Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nur Hayati

Nim : A31114039

CHAPTER 11
MEASUREMENT OF VARIABLES: OPERATIONAL DEFINITION

BAGAIMANA MENGUKUR VARIABEL


Dalam menguji hipotesis bahwa keanekaragaman di tempat kerja memengaruhi
efektivitas organisasi, peneliti harus mengukur keragaman tenaga kerja dan efektivitas
organisasi. Pengukuran adalah penempatan nomor atau symbol lain dengan karakteristik
(atau atribut) dari sifat objek dengan aturan yang spesifik.Atribut objek dapat diukur secara
fisik melaui instrumen kalibrasi tanpa menimbulkan masalah pengukuran. Pengukuran atribut
yang lebih abstrak dan subyektif rupanya lebih sulit.

OPERASIONALISASI DARI VARIABEL


Salah satu teknik yakni mengurangi gagasan yang abstrak atau konsep untuk perilaku
atau karakteristik yang dapat diobservasi. Pereduksian konsep abstrak sehingga dapat diukur
secara nyata atau berwujud disebut operasionalisasi konsep. Operasionalisasi dilakukan
dengan tinjauan pada dimensi tingkahlaku atau properti yang dimiliki oleh konsep tersebut.
Konsep tersebut diterjemahkan ke dalam elemen-elemen yang dapat diukur sehingga dapat
dikembangkan sebuah indeks pengukuran dari konsep tersebut.
Tahapan-tahapan operasionalisasi yakni:
Menemukan definisi dari gagasan yang ingin diukur.
Memikirkan isi dari pengukuran yaitu instrument (satu atau beberapa item atau
pertanyaan) sebagai pengukuran aktual dari konsep yang ingin diukur untuk
pengembangan.
Kemudian ,format respon dibutuhkan.
Menilai keabsahan dan keandalan dari skala pengukuran.

Oprasionalisasi : Dimensi dan elemen


Sebuah contoh konsep yang memiliki lebih dari satu dimensi adalah agresi.
Agresi memiliki dua dimensi;agresi verbal dan agresi fisik. Karena itu agresi termasuk
perilaku seperti berteriak dan mengumpat ke orang (agresi verbal), juga melempar benda,
memukul tembok, dan melukai orang lain secara fisik (agresi fisik). Pengukuran yang valid
tentang agresi harus memasukkan item yang mengukur agresi verbal dan agresi fisik.
Pengukuran yang hanya memasukkan item agresi verbal atau hanya memasukkan item agresi
fisik tidak akan valid jika tujuan peneliti adalah mengukur agresi. Pengukuran yang
valid memasukkan pertanyaan kuantitatif yang dapat diukur atau item yang dapat
merepresentasikan asal atau keseluruhan konsep .Jika konsep memiliki lebih dari satu asal
atau dimensi, maka peneliti harus yakin bahwa pertanyaan atau item yang merepresentasikan
dimensi ini dimasukkan dalam pengukuran.

Operasionalisasi (Multidimensional) Konsep Motivasi Berpencapaian


Misalkan penelitian tertarik untuk membangun hubungan antara gender dengan
motivasi berpencapaian. Peneliti harus mengukur baik gender maupun motivasi
berpencapaian. Mengukur gender tidak akan sulit, namun mengukur motivasi berpencapaian
akan cukup sulit, karena konsep ini abstrak dan subjektif secara alamiah. Untuk Alasan ini
peneliti harus menduga motivasi berpencapaian dengan mengukur dimensi perilaku,
aspek atau karakteristik yang diharapkan akan ditemukan pada orang dengan
motivasi berpencapaian yang tinggi. Tanpa mengukur dimensi ini peneliti tidak
akan sampai pada kesimpulan hubungan gender dan motivasi berpencapaian.
Setelah menentukan konsep, langkah selanjutnya dari pengukuran konsep yang abstrak
seperti motivasi berpencapaian adalah dengan menelaah literatur untuk mencari
pengukuran pengukuran yang ada untuk objek tersebut.
Manfaat Penggunaan skala pengukuran yang sudah ada sebagai berikut:
1. Menghemat banyak waktu dan energi.
2. Memungkinkan peneliti untuk memeriksa penemuan peneliti lain dan membangun
penelitiandiatas penelitian lain.
Karena itu, saat peneliti ingin mengukur sesuatu dan menggunakan pengukuran tersebut
peneliti harus melihat apakah hal tersebut sudah pernah diukur atau belum. Peneliti harus
mendokumentasikan penggunaan skala pengukuran yang sudah ada dengan tepat.

Dimensi dan Elemen Motivasi Pencapaian


Apa saja dimensi perilaku, aspek, atau karakteristik yang peneliti perkirakan ada pada
orang yang memiliki motivasi pencapaian yang tinggi? Mereka mungkin mempunyai
karakteristik dibawah ini, yang disebut dimensi:
a. Mereka dikendalikan oleh pekerjaan. Mereka akan bekerja sepanjang hari untuk
mendapatkan kepuasan atas pencapaian dan kesempurnaan.
b. Banyak dari mereka umumnya tidak memiliki hasrat untuk bersantai dan memberikan
perhatiannya pada aktivitas yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
c. Karena mereka selalu ingin mencapai dan menyelesaikan, mereka akan memilih
untuk bekerja sendiri dibanding bekerja dengan orang lain.
d. Dengan pikiran dan hati yang tertuju pada pencapaian dan pencapaian, mereka akan
cenderung terikat pada pekerjaan yang lebih menantang.
e. Mereka akan tertarik untuk mengetahui bagaimana perkembangan mereka dalam
pekrjaan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa orang dengan motivasi pencapaian yang tinggi akan
menggerakkan diri sendiri untuk tekun bekerja, susah merasa rileks, lebih suka bekerja
sendiri, memilih pekerjaan yang menantang, dan mengharapkan umpan balik.

Elemen Dimensi 1
Kita dapat menjelaskan perilaku seseorang yang digerakkan oleh pekerjaan. Orang
semacam itu akan (1) bekerja sepanjang waktu, (2) enggan untuk tidak masuk kerja, (3)
tekun, bahkan dalam menghadapi sejumlah kemunduran. Tipe perilaku tersebut bisa diukur.
Misalnya, kita dapat menghitung jumlah jam yang karyawan gunakan untuk melakukan
aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan selama jam kerja, di luar jam kerja di tempat
kerja, dan di rumah di mana sangat mungkin mengerjakan pekerjaan yang belum selesai.
Dengan demikian, jumlah jam yang diberikan untuk pekerjaan akan menjadi sebuah indeks
yang mengungkapkan seberapa pekerjaan menggerakkan mereka.

Elemen Dimensi 2
Tingkat ketidakinginan untuk bersantai dapat diukur dengan mengajukan pertanyaan
seperti :
1. Berapa sering anda memikirkan pekerjaan ketika tidak sedang berada di tempat kerja?
2. Apa hobi anda ?
3. Bagaimana anda menghabiskan waktu ketika tidak di tempat kerja ?
Mereka yang dapat bersantai akan menunjukkan bahwa biasanya tidak memikirkan
pekerjaan atau tempat kerja ketika di rumah, menghabiskan waktu melakukan hobi,
menikmati aktivitas saat senggang, serta menggunakan waktu libur bersama keluarganya,
berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau budaya, dan lainnya. Jadi, kita bisa menempatkan
karyawan pada sebuah kesatuan yang membentang dari mereka yang sangat dapat bersantai
ke yang sedikit bersantai. Dimensi ini kemudian jugabisa diukur.

Elemen Dimensi 3
Individu dengan motivasi pencapaian tinggi tidak sabar terhadap orang yang tidak
efektif dan enggan bekerja dengan orang lain. Meskipun orang bermotivasi pencapaian
organisasi mungkin sangat tinggi dalam kecenderungan tersebut, ada kemungkinan orang di
organisasi yang tidak memiliki motivasi pencapaian. Orang pada kategori terakhir, bukannya
tidak efektif, entah dalam diri mereka sendiri atau menurut orang lain, dan mungkin cukup
ingin untuk bekerja dengan hampir semua orang. Jadi, ketidaksabaran terhadap
ketidakefektifan juga bisa diukur dengan mengamati perilaku.

Elemen Dimensi 4
Ukuran seberapa senang orang mencari pekerjaan yang menantang bisa diperoleh
dengan bertanya mengenai jenis pekerjaan yang mereka pilih. Sejumlah deskripsi pekerjaan
yang berbeda dapat diberikan-beberapa mewakili pekerjaan yang bersifat rutin dan lainnya
dan mengandung gradasi tantangan tertentu di dalamnya. Preferensi karyawan terhadap jenis
pekerjaan yang berbeda kemudian dapat ditempatkan pada suatu kesatuan yang membentang
dari yang memilih pekerjaan cukup rutin ke yang memilih pekerjaan dengan tantangan yang
kian sulit.

Elemen Dimensi 5
Dengan menelusuri seberapa sering individu mencari umpan balik dari orang lain
selama periode waktu tertentu-katakanlah, beberapa bulan-karyawan bisa kembali
ditempatkan dalam suatu kesatuan yang membentang dari mereka yang sangat sering
mencari umpan balik hingga yang tidak pernah mengharapkan umpan balik dari
siapapun pada waktu apapun. Kegunaannya adalah bahwa orang lain bisa menggunakan
ukuran serupa, sehingga memungkinkan pengulangan atau peniruan (replicability). Tetapi,
perlu disadari bahwa semua definisi operasional sangat mungkin (1) meniadakan beberapa
dimensi dan elemen penting yang terjadi karena kelalaian mengenali atau
mengkonsepkannya, dan (2) menyertakan beberapa segi yang tidak relevan, yang secara
keliru dianggap relevan.
Apa Yang Tidak Termasuk Operasionalisasi
Definisi operasional tidak menjelaskan korelasi konsep. Misalnya, kesuksesan kinerja
tidak dapat menjadi sebuah dimensi dari motivasi pencapaian, meskipun demikian, seseorang
yang bermotivasi sangat munkin memenuhi hal tersebut dalam ukuran yang tinggi. Dengan
demikian, motivasi pencapaian dan kinerja dan/atau kesuksesan mungkin berkorelasi tinggi,
tetapi kita tidak mengukur level motivasi seseorang melalui kesuksesan dan kinerja. Secara
lebih rinci, seseorang dengan motivasi pencapaian tinggi bisa saja gagal karena suatu alasan,
yang mungkin diluar kendalinya untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sukses. Dengan
demikian, jika peneliti menilai motivasi pencapaian orang tersebut dengan kinerja sebagai
ukuran, peneliti akan mengukur konsep yang salah.

TinjauanOperasionalisasi
Operasionalisasi penting untuk mengukur konsep abstrak seperti hal-hal yang
biasanya berkaitan dalam wilayah subjektif seperti perajektif perasaan dan sikap. Variabel
yang lebih objektif seperti usia atau tingkat edukasi mudah untuk diukur melalui
pertanyaan langsung,sederhana,dan tidak perlu didefinisikan secara oprasional. Untungnya
ukuran untuk banyak konsep yang relevan dengan konteks organisasi telah disusun oleh
peneliti.

DIMENSI INTERNASIONAL DARI OPERASIONALISASI


Dalam melakukan penelitian transnasional, penting untuk mengingat bahwa variabel
tertentu memiliki arti dan konotasi yang berbeda dalam budaya yang berbeda. Misalnya,
istilah cinta yang memunculkan beberapa penafsiran pada budaya yang berbeda dan
memiliki paling sedikit 20 interpretasi yang berbeda di bebepaa negara. Demikian pula,
konsep pengetahuan sama dengan jnana di beberapa budaya Timur dan ditafsirkan
sebagai realisasi Maha Kuasa Oleh karena itu, bijaksana bagi para peneliti yang berasal
dari suatu negara yang berbicara dengan bahasa yang berbeda untuk merekrut bantuan ahli
lokal untuk mengoperasionalkan konsep tertentu saat melakukan penelitian silang budaya.

Anda mungkin juga menyukai