Makalah KWN
Makalah KWN
Kelompok 3
Kelas T03
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena masih
diberikan kasih sayang-Nya sehingga penyusunan tugas makalah mata kuliah
Kewarganegaraan ini dapat diselesaikan.
Melalui penyusunan makalah ini diharapkan kita sebagai mahasiswa yang
mengambil mata kuliah Kewarganegaraan mempunyai pemahaman yang matang
akan penjelasan mengenai sistem Demokrasi di Indonesia.
Dalam pengerjaan tugas ini kami selaku penyusun telah berusaha sebaik
mungkin, namun kami menyadari masih ada kekurangan dan kelemahan, sehingga
dengan segala kerendahan hati, kami sangat terbuka untuk menerima saran dan
kritik. Kami berharap semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi kami selaku penyusun dan umumnya bagi semua pihak yang telah
membaca makalah ini. Kami berharap makalah ini juga dapat menjadi sumbangan
pemikiran dalam proses pembangunan bangsa Indonesia di kemudian hari.
Penyusun
Demokrasi
i
Kewarganegaraan
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............. ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 1
BAB 2 PEMBAHASAN.............. 3
Demokrasi
ii
Kewarganegaraan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada awalnya. Namun, dari
semua sistem pemerintahan yang bertahan mulai era reformasi 1998 sampai saat ini adalah
sistem pemerintahan demokrasi. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangandan tantangan
diberbagai keadaan. Sebagian kelompok merasa merdeka dengan diberlakukannya sistem
demokrasi di Indonesia, artinya kebebasan pers sudah menempati ruang yang sebebas-
bebasnya sehingga setiap orang berhak menyampaikan pendapat dan aspirasinya masing-
masing
Demokrasi adalah sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan
kedaulatan rakyat atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah segara tersebut. Salah satu
pilar demokrrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara
(eksekutif, yudikatif, legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang
saling lepas dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain.
2
Kesejajaran ketiga jenis lembaga negara ini di perlukan agar bisa saling mengawasi
dan saling mengontrol. Ketiga jenis lembaga tersebut adalah lembaga pemerintah yang
memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga
pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan yudikatif dan lembaga perwakilan
rakyat memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Dibawah sistem ini keputusan
legislatif dibuat oleh masyarakat ata5u oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai
aspirasi masyarakat dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legoslatif.
Demokrasi
1
Kewarganegaraan
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengerti arti istilah dan sejarah demokrasi.
2. Agar mahasiswa dapat memahami demokrasi di Indonesia.
3. Agar mahasiswa mengetahui konsep dan hakekat demokrasi.
4. Agar mahasiswa mengetahui macam-macam demokrasi Indonesia.
5. Agar mahasiswa mengetahui pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
6. Agar mahasiswa mengetahui contoh tindakan yang menentang demokrasi.
Demokrasi
2
Kewarganegaraan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Arti Istilah Dan Sejarah Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari yunani kuno yang diutarakan di Athena Kuno pada
abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem
yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah
berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18,
bersamaan dengan perkembangan sistem demokrasi di banyak negara.
Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos
/cratein yang berarti pemerintahan. Sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat,
atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini
menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik
suatu negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu
negara dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta
sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu
untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah
seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya
kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan
tunjangan anggota-anggotanya tanpa memperdulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa
kebaikan untuk rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus
ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntibilitas dari setiap lembaga negara dan
mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan
lembaga negara tersebut.
Demokrasi
3
Kewarganegaraan
bahkan mengawasi jalannya pemerintahan. Tapi bukan berarti demokrasi di Indonesia saat ini
sudah berjalan sempurna. Masih banyak persoalan yang muncul terhadap pemerintah yang
belum sepenuhnya bisa menjamin kebebasan warga negaranya. Seperti meningkatnya angka
pengangguran, bertambahnya kemacetan di jalan, semakin parahnya banjir, dan masalah
korupsi.
Dalam kehidupan berpolitik di setiap negara yang kerap selalu menikmati kebebasan
berpolitik namun tidak semua kebebasan berpolitik berjalan sesuai dengan yang diinginkan,
karena pada hakikatnya semua sistem politik mempunyai kekuatan dan kelemahannya
masing-masing. Demokrasi adalah sebuah proses yang terus menerus merupakan gagasan
dinamis yang terkait erat dengan perubahan. Jika suatu negara mampu menerapkan
kebebasan, keadilan, dan kesejahteraan dengan sempurna, maka negara tersebut adalah negara
yang sukses menjalankan sistem demokrasi. Sebaliknya, jika suatu negara itu gagal
menggunakan sistem pemerintahan demokrasi, maka negara itu tidak layak disebut sebagai
negara demokrasi.
Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia yang menganut sistem
pemerintahan yang demokrasi, kita sudah sepatutnya untuk terus menjaga, memperbaiki, dan
melengkapi kualitas-kualitas demokrasi yang sudah ada. Demi tercapainya suatu
kesejahteraan, tujuan dari cita-cita demokrasi yang sesungguhnya akan mengangkat Indonesia
kedalam suatu perubahan.
Demokrasi
4
Kewarganegaraan
Demokrasi adalah suatu sistem politik yang didalamnya terdapat jaminan bagi setiap
elemen pluralitas untuk mengekspresikan kepentingan dengan tetap terjaganya
kestabilan dan kelangsungan sistem politik tersebut.
3) Alfian
Demokrasi adalah sebuah system politik yang memelihara keseimbangan antara
konflik dan konsensus. Demokrasi dengan demikian memberikan peluang bagi
perbedaan pendapat, persaingan dan pertentangan di antara individu, kelompok atau
diantaran keduanya, diantara individu, kelompok atau diantara lembaga-lembaga
pemerintah sendiri. Namun demokrasi mensyaratkan bahwa segenap konflik itu berada
dalam tingkatan yang tidak menghancurkan system politik.
4) Alamudi
Demokrasi adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi juga
mencakup seperangkat praktek dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang
dan sering berliku-liku sehingga demokrasi sering disebut pelembagaan dan
kebebasan. Dengan demikian, untuk menjawab pertanyaan
Demokrasi
5
Kewarganegaraan
perubahan, baik bentuk-bentuk formalnya maupun substansialnya sesuai dengan konteks dan
dinamika sosio-historis dimana konsep demokrasi tersebut lahir dan berkembang.
Konsep demokrasi lahir pertama kali sebagai pemikiran mengenai hubungan Negara
dan hukum di Yunani kuno, dan dipraktekkan dalam kehidupan bernegara antara abad ke 4
S.M sampai abad 6 M. pada waktu itu, dilihat dari pelaksanaannya, demokrasi yang
dipraktekkan bersifat langsung, artinya hak rakyat untuk membuat keputusan-keputusan
politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga Negara yang bertindak berdasarkan
prosedur mayoritas. Sifat langsung ini dapat dilaksanakan secara efektif karena Negara kota
Yunani kuno berlangsung dalam kondisi sederhana dengan wilayah Negara yang terbatas
oada sebuah kota dan daerah sekitarnya serta jumlah penduduk yang hanya lebih kurang
300.000 orang dalam satu Negara. Lebih dari itu, ketentuan-ketentuan demokrasi juga hanya
berlaku untuk warga Negara yang resmu yang merupakan bagian terkecil dari seluruh
penduduk yunani kuno lainnya yang terdiri dari budak belian, pedagang asing, perempuan dan
anak-anak, tidak dapat menikmati hak demokrasi.
Memasuki abad pertengahan (600-1400 M), gagasan demokrasi Yunani kuno boleh
dikatakan lenyapdari muka bumi dunia barat, yaitu ketika bangsa romawi ditaklukkan oleh
suku eropa barat. Setelah melewati masa Renaissance dan Reformasu, gagasan demokrasi
yang sempat tenggelam pada abad pertengahan, timbul kembali pada abad pencerahan.
Dalam abad pencerahan, gagasan demokrasi menjadi perhatian khusus seperti
Rousseau, Locke, Voltaire, Montesquieu dan lain-lain. Mereka inila sebagian dari para
perintis gagasan-gagasan demokrasi yang banyak dianut sekarang ini. Rousseau dan Locke
merumuskan teori Kontrak Sosial, sedangkan Montesquieu merumuskan teori Trias
Politica.
Perkembangan gagasan demokrasi dan kecenderungan untuk membentuk Negara
demokrasi di dunia barat makin pesat dengan lahirnya gagasan tentang demokrasi
konstitusional pada abad 19. Model demokrasi ini merupakan suatu sistem kekuasaan yang
sepenuhnya didasarkan pada pemikiran konstitusionalisme. Yaitu bahwa kekuasaan
pemerintahan harus dibatasi oleh undang-undang dasar (UUD). Penguasa Negara tidak boleh
berada diatas UUD.
William Ebenstein mengemukakan bahwa demokrasi memuat sejumlah nilai yang
menjadi kharakteristik. Nilai-nilai tersebut adalah :
a. Empirisme-rasional
b. Individualism
c. Instrumentalisme Negara
Demokrasi
6
Kewarganegaraan
d. Voluntarisme
e. Hukum di balik hukum
f. Paralelisme cara/prosedur dan tujuan
g. Musyawarah dan mufakat
h. Persamaan asasi manusia
Menurut International Conference of Jurist, suatu negara demokratis dicirikan oleh
unsur-unsur sebagai berikut :
a. Supremacy of law
b. Equality before the law
c. Constitutional guarantee of human right
d. Impartial tribunal
e. Civic education
Menurut Soemantri, sebuah pemerintahan dikatakan demokratis, apabila memiliki
cirri-diri sebagai berikut :
a. Kebebasan untuk membentuk organisasi, memasuki organisasi dan berkumpul
b. Kebebasan untuk menyatakan pikiran, baik lisan maupun secara tulisan
c. Hak untuk memilih dan dipilih
d. Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama
e. Hak yang sama bagi para pemimpin politik yang besaing dalam mendapatkan
dukungan untuk dipilih
f. Adanya partai politik lebih dari Satu.
g. Diselenggarakan pemilu secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil
Demokrasi bermakna variatif karena sangat bersifat interpretative. Setiap penguasa
Negara berhak mengklaim negaranya sebagai demokratis, meskipun nilai yang dianut atau
praksis politik kekuasaannya amat jauh dari prinsip-prinsip dasar demokrasi. Karena sifatnya
yang interpretative itu dapat mengenal berbagai tipologi demokrasi berikut :
a. Tipologi demokrasi atas dasar sejarah perkembangannya :
Demokrasi langsung
Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan
b. Tipologi demokrasi atas dasar aliran pemikiran yang mendasarinya :
Demokrasi an sich (Demokrasi Marxis-Leninis/Komunis)
Demokrasi Konstitusional
Demokrasi
7
Kewarganegaraan
Demokrasi
8
Kewarganegaraan
langsung seperti dalam demokrasi parlementer. Menteri-menteri diangkat oleh presiden dan
berkedudukan sebagai pembantu presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
Kedudukan presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Jabatan presiden dan
para menteri tidak tergantung pada dukungan parlemen dan tidak dapat diberhentikan oleh
parlemen.
Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum dan inisiatif rakyat merupakan
gabungan antara demokrasi perwakilan dan demokrasi langsung. Badan perwakilan tetap ada,
tetapi dikontrol oleh rakyat, baik melalui referendum yang bersifat obligator maupun
fakultatif.
Demokrasi
9
Kewarganegaraan
Demokrasi
10
Kewarganegaraan
politik, yang bisa berpikir dan merancang semua organismenya; ia mengira bahwa otak bisa
dialokasikan dimana- mana dalam organisme.
E. Menghalangi Perkembangan Intelektual
Kritikan terhadap demokrasi adalah menghalangi perkembangan ilmu pengetahuan, kesenian
dan kesusastraan. Rakyat jelata menjadi bodoh dan kolot dalam segi pandang, dimana
bermusuhan terhadap aktifitas serius intelektual. Seniman dan penulis memulai untuk
memenuhi vulgar dan memilki selera rendah bahkan menjadi parhatian bagi rakyat jelata.
Hasil dari seni dan sastra sama dengan merendahkan derajat. Didalam perkataan Burn;
peradaban yang dihasilkan demokrasi bisa dikatakan biasa, cukupan dan tumpul.
F. Demokrasi adalah Bentuk Pemerintahan yang Mahal
Propaganda partai dan sering mengunjungi pemilihan membutuhkan pengeluaran yang besar.
sebagai contoh di India, milyaran rupees tersalurkan untuk setiap lima tahun pemilihan.
Jumlah uang yang sangat besar ini dikeluarkan sebagai gaji dan upah para legislator. Dana
yang seharusnya dipakai untuk tujuan produktif, dihabiskan dengan sia- sia atas dasar
berkampanye dan jumlah ilmu perawatan.
Demokrasi
11
Kewarganegaraan
Demokrasi
12
Kewarganegaraan
2. Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali sebagai konstitusi negara dan tidak berlakunya
UUDS 1950
3. Pembentukan MPRS dan DPAS
b. Masa Demokrasi Terpimpin
Masa antara tahun 1959-1965 adalah masa demokrasi terpimpin. Demokrasi terpimpin
berawal dari ketidaksenangan Presiden Soekarno terhadap partai-partai politik yang dinilai
lebih mengedepankan kepentingan partai dan ideologinya masing-masing, serta kurang
memperhatikan kepentingan yang lebih luas.
Pengertian dasar demokrasi terpimpin menurut ketetapan MPRS No. VIII/MPRS/1965
adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua
kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Dominasi presiden
2. Terbatasnya peran partai politik
3. Berkembangnya pengaruh PKI dan militer sebagai kekuatan sosial politik di
Indonesia.
Demokrasi terpimpin yang dijalankan oleh Presiden Soekarno ternyata menyimpang
dari prinsip-prinsip negara demokrasi. Penyimpangan-penyimpangan tersebut antara lain:
1. Mengaburnya sistem kepartaian dan lemahnya peranan partai politik
2. Peranan parlemen yang lemah
3. Jaminan hak-hak dasar warga negara masih lemah
4. Terjadinya sentralisasi kekuasaan pada hubungan antara pusat dan daerah
5. Terbatasnya kebebasan pers
Akhir dari demokrasi terpimpin memuncak dengan adanya pemberontakan G30-S/PKI
pada tanggal 30 September 1965. Demokrasi terpimpin berakhir karena kegagalan Presiden
Soekarno dalam mempertahankan keseimbangan antara kekuatan yang ada disisinya, yaitu
PKI dan militer yang sama-sama berpengaruh. Saat itu PKI ingin membentuk angkatan
kelima, sedangkan militer tidak menyetujui pembentukan tersebut. Akhir dari demokrasi
terpimpin ditandai dengan keluarnya Surat Perintah tanggal 11 Maret 1966 dari Presiden
Soekarno kepada Jendral Soeharto untuk mengatasi keadaan.
2.5.3 Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Orde Baru
Masa orde baru dimulai tahun 1966. Pemerintahan Orde Baru mengawali jalannya
pemerintahan dengan tekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
Demokrasi
13
Kewarganegaraan
konsekuen. Orde Baru menganggap bahwa penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945
adalah sebab utama kegagalan dari pemerintahan sebelumnya. Orde Baru adalah tatanan peri
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia atas dasar pelaksanaan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Demokrasi yang dijalankan dinamakan demokrasi
yang didasarkan atas nilai-nilai dari sila-sila pada pancasila.
Pemerintahan orde baru diawali dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret sampai
tahun 1968 dengan pengangkatan Jendral Soeharto sebagai Presiden RI. Orde baru
melanjutkan pembangunan demokrasi berdasarkan pada ketentuan-ketentuan dalam UUD
1945. Semua lembaga negara, seperti MPR dan DPR dibentuk. Orde baru juga berhasil
menyelenggarakan pemilihan umum secara periodik, yaitu pada tahun 1971, 1977, 1982,
1987, 1992, dan 1997. Untuk berjalannya demokrasi, pemerintah Orde Baru menyusun
mekanisme kepemimpinan nasional lima tahun yang merupakan serangkaian garis besar
kegiatan kenegaraan yang dirancang secara periodik selama masa lima tahun.
Dengan berjalannya mekanisme kepemimpinan nasional lima tahun, pemerintahan
orde baru berhasil menciptakan stabilitas politik dan menyelenggarakan pembangunan
nasional yang dimulai dengan adanya pembangunan lima tahun (Pelita), yaitu Pelita I tahun
1973-1978 sampai Pelita VI tahun 1993-1998. Keberhasilan tersabut ditandai dengan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi, meningkatnya tingkat pendidikan warga negara,
pembangunan infrastruktur, berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk.
Namun, dalam perkembangan selanjutnya pemerintahan Orde Baru mengarah pada
pemerintahan yang sentralistis. Demokrasi masa Orde Baru bercirikan pada kuatnya
kekuasaan Presiden dalam menopang dan mengatur seluruh proses politik yang terjadi.
Lembaga kepresidenan telah menjadi pusat dari seluruh proses politik dan menjadi pembentuk
dan penentu agenda nasional, mengontrol kegitan politik dan pemberi legacies bagi seluruh
lembaga pemerintah dan negara. Akibatnya, secara subtantif tidak ada perkembangan
demokrasi justru penurunan derajat demokrasi. Sejumlah indikator yang menyebabkan
demokrasi tidak terjadi pada masa Orde Baru yaitu:
1. Rotasi kekuasan eksekutif hamper dapat dikatakan tidak ada.
2. Rekvutmen politik yang tertutup
3. Pemilu yang jauh dari semangat Demokrasi
4. Pengakuan terhadap hak-hak dasar yang terbatas.
Orde Baru sesungguhnya telah mampu membangun stabilitas pemerintahan dan
kemajuan ekonomi. Namun, makin lama jauh dari semangat demokrasi dan kontrol rakyat.
Akibatnya, pemerintahan menjadi korup, sewenang-wenang, dan akhirnya jatuh. Sebab-sebab
Demokrasi
14
Kewarganegaraan
Demokrasi
15
Kewarganegaraan
16
Kewarganegaraan
Demokrasi
17
Kewarganegaraan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos
/cratein yang berarti pemerintahan. Sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang
ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai
indikator perkembangan politik suatu negara.
2. Demokrasi di negara Indonesia sudah mengalami kemajuan yang pesat. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan dibebaskan menyelenggarakan kebebasan pers, kebebasan
masyarakat dalam berkeyakinan, berbicara, berkumpul, mengeluarkan pendapat,
mengkritik bahkan mengawasi jalannya pemerintahan.
3. Hakekat demokrasi sebagai suatu sistem social kenegaraan, demokrasi merupakan
sistem gagasan yang berdiri tegak diatas landasan berupa 11 pilar.
4. Macam-macam demokrasi dapat ditinjau dari penyaluran kehendak rakyat, hubungan
antar-alat kelengkapan Negara, dan didasarkan oleh prinsip ideologi .
5. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia terbagi menjadi beberapa periode, yaitu:
Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi (1945-1950), Pelaksanaan Demokrasi Pada
Masa Orde Lama, Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Orde Baru, Pelaksanaan
Demokrasi Pada Masa Reformasi (1998-Sekarang).
6. Salah satu contoh tindakan yang menentang demokrasi di Indonesia adalah korupsi
dan pemidanaan salah satu jurnalis Ambon, Juhry Samanery yang dikeroyok oleh
pegawai PN Ambon karena meliput persidangan mantan wakil bupati Maluku
Tenggara Barat, Lukas Uwuratuw dalam kasus korupsi.
3.2 Saran
Demokrasi adalah sebuah proses yang terus menerus merupakan gagasan dinamis
yang terkait erat dengan perubahan. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia
yang menganut sistem pemerintahan demokrasi kita sudah sepatutnya untuk terus menjaga,
memperbaiki, dan melengkapi kualitas-kualitas demokrasi yang sudah ada. Demi
terbentuknya suatu sistem demokrasi yang utuh di dalam wadah pemerintahan bangsa
Indonesia.
Demokrasi
18
Kewarganegaraan
DAFTAR PUSTAKA
Jutmini, Sri. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Solo: Tiga Seangkai Pustaka Mandiri
Rogaiyah, Alfitri. 2009. Jurnal PPKN dan Hukum Demokrasi Kesetaraan atau Kesenjangan.
Demokrasi
19