Anda di halaman 1dari 22

DEMOKRASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Semester Genap


Matakuliah Kewarganegaraan
Dosen : Ir. Iman Prajogo, R. MS.
oleh:
1. Faizatus Sholihah (155080300111031)

2. Arif Yusuf Julionarta (155080300111039)

3. Arief Pandu Wahyuadi (155080300111043)

Kelompok 3
Kelas T03

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
Kewarganegaraan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena masih
diberikan kasih sayang-Nya sehingga penyusunan tugas makalah mata kuliah
Kewarganegaraan ini dapat diselesaikan.
Melalui penyusunan makalah ini diharapkan kita sebagai mahasiswa yang
mengambil mata kuliah Kewarganegaraan mempunyai pemahaman yang matang
akan penjelasan mengenai sistem Demokrasi di Indonesia.
Dalam pengerjaan tugas ini kami selaku penyusun telah berusaha sebaik
mungkin, namun kami menyadari masih ada kekurangan dan kelemahan, sehingga
dengan segala kerendahan hati, kami sangat terbuka untuk menerima saran dan
kritik. Kami berharap semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi kami selaku penyusun dan umumnya bagi semua pihak yang telah
membaca makalah ini. Kami berharap makalah ini juga dapat menjadi sumbangan
pemikiran dalam proses pembangunan bangsa Indonesia di kemudian hari.

Malang, 21 Maret 2017

Penyusun

Demokrasi
i
Kewarganegaraan

DAFTAR ISI
Kata Pengantar............. ii

Daftar Isi.......... iii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 1

2.1 Latar Belakang Masalah.. 1

2.2 Rumusan Masalah. 1

2.3 Tujuan Penulisan... 2

BAB 2 PEMBAHASAN.............. 3

2.1 Arti Istilah dan Sejarah Demokrasi....................................................... 3

2.2 Demokrasi di Indonesia........................................................................ 3

2.3 Konsep dan Hakekat Demokrasi........................................................... 4

2.4 Macam-macam Demokrasi. ................................ 8

2.5 Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia................................................... 11

2.6 Contoh Tindakan Menentang Demokrasi............................................. 17

BAB 3 PENUTUP ............................... 18


3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 18
3.2 Saran.................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 19

Demokrasi
ii
Kewarganegaraan

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia telah banyak menganut sistem pemerintahan pada awalnya. Namun, dari
semua sistem pemerintahan yang bertahan mulai era reformasi 1998 sampai saat ini adalah
sistem pemerintahan demokrasi. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangandan tantangan
diberbagai keadaan. Sebagian kelompok merasa merdeka dengan diberlakukannya sistem
demokrasi di Indonesia, artinya kebebasan pers sudah menempati ruang yang sebebas-
bebasnya sehingga setiap orang berhak menyampaikan pendapat dan aspirasinya masing-
masing
Demokrasi adalah sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan
kedaulatan rakyat atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah segara tersebut. Salah satu
pilar demokrrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara
(eksekutif, yudikatif, legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang
saling lepas dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain.
2
Kesejajaran ketiga jenis lembaga negara ini di perlukan agar bisa saling mengawasi
dan saling mengontrol. Ketiga jenis lembaga tersebut adalah lembaga pemerintah yang
memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga
pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan yudikatif dan lembaga perwakilan
rakyat memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Dibawah sistem ini keputusan
legislatif dibuat oleh masyarakat ata5u oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai
aspirasi masyarakat dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legoslatif.

2.1 Rumusan Masalah


1. Apa arti istilah dan sejarah demokrasi?
2. Bagaimana demokrasi di Indonesia?
3. Bagaimana konsep dan hakekat demokrasi?
4. Apa saja macam-macam demokrasi Indonesia?
5. Bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia?
6. Apa contoh tindakan yang menentang demokrasi?

Demokrasi

1
Kewarganegaraan

1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengerti arti istilah dan sejarah demokrasi.
2. Agar mahasiswa dapat memahami demokrasi di Indonesia.
3. Agar mahasiswa mengetahui konsep dan hakekat demokrasi.
4. Agar mahasiswa mengetahui macam-macam demokrasi Indonesia.
5. Agar mahasiswa mengetahui pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
6. Agar mahasiswa mengetahui contoh tindakan yang menentang demokrasi.

Demokrasi

2
Kewarganegaraan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Arti Istilah Dan Sejarah Demokrasi
Istilah demokrasi berasal dari yunani kuno yang diutarakan di Athena Kuno pada
abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem
yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah
berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18,
bersamaan dengan perkembangan sistem demokrasi di banyak negara.
Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos
/cratein yang berarti pemerintahan. Sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat,
atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini
menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik
suatu negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu
negara dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta
sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu
untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah
seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya
kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan
tunjangan anggota-anggotanya tanpa memperdulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa
kebaikan untuk rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus
ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntibilitas dari setiap lembaga negara dan
mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan
lembaga negara tersebut.

2.2 Demokrasi Di Indonesia


Demokrasi di negara Indonesia sudah mengalami kemajuan yang pesat. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan dibebaskan menyelenggarakan kebebasan pers, kebebasan
masyarakat dalam berkeyakinan, berbicara, berkumpul, mengeluarkan pendapat, mengkritik

Demokrasi

3
Kewarganegaraan

bahkan mengawasi jalannya pemerintahan. Tapi bukan berarti demokrasi di Indonesia saat ini
sudah berjalan sempurna. Masih banyak persoalan yang muncul terhadap pemerintah yang
belum sepenuhnya bisa menjamin kebebasan warga negaranya. Seperti meningkatnya angka
pengangguran, bertambahnya kemacetan di jalan, semakin parahnya banjir, dan masalah
korupsi.
Dalam kehidupan berpolitik di setiap negara yang kerap selalu menikmati kebebasan
berpolitik namun tidak semua kebebasan berpolitik berjalan sesuai dengan yang diinginkan,
karena pada hakikatnya semua sistem politik mempunyai kekuatan dan kelemahannya
masing-masing. Demokrasi adalah sebuah proses yang terus menerus merupakan gagasan
dinamis yang terkait erat dengan perubahan. Jika suatu negara mampu menerapkan
kebebasan, keadilan, dan kesejahteraan dengan sempurna, maka negara tersebut adalah negara
yang sukses menjalankan sistem demokrasi. Sebaliknya, jika suatu negara itu gagal
menggunakan sistem pemerintahan demokrasi, maka negara itu tidak layak disebut sebagai
negara demokrasi.
Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia yang menganut sistem
pemerintahan yang demokrasi, kita sudah sepatutnya untuk terus menjaga, memperbaiki, dan
melengkapi kualitas-kualitas demokrasi yang sudah ada. Demi tercapainya suatu
kesejahteraan, tujuan dari cita-cita demokrasi yang sesungguhnya akan mengangkat Indonesia
kedalam suatu perubahan.

2.3 Konsep dan Hakekat Demokrasi


2.3.1 Konsep Demokrasi
Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu terdiri dari dua kata demos dan
kratos atau kratein. Demos artinya rakyat dan kratos atau kratein berarti kekuasaan atau
berkuasa. Jadi pengertian demokrasi dapat diartikan sebagai rakyat berkuasa (pemerintahan
oleh rakyat). Dengan kata lain, demokrasi berarti pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat
bagi secara langsung maupun tidak langsung (melalui perwakilan) setelah adanya proses
pemilihan umum secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, sering disebut luber
dan jurdil.
Ada beberapa pengertian demokrasi yang dikemukakan oleh para ahli, berikut adalah
pengertian demokrasi menurut para ahli tersebut.
1) Abraham Lincoln
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
2) Clark D. Neher

Demokrasi

4
Kewarganegaraan

Demokrasi adalah suatu sistem politik yang didalamnya terdapat jaminan bagi setiap
elemen pluralitas untuk mengekspresikan kepentingan dengan tetap terjaganya
kestabilan dan kelangsungan sistem politik tersebut.
3) Alfian
Demokrasi adalah sebuah system politik yang memelihara keseimbangan antara
konflik dan konsensus. Demokrasi dengan demikian memberikan peluang bagi
perbedaan pendapat, persaingan dan pertentangan di antara individu, kelompok atau
diantaran keduanya, diantara individu, kelompok atau diantara lembaga-lembaga
pemerintah sendiri. Namun demokrasi mensyaratkan bahwa segenap konflik itu berada
dalam tingkatan yang tidak menghancurkan system politik.
4) Alamudi
Demokrasi adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi juga
mencakup seperangkat praktek dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang
dan sering berliku-liku sehingga demokrasi sering disebut pelembagaan dan
kebebasan. Dengan demikian, untuk menjawab pertanyaan

2.3.2 Hakekat Demokrasi


Sebagai suatu sistem social kenegaraan, demokrasi merupakan sistem gagasan yang
berdiri tegak diatas landasan berupa 11 pilar. Kesebelas pilar itu adalah :
a. Kedaulatan rakyat
b. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
c. Kekuasaan mayoritas
d. Hak-hak minoritas
e. Jaminan hak-hak asasi manusia
f. Pemilihan yang bebas dan jujur
g. Persamaan didepan hokum
h. Proses hokum yang wajar
i. Pembatasan pemerintahan seccara konstitusional
j. Pluralism sosial, ekonomi dan politik
k. Nilai-nilai toleransi, pragmatism, kerja sama dan mufakat.
1. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Gagasan/Pemikiran Demokrasi
Konsep demokrasi bukanlah konsep yang bersifat statis, sebaliknya demokrasi itu
merupakan konsep yang bersifat evolutif dan dinamis. Konsep demokrasi selalu mengalami

Demokrasi

5
Kewarganegaraan

perubahan, baik bentuk-bentuk formalnya maupun substansialnya sesuai dengan konteks dan
dinamika sosio-historis dimana konsep demokrasi tersebut lahir dan berkembang.
Konsep demokrasi lahir pertama kali sebagai pemikiran mengenai hubungan Negara
dan hukum di Yunani kuno, dan dipraktekkan dalam kehidupan bernegara antara abad ke 4
S.M sampai abad 6 M. pada waktu itu, dilihat dari pelaksanaannya, demokrasi yang
dipraktekkan bersifat langsung, artinya hak rakyat untuk membuat keputusan-keputusan
politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga Negara yang bertindak berdasarkan
prosedur mayoritas. Sifat langsung ini dapat dilaksanakan secara efektif karena Negara kota
Yunani kuno berlangsung dalam kondisi sederhana dengan wilayah Negara yang terbatas
oada sebuah kota dan daerah sekitarnya serta jumlah penduduk yang hanya lebih kurang
300.000 orang dalam satu Negara. Lebih dari itu, ketentuan-ketentuan demokrasi juga hanya
berlaku untuk warga Negara yang resmu yang merupakan bagian terkecil dari seluruh
penduduk yunani kuno lainnya yang terdiri dari budak belian, pedagang asing, perempuan dan
anak-anak, tidak dapat menikmati hak demokrasi.
Memasuki abad pertengahan (600-1400 M), gagasan demokrasi Yunani kuno boleh
dikatakan lenyapdari muka bumi dunia barat, yaitu ketika bangsa romawi ditaklukkan oleh
suku eropa barat. Setelah melewati masa Renaissance dan Reformasu, gagasan demokrasi
yang sempat tenggelam pada abad pertengahan, timbul kembali pada abad pencerahan.
Dalam abad pencerahan, gagasan demokrasi menjadi perhatian khusus seperti
Rousseau, Locke, Voltaire, Montesquieu dan lain-lain. Mereka inila sebagian dari para
perintis gagasan-gagasan demokrasi yang banyak dianut sekarang ini. Rousseau dan Locke
merumuskan teori Kontrak Sosial, sedangkan Montesquieu merumuskan teori Trias
Politica.
Perkembangan gagasan demokrasi dan kecenderungan untuk membentuk Negara
demokrasi di dunia barat makin pesat dengan lahirnya gagasan tentang demokrasi
konstitusional pada abad 19. Model demokrasi ini merupakan suatu sistem kekuasaan yang
sepenuhnya didasarkan pada pemikiran konstitusionalisme. Yaitu bahwa kekuasaan
pemerintahan harus dibatasi oleh undang-undang dasar (UUD). Penguasa Negara tidak boleh
berada diatas UUD.
William Ebenstein mengemukakan bahwa demokrasi memuat sejumlah nilai yang
menjadi kharakteristik. Nilai-nilai tersebut adalah :
a. Empirisme-rasional
b. Individualism
c. Instrumentalisme Negara

Demokrasi

6
Kewarganegaraan

d. Voluntarisme
e. Hukum di balik hukum
f. Paralelisme cara/prosedur dan tujuan
g. Musyawarah dan mufakat
h. Persamaan asasi manusia
Menurut International Conference of Jurist, suatu negara demokratis dicirikan oleh
unsur-unsur sebagai berikut :
a. Supremacy of law
b. Equality before the law
c. Constitutional guarantee of human right
d. Impartial tribunal
e. Civic education
Menurut Soemantri, sebuah pemerintahan dikatakan demokratis, apabila memiliki
cirri-diri sebagai berikut :
a. Kebebasan untuk membentuk organisasi, memasuki organisasi dan berkumpul
b. Kebebasan untuk menyatakan pikiran, baik lisan maupun secara tulisan
c. Hak untuk memilih dan dipilih
d. Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama
e. Hak yang sama bagi para pemimpin politik yang besaing dalam mendapatkan
dukungan untuk dipilih
f. Adanya partai politik lebih dari Satu.
g. Diselenggarakan pemilu secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil
Demokrasi bermakna variatif karena sangat bersifat interpretative. Setiap penguasa
Negara berhak mengklaim negaranya sebagai demokratis, meskipun nilai yang dianut atau
praksis politik kekuasaannya amat jauh dari prinsip-prinsip dasar demokrasi. Karena sifatnya
yang interpretative itu dapat mengenal berbagai tipologi demokrasi berikut :
a. Tipologi demokrasi atas dasar sejarah perkembangannya :
Demokrasi langsung
Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan
b. Tipologi demokrasi atas dasar aliran pemikiran yang mendasarinya :
Demokrasi an sich (Demokrasi Marxis-Leninis/Komunis)
Demokrasi Konstitusional

Demokrasi

7
Kewarganegaraan

2.4 Macam-Macam Demokrasi


Ada bermacam-macam demokrasi yang sudah menjadi bagian dari pemerintahan
negara-negara di seluruh dunia.. Keanekaragaman ini timbul akibat kebudayaan bangsa di
dunia ini berbeda-beda, sehingga dijumpai bermacam-macam demokrasi, sebagai salah satu
segi dari penjelmaan hidup bermasyarakat. Macam-macam demokrasi dapat ditinjau dari
beberapa sudut pandang, yaitu berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat, hubungan antar-
alat kelengkapan Negara, dan berdasarkan prinsip ideologi yang melandasi demokrasi
tersebut. Misalnya saja Indonesia, menganut sistem demokrasi yang dilandasi ideologi
Pancasila yang dikenal dengan demokrasiPancasila seperti sekarang ini.

2.4.1 Ditinjau dari penyaluran kehendak rakyat


Demokrasi langsung adalah sistem demokrasi yang melibatkan seluruh rakyat secara
langsung dalam membicarakan atau menentukan urusan negara. Terjadi pada zaman Yunani
kuno karena penduduknya masih sedikit.
Demokrasi tidak langsung/perwakilan adalah sistem demokrasi yang untuk
menyalurkan kehendaknya, rakyat memilih wakil-wakilnya untuk duduk dalam parlemen.
Aspirasi rakyat disampaikan melalui wakil-wakilnya di parlemen.

2.4.2 Ditinjau dari hubungan antar-alat kelengkapan Negara:


Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum adalah rakyat memilih para
wakilnya untuk duduk di parlemen, tetapi dikontrol oleh pengaruh rakyat dengan sistem
referendum.
Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer adalah adanya hubungan yang erat
antara badan eksekutif dan legislatif. Para menteri yang menjalankan kekuasaan eksekutif
diangkat atas usul legislatif, sehingga bertanggung jawab kepada parlemen. Kedudukan
presiden atau raja sebagai kepala negara yang tidak menjalankan pemerintahan. Eksekutif
dalam menjalankan tugasnya harus sesuai dengan pedoman atau program kerja yang telah
disetujul oleh parlemen. Selama eksekutif menjalankan tugasnya sesuai dengan program
tersebut, kedudukan eksekutif akan stabil dan mendapat dukungan dan parlemen. Jika
eksekutif melakukan penyimpangan, parlemen bisa menjatuhkan kabinet dengan mengajukan
mosi tidak percaya, yang berarti para menteri harus meletakkan jabatannya. Kedudukan
eksekutif berada di bawah parlemen dan sangat bergantung pada dukungan parlemen.
Demokrasi perwakilan dengan sistem pemisahan kekuasaan merupakan kedudukan
legislatif terpisah dari eksekutif, sehingga kedua badan tersebut tidak berhubungan secara

Demokrasi

8
Kewarganegaraan

langsung seperti dalam demokrasi parlementer. Menteri-menteri diangkat oleh presiden dan
berkedudukan sebagai pembantu presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
Kedudukan presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Jabatan presiden dan
para menteri tidak tergantung pada dukungan parlemen dan tidak dapat diberhentikan oleh
parlemen.
Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum dan inisiatif rakyat merupakan
gabungan antara demokrasi perwakilan dan demokrasi langsung. Badan perwakilan tetap ada,
tetapi dikontrol oleh rakyat, baik melalui referendum yang bersifat obligator maupun
fakultatif.

2.4.3 Didasarkan oleh prinsip ideologi


Menurut dasar prinsip ideologi, demokrasi dibedakan atas :
A. Demokrasi Konstitusional (Demokrasi Liberal)
Prinsip demokrasi ini didasarkan pada suatu filsafat kenegaraan bahwa manusia adalah
sebagai makhluk individu yang bebas. Oleh karena itu dalam sistem demokrasi ini kebebasan
individu sebagai dasar fundamental dalam pelaksanaan demokrasi.
Pemikiran tentang Negara demokrasi sebagaimana dikembangkan oleh Hobbe,
Lockedan Rousseaue bahwa Negara terbentuk karena adanya perbenturan kepentingan hidup
mereka dalam hidup bermasyarakat dalam suatu natural state. Akibatnya terjadilah
penindasan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu individu-individu dalam suatu
masyarakat itu membentuk suatu persekutuan hidup bersama yang disebut Negara, dengan
tujuan untuk melindungi kepentingan dan hak individu dalam kehidupan masyarakat Negara.
Atas dasar kepentingan ini dalam kenyataannya muncullah kekuasaan yang kadangkala
menjurus ke otoriterianisme.
Menurut Held (2004:10), bahwa demokrasi perwakilan liberal merupakan suatu
pembaharuan kelembagaan pokok untuk mengatasi problema keseimbangan antara kekuasaan
memaksa dan kebebasan. Rakyat harus diberikan jaminanan kebebasan secara individual baik
didalam kehidupan politik, ekonomi, sosial, keagamaan bahkan kebebasan anti agama.
Konsekuensi dari implementasi sistem dan prinsip demokrasi ini adalah berkembang
persaingan bebas, terutama dalam ekonomi sehingga akibatnya individu yang tidak mampu
menghadapi persaingan tersebut akan tenggelam. Akibatnya kekuasaan kapitalislah yang
menguasai kehidupan Negara, hal ini sesuai dengan analisis P.L. Berger bahwa dalam era
globalisasi dewasa ini dengan semangat pasar bebas yang dijiwai oleh filosofi demokrasi
liberal, maka kaum kapitalislah yang berkuasa.

Demokrasi

9
Kewarganegaraan

B. Demokrasi Rakyat (Demokrasi Proletar)


Demokrasi rakyat disebut juga demokrasi proletar yang berhaluan Marxisme-
Komunisme. Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan yang tidak mengenal kelas sosial.
Manusia dibebaskan dari keterikatannya kepada pemilikan pribadi tanpa ada penindasan atau
paksaan. Akan tetapi, untuk mencapai masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan cara paksa
atau kekerasan.
Demokrasi Rakyat (Proletar) disebut juga adalah demokrasi yang berlandaskan ajaran
komunisme dan marxisme. Demokrasi ini tidak mengakui hak asasi warga
negaranya. Demokrasi ini bertentangan dengan demokrasi konstitusional. Demokrasi ini
mencita-citakan kehidupan tanpa kelas sosial dan tanpa kepemilikan pribadi. Negara adalah
alat untuk mencapai komunisme yaitu untuk kepentingan kolektifisme.
C. Sistem Partai yang Korupt dan Melemahkan Bangsa.
Demokrasi berbasis atas sistem partai. Partai- partai dipandang sangat diperlukan untuk
kesuksesan demokrasi. Akan tetapi sistem partai telah merusak demokrasi dimana- mana.
Partai- partai meletakkan perhatian utama mereka sendiri daripada bangsa mereka. Semua
perlengkapan institusional dan ideological orang orang yang berhak memilih dalam
pemilihan adalah korup. Mereka menganjurkan ketidak tulusan, mengacaukan persatuan
bangsa, menyebarkan dusta, dan merendahkan standar moral rakyat. Mesin partai dengan baik
bekerja atas setiap individu warganegara, siapa saja yang berkeinginan menggunakan sedikit
pendapat atau tiada kebebasan. Faktanya sistem fasilitas daripada partai menghalangi operasi
peraturan lalim. Sistem partai menciptakan kelompok politik professional, yang mana
kebanyakan dari mereka tidak mampu bekerja secara serius dan membangun.
Mereka tumbuh berkembang diatas kesilapan masyarakat, yang berhasil mereka tipu dan
dimamfaatkan. Mereka selalu menciptakan kepalsuan pokok persoalan, untuk menjaga bisnis
yang berjalan. Para politikus tidak hanya memonopoli kekuatan, akan tetapi menguasai juga
wibawa sosial. Hasilnya, rakyat sibuk dalam profesi yang beragam dan lapangan kerja yang
timbul berjenis dalam kondisi yang rumit dan terlelap didalam pekerjaan mereka masing-
masing.
D. Menghalangi Perkembangan Sosial
Menurut Faguet demokrasi adalah sebuah benda yang aneh sekali bentuknya dalam biologis;
ia tidak sebaris dengan proses perkembangan. Hukum perkembangan adalah mendakinya kita
dalam derajat perkembangan sentralisasi yang baik; perbedaan bagian tubuh memberikan
kelainan pada fungsi. Otak mengontrol semua bagian organisme. Demokrasi adalah anti
perkembangan. Ia tidak memiliki sistem sentral yang ditakuti. Tidak ada satu badan bagian

Demokrasi

10
Kewarganegaraan

politik, yang bisa berpikir dan merancang semua organismenya; ia mengira bahwa otak bisa
dialokasikan dimana- mana dalam organisme.
E. Menghalangi Perkembangan Intelektual
Kritikan terhadap demokrasi adalah menghalangi perkembangan ilmu pengetahuan, kesenian
dan kesusastraan. Rakyat jelata menjadi bodoh dan kolot dalam segi pandang, dimana
bermusuhan terhadap aktifitas serius intelektual. Seniman dan penulis memulai untuk
memenuhi vulgar dan memilki selera rendah bahkan menjadi parhatian bagi rakyat jelata.
Hasil dari seni dan sastra sama dengan merendahkan derajat. Didalam perkataan Burn;
peradaban yang dihasilkan demokrasi bisa dikatakan biasa, cukupan dan tumpul.
F. Demokrasi adalah Bentuk Pemerintahan yang Mahal
Propaganda partai dan sering mengunjungi pemilihan membutuhkan pengeluaran yang besar.
sebagai contoh di India, milyaran rupees tersalurkan untuk setiap lima tahun pemilihan.
Jumlah uang yang sangat besar ini dikeluarkan sebagai gaji dan upah para legislator. Dana
yang seharusnya dipakai untuk tujuan produktif, dihabiskan dengan sia- sia atas dasar
berkampanye dan jumlah ilmu perawatan.

2.5 Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia


Pelaksanaan demokrasi di Indonesia terbagi menjadi beberapa periode, yaitu:
2.5.1 Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi (1945-1950)
Tahun 1945-1950 Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali
ke Indonesia. Pada masa itu penyelenggaraan pemerintahan dan demokrasi Indonesia belum
berjalan baik. Hal itu disebabkan masih adanya revolusi fisik. Berdasarkan pada konstitusi
negara, yaitu UUD 1945, Indonesia adalah negara demokrasi yang berkedaulatan rakyat.
Masa pemerintahan tahun 1945-1950 mengindikasikan keinginan kuat dari para pemimpin
negara untuk membentuk pemerintahan demokrasi.
Pada awalnya, pemerintahan Indonesia menunjukkan adanya sentralisasi kekuasaan
pada divi presiden sehubungan belum terbentuknya lembaga-lembaga politik demokrasi,
misalnya belum terbentuknya MPR dan DPR. Hal ini termuat dalam pasal 4 Aturan Peralihan
UUD 1945 yang berbunyi Sebelum MPR, DPR, dan DPA dibentuk menurut UUD ini, segala
kekuasaannya dijalankan oleh presiden dengan bantuan sebuah komite nasional.
Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara absolut, pemerintah
melakukan serangkaian kebijakan untuk menciptakan pemerintahan demokratis. Kebijakan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Maklumat Pemerintah No. X Tanggal 16 Oktober 1945 tentang Perubahan Fungsi

Demokrasi

11
Kewarganegaraan

KNIP menjadi Fungsi Parlemen.


2. Maklumat Pemerintah Tanggal 03 November 1945 mengenai pembentukan Partai
Politik.
3. Maklumat Pemerintah Tanggal 14 November 1945 mengenai Perubahan dari Kabinet
Presidensial ke Kabinet Parlementer.
Demikian kebijakan tersebut, terjadi perubahan dalam sistem pemerintahan di
Indonesia. Sistem pemerintahan berubah menjadi sistem pemerintahan parlementer. Cita-cita
dan proses demokrasi masa itu terhambat oleh revolusi fisik menghadapi Belanda dan
pemberontakan PKI Madiun Tahun 1948. pada masa-masa kritis tersebut, kepemimpinan
dwitunggal Soekarno-Hatta berperan kembali dalam pemerintahan nasional. Pada akhir tahun
1949, pemerintahan kembali ke sistem Presidensial.

2.5.2 Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Orde Lama


a. Masa Demokrasi parlementer
Masa antara tahun 1950-1959 ditandai dengan suasana dan semangat yang ultra-
demokratis. Kabinet berubah ke sistem parlementer, sedangkan dwitunggal Soekarno-Hatta
dijadikan simbol dengan kedudukan sebagai kepala negara. Demokrasi yang dipakai adalah
demokrasi parlementer atau demokrasi liberal. Masa demokrasi parlementer dapat dikatakan
sebagai masa kejayaan demokrasi karena hampir semua unsur-unsur demokrasi dapat
ditemukan dalam perwujudannya. Unsur-unsur tersebut meliputi peranan yang sangat tinggi
pada parlemen, akuntibilitas politis yang tinggi, berkembangnya partai politik, pemilu yang
bebas, dan terjaminnya hak politik rakyat.
Namun proses demokrasi masa itu telah dinilai gagal dalam menjamin stabilitas
politik, kelangsungan pemerintahan, dan penciptaan kesejahteraan rakyat. Kegagalan praktik
demokrasi liberal tersebut disebabkan karena:
1. Dominannya politik aliran, artinya berbagai golongan politik dan partai politik sangat
mementingkan kelompok atau alirannya sendiri daripada mengutamakan kepentingan
bangsa.
2. Landasan sosial ekonomi rakyat yang masih rendah.
3. Tidak mempunyai para anggota konstituante bersidang dalam menetapkan dasar negara
sehingga keadaan menjadi berlarut-larut.
Hal ini menjadikan Presiden Soekarno segera mengeluarkan Dekrit Presiden tanggal
05 Juli 1959 yang isinya:
1. Menetapkan pembubaran konstituante

Demokrasi

12
Kewarganegaraan

2. Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali sebagai konstitusi negara dan tidak berlakunya
UUDS 1950
3. Pembentukan MPRS dan DPAS
b. Masa Demokrasi Terpimpin
Masa antara tahun 1959-1965 adalah masa demokrasi terpimpin. Demokrasi terpimpin
berawal dari ketidaksenangan Presiden Soekarno terhadap partai-partai politik yang dinilai
lebih mengedepankan kepentingan partai dan ideologinya masing-masing, serta kurang
memperhatikan kepentingan yang lebih luas.
Pengertian dasar demokrasi terpimpin menurut ketetapan MPRS No. VIII/MPRS/1965
adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua
kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Dominasi presiden
2. Terbatasnya peran partai politik
3. Berkembangnya pengaruh PKI dan militer sebagai kekuatan sosial politik di
Indonesia.
Demokrasi terpimpin yang dijalankan oleh Presiden Soekarno ternyata menyimpang
dari prinsip-prinsip negara demokrasi. Penyimpangan-penyimpangan tersebut antara lain:
1. Mengaburnya sistem kepartaian dan lemahnya peranan partai politik
2. Peranan parlemen yang lemah
3. Jaminan hak-hak dasar warga negara masih lemah
4. Terjadinya sentralisasi kekuasaan pada hubungan antara pusat dan daerah
5. Terbatasnya kebebasan pers
Akhir dari demokrasi terpimpin memuncak dengan adanya pemberontakan G30-S/PKI
pada tanggal 30 September 1965. Demokrasi terpimpin berakhir karena kegagalan Presiden
Soekarno dalam mempertahankan keseimbangan antara kekuatan yang ada disisinya, yaitu
PKI dan militer yang sama-sama berpengaruh. Saat itu PKI ingin membentuk angkatan
kelima, sedangkan militer tidak menyetujui pembentukan tersebut. Akhir dari demokrasi
terpimpin ditandai dengan keluarnya Surat Perintah tanggal 11 Maret 1966 dari Presiden
Soekarno kepada Jendral Soeharto untuk mengatasi keadaan.
2.5.3 Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Orde Baru
Masa orde baru dimulai tahun 1966. Pemerintahan Orde Baru mengawali jalannya
pemerintahan dengan tekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan

Demokrasi

13
Kewarganegaraan

konsekuen. Orde Baru menganggap bahwa penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945
adalah sebab utama kegagalan dari pemerintahan sebelumnya. Orde Baru adalah tatanan peri
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia atas dasar pelaksanaan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Demokrasi yang dijalankan dinamakan demokrasi
yang didasarkan atas nilai-nilai dari sila-sila pada pancasila.
Pemerintahan orde baru diawali dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret sampai
tahun 1968 dengan pengangkatan Jendral Soeharto sebagai Presiden RI. Orde baru
melanjutkan pembangunan demokrasi berdasarkan pada ketentuan-ketentuan dalam UUD
1945. Semua lembaga negara, seperti MPR dan DPR dibentuk. Orde baru juga berhasil
menyelenggarakan pemilihan umum secara periodik, yaitu pada tahun 1971, 1977, 1982,
1987, 1992, dan 1997. Untuk berjalannya demokrasi, pemerintah Orde Baru menyusun
mekanisme kepemimpinan nasional lima tahun yang merupakan serangkaian garis besar
kegiatan kenegaraan yang dirancang secara periodik selama masa lima tahun.
Dengan berjalannya mekanisme kepemimpinan nasional lima tahun, pemerintahan
orde baru berhasil menciptakan stabilitas politik dan menyelenggarakan pembangunan
nasional yang dimulai dengan adanya pembangunan lima tahun (Pelita), yaitu Pelita I tahun
1973-1978 sampai Pelita VI tahun 1993-1998. Keberhasilan tersabut ditandai dengan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi, meningkatnya tingkat pendidikan warga negara,
pembangunan infrastruktur, berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk.
Namun, dalam perkembangan selanjutnya pemerintahan Orde Baru mengarah pada
pemerintahan yang sentralistis. Demokrasi masa Orde Baru bercirikan pada kuatnya
kekuasaan Presiden dalam menopang dan mengatur seluruh proses politik yang terjadi.
Lembaga kepresidenan telah menjadi pusat dari seluruh proses politik dan menjadi pembentuk
dan penentu agenda nasional, mengontrol kegitan politik dan pemberi legacies bagi seluruh
lembaga pemerintah dan negara. Akibatnya, secara subtantif tidak ada perkembangan
demokrasi justru penurunan derajat demokrasi. Sejumlah indikator yang menyebabkan
demokrasi tidak terjadi pada masa Orde Baru yaitu:
1. Rotasi kekuasan eksekutif hamper dapat dikatakan tidak ada.
2. Rekvutmen politik yang tertutup
3. Pemilu yang jauh dari semangat Demokrasi
4. Pengakuan terhadap hak-hak dasar yang terbatas.
Orde Baru sesungguhnya telah mampu membangun stabilitas pemerintahan dan
kemajuan ekonomi. Namun, makin lama jauh dari semangat demokrasi dan kontrol rakyat.
Akibatnya, pemerintahan menjadi korup, sewenang-wenang, dan akhirnya jatuh. Sebab-sebab

Demokrasi

14
Kewarganegaraan

kejatuhan Orde Baru adalah:


1. Hancurnya ekonomi nasional (krisis ekonomi)
2. Terjadinya krisis politik
3. Tidak bersatunya lagi pilar-pilar pendukung Orde Baru (Menteri dan TNI)
4. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk
mundur dari jabatannya.
Dengan demikian, maka berakhirlah pemerintaha masa Orde Baru dengan
diumumkannya pengunduran diri Presiden Soeharto dari kekuasaannya pada tanggal 21 Mei
1998.

2.5.4 Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Reformasi (1998-Sekarang)


Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:
1. Keluarnya ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi
2. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referendum.
3. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang bebas dari
KKN
4. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan masa jabatan Presiden dan
Wakil Presiden RI.
5. Amandemen UUD 1945 sudah sampai aman demen I, II, III Pelaksanaandemokrasi
pada masa reformasiterdiri dari beberapa periodisasi pemerintaham, antara lain:
1. B.J. Habiebie
Kebijakan-kebijakan yang dilakukan Habiebie pada masa pemerintahanya antara
lain:
Membentuk kabinet reformasi pembangunan
Dibentuk pada tanggal 22 Mei 1998, dengan jumlah menteri 16 orang yang
merupakan perwakilan dari GOLKAR, PPP, PDI
Mengadakan reformasi pada bidang politik.
Habiebie berusaha menciptakan politik yang transparan, mengadakan pemilu yang
bebas, jujur, dan adil, membebaskan tahanan politik, dan mencabut larangan
berdirinya Serikat Buruh Independen
Kebebasan menyampaikan pendapat
Kebebasan menyampaikan pendapat diberikan asal tetap berpedoman pada aturan
yang ada yaitu UU No. 9 Tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat
di muka umum.

Demokrasi

15
Kewarganegaraan

Reformasi dalam bidang hukum


Target reformasinya yaitu subtansi hukum, aparator penegak hukum, yang bersih dan
berwibawa, dan instansi peradilan yang independen.
Mengatasi masalah dwifungsi ABRI
Keanggotaan ABRI dalam DPR/ MPR dikurangi bahkan pada akhirnya ditiadakan.
Mengadakan sidang istimewa pada tanggal 10-13 November 1998 oleh MPR
Mengadakan pemilu tahun 1999
Pelaksanaan pemilu dilakukan dengan asas LUBER (langsung, umum, bersih) dan
JURDIL (jujur dan adil)
2. Abdurrahman Wahid
Kebijakan-kebijakan yang ditempuh Abdurrahman Wahid antara lain:
Meneruskan kehidupan demokrasi seperti pemerintahan sebelumnya (memberikan
kebebasan berpendapat di kalangan masyarakat minoritas, kebebasan beragama,
memperbolehkan kembali penyelenggaraan budaya Tionghoa) Merestrukturisasi
lembaga pemerintahan seperti menghapus departemen yang dianggapnya tidak
efisien (menghilangkan departemen penerangan dan sosial untuk mengurangi
pengeluaran anggaran, membentuk Dewan Keamanan Ekonomi Nasional).
Ingin memanfaatkan jabatan sebagai Panglima tertinggi dalam militer dengan
mencopot Kapolri yang tidak sejalan dengan keinginan Gusdur.

3. Megawati Soekarno Putri


Kebijakan-kebijakan yang ditempuhnya antara lain:
Meningkatkan kerukunan antar elemen bangsa dan menjaga persatuan dan kesatuan.
Membangun tatanan politik yang baru, diwujudkan dengan dikeluarkannya UU
tentang pemilu, susunan dan kedudukan MPR/DPR, dan pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden.
Menjaga keutuhan NKRI, setiap usaha yang mengancam keutuhan NKRI ditindak
tegas seperti kasus Aceh, Ambon, Papua, Poso
Melanjutkan amandemen UU 1945, keluarnya UU tentang otonomi daerah
menimbulkan penafsiran yang berbeda tentang pelaksanaan otonomi daerah. Oleh
karena itu, pelurusan dilakukan dengan pembinaan terhadap daerah.
4. Susilo Bambang Yudhoyono
Kebijakan-kebijakan yang ditempuh SBY antara lain:
Anggaran pendidikan ditingkatkan menjadi 20% dari keseluruhan APBN
Demokrasi

16
Kewarganegaraan

Konversi minyak tanah ke gas


Pembayaran utang secara bertahap kepada PBB
Buy-back saham BUMN
Pelayanan UKM (Usaha Kecil Menengah) bagi rakyat kecil
Subsidi BBM
Memudahkan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia
Meningkatkan sektor pariwisata Visit Indonesia 2008
Pemberian bibit unggul pada petani
Pemberantasan korupsi melalui dengan dibentuknya KPK (Komisi Pemberantasan
Korupsi)

2.6 Contoh Tindakan yang Menentang Demokrasi


Salah satu contoh tindakan yang menentang demokrasi di Indonesia adalah korupsi. Di
dalam dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik dengan
cara menghancurkan proses formal. Korupsi di sistem pengadilan menghentikan ketertiban
hukum. Korupsi di pemerintahan publik menghasilkan ketidakseimbangan dalam pelayanan
masyarakat. Korupsi bisa menyebabkan sulitnya legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi
seperti kepercayaan dan toleransi.
Contoh lain tindakan yang menentang demokrasi adalah pemidanaan salah satu
jurnalis Ambon, Juhry Samanery yang dikeroyok oleh pegawai PN Ambon karena meliput
persidangan mantan wakil bupati Maluku Tenggara Barat, Lukas Uwuratuw dalam kasus
korupsi. Padahal proses persidangan dinyatakan terbuka namun pada saat pengadilan
berlangsung, para pekerja media dihalang-halangi masuk oleh pegawai PN. Sehingga terjadi
perdebatan yang berakhir pemukulan. Pemidanaan juhry bukan sekedar tindakan melawan
hukum, lebih dari itu hal tersebut merupakan tindakan menentang hak masyarakat atas
kebebasan informasi, dan dengan demikian melawan demokrasi.

Demokrasi

17
Kewarganegaraan

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos
/cratein yang berarti pemerintahan. Sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang
ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai
indikator perkembangan politik suatu negara.
2. Demokrasi di negara Indonesia sudah mengalami kemajuan yang pesat. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan dibebaskan menyelenggarakan kebebasan pers, kebebasan
masyarakat dalam berkeyakinan, berbicara, berkumpul, mengeluarkan pendapat,
mengkritik bahkan mengawasi jalannya pemerintahan.
3. Hakekat demokrasi sebagai suatu sistem social kenegaraan, demokrasi merupakan
sistem gagasan yang berdiri tegak diatas landasan berupa 11 pilar.
4. Macam-macam demokrasi dapat ditinjau dari penyaluran kehendak rakyat, hubungan
antar-alat kelengkapan Negara, dan didasarkan oleh prinsip ideologi .
5. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia terbagi menjadi beberapa periode, yaitu:
Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi (1945-1950), Pelaksanaan Demokrasi Pada
Masa Orde Lama, Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Orde Baru, Pelaksanaan
Demokrasi Pada Masa Reformasi (1998-Sekarang).
6. Salah satu contoh tindakan yang menentang demokrasi di Indonesia adalah korupsi
dan pemidanaan salah satu jurnalis Ambon, Juhry Samanery yang dikeroyok oleh
pegawai PN Ambon karena meliput persidangan mantan wakil bupati Maluku
Tenggara Barat, Lukas Uwuratuw dalam kasus korupsi.

3.2 Saran
Demokrasi adalah sebuah proses yang terus menerus merupakan gagasan dinamis
yang terkait erat dengan perubahan. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia
yang menganut sistem pemerintahan demokrasi kita sudah sepatutnya untuk terus menjaga,
memperbaiki, dan melengkapi kualitas-kualitas demokrasi yang sudah ada. Demi
terbentuknya suatu sistem demokrasi yang utuh di dalam wadah pemerintahan bangsa
Indonesia.

Demokrasi

18
Kewarganegaraan

DAFTAR PUSTAKA

Bastari, Romzie A. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Palembang : Universitas sriwijaya.

Jutmini, Sri. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Solo: Tiga Seangkai Pustaka Mandiri

Syarifudin. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Bogor: Pustaka Gemilang

Rogaiyah, Alfitri. 2009. Jurnal PPKN dan Hukum Demokrasi Kesetaraan atau Kesenjangan.

Universitas Sriwijaya. Sumatera Selatan

Sulfa, 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Halu Oleo. Kendari

Demokrasi

19

Anda mungkin juga menyukai