah dipahami, ringkas, dan menggunakan ilustrasi
yang sesuai kebutuhan anak.
2.14 S.W.O.T
Strenght :
Buku ini bisa menjadi buku edukasi yang meningkatkan daya kreativitas dan
imajinasi anak usia 6 9 tahun.
Materi yang akan disampaikan sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Baik dari
segi visual maupun segi verbal.
Buku ini bersifat jangka panjang.
Weakness :
Kurangnya buku tentang Do It Yourself untuk anak-anak yang dilahirkan
oleh penerbit lokal.
Karena banyaknya orang tua yang memanjakan anaknya dengan peralatan
gadget yang semestinya tidak dimiliki pada anak usia tersebut.
Opportunities :
Belum adanya buku kumpulan membuat ketrampilan tentang berkreasi untuk
anak yang dikemas dengan baik.
Anak-anak masih memiliki peluang untuk mendapatkan berbagai macam
materi tentang kreativitas lewat suatu media menarik minat mereka.
Threat :
Banyaknya media lain yang lebih menarik perhatian anak, seperti game
online dan televisi.
Kurangnya dukungan dari pihak pembimbing yang beranggapan bahwa
materi ini kurang penting untuk anak-anak.
Banyaknya buku import yang memiliki kualitas penyajian yang lebih baik.