Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG

KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA


ANAK TK AISYIYAH KATEGUHANAN SAWIT BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

CAHAYA DWIX JAYANTI

J210080006

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Karies Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi 1
Pada Anak Tk Aisyiyah Kateguhan Sawit Boyolali (Cahaya Dwix Jayanti)

NASKAH PUBKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENGENAI KARIES GIGI


DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK TK AISYIYAH
KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI

Cahaya Dwix Jayanti *


Siti Arifah, Skp, Mkes **
Arina Maliya,A.Kep. M.Si., Med ***

ABSTRAK

Karies adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau
biofilm, dan diet (khususnya komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan
oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat) sehingga
terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk
kejadiannya. Jajanan dan permen merupakan salah satu faktor penyebab
timbulnya karies gigi pada anak. Tidak adanya rasa sakit bukan berarti tidak
adanya penyakit atau karies pada gigi. Sikap orang tua, khususnya ibu
mempunyai peran penting dalam praktik kesehatan gigi pada anaknya. Ibu
dengan tingkat pendidikan rendah, usia yang tua (lebih dari 30 tahun), bertempat
tinggal di wilayah pedesaan dan keluarga mempunyai penghasilan kecil dapat
meningkatkan kejadian karies gigi pada anak. Ibu yang mempunyai tingkat
pendidikan yang tinggi memiliki anak yang kesehatan giginya lebih baik
dibandingkan dengan ibu yang mempunyai tingkat pendidikan rendah. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
dengan kejadian karies gigi siswa di TK Aisyiyah Bustanul Atfal Kateguhan,
Sawit, Kabupaten Boyolali. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif
dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
ibu siswa dan siswa di TK Aisyiyah Kateguhan, Sawit, Kabupaten Boyolali yang
berjumlah 59 siswa, sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah sampel
jenuh, artinya semua populasi dijadikan sampel penelitian. Instrument penelitian
yang digunakan berupa kuesioner tingkat pengetahuan ibu dan lembar observasi
kejadian karies gigi anak. Teknik uji analisa yang digunakan adalah Chi Square.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan: (1) pengetahuan ibu siswa TK Aisyiyah
Bustanul Atfal Kateguhan, Sawit, Kabupaten Boyolali rata-rata baik, (2) Sebagian
besar siswa TK Aisyiyah Bustanul Atfal Kateguhan, Sawit, Kabupaten Boyolali
mengalami karies gigi, dan (3) Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan
ibu tentang karies gigi dengan kejadian karies gigi pada anak siswa di TK
Aisyiyah Bustanul Atfal Kateguhan, Sawit, Kabupaten Boyolali.

Kata kunci: tingkat pengetahuan ibu, karies gigi, anak TK.


Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Karies Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi 2
Pada Anak Tk Aisyiyah Kateguhan Sawit Boyolali (Cahaya Dwix Jayanti)

RELATION BETWEEN MOTHERS LEVEL OF KNOWLEDGE ABOUT


DENTAL CARIES WITH DENTAL CARIES INCIDENCE IN CHILDREN
KINDERGARTEN AISYIYAH KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI

Cahaya Dwix Jayanti *


Siti Arifah, Skp, Mkes **
Arina Maliya,AKep. MSi., Med ***

ABSTRACT

Caries is a result of interaction from bacteria on tooth surfaces, plaque or biofilm, and
diet (especially carbohydrate component that can be fermented to acid by plaque bacteria,
especially lactic and acetic acid) resulting in demineralization of dental hard tissues and
require sufficient time for the events. Snacks and candy are the causes of dental caries in
children. The absence of pain does not mean absence of disease or caries on the teeth.
Attitudes of parents, especially mothers have an important role in the practice of dental
health in children. Mothers with low education levels, older age (over 30 years), residing
in rural areas and families have a small income can increase the incidence of dental caries
in children. Mothers who have higher education levels have children teeth better health
compared with mothers who have low education levels. The purpose of this research was
to determine the relationship between the level of knowledge of mothers with dental
caries incidence of students in kindergarten Aisyiyah Bustanul Atfal Kateguhan, Sawit,
Boyolali. This research is descriptive correlative research with cross sectional approach.
The population of this research is the mother of all students and students in kindergarten
Aisyiyah Kateguhan, Sawit, Boyolali totaling 59 students, while the sampling technique
used is the saturated sample, meaning that all the sampled population research. research
instruments used were mother's level of knowledge questionnaires and observation sheets
of dental caries incidence of children. Test analysis technique used is the Chi Square. The
results of this study indicate: (1) Knowledge of kindergarten mothers Aisyiyah Bustanul
Atfal Kateguhan, Sawit, Boyolali good average, (2) Most of the kindergarten students
Aisyiyah Bustanul Atfal Kateguhan, Sawit, Boyolali had dental caries, and (3 ) There is a
relationship between levels of mother knowledge about dental caries with the incidence
of dental caries in children in kindergarten students Aisyiyah Bustanul Atfal Kateguhan,
Sawit, Boyolali.

Keyword: mother's level of knowledge, dental caries, a kindergartner.


Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Karies Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi 3
Pada Anak Tk Aisyiyah Kateguhan Sawit Boyolali (Cahaya Dwix Jayanti)

PENDAHULUAN pendidikan akhir yang rendah


Gigi adalah salah satu alat memiliki tingkat resiko lebih tinggi
pencernaan yang mempunyai fungsi mengalami karies gigi dibandingkan
sebagai alat pemotong, alat anak yang berasal dari keluarga
pengoyak/ perobek makanan serta dengan tingkat sosial ekonomi yang
sebagai alat pengunyah makanan. tinggi (Hallet dan Rourke, 2002).
Dengan diketahuinya fungsi-fungsi Sikap orang tua, khususnya ibu
gigi tersebut maka yang utama mempunyai peran penting dalam
adalah agar gigi dapat terpelihara praktik kesehatan gigi pada
dengan baik dan dapat digunakan anaknya. Ibu dengan tingkat
sesuai fungsinya (Kertasapoetra dan pendidikan rendah, usia yang tua
Marsetyo, 2005). (lebih dari 30 tahun), bertempat
Gigi yang tidak dapat dipelihara tinggal di wilayah pedesaan dan
dengan baik akan menimbulkan keluarga mempunyai penghasilan
penyakit pada gigi yang diantaranya kecil dapat meningkatkan kejadian
adalah karies gigi Karies adalah karies gigi pada anak. Ibu yang
hasil interaksi dari bakteri di mempunyai tingkat pendidikan yang
permukaan gigi, plak atau biofilm, tinggi memiliki anak yang kesehatan
dan diet (khususnya komponen giginya lebih baik dibandingkan
karbohidrat yang dapat dengan ibu yang mempunyai tingkat
difermentasikan oleh bakteri plak pendidikan rendah (Sufia, Khan dan
menjadi asam, terutama asam laktat Chaudhry, 2009).
dan asetat) sehingga terjadi Kesehatan gigi harus ditekankan
demineralisasi jaringan keras gigi pada anak-anak, sejak kecil mereka
dan memerlukan cukup waktu untuk harus dapat menggosok gigi mereka
kejadiannya. Peningkatan prevalensi dalam gerakan naik turun, sisi dalam
karies banyak dipengaruhi oleh dan luar, sesudah makan dan
perubahan dari pola makan. Kini, sebelum tidur. Jajanan dan permen
karies gigi telah menjadi penyakit jangan dimakan di waktu makan
yang tersebar di seluruh dunia atau menjelang tidur. Hal ini
(Putri, Herijulianti dan Nurjannah, merupakan sumber penyakit gigi
2011). yang lazim. Pertumbuhan gigi, baik
Dari data Riset Kesehatan Dasar yang sementara maupun yang tetap
(Riskesdas) tahun 2007, 75% harus diawasi. Kunjungan teratur
penduduk Indonesia mengalami pada dokter gigi penting dilakukan
riwayat karies gigi dengan tingkat setiap bulan, atau setidaknya 4
keparahan gigi (indeks DMF-T) sampai 6 bulan. Tidak adanya rasa
sebesar 5 gigi setiap orang. sakit bukan berarti tidak adanya
Berdasarkan hasil survey yang penyakit atau karies pada gigi
dipaparkan, Sekretaris Persatuan (Pearce, 2006).
Dokter Gigi (PDGI) Jawa Tengah, Berdasarkan hasil studi awal dari
drg. Etty Karjati, sebanyak 87% 59 siswa TK Aisyiyah Kateguhan,
anak usia 5-6 tahun di Jawa Tengah terdapat siswa di TK Aisyiyah
sudah menderita karies pada giginya Kateguhan yang mengalami karies
(Kemenkes RI, 2011). gigi. Dari hasil wawancara dari 5
Penelitian terbaru dari wali murid di Taman Kanak-kanak
Eropa menunjukkan bahwa anak- Aisyiyah Bustanul Athfal Kateguhan
anak yang berasal dari keluarga Sawit Boyolali ternyata terdapat 3
dengan pendapatan rendah dan orang yang belum paham mengenai
orang tua yang memiliki tingkat karies gigi.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Karies Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi 4
Pada Anak Tk Aisyiyah Kateguhan Sawit Boyolali (Cahaya Dwix Jayanti)

Penelitian ini bertujuan untuk


mengetahui hubungan antara tingkat Tanda dan gejala
pengetahuan ibu dengan kejadian Tanda awal karies gigi adalah
karies gigi siswa di TK Aisyiyah adanya daerah yang tampak
Bustanul Atfal Kateguhan, Sawit, berkapur di permukaan gigi yang
Kabupaten Boyolali. menandakan demineralisasi, daerah
tersebut dapat menjadi tampak
.
coklat dan membentuk lubang.
LANDASAN TEORI
Daerah yang terkena akan berubah
warna dan menjadi lunak ketika
Karies Gigi
disentuh. Karies kemudian menjalar
Karies adalah kerusakan
ke saraf gigi dan dapat
jaringan keras gigi yang disebabkan
menyebabkan nyeri, selain itu karies
oleh asam yang ada dalam
gigi juga dapat menyebabkan napas
karbohidrat melalui perantara
tak sedap (Solanki, 2011).
mikroorganisme yang ada dalam
Menurut Langlais, Miller dan
saliva (Julianti et al., 2008).
Nield (2009), terdapat klasifikasi
Karies gigi adalah salah
karies gigi menurut Prof G.V. Black
satu masalah yang paling penting
antara lain :
tidak hanya dalam kedokteran gigi,
1) Kelas I, pada oklusal
tetapi juga dalam kesehatan sebagai
(permukaan atas gigi bawah /
faktor yang berkontribusi pada
permukaan bawah gigi atas yang
kesehatan manusia secara
saling berkontak hanya pada gigi
keseluruhan. Karies gigi adalah
belakang) tetapi tidak tembus
penyakit mulut yang bila tidak diobati
sampai ke samping.
dapat menghancurkan gigi
2) Kelas II : pada oklusal tembus ke
dan fungsinya (Daryoush et al.,
proksimal (tembus sampai ke
2006).
permukaan gigi yang berkontak
Karies gigi terbentuk karena
dengan gigi sebelahnya/ dari
adanya mikroorganisme yang
celah antara gigi meluas ke
(berkembang baik pesat di
oklusal)
lingkungan yang kaya sukrosa
3) Kelas III : pada gigi depan
seperti sisa makanan manis di sela
bagian proksimal (samping gigi)
gigi) menimbulkan plak pada gigi
tetapi tidak meluas ke incisal
dan menghasilkan asam yang dapat
(permukaan potong gigi depan /
memineralisasi gigi dan akhirnya
bagian yang seperti mata pisau
menyebabkan lubang pada gigi
pada gigi depan).
(Fejerskov dan Kidd, 2008).
4) Kelas IV : pada gigi depan, dari
Karies gigi disebabkan oleh hasil
proksimal meluas ke incisal
interaksi dari produksi asam dari
5) Kelas V : pada bagian cervical
bakteri (Streptococcus mutans,
(bagian yang dekat dengan
Actinomyces viscosus, Lactobacillus
gusi).
species, dan Streptococcus sanguis)
6) Kelas VI : pada bagian ujung
pada plak gigi dengan substrat
cusp (ujung tonjolan2 pada gigi
makanan dalam jangka waktu yang
belakang).
lama (Bratthall et al., 2004).
Arisman (2009) menambahkan
Faktor resiko karies gigi
bahwa karies gigi sering terjadi pada
Anak kecil yang tidur dengan dot
anak karena anak terlalu sering
berisi air susu atau jus serta sering
makan cemilan yang lengket dan
makan ( >3 kali sehari) camilan
banyak mengandung gula.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Karies Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi 5
Pada Anak Tk Aisyiyah Kateguhan Sawit Boyolali (Cahaya Dwix Jayanti)

manis dan minum minuman bersoda fluoride, dan pemberian air


akan meningkatkan terjadinya resiko berfluoride seperti air yang
karies gigi (Mohebbi et al., 2006). dikonsumsi masyarakat Amerika.
Menurut Chu (2006), tempat Pedoman perawatan gigi anak
tinggal anak yang berada di daerah menurut Wong (2004), antara lain:
pedesaan / pedalaman juga 1) Berkunjung ke dokter gigi
mempengaruhi terjadinya karies gigi maksimal setiap 6 bulan sekali.
karena sulitnya akses untuk pergi ke 2) Menyikat gigi dua kali sehari
dokter gigi untuk memeriksakan dan menggunakan floss
giginya secara rutin. Selain itu (benang gigi).
semakin rendah status ekonomi 3) Flourida.
keluarga, semakin buruk pula 4) Diet.
perawatan yang dilakukan terhadap
gigi sehingga dapat menyebabkan Tingkat pengetahuan ibu tentang
karies gigi. karies gigi
Orang tua, khususnya ibu yang Tingkat pengetahuan ibu
tingkat pengetahuannya rendah mengenai karies gigi adalah faktor
mengenai pola dan jenis makanan yang penting dalam mempengaruhi
anak, kebersihan mulut anak dan kesehatan dan penyakit gigi anak,
pemeriksaan rutin ke dokter gigi terutama dalam hal pencegahan
menyebabkan resiko anaknya terjadinya karies gigi (Bahuguna,
mempunyai karies gigi (Suresh et Jain dan Khan, 2011).
al., 2010). Beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan
Pencegahan ibu mengenai karies gigi antara lain :
Hal-hal yang dapat dilakukan 1) Pekerjaan
orang tua untuk mencegah 2) Tingkat pendidikan
terjadinya karies gigi pada anak 3) Pengalaman
adalah dengan mengajarkan cara 4) Status ekonomi
menggosok gigi yang benar yaitu
menggosok gigi mereka dalam Kerangka Konsep
gerakan naik turun, sisi dalam dan V. Bebas V. Terikat
luar, sesudah makan dan sebelum
tidur menggunakan pasta gigi yang Tingkat Kejadian karies
mengandung fluoride serta pengetahuan ibu gigi
menggunakan obat kumur tentang karies gigi
mengandung fluoride. Mengurangi
frekuensi makan jajanan manis dan Gambar 1 Kerangka Konsep
menggantinya dengan makanan
yang kaya serat. Melakukan Hipotesis
kunjungan teratur pada dokter gigi Ho : Tidak ada hubungan antara
setiap bulan, atau sedikit-sedikitnya tingkat pengetahuan ibu tentang
4 sampai 6 bulan (Shah, 2003). karies gigi dengan kejadian
Darby dan Walsh (2010), karies gigi siswa di TK Aisyiyah
menambahkan cara mencegah Kateguhan, Sawit, Boyolali.
karies gigi yaitu dengan Ha : Ada hubungan antara tingkat
mengkonsumsi permen karet xylitol. pengetahuan ibu tentang karies
Selain itu juga dengan memberian gigi dengan kejadian karies gigi
fluoride topikal, pemakaian obat siswa di TK Aisyiyah
kumur berfluoride, mengoleskan gel Kateguhan, Sawit, Boyolali.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Karies Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi 6
Pada Anak Tk Aisyiyah Kateguhan Sawit Boyolali (Cahaya Dwix Jayanti)

HASIL PENELITIAN DAN


METODELOGI PENELITIAN PEMBAHASAN
Analisis Univariat
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Deskripsi Pengetahuan Ibu
metode deskriptif corelational dan Tabel 1. Distribusi Pengetahuan
desain penelitian crossectional untuk No Pengetahuan Jumlah %
menguji hipotesis dimana variabel 1. Rendah 0 0
dependen dan variabel indipenden 2. Sedang 24 41
diukur pada waktu bersamaan 3. Tinggi 35 59
(Chandra, 2008). Jumlah 59 100
Populasi dan Sampel Distribusi frekuensi
Penelitian akan dilakukan di TK responden berdasarkan tingkat
Aisyiyah Kateguhan, Sawit, pengetahuan nampak bahwa
Kabupaten Boyolali pada proporsi terbesar tingkat
pertengahan April 2012. Populasi pengetahuan ibu adalah tinggi yaitu
dari penelitian ini adalah seluruh ibu sebanyak 35 responden (59%),
siswa di TK Aisyiyah Kateguhan, selanjutnya pengetahuan sedang
Sawit, Kabupaten Boyolali yang sebanyak 24 responden (41%).
berjumlah 59 siswa. Dalam penelitian ini tidak ditemukan
ibu yang memiliki pengetahuan
Teknik sampling yang digunakan rendah.
dalam penelitian ini adalah
sampling jenuh yaitu dengan Deskripsi Kejadian Karies Gigi
mengambil seluruh jumlah populasi Tabel 2. Distribusi Kejadian
sebagai sampel (Machfoedz, 2007). Karies Gigi
Jadi, jumlah sampel yang digunakan
No Karies gigi Jumlah %
adalah 59 siswa beserta ibunya.
1. Tidak ada 18 31
Instrumen Penelitian 2. Ada 41 69
Jumlah 59 100
Penelitian ini menggunakan alat
ukur berupa kuesioner pengetahuan Distribusi frekuensi responden
tentang karies gigi dan lembar berdasarkan terjadinya kejadian
observasi kejadian karies gigi. karies pada anak menunjukkan rata-
rata terdapat kejadian karies pada
Analisis Data anak, yaitu sebanyak 41 responden
Pengujian hipotesis dilakukan (69%) dan sisanya 18 responden
dengan teknik Chi Square yang (31%) tidak terdapat kejadian karies
digunakan untuk mencari hubungan pada gigi siswanya.
dua variabel. Untuk menguji Distribusi tahap karies gigi
hipotesis dilakukan dengan menunjukkan distribusi tertinggi
menetapkan taraf signifikansi yang adalah pada tahap 5 sebanyak 13
akan digunakan (p=0,05), dimana anak (32%), selanjutnya tahap 3
apabila p<0,05 maka Ho ditolak. sebanyak 12 anak (29%), tahap 4
Sebaliknya bila p>0,05 maka Ho sebanyak 7 anak (17%), tahap 2
diterima. sebanyak 6 anak (15%), tahap 6
sebanyak 2 anak (5%), dan tahap 1
sebanyak 1 anak (2%).
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Karies Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi 7
Pada Anak Tk Aisyiyah Kateguhan Sawit Boyolali (Cahaya Dwix Jayanti)

Analisis Bivariat responden berusia 27-33 tahun.


Usia 27-33 tahun merupakan usia
Hubungan Pengetahuan ibu yang matang bagi seorang wanita
dengan Kejadian Karies Gigi dalam menjalankan perannya
Tingkat Pengetahuan sebagai ibu. Proporsi umur ibu
Total
Kejadian Sedang Tinggi
F % F % F %
dibandingkan dengan usia anak,
Tidak 1 6 17 94 18 100 terlihat bahwa rata-rata responden
Ya 23 56 18 44 41 100 menikah pada usia 20 hingga 25
Total 24 41 35 59 59 100
2 = 13,241
tahun. Hal ini sesuai dengan rata-
p-value = 0,000 rata usia usia perkawinan bagi
wanita yang dianjurkan oleh
Tabulasi silang antara tingkat pemerintah, dimana perempuan
pengetahuan ibu tentang karies gigi dianjurkan untuk menikah pada usia
dengankejadian karies menunjukkan 20 hingga 25 tahun (BKKBN, 2010).
adanya kecenderungan semakin Distribusi responden menurut
baik tingkat pengetahuan ibu pekerjaan menunjukkan sebagian
tentang karies gigi diikuti oleh ada besar adalah ibu rumah tangga. Ibu
tidaknya kejadian karies gigi. Hal yang tidak bekerja memiliki
tersebut nampak pada proporsi kelemahan informasi tentang
kejadian karies ditinjau dari tingkat kesehatan. Hal tersebut
pengetahuan ibu tentang karies gigi. sebagaimana dikemukakan oleh
Pada anak yang menderita karies Miller et al. (2010) bahwa seorang
nampak bahwa sebagian besar ibu yang bekerja akan memperoleh
ibunya memiliki tingkat pendidikan lebih banyak informasi yang dapat
sedang (56%), sedangkan pada meningkatkan pengetahuan ibu
anak yang tidak menderita karies mengenai kesehatan gigi anaknya
gigi sebagian besar pengetahuan dibandingkan dengan ibu yang tidak
ibu dalam kategori tinggi (94%). bekerja.
Pengujian hubungan Distribusi responden menurut
pengetahuan orang dengan kejadian pendidikan menunjukkan rata-rata
kejadian karies gigi pada siswa TK responden memiliki tingkat
menggunakan teknik uji Chi-Square pendidikan SMA. Menurut
diperoleh nilai 2obs sebesar 13,241 Departemen Pendidikan (2003) lama
dengan p-value = 0,000. Karena nilai pendidikan lebih dari 9 tahun sudah
p-value observasi lebih kecil dari termasuk dalam kategori baik.
0,05 (0,000 < 0,05) maka keputusan Tingkat pendidikan yang baik
uji adalah menolak H0. Berdasarkan diharapkan dapat mempengaruhi
keputusan uji tersebut, maka tingkat pengetahuan dan sikap ibu
diperoleh kesimpulan bahwa dalam menerima dan memahami
terdapat hubungan yang signifikan ketika menerima penyuluhan
antara tingkat pengetahuan ibu kesehatan, sebagaimana
tentang karies gigi dengan kejadian dikemukakan oleh Sadiman (2002)
karies pada siswa di TK Aisyiyah yang mengemukakan bahwa, status
Bustanul Atfal Kateguhan, Sawit, pendidikan mempengaruhi
Kabupaten Boyolali. kesempatan memperoleh informasi
mengenai penatalaksanaan
Pembahasan penyakit.
Karakteristik Responden
Distribusi responden menurut
umur menunjukkan rata-rata
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Karies Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi 8
Pada Anak Tk Aisyiyah Kateguhan Sawit Boyolali (Cahaya Dwix Jayanti)

Tingkat Pengetahuan penelitiannya tentang hubungan


Distribusi responden menurut antara tingkat pendidikan dan
tingkat pengetahuan ibu tentang pengetahuan ibu tentang gambaran
karies gigi menunjukkan rata-rata kebersihan. Penelitian ini
responden memiliki tingkat menunjukkan bahwa pendidikan ibu
pengetahuan tinggi. Tingkat memiliki hubungan yang signifikan
pengetahuan responden tentang dengan pengetahuan ibu tentang
kejadian karies merupakan besarnya kebersihan gigi.
pengetahuan atau pemahaman Penelitian ini tidak menunjukkan
responden tentang pengertian, adanya responden yang memiliki
sebab, gejala, klasifikasi, faktor tingkat pengetahuan kurang. Hal ini
resiko dan pencegahan karies gigi. disebabkan adanya kemudahan
Salah satu faktor yang memperoleh informasi pengetahuan
mempengaruhi pengetahuan ibu tentang karies gigi, tingkat
tentang karies gigi adalah pendidikan, serta pertanyaan dalam
lingkungan tempat tinggal kuesioner yang merupakan
responden. Lingkungan tempat informasi yang sering diperoleh oleh
tinggal responden termasuk dekat responden menyebabkan sebagian
dengan kota yaitu kota Kartasura besar responden memiliki tingkat
dan Surakarta. Kedekatan dengan pengetahuan yang baik.
perkotaan menyebabkan
kesempatan responden untuk Kejadian Karies
memperoleh informasi tentang Distribusi responden tentang
kebersihan gigi baik dari media kejadian karies menunjukkan rata-
massa, penyuluhan atau informasi rata responden memiliki kejadian
dari petugas kesehatan relatif karies pada siswa TK Aisyiyah
mudah. Informasi-informasi Bustanul Atfal Kateguhan, Sawit,
pemeliharaan gigi yang disampaikan Kabupaten Boyolali. Distribusi
oleh iklan-iklan pasta gigi atau sikat kejadian karies anak menunjukkan
gigi yang ditayangkan di televisi, bahwa distribusi tertinggi karies gigi
maupun iklan layanan masyarakat anak terjadi pada tahap 5 sebanyak
tentang pemeliharaan gigi 13 anak (32%).
merupakan salah satu sumber Hasil pemantauan responden
informasi tentang karies gigi yang selama pengumpulan data diperoleh
diterima oleh ibu. Informasi yang keterangan bahwa ibu kurang
diterima tersebut secara tidak sadar memperhatikan jenis makanan yang
dapat meningkatkan pengetahuan dimakan anaknya. Hasil jawaban ibu
ibu tentang kesehatan gigi terutama diketahui bahwa beberapa perilaku
karies gigi. ibu yang mendukung menyebabkan
Tingkat pendidikan seseorang timbulnya karies gigi pada anak
mempengaruhi kemampuan orang adalah ibu hanya menyediakan
tersebut dalam menerima dan uang jajan anak tanpa mengontrol
merespon terhadap informasi. jenis jajanan anak. Ibu
Semakin baik tingkat pendidikan mengemukakan bahwa anak sering
seseorang, maka kemampuan untuk mengkonsumsi makanan yang
memahami dan merespon suatu manis seperti permen, coklat, dan es
informasi menjadi pengetahuan krim.
semakin baik. Hal tersebut Konsumsi makanan manis dalam
sebagaimana dikemukakan oleh jangka waktu yang lama beresiko
Remita, dkk (2005) dalam terjadinya karies gigi. Hal tersebut
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Karies Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi 9
Pada Anak Tk Aisyiyah Kateguhan Sawit Boyolali (Cahaya Dwix Jayanti)

sebagaimana dikemukakan oleh namun karena setiap kali diajak


Mohebbi et al. (2006) yang menggosok gigi anak marah atau
menyatakan bahwa anak kecil yang ngambek, akhirnya ibu membiarkan
tidur dengan dot berisi air susu atau anak tidur tanpa menggosok gigi
jus serta sering makan ( >3 kali terlebih dahulu. Kebiasaan lain
sehari) camilan manis dan minum adalah kebiasaan jajan dan
minuman bersoda akan mengkonsumsi makanan dan
meningkatkan terjadinya resiko minuman manis oleh ibu misalnya
karies gigi. kebiasaan mengkonsumsi es krim,
minum teh manis di pagi dan sore
Hubungan Pengetahuan ibu hari. Ketika ibu mengkonsumsi
tentang karies gigi dengan makanan tersebut, otomatis anak
kejadian karies gigi ingin mengkonsumsinya. Ibu juga
Pengujian hubungan tidak sejak dini mengajarkan pada
pengetahuan orang dengan kejadian anak tentang pentingnya kebersihan
karies gigi pada siswa TK mulut dan gigi untuk mencegah
menggunakan teknik uji Chi-Square terjadinya karies gigi. Kebiasaan-
diperoleh kesimpulan bahwa kebiasaan tersebut menyebabkan
terdapat hubungan yang signifikan kejadian karies gigi yang cukup
antara tingkat pengetahuan ibu tinggi dalam penelitian ini. Hasil
tentang karies gigi dengan kejadian penelitian ini sesuai dengan
karies pada siswa TK Aisyiyah penelitian yang dilakukan oleh Anita
Bustanul Atfal Kateguhan, Sawit, (2008) bahwa anak yang ibunya
Kabupaten Boyolali, yaitu semakin memberikan oral health education
tinggi tingkat pengetahuan ibu maka sejak dini di rumah menunjukan
kejadian karies gigi semakin rendah. bebas karies dibandingkan yang
Hal ini sesuai dengan penelitian tidak dididik.
yang dilakukan oleh Natamiharja Hasil penelitian yang
dan Dwi (2008) yang menunjukkan menyebutkan terdapat hubungan
bahwa semakin tinggi tingkat antara tingkat pengetahuan ibu
pengetahuan ibu tentang karies gigi tentang karies gigi dengan kejadian
maka tingkat kejadian karies gigi karies pada siswa di TK Aisyiyah
pada anak usia toddler semakin Bustanul Atfal Kateguhan, Sawit,
rendah. Kabupaten Boyolali berhasil
Namun dalam tabulasi silang mendukung penelitian terdahulu,
hubungan kejadian karies gigi yaitu penelitian Uji Kawuryan (2008)
ditinjau dari pengetahuan terdapat yang berjudul Hubungan
ibu yang memiliki pengetahuan baik pengetahuan tentang kebersihan
namun anaknya masih mengalami gigi dan mulut dengan kejadian
karies gigi, sebaliknya ibu yang karies anak SDN Kleco II kelas V
pengetahuan sedang anaknya tidak dan VI Laweyan Surakarta. Hasil
mengalami karies gigi. penelitian menunjukkan bahwa ada
Beberapa faktor yang hubungan yang signifikan antara
mempengaruhi kejadian karies gigi tingkat pengetahuan tentang
pada ibu yang paham, adalah kesehatan gigi dan mulut dengan
kebiasaan-kebiasaan ibu yang kejadian karies gigi anak SDN Kleco
kurang baik terhadap pemeliharaan II kelas V dan VI Kecamatan
kesehatan gigi anak. Ibu sebenarnya Laweyan Surakarta.
memahami bahwa sebelum tidur
anak seharusnya mengosok gigi,
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Karies Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi 10
Pada Anak Tk Aisyiyah Kateguhan Sawit Boyolali (Cahaya Dwix Jayanti)

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Anita, Al. 2008. On Dental Caries
Kesimpulan
and Caries-Related Factors in
1. Pengetahuan ibu siswa TK
Children and Teenagers.
Aisyiyah Bustanul Atfal
Gothenburg: Departement of
Kateguhan, Sawit, Kabupaten
Cariology Sahlgrenka Academy
Boyolali rata-rata baik.
University of Gothenburg.
2. Sebagian besar siswa TK
Arikunto, S. 2006. Prosedur
Aisyiyah Bustanul Atfal
Penelitian Suatu Pendekatan
Kateguhan, Sawit, Kabupaten
Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Boyolali mengalami karies gigi.
Arisman, 2010. Gizi Dalam Daur
3. Terdapat hubungan antara
Kehidupan, Jakarta : EGC.
pengetahuan ibu dengan
Badan Kependudukan dan Keluarga
kejadian karies pada anak siswa
Berencana Nasional (BKKBN).
di TK Aisyiyah Bustanul Atfal
2012. Usia Perkawinan Pertama
Kateguhan, Sawit, Kabupaten
di Kalbar dibawah 20 tahun.
Boyolali.
http://www.bkkbn.go.id/Lists/Ber
ita/DispForm. Tanggal akses : 6
Saran
Juni 2012.
1. Bagi Keluarga dan Masyarakat
Bahuguna R, Jain A& Khan SA.
Masyarakat hendaknya lebih
2011. Knowledge and Attitudes
memperhatikan kebersihan gigi
of Parents regarding child
dan mulut anaknya, sehingga
dental Care in an Indian
kejadian karies gigi bisa ditekan.
Population. India : Asian Journal
Masyarakat hendaknya pula
& Allied Sciences.
senantiasa meningkatkan
Bratthall D, Petersen PE,
pengetahuannya tentang karies
Ramanathan J, Stjernsward,
gigi/ gigi berubang, sehingga
Brown LJ. 2004. Disease
mampu mencegah timbulnya
Control Priorities in Developing
penyakit yang dapat terjadi pada
Countries, Washington DC:
mulut.
Word Bank.
2. Bagi ilmu perawat
Chandra, B. 2008. Metodologi
Penelitian ini menunjukkan
Penelitian Kesehatan, Jakarta :
bahwa kesadaran masyarakat
EGC
dalam memelihara kesehatan
Chu, S. 2006. Risk and Prevention
gigi dan mulut relatif rendah.
in Underserved Population. Los
Kondisi ini menjadi pekerjaan
Angeles : University of
rumah untuk dapat
California.
meningkatkan kesadaran
Darbi ML & Walsh MM, 2010. Dental
masyarakat tersebut.
Hygiene Theory and Practice,
3. Bagi penelitian selanjutnya
Kanada : Saunders Elsevier.
Bagi peneliti selanjutnya perlu
Daryoush B, Anamaria F, Tehchin H,
dilakukan penambahan faktor-
Uzma K, Farnaz M, Fariba N,
faktor yang mempengaruhi
Guncha S. 2006. Is Caries In
terjadinya karies gigi pada anak
Young Children An Infectious
siswa, sehingga diketahui faktor-
Desease?, Toronto: Faculty of
faktor apa yang paling dominan
dentistry University of Toronto.
mempengaruhi timbulnya
Fejerskov & Kidd EAM, 2008. Dental
kejadian karies gigi pada siswa.
Caries : The Disease and Its Clinical
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Karies Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi 11
Pada Anak Tk Aisyiyah Kateguhan Sawit Boyolali (Cahaya Dwix Jayanti)

Management. USA : Blackwell Mohebbi SZ, Virtanen JI,


Munksgaard Golpayegani MV, Vehkalahti
Hallet KB & Rourke PK, 2002. MM. 2006. Early Childhood
Dental Caries Experrience of Caries and Dental Plaque
preschool children from the north Among 1 3 Years-Old in
Brisbane Region, Australia : Tehran, Iran, India : Journal of
Australian Dental Journal. Society of Pedodontics and
Julianti R, Dharma MS, Erdaliza, Preventive Dentistry.
Anggia D, Fahmi F, Aidi L, Alfian Natamiharja N & Dwi NS, 2008.
M. 2008. Gigi dan Mulut Hubungan Pendidikan,
(Tutorial), Fakultas Kesehatan Pengetahuan dan Perilaku Ibu
Universitas Riau : Riau. Terhadap Status Karies Gigi
Kawuryan, U. 2008. Hubungan Anak Usia Toddler, Fakultas
Pengetahuan Tentang Kedokteran Gigi Universitas
Kesehatan Gigi dan Mulut Sumatra Utara : Medan
dengan Kejadian Karies gigi Pearce, E. 2006. Anatomi dan
Anak SDN Kleco II kelas V danVI Fisiologi Untuk Paramedis,
Laweyan Surakarta, Surakarta : Jakarta : Gramedia Pustaka
UMS (Tidak diterbitkan). Utama.
Kementrian kesehatan Republik Putri HR, Herijulianti E & Nurjannah
Indonesia (Kemenkes RI). 2011. N, 2011. Ilmu Pencegahan
Tidak Sehat Jika Tidak Memiliki Penyakit Jaringan Keras dan
Gigi Mulut Sehat. Jaringan Pendukung Gigi,
http://www.depkes.go.id. Jakarta : EGC.
Tanggal Akses : 3 Januari 2012. Langlais RP, Miller CS dan Nield JS,
Kertasapoetra & Marsetyo, 2005. 2009. Color Atlas of Common
Ilmu Gizi, Jakarta : Rineka Cipta. Oral Disease. Philadlphia :
Kidd, EAM. 2005. Essential Of Lippincott Williams & Wilkins.
Dental Caries, New York : Remita S, Sulistyo BG, Purwanto H.
Oxford University Press. 2005. Gambaran Karies Gigi
Langlais RP, Miller CS & Nield JS, Anak di Pejaten . Jakarta : FKG
2009. Color Atlas of Common (Fakultas Kedokteran Gigi)
Oral Disease, Philadelphia: Universitas Indonesia.Sadiman.
Lippincott Williams& Wilkins.
2002. Pendidikan Kesehatan
Machfoedz, I. 2007. Metodologi
untuk Meningkatkan Kepatuhan
Penelitian Bidang Kesehatan,
Berobat Penderita TB Paru di
Keperawatan, dan Kebidanan,
RSU Jenderal A. Yani Metro.
Yogyakarta : Fitramaya.
Yogyakarta: FETP UGM.
Menteri Pendidikan Nasional
Shah, N. 2003. Oral and Dental
(Mendiknas). 2004. Rencana
Diseases: Causes, Prevention
Strategis Depdiknas.
and Treatment Strategies, New
www.psp.kemdiknas.go.id/uploa
Delhi : India Institute of Medical
ds/Renstra. Tanggal Akses : 12
Sciences.
Juni 2012.
Sofowora CF, Nasir WO, Taiwo M,
Miller E, Lee JY, Darren A, Walt D,
Adesima OA. 2006. Caries
William F, Vann. 2010. Impact of
Experience in Primary Dentition
Caregiver Literacy on Childrens
of Children in Nigeria, Nigeria:
Oral Health Outcomes, Amerika:
African Journal of Oral Health.
American Academy of Pediatrics.
Solanki, G. 2011. Tooth caries a
general overview, India :
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Karies Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi 12
Pada Anak Tk Aisyiyah Kateguhan Sawit Boyolali (Cahaya Dwix Jayanti)

International Journal of Medical Wong DL, 2004. Pedoman Klinis


Research. Keperawatan Pediatrik, Jakarta :
Sufia S, Khan AA & Chaudhry S. EGC.
2009. Maternal Factor and
Childs Dental Health, India :
Journal of Oral Health & * Cahaya Dwix Jayanti: Mahasiswa
Community Dentistry. S1 Keperawatan FIK UMS. Jln A
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Yani Tromol Post 1 Kartasura
Kuantitatif, Kualitatif dan R& G, ** Siti Arifah, Skp, Mkes: Dosen
Bandung: Alfabeta. Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani
Suresh BS, Ravishankar TL, Chaitra Tromol Post 1 Kartasura.
TR, Mohapatra AK. Gupta V.
2010. Mother Knowledge about *** Arina Maliya,A.Kep. M.Si., Med:
pre scool Childs oral Health, Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A
India: Journal of Indian Society Yani Tromol Post 1 Kartasura
of Pedodontics and Preventive
Dentistry.

Anda mungkin juga menyukai