Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah............................................

B Rumusan Masalah.....................................................

C Tujuan Penulisan.......................................................

BAB II : PEMBAHASAN

PENGERTIAN KONSTITUSI

SEJARAH LAHIRNYA KONSTITUSI DI INDONESIA

KONSEP NEGARA/PEMERINTAHAN KONSTITUSIONAL

PERUBAHAN KONSTITUSI DI INDONESIA DAN DI BEBERAPA NEGARA

MACAM MACAM KONSTITUSI

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan ...............................................................

Daftar Pustaka ...........................................................

1
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wataala, karena berkat

rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul KONSTITUSI Makalah ini

diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pkn.

Kami mengucapkan banyak maaf kepada teman-teman semua apabila makalah kami banyak

kekurangan. Makalah ini juga masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi kepada kita semua dan bermanfaat untuk

pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

2
2. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan pengertian dan sejarah lahirnya konstitusi di indonesia?

2. Jelaskan perubahan dan amandemen konstitusi indonesia dengan perubahan amandemen

di negara lain?

3. Sebutkan macam-macam konstitusi?

3. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian dan sejarah lahirnya konstitusi di indonesia.

2. Untuk perubahan dan amandemen konstitusi indonesia dengan perubahan amandemen di

negara lain.

3. Untuk mengetahui macam-macam konstitusi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KONSTITUSI

Konstitusi (constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum

bentukan pada pemerintahan negara - biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis - Dalam

kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum,

istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip

dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur,

wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya, Konstitusi umumnya merujuk

pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada

seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.1

Konstitusi dalam pengertian sempit adalah undang-undang dasar. Beberapa ahli ketatanegaraan

yang menyatakan pengertian konstitusi, yaitu sebagai berikut:

a. E. C. S. Wade

Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan

pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok cara kerja badan tersebut.

b. Chairul Anwar

4
Konstitusi adalah fundamental laws tentang pemerintahan suatu negara dan nila-nilai

fundamentalnya.

c. Sri Soemantri

Konstitusi adalah suatu naskah yang memuat suatu bangunan negara dan sendi-sendi sistem

pemerintahan negara.

Konstitusi sebagai suatu aturan dasar yang dibentuk dalam mengatur hubungan antarnegara dan

warganegara harus memuat unsur-unsur. Menurut Sovernin Lohman, konstitusi harus memuat

unsur sebagai berikut:

a. Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat, artinya konstitusi merupakan

hasil kesepakatan masyarakat untuk membina negara dan pemerintahan.

b. Konstitusi merupakan piagam yang menjamin hak asasi manusia dan warga negara serta

menentukan batas hak dan kewajiban warga negara dan alat pemerintahan.

c. Konstitusi sebagai forma regimenis, artinya kerangka bangunan pemerintahan.

Apabila unsur-unsur tersebut termuat dalam sebuah konstitusi, maka tujuan konstitusi akan

terwujud.2

5
Tujuan konstitusi adalah:

a. memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik;

b. melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa sendiri;

c. memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan kekuasaannya.

2. SEJARAH LAHIRNYA KONSTITUSI DI INDONESIA

Sebagai Negara yang berdasarkan hukum, tentu saja Indonesia memiliki konstitusi yang dikenal

dengan undang-undang dasar 1945. Eksistensi Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi di

Indonesia mengalami sejarah yang sangat panjang hingga akhirnya diterima sebagai landasan

hukum bagi pelaksanaan ketatanegaraan di Indonesia.

Kekuasaan dengan berbagai bentuk tersebut sering disalahgunakan dengan

menggunakan berbagai pola oleh orang-orang yang memilikinya untuk keuntungan

pemegang kekuasaan2. Pada jaman sekarang, biar penyalah-gunaan kekuasaan tersebut

seakan-akan dibenarkan oleh hukum, biasanya para pemimpin negara melakukan

rekayasa konstitusi atau diselubungi oleh berbagai rasionalisasi seperti untuk pem-

bangunan, demi kepentingan umum, serta guna memajukan kesejahteraan rakya3

Dalam sejarahnya, Undang-Undang Dasar 1945 dirancing sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni

1945 oleh badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau

6
dalam bahasa jepang dikenal dengan dokuritsu zyunbi tyoosakai yang beranggotakan 21 orang,

diketuai Ir. Soekarno dan Drs. Moh, Hatta sebagai wakil ketua dengan 19 orang anggota yang

terdiri dari 11 orang wakil dari Jawa, 3 orang dari Sumatra dan masing-masing 1 wakil dari1

Kalimantan, Maluku, dan Sunda kecil. Badan tersebut (BPUPKI) ditetapkan berdasarkan

maklumat gunseikan nomor 23 bersamaan dengan ulang tahun Tenno Heika pada 29 April 1945.

Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD45) bermula dari janji Jepang untuk memberikan

kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dikemudian hari. Janji tersebut antara lain berisi sejak dari

dahulu, sebelum pecahnya peperangan asia timur raya, Dai Nippon sudah mulai berusaha

membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah hindia belanda. Tentara Dai Nippon

serentak menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut, maupun udara, untuk

mengakhiri kekuasaan penjajahan Belanda.

Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang bangsa Indonesia sebagai saudara muda serta

membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan tulus ikhlas di semua bidang, sehingga

diharapkan kelak bangsa Indonesia siap untuk berdiri sendiri sebagai bangsa Asia Timur Raya.

Namun janji hanyalah janji, penjajah tetaplah penjajah yang selalu ingin lebih lama menindas

dan menguras kekayaan bangsa Indonesia. Setelah Jepang dipukul mundur oleh sekutu, Jepang

tak lagi ingat akan janjinya. Setelah menyerah tanpa syarat kepada sekutu, rakyat Indonesia lebih

bebas dan leluasa untuk berbuat dan tidak bergantung pada Jepang sampai saat kemerdekaan

1. Manan bagir, Teori dan Politik Konstitusi, (Yogyakarta; FH UII PRESS. 2003). Hal 23
2. Hal ini bertentangan dengan rasionalitas yang muncul semenjak zaman Aufklarung,
op.cit., hlm. 217.
3. Legitimasi akademik untuk menjelaskan keadaan tersebut antara lain adalah doktrin
Welfare State: E.Utrect, 1960, Pengantar Hukum Administra

7
tiba. Dengan terpilihnya presiden dan wakilnya atas dasar Undang-Undang Dasar 1945 itu, maka

secara formal Indonesia sempurna sebagai sebuah Negara, sebab syarat yang lazim diperlukan

oleh setiap Negara telah ada yaitu adanya:

Rakyat, yaitu bangsa Indonesia

Wilayah, yaitu tanah air Indonesia yang terbentang dari sabang hingga ke merauke yang terdiri

dari 13.500 buah pulau besar dan kecil;

Kedaulatan yaitu sejak mengucap proklamasi kemerdekaan Indonesia; Pemerintah yaitu sejak

terpilihnya presiden dan wakilnya sebagai pucuk pimpinan pemerintahan Negara;4

Tujuan Negara yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila; dan

Bentuk Negara yaitu Negara kesatuan. 5

3. PERUBAHAN KONSTITUSI DI INDONESIA DAN DI BEBERAPA NEGARA

1. Indonesia

Dalam UUD 1945 menyediakan satu pasal yang berkenaan dengan cara perubahan UUD,

yaitu pasal 37 yang menyebutkan:

1.Untuk mengubah UUD sekurang-kuranngnya 2/3 daripada anggota MPR harus hadir;

2.Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah angggota yang hadir.

Pasal 37 tersebut mengandung tiga norma, yaitu:

1.Bahwa wewenang untuk mengubah UUD ada pada MPR sebagai lembaga tertinggi negara;

2.Bahwa untuk mengubah UUD, kuorum yang dipenuhi sekurang-kurangnya adalah 2/3 dari

sejumlah anggota MPR;

8
3.Bahwa putusan tentang perubahan UUD adalah sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya

2/3 dari anggota MPR yang hadir.

Jika dihadapkan pada klasifikasi yang disampaikan KC. Wheare, merupakan bentuk konstitusi

bersifat tegar, karena selain tata cara perubahannya tergolong sulit, juga karena dibutuhkannya

prosedur khusus. Menurut KC. Wheare, tingkat kesulitan perubahan-perubahan konstitusi

memilki motif-motif tersendiri yaitu 2

1.Agar perubahan konstitusi dilakukan dengan pertimbangan yang masak, tidak secara

serampangan dan dengan sadar (dikehendaki);

2.Agar rakyat mendapat kesempatan untuk menyampaikan pandangannya sebelum perubahan

dilakukan;

3.Agar hak-hak perseorangan atau kelompok seperti kelompok minoritas agama atau

kebudayaanya mendapat jaminan.

Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, Konstitusi atau Undang-undang Dasar 1945 yang

diberlakukan di Indonesia, telah mengalami perubahan-perubahan dan masa berlakunya di

Indonesia, yakni dengan rincian sebagai berikut:

1.Undang-undang dasar 1945 (18 Agustus 1945-27 Desember 1949);

2.Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949-17 Agustus 1950);

3.Undang-undang Dasar Semntara Rrepublik Indonesia 1950 (17 Agustus 1950-5Juli 1959);

4.Undang-undang Dasar 1945 (5 Juli 1959-19 Oktober 1999);

5.Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan I (19 Oktober 1999-18 Agustus 2000);

6.Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan I dan II (18 Agustus 2000-9 Nopember 2001);

7.Undang-undang Dasar 1945 dan peereubahan I, II, dan III (9 Nopember 2001-10 Agustus

4. Thaib dahlan, DPR dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia. (Liberty, 1994). Hal 56

9
2002);

8.Undang_undang Dasar 1945 dan perubahan I,II, III dan IV (10 Agustus 2002).

2. Amerika Serikat

Pada tahun 1777, negara ini menyusun suatu landasan kerjasama bagi ketiga belas bekas

daerah jajahannya dalam bentuk Articles of Confederation. Menurut aturan ini sistem

pemerintahan dilakukan oleh suatu badan yang disebut congres yang diberi kekuasaan untuk

bertindak atas nama konfederasi. Namun demikian bukan berarti keputusan sepenuhnya atas

nama kongres, akan tetapi keputusan itu baru bisa dilaksanakan jika disetujui oleh sekurang-

kurangnya 9 negara dari 13 negara yang tergabung.

Pengalaman pemerintahan atas dasar Articles of Confederation memaksa para pemimpin negara-

negara yang tergabung untuk berpikir lebih jauh ke depan. Untuk itu mereka merasa perlu

melakukan perubahan secara fundamental agar berfungsinya suatu pemerintah yang sentralistik

tanpa ada gangguan dan intervensi dari negara-negara berkembang. Untuk mak sud itu kongres

membentuk suatu badan yang diberi nama constitutional convention yang bertugas menyiapkan

konstitusi bagi negara-negara yang hendak melakukan kerjasama lebih erat. Badan ini

beranggotakan 55 orang yang diwakili 13 negara yang tergabung.

Sementara itu, dalam melakukan perubahan konstitusi, Amerika telah banyak melakukan

perubahan (amandemen) dengan memunculakan beberapa syarat yaitu:

1.2/3 dari perwakilan rakyat negara-negara dapat mengajukan usul agar dijadikan perbahan

terhadap Amerika Serikat;

2.Untuk keperluan perubahan konstitusi tersebut dewan perwakilan rakyat federal harus

10
memanggil siding konvensi;

3.Konvensi inilah yang melaksanakan wewenang merubah konstitusi.

3. Belanda

Perubahan konstitusi kerajaan Belanda terjadi beberapa kali yaitu pada tahun 1814, 1848,

dan 1972. Masalah perubahan konstitusi kerajaan ini diatur dalam Bab (Hoofdstak) XIII dan

terdira dari 6 pasal yaitu pasal 193 (210 lama) sampai pada pasal 198 (215 lama). Cara yang

dilakukan dalam rangka perubahan itu adalah dengan memperbesar jumlah anggota staten

general parlemen sebanyak dua kali lipat. Keputusan tentang perubahan atau penambahan

tersebut adalah sah apabila disetujui sejumlah suara yang sama dengan dua pertiga dari yang

hadir, akan tetapi dalam Grondwet (undan-undang dasar) Belanda tahun 1815 prosedur di atas

diperberat, yaitu memenuhi kuorum yakni sekurang-kurangnya setengah dari anggota sidang

staten general ditambah satu (UU 1814 pasal 144). Dengan demikian perubahan undang-undang

dasar adalah sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah oleh jumlah anggota staten

general yang telah dijadikan dua kali lipat ditambah satu.5

Macam Macam Konstitusi

Macam Macam Konstitusi yang ada - Berikut ini adalah beberapa Macam Macam Konstitusi

undang undang

1) Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written constitution and unwritten

constitution).

Suatu konstitusi disebut tertulis bila berupa suatu naskah (Doumentary Constitution), sedangkan

11
konstitusi tidak tertulis tidak berupa suatu naskah (Non- Doumentary Constitution) dan banyak

di pengaruhi oleh tradisi konvensi. Contoh konstitusi Inggris yang hanya berupa kumpulan

dokumen.

2) Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution).

Pengertian konstitusi fleksibel adalah konstitusi yang di amandemen tanpa adanya prosedur3

khusus sedangkan konstitusi yang kaku adalah konstitusi yang mensyaratkan suatu adanya

prosedur khusus dalam melakukan amandemen. Dikatakan konstitusi itu flexible apabila

konstitusi itu memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai perkembangan

masyarakat (contoh konstitusi Inggris dan Selandia baru).

Sedangkan Pengertian konstitusi rigid apabila konstitusi itu sulit diubah sampai kapan pun

(contoh : USA, Kanada, Indonesia dan Jepang).

Ciri-ciri konstitusi fleksibel

Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah

Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti mengubah undang-undang

Ciri ciri Konstitusi rigid mempunyai ciri-ciri pokok, antara lain:

Memiliki tingkat dan derajat yang lebih tinggi dari undang-undang

Hanya dapat diubah dengan tata cara khusus/istimewa

3) Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme and not supreme

constitution).

Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara

5 . Analisa CSIS Tahun 2002 No.2, (Jakarta: Penerbit Centre for Strategic and International
Studies, 2002) hal 98
12
(tingkatan peraturan perundang-undangan). Sedangkan konstitusi tidak derajat tinggi ialah

konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan serta derajat seperti konstitusi derajat tinggi.

4) Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution).

Bentuk negara akan sangat menentukan konstitusi negara yang bersangkutan. Dalam suatu

negara serikat terdapat pembagian kekuasaan antara pemerintah federal (Pusat) dengan negara-

negara bagian. Hal itu diatur di dalam konstitusinya. Pembagian kekuasaan seperti itu tidak

diatur dalam konstitusi negara kesatuan, karena pada dasarnya semua kekuasaan berada di

tangan pemerintah pusat.

5) Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President Executive and

Parliamentary Executive Constitution).

Ciri ciri Konstitusi sistem pemerintahan presidensial (strong) terdapat ciri-ciri antara lain:

Presiden memiliki kekuasaan nominal sebagai kepala negara, tetapi juga memiliki kedudukan

sebagai Kepala Pemerintahan

Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih

Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat memerintahkan

pemilihan umum.

Ciri ciri Konstitusi sistem pemerintahan parlementer memiliki ciri-ciri (Sri Soemantri) :

Kabinet dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang dibentuk berdasarkan kekuatan yang

menguasai parlemen

Anggota kabinet sebagian atau seluruhnya dari anggota parlemen

13
Presiden dengan saran atau nasihat Perdana menteri dapat membubarkan parlemen dan

memerintahkan diadakan pemilihan umum. 64

BAB III

6. . Manan bagir, Teori dan Politik Konstitusi, (Yogyakarta; FH UII PRESS. 2003). Hal 77

14
PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Konstitusi (constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan

pada pemerintahan negara, , konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan

hukum. Dalam sejarahnya, Undang-Undang Dasar 1945 dirancing sejak 29 Mei 1945 sampai 16

Juni 1945 oleh (BPUPKI) yang beranggotakan 21 orang.

2. Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, Konstitusi atau Undang-undang Dasar 1945 yang

diberlakukan di Indonesia, telah mengalami perubahan-perubahan dan masa berlakunya di

Indonesia.

3. macam-macam kontitusi :

a. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written constitution and unwritten

constitution)

b. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution).

c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme and not

supreme constitution).

d. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution).

15
e. Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President Executive

and Parliamentary Executive Constitution).

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan Thaib, DPR dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia. (Liberty, 1994).

Mohammad Fajrul Falaakh, Komisi Konstitusi dan Peran Rakyat dalam Perubahan UUD 1945,

Jurnal Analisa CSIS Tahun XXXI/ 2002 No.2, (Jakarta: Penerbit Centre for Strategic and

International Studies, 2002).

Bagir Manan, Teori dan Politik Konstitusi, (Yogyakarta; FH UII PRESS. 2003).

Kusnardi, Moh., et.ai., Ilmu Negara, Jakarta:Gaya Media Pratama, 2000, cet.ke-4.

Lubis, M. Solly, Asas-asas Hukum Tata Negara, Bandung: Alumni, 1982.

Thaib, Dahlan,et.al., Teori dan Hukum Konstitusi, Jakarta: PT> Raja Grafindo Persada, 2001,

cet.ke-2.

16

Anda mungkin juga menyukai