BAB I : PENDAHULUAN
B Rumusan Masalah.....................................................
C Tujuan Penulisan.......................................................
BAB II : PEMBAHASAN
PENGERTIAN KONSTITUSI
Kesimpulan ...............................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wataala, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul KONSTITUSI Makalah ini
Kami mengucapkan banyak maaf kepada teman-teman semua apabila makalah kami banyak
kekurangan. Makalah ini juga masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi kepada kita semua dan bermanfaat untuk
2
2. RUMUSAN MASALAH
di negara lain?
3. TUJUAN PENULISAN
negara lain.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN KONSTITUSI
Konstitusi (constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum
bentukan pada pemerintahan negara - biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis - Dalam
kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum,
istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip
dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur,
wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya, Konstitusi umumnya merujuk
pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada
Konstitusi dalam pengertian sempit adalah undang-undang dasar. Beberapa ahli ketatanegaraan
a. E. C. S. Wade
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok cara kerja badan tersebut.
b. Chairul Anwar
4
Konstitusi adalah fundamental laws tentang pemerintahan suatu negara dan nila-nilai
fundamentalnya.
c. Sri Soemantri
Konstitusi adalah suatu naskah yang memuat suatu bangunan negara dan sendi-sendi sistem
pemerintahan negara.
Konstitusi sebagai suatu aturan dasar yang dibentuk dalam mengatur hubungan antarnegara dan
warganegara harus memuat unsur-unsur. Menurut Sovernin Lohman, konstitusi harus memuat
b. Konstitusi merupakan piagam yang menjamin hak asasi manusia dan warga negara serta
menentukan batas hak dan kewajiban warga negara dan alat pemerintahan.
Apabila unsur-unsur tersebut termuat dalam sebuah konstitusi, maka tujuan konstitusi akan
terwujud.2
5
Tujuan konstitusi adalah:
Sebagai Negara yang berdasarkan hukum, tentu saja Indonesia memiliki konstitusi yang dikenal
dengan undang-undang dasar 1945. Eksistensi Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi di
Indonesia mengalami sejarah yang sangat panjang hingga akhirnya diterima sebagai landasan
rekayasa konstitusi atau diselubungi oleh berbagai rasionalisasi seperti untuk pem-
Dalam sejarahnya, Undang-Undang Dasar 1945 dirancing sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni
1945 oleh badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau
6
dalam bahasa jepang dikenal dengan dokuritsu zyunbi tyoosakai yang beranggotakan 21 orang,
diketuai Ir. Soekarno dan Drs. Moh, Hatta sebagai wakil ketua dengan 19 orang anggota yang
terdiri dari 11 orang wakil dari Jawa, 3 orang dari Sumatra dan masing-masing 1 wakil dari1
Kalimantan, Maluku, dan Sunda kecil. Badan tersebut (BPUPKI) ditetapkan berdasarkan
maklumat gunseikan nomor 23 bersamaan dengan ulang tahun Tenno Heika pada 29 April 1945.
Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD45) bermula dari janji Jepang untuk memberikan
kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dikemudian hari. Janji tersebut antara lain berisi sejak dari
dahulu, sebelum pecahnya peperangan asia timur raya, Dai Nippon sudah mulai berusaha
membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah hindia belanda. Tentara Dai Nippon
serentak menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut, maupun udara, untuk
Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang bangsa Indonesia sebagai saudara muda serta
membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan tulus ikhlas di semua bidang, sehingga
diharapkan kelak bangsa Indonesia siap untuk berdiri sendiri sebagai bangsa Asia Timur Raya.
Namun janji hanyalah janji, penjajah tetaplah penjajah yang selalu ingin lebih lama menindas
dan menguras kekayaan bangsa Indonesia. Setelah Jepang dipukul mundur oleh sekutu, Jepang
tak lagi ingat akan janjinya. Setelah menyerah tanpa syarat kepada sekutu, rakyat Indonesia lebih
bebas dan leluasa untuk berbuat dan tidak bergantung pada Jepang sampai saat kemerdekaan
1. Manan bagir, Teori dan Politik Konstitusi, (Yogyakarta; FH UII PRESS. 2003). Hal 23
2. Hal ini bertentangan dengan rasionalitas yang muncul semenjak zaman Aufklarung,
op.cit., hlm. 217.
3. Legitimasi akademik untuk menjelaskan keadaan tersebut antara lain adalah doktrin
Welfare State: E.Utrect, 1960, Pengantar Hukum Administra
7
tiba. Dengan terpilihnya presiden dan wakilnya atas dasar Undang-Undang Dasar 1945 itu, maka
secara formal Indonesia sempurna sebagai sebuah Negara, sebab syarat yang lazim diperlukan
Wilayah, yaitu tanah air Indonesia yang terbentang dari sabang hingga ke merauke yang terdiri
Kedaulatan yaitu sejak mengucap proklamasi kemerdekaan Indonesia; Pemerintah yaitu sejak
Tujuan Negara yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila; dan
1. Indonesia
Dalam UUD 1945 menyediakan satu pasal yang berkenaan dengan cara perubahan UUD,
1.Untuk mengubah UUD sekurang-kuranngnya 2/3 daripada anggota MPR harus hadir;
2.Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah angggota yang hadir.
1.Bahwa wewenang untuk mengubah UUD ada pada MPR sebagai lembaga tertinggi negara;
2.Bahwa untuk mengubah UUD, kuorum yang dipenuhi sekurang-kurangnya adalah 2/3 dari
8
3.Bahwa putusan tentang perubahan UUD adalah sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya
Jika dihadapkan pada klasifikasi yang disampaikan KC. Wheare, merupakan bentuk konstitusi
bersifat tegar, karena selain tata cara perubahannya tergolong sulit, juga karena dibutuhkannya
1.Agar perubahan konstitusi dilakukan dengan pertimbangan yang masak, tidak secara
dilakukan;
3.Agar hak-hak perseorangan atau kelompok seperti kelompok minoritas agama atau
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, Konstitusi atau Undang-undang Dasar 1945 yang
3.Undang-undang Dasar Semntara Rrepublik Indonesia 1950 (17 Agustus 1950-5Juli 1959);
5.Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan I (19 Oktober 1999-18 Agustus 2000);
6.Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan I dan II (18 Agustus 2000-9 Nopember 2001);
7.Undang-undang Dasar 1945 dan peereubahan I, II, dan III (9 Nopember 2001-10 Agustus
4. Thaib dahlan, DPR dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia. (Liberty, 1994). Hal 56
9
2002);
8.Undang_undang Dasar 1945 dan perubahan I,II, III dan IV (10 Agustus 2002).
2. Amerika Serikat
Pada tahun 1777, negara ini menyusun suatu landasan kerjasama bagi ketiga belas bekas
daerah jajahannya dalam bentuk Articles of Confederation. Menurut aturan ini sistem
pemerintahan dilakukan oleh suatu badan yang disebut congres yang diberi kekuasaan untuk
bertindak atas nama konfederasi. Namun demikian bukan berarti keputusan sepenuhnya atas
nama kongres, akan tetapi keputusan itu baru bisa dilaksanakan jika disetujui oleh sekurang-
Pengalaman pemerintahan atas dasar Articles of Confederation memaksa para pemimpin negara-
negara yang tergabung untuk berpikir lebih jauh ke depan. Untuk itu mereka merasa perlu
melakukan perubahan secara fundamental agar berfungsinya suatu pemerintah yang sentralistik
tanpa ada gangguan dan intervensi dari negara-negara berkembang. Untuk mak sud itu kongres
membentuk suatu badan yang diberi nama constitutional convention yang bertugas menyiapkan
konstitusi bagi negara-negara yang hendak melakukan kerjasama lebih erat. Badan ini
Sementara itu, dalam melakukan perubahan konstitusi, Amerika telah banyak melakukan
1.2/3 dari perwakilan rakyat negara-negara dapat mengajukan usul agar dijadikan perbahan
2.Untuk keperluan perubahan konstitusi tersebut dewan perwakilan rakyat federal harus
10
memanggil siding konvensi;
3. Belanda
Perubahan konstitusi kerajaan Belanda terjadi beberapa kali yaitu pada tahun 1814, 1848,
dan 1972. Masalah perubahan konstitusi kerajaan ini diatur dalam Bab (Hoofdstak) XIII dan
terdira dari 6 pasal yaitu pasal 193 (210 lama) sampai pada pasal 198 (215 lama). Cara yang
dilakukan dalam rangka perubahan itu adalah dengan memperbesar jumlah anggota staten
general parlemen sebanyak dua kali lipat. Keputusan tentang perubahan atau penambahan
tersebut adalah sah apabila disetujui sejumlah suara yang sama dengan dua pertiga dari yang
hadir, akan tetapi dalam Grondwet (undan-undang dasar) Belanda tahun 1815 prosedur di atas
diperberat, yaitu memenuhi kuorum yakni sekurang-kurangnya setengah dari anggota sidang
staten general ditambah satu (UU 1814 pasal 144). Dengan demikian perubahan undang-undang
dasar adalah sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah oleh jumlah anggota staten
Macam Macam Konstitusi yang ada - Berikut ini adalah beberapa Macam Macam Konstitusi
undang undang
1) Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written constitution and unwritten
constitution).
Suatu konstitusi disebut tertulis bila berupa suatu naskah (Doumentary Constitution), sedangkan
11
konstitusi tidak tertulis tidak berupa suatu naskah (Non- Doumentary Constitution) dan banyak
di pengaruhi oleh tradisi konvensi. Contoh konstitusi Inggris yang hanya berupa kumpulan
dokumen.
Pengertian konstitusi fleksibel adalah konstitusi yang di amandemen tanpa adanya prosedur3
khusus sedangkan konstitusi yang kaku adalah konstitusi yang mensyaratkan suatu adanya
prosedur khusus dalam melakukan amandemen. Dikatakan konstitusi itu flexible apabila
Sedangkan Pengertian konstitusi rigid apabila konstitusi itu sulit diubah sampai kapan pun
3) Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme and not supreme
constitution).
Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara
5 . Analisa CSIS Tahun 2002 No.2, (Jakarta: Penerbit Centre for Strategic and International
Studies, 2002) hal 98
12
(tingkatan peraturan perundang-undangan). Sedangkan konstitusi tidak derajat tinggi ialah
konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan serta derajat seperti konstitusi derajat tinggi.
4) Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution).
Bentuk negara akan sangat menentukan konstitusi negara yang bersangkutan. Dalam suatu
negara serikat terdapat pembagian kekuasaan antara pemerintah federal (Pusat) dengan negara-
negara bagian. Hal itu diatur di dalam konstitusinya. Pembagian kekuasaan seperti itu tidak
diatur dalam konstitusi negara kesatuan, karena pada dasarnya semua kekuasaan berada di
Ciri ciri Konstitusi sistem pemerintahan presidensial (strong) terdapat ciri-ciri antara lain:
Presiden memiliki kekuasaan nominal sebagai kepala negara, tetapi juga memiliki kedudukan
Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat memerintahkan
pemilihan umum.
Ciri ciri Konstitusi sistem pemerintahan parlementer memiliki ciri-ciri (Sri Soemantri) :
Kabinet dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang dibentuk berdasarkan kekuatan yang
menguasai parlemen
13
Presiden dengan saran atau nasihat Perdana menteri dapat membubarkan parlemen dan
BAB III
6. . Manan bagir, Teori dan Politik Konstitusi, (Yogyakarta; FH UII PRESS. 2003). Hal 77
14
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Konstitusi (constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan
pada pemerintahan negara, , konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan
hukum. Dalam sejarahnya, Undang-Undang Dasar 1945 dirancing sejak 29 Mei 1945 sampai 16
2. Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, Konstitusi atau Undang-undang Dasar 1945 yang
Indonesia.
3. macam-macam kontitusi :
a. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written constitution and unwritten
constitution)
c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme and not
supreme constitution).
d. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution).
15
e. Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President Executive
DAFTAR PUSTAKA
Mohammad Fajrul Falaakh, Komisi Konstitusi dan Peran Rakyat dalam Perubahan UUD 1945,
Jurnal Analisa CSIS Tahun XXXI/ 2002 No.2, (Jakarta: Penerbit Centre for Strategic and
Bagir Manan, Teori dan Politik Konstitusi, (Yogyakarta; FH UII PRESS. 2003).
Kusnardi, Moh., et.ai., Ilmu Negara, Jakarta:Gaya Media Pratama, 2000, cet.ke-4.
Thaib, Dahlan,et.al., Teori dan Hukum Konstitusi, Jakarta: PT> Raja Grafindo Persada, 2001,
cet.ke-2.
16