2. Riffa Leshia Mukhvi N A (20150210068) 3. Irfan Aris (20150210083) 4. Aswinda Damar Prayoga (2015021008 5. Fida Naufal H I (20150210088) 6. Yanisna Yolanda (20150210104)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017 I. PENDAHULUAN A. Prospek Komoditi Prospek dan potensi tanaman cengkeh di Indonesia ke depannya akan semakin tinggi mengingat kebutuhan cengkeh dalam negeri maupun di pasar Internasional meningkat. Meskipun tahun-tahun terakhir produksi cengkeh naik turun tetapi keberadaan cengkeh masih menjadi komoditas penting di Indonesia. Saat ini Indonesia merupakan negara produsen, sekaligus konsumen cengkeh terbesar di dunia. Dua negara lain yang cukup potensial sebagai penghasil cengkeh adalah Madagaskar dan Zanzibar (Tanzania) yang total produksinya sekitar 20.000 27.000 ton/tahun. Disamping itu ada enam negara sebagai produsen kecil yaitu Comoros, Srilanka, Malaysia, Cina, Grenada, Kenya dan Togo dengan total produksi sekitar 5.000 7.000 ton/tahun. Arah pengembangan tanaman cengkeh dapat dibagi menjadi tiga, yaitu usaha pertanian primer, usaha agribisnis hulu dan usaha agribisnis hilir (Deptan, 2007). a. Usaha Pertanian Primer Pada usaha pertanian primer, cengkeh di Indonesia lebih diutamakan sebagai bahan baku industri rokok kretek. Rokok kretek merupakan rokok yang terbuat dari campuran tembakau dan cengkeh. Sejarah penggunaan cengkeh untuk rokok diawali pada akhir abad ke-19 di Kudus dan berkembang pesat di awal abad ke-20 dengan berkembangnya industri rokok kretek. Perkembangan itu sekaligus merubah posisi Indonesia dari negara asal dan pengekspor terbesar menjadi produsen dan pengguna cengkeh terbesar. b. Usaha Agribisnis Hulu Usaha agribisnis hulu berkaitan dengan penyediaan sarana produksi dalam budidaya tanaman cengkeh. Di awal tahun 2000, peremajaan tanaman cengkeh yang rusak atau tidak produktif lagi mulai digalakkan oleh pemerintah. Berbagai kebijakan diberlakukan dalam rangka intensifikasi dan peningkatan produktivitas tanaman. Kegiatan tersebut mendorong beberapa petani untuk melakukan usaha pembibitan meskipun dalam skala kecil terutama di Pulau Jawa, Bali dan Sulawesi Utara. Pembibitan oleh petani dilakukan dengan cara menyemaikan benih dalam polibag dengan menggunakan biji asalan sebagai sumber benih. Setelah berumur 1 2 tahun, bibit dipasarkan ke petani sekitar atau digunakan sendiri untuk rehabilitasi/menyulam kebunnya. Selain itu agribisnis hulu juga berkembang dalam penyediaan alat dan mesin pertanian untuk industri cengkeh. c. Usaha Agribisnis Hilir Selain digunakan sebagai bahan baku rokok, bunga, gagang dan daun cengkeh dapat disuling menghasilkan minyak cengkeh yang mengandung eugenol. Hal inilah yang kemudian berkembang sebagai produk sampingan cengkeh dalam agribisnis hilir. Pasokan minyak cengkeh Indonesia ke pasar dunia cukup besar yaitu lebih dari 60% kebutuhan dunia. Minyak cengkeh merupakan hasil penyulingan serbuk bunga cengkeh kering. Minyak atsiri jenis ini memiliki pasaran yang luas di industri farmasi, penyedap masakan dan wewangian. Salah satu sentra minyak atsiri di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Kabupaten Kulon Progo, tepatnya di Kecamatan Samigaluh. Di kecamatan tersebut terdapat kelompok usaha minyak atsiri yang terdiri dari 22 (dua puluh dua) pengusaha kecil. Sebagian besar minyak atsiri yang dihasilkan adalah minyak daun cengkeh. Tanaman cengkeh dapat digunakan untuk menghasilkan minyak cengkeh (clove oil), minyak tangkai cengkeh (clove stem oil), dan minyak daun cengkeh (clove leaf oil). Perhatian pemerintah daerah terhadap industri minyak daun cengkeh cukup baik. Pemerintah melalui Departemen Pertanian telah memberikan pelatihan-pelatihan mengenai pengembangan usaha minyak atsiri termasuk minyak daun cengkeh untuk meningkatkan daya saing minyak atsiri melalui peningkatan mutu, harga yang kompetitif dan keberlanjutan suplai melalui pembinaan yang terintegrasi oleh instansi terkait. Industri minyak daun cengkeh ini tidak saja memproduksi minyak daun cengkeh sebagai komoditas ekspor yang menghasilkan devisa, tetapi juga menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. Setiap unit usaha dapat menyerap tenaga kerja rata-rata 6 orang di unit penyulingannya dan seratus orang lebih sebagai tenaga pencari (pengumpul) daun cengkeh. http://www.anakagronomy.com/2013/08/prospek-dan-potensi-tanaman-cengkeh- di.html B. Tujuan Observasi 1. Mempelajari dan memperoleh informasi prospek pasar tanaman cengkeh secara praktis dan teknis. 2. Memperoleh dan mempelajari informasi tentang teknik budidaya tanaman cengkeh.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Botani Tanaman Cengkeh Sistematika tanaman Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub-Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Myrtales Famili : Myrtaceae Genus : Eugenia Spesies : Eugenia aromatic ; Syzygium aromaticum L. (Hapsoh, 2011; Oktavia, 2010). Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) termasuk tumbuhan yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya dapat mencapai 20-30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah. Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon cengkeh berbentuk kerucut. Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung dan pangkalnya menyudut, rata-rata mempunyai ukuran lebar berkisar 2-3 cm dan panjang daun tanpa tangkai berkisar 7,5-12,5 cm (Hapsoh, 2011; Herlina, 2008). Tanaman akan mulai berbunga dengan baik setelah berumur 6 tahun, kuncup-kuncupnya yang berwarna pemulanya putih, kemudian hijau dan akhirnya merah sudah mulai dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakal obat. Kuncupkuncup ini selanjutnya diasapi, dijemur/dikeringkan, dipisahkan dari tangkainya (Kartasapoetra, 1992). Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dan tangkai pendek serta berdandan. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm. Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning kehijau- hijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Bunga cengkeh kering akan beewarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkeh pertama kali berbuah pada umur 4-7 tahun (Hapsoh, 2011). Produksi bunga cengkih Indonesia baik yang kuncup maupun yang telah mekar sebagian besar (80-90%) diserap industri rokok kretek, sisanya untuk industry rempah-rempah lokal dan diekspor ke Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk industri rempaholahan, oleoresin, dan farmasi (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008). B. Syarat Tumbuh Syarat tumbuh Tanaman cengkeh tumbuh baik pada daerah antara 200 LU-200 LS. Suhu udara yang cocok untuk tanaman cengkeh adalah 21-350 C dengan ketinggian ideal 200-300 mdpl. Tanaman cengkeh tumbuh dan berproduksi pada dataran rendah, sedangkan pada dataran tinggi tanaman cengkeh lambat bahkan tidak akan berproduksi samasekali. Tumbuhan cengkeh akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapat sinar matahari langsung. Lahan Indonesia, cengkeh cocok ditanam di daerah dataran rendah dekat pantai maupun di pegunungan pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut (Herlina, 2008; Hapsoh, 2011). Cengkih (Eugenia aromatica OK atau Syzygium aromaticum (L)) termasuk dalam family Myrtaceae. Tanaman ini berbentuk pohon, tinginya mencapai 20-30 m, dan dapat berumur lebih dari 100 tahun (Najiyati, 1991). Cengkeh termasuk jenis tumbuhan perdu yang memiliki batang pohon besar dan berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya dapat mencapai 20 m-30 m dan cabang-cabangnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah. Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon cengkeh berbentuk kerucut. Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung dan pangkalnya menyudut, rata-rata mempunyai ukuran lebar berkisar 2cm - 3cm dan panjang daun tanpa tangkai berkisar 7,5cm -12,5cm (Herlina, 2008). Tanaman cengkeh menghendaki kesuburan tanah yang sedang dan struktur tanah gembur dan solum tanah serta berdrainase baik, dengan pH 5,5- 6,5. Lahan yang dipilih sebaiknya bertopografi miring, agar air tidak tergenang (Hapsoh, 2011) http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/52212/Chapter%20II.p df;jsessionid=475618D6FF3B3F718CD116FB930AF5F0?sequence=4 C. Teknologi Budidaya Tanaman 1. Persiapan Bibit Untuk menghasilkan bibit cengkeh yang bermutu, bahan tanaman perlu dipersiapkan dengan baik sejak dini, mulai dari pemilihan pohon induk, benih, persemaian sampai pembibitan. Tipe cengkeh yang banyak dibudidayakan di Indonesia antara lain Zanzibar, Sikotok dan Siputih. Namun, yang banyak disukai oleh masyarakat adalah jenis Zanzibar karena produktivitasnya lebih tinggi. Pada umumnya cengkeh dikembangkan secara generatif melalui biji yang diperoleh dari pohon induk yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :Sehat,Berumur > 15 tahun, Bentuk mahkota bagus (penu-tupan tajuk >80%), Hasil rata-rata terus naik, Jauh dari tipe cengkeh lainnya, Tidak terlindungi, Percabangan cukup banyak, Batang utama tunggal, Bebas hama penyakit 2. Persemaian Persemaian dilakukan untuk menciptakan suatu kondisi yang paling baik agar benih dapat berkecambah dengan baik serta bersih dari hama dan penyakit. Persemaian memerlukan media tanam yang gembur untuk pertumbuhan benih selama 2 bulan. Dalam persemian dibutuhkan edengan dengan ukuran lebar 1,2 m dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan serta keadaan tempat, melintang utara-selatan. Jarak antar bedengan 30-50 cm. Setiap bedengan dibatasi oleh saluran pembuangan air (dalam 20 cm dan lebar 30 cm) untuk menghindari genangan dan memudahkan penanaman serta pemeliharaan. Biji-biji ditanam dengan jarak 53 cm dengan ujung teratas benih tepat dipermukaan tanah, tidak boleh terbalik dan 2 atau 3 minggu kemudian biji akan mulai berkecambah. Untuk mengurangi intensitas cahaya matahari dan siraman air hujan, bedengan diberi atap yang terbuat dari anyaman bambu, daun kelapa, jerami, alang-alang atau paranet yang dapat menahan intensitas matahari sebesar 75%. Atap sebaiknya dibuat dengan ukuran yang lebih tinggi menghadap ke timur. Tanah bedengan dicangkul dan digemburkan sedalam 20-30 cm, apabila kandungan liatnya terlalu tinggi dapat dilapisi pasir setebal 3-5 cm. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menyemai benih dan pemindahan bibit cengkeh adalah : a) Sebelum penanaman dibuat lubang kecil berdiameter 0.8-1.0 cm, dengan jarak semai 55 cm. b) Benih disemai dengan posisi bagian yang agak meruncing berada di atas kemudian ditutup tanah dengan ketebalan 1 cm. Posisi benih yang terbalik akan menyebabkan pertumbuhan kecambah terhambat dan akar menjadi bengkok. c) Untuk menjaga kelembaban yang tinggi pesemaian disiram 2 kali sehari (tergantung kondisi cuaca). Penyiraman tidak boleh langsung agar tidak merubah posisi biji. Untuk menahan percikan air siraman pesemaian ditutup dengan karung goni. d) Bila setelah 3 minggu benih masih tidak tumbuh, sebaiknya dibuang atau disemai. 3. Penanaman Bibit Pemindahan bibit dari persemaian ke pembibitan dapat dilakukan setelah bibit berumur 1-2 bulan atau telah berdaun 4-7 helai. Bibit yang dipilih mempunyai daun berwarna hijau sampai hijau tua mengkilap. Pada permukaan daun tidak terdapat bercak daun serangan Cylindrocladium dan Gloesporium. Selain itu juga tidak ada gejala serangan penyakit cacar daun yang disebabkan oleh cendawan Phyllostica sp. Pada waktu pemindahan bibit diusahakan akar tidak rusak/putus, dan tanah/pasir yang melekat di permukaan akar jangan sampai rontok. Penanaman bibit di pembibitan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : a) Langsung di bedengan, cara penyiapan lahannya sama dengan persemaian namun diberi pupuk kandang sebanyak 20 kg/m2. Bedengan diberi atap yang dapat menahan 50% cahaya matahari yang masuk, dengan tinggi naungan sebelah timur 2 m dan di barat 1.5 m. Jarak tanam 2020 cm (apabila bibit akan dipindah ke kebun pada umur 1 tahun), dan 4040 cm (apabila bibit akan dipindah ke kebun setelah berumur 2 tahun). Bibit dipindahkan ke kebun dengan cara diputar. Sebelum pemutaran, tanah pada bedengan disiram secukupnya. b) Menggunakan polybag. Disiapkan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1, ukuran polybag 1520 cm (bibit sampai umur 1 tahun) atau 2025 cm (bibit sampai umur 2 tahun), selanjutnya ditempatkan secara teratur di pembibitan dengan jarak 3030 cm atau 3040 cm. Pembibitan diberi naungan berupa tanaman hidup atau naungan buatan seperti pada persemaian. Setelah bibit berumur 1-2 tahun dapat dipindah ke kebun. 4. Pemilihan Bibit Untuk mendapatkan tanaman yang sehat bibit perlu diseleksi. Beberapa kriteria yang digunakan untuk seleksi bibit cengkeh adalah : a) Tinggi bibit minimal 60 cm (umur 1 tahun) dan 90 cm (umur 2 tahun). b) Sehat (tidak terserang hama penyakit dan kekurangan hara). c) Mempunyai akar tunggang yang lurus dan sehat dengan panjang 45 cm serta akar cabang 30-35 buah dan mempunyai batang tunggal. d) Jumlah rata-rata percabangan 7 pasang, jumlah daun 63 pasang dan warna daun dewasa hijau tua. 5. Penanaman Persiapan Lahan Pembersihan lahan yang dilanjutkan dengan pegolahan tanah. Pembuatan lubang tanam, ukuran yang biasa digunakan panjang, lebar dan kedalaman masing-masing berkisar antara 60-80 cm (60x60x60 cm atau 80x80x80 cm atau 80x80x60 cm). Sebaiknya 2 minggu - 1 bulan sebelum tanam diberi pupuk kandang sebanyak 5-10 Kg/pohon. Untuk mengatur kelebihan air perlu dibuat saluran drainase yang cukup. Jarak Tanam Jarak tanam yang biasa digunakan pada penanaman cengkeh tidak sama tergantung pada ketinggian dan kemiringan tanah. Jarak tanam yang biasa digunakan adalah sekitar 6 m x 7 m = 238 pohon, 7 m x 8 m = 178 pohon atau 8 m x 8 m = 156 pohon. Pola Tanam Penanaman dilaksanakan pada awal musim hujan. Pola tanam campuran (polykuntur) dengan system tanam pagar, yaitu memperkecil jarak tanam dalam baris (Timur-Barat) misalnya 125 m atau 146 m sehingga tersedia ruangan untuk tanaman sela/campuran. Tanaman campuran dapat dilakukan pada tanaman yang belum produktif dan atau kurang produktif. 6. Pemeliharaan Tanaman Setelah bibit cengkeh ditanam ke lapangan tahap selanjutnya adalah pemeliharaan. Pada tanaman cengkeh, pemeliharaan merupakan periode yang panjang, yaitu selama tanaman yang diusahakan tersebut dianggap masih menguntungkan secara ekonomis. Pengelolaan Lahan dan Tanaman Pengolahan lahan dan tanaman dapat dilakukan dengan penggemburan tanah dan sanitasi Kebun. Tanaman cengkeh umur 1-5 tahun merupakan periode yang kritis, sekitar 10-30% tanaman yang telah ditanam dilapangan mengalami kematian atau perlu diganti/disulam karena berbagai sebab, seperti hama penyakit, kekeringan, kalah bersaing dengan gulma, atau penyebab lainnya. Penggemburan tanah disekeliling tanaman didaerah sekitar perakaran di cangkul dangkal ( 10 cm) sekurangnya 2 kali setahun, pada awal dan akhir musim hujan sekaligus sebagai persiapan pemupukan. Gulma atau alang-alang harus dibersihkan sampai akar-akarnya dengan cangkul atau dengan penyemprotan herbisida. Pengaturan Naungan Pada stadia awal pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan naungan yang cukup, berupa naungan buatan atau sementara. Naungan buatan diadakan maksimal untuk dua periode musim kemarau setelah penanaman. Penyulaman Waktu penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan, yaitu untuk menghindari kematian tanaman karena kekurangan air. Bibit sulaman yang dignakan berasal dari sumber benih dan umur yang tidak jauh berbeda dengan tanaman yang telah ditanam. Penyiraman Pada awal pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan kondisi tanah yang lembab, sehingga pada musim kemarau perlu adanya penyiraman. Pada tanaman dewasa penyiraman kurang diperlukan lagi, kecuali pada kondisi iklim ekstrim kering. Pemupukan Tujuan pemupukan adalah untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman dan meningkatnya produksi cengkeh setelah panen. Berdasarkan pola penyebaran akarnya, penempatan pupuk pada tanaman cengkeh dilakukan dibawah proyeksi tajuk dan bagian dalam tajuk. Jenis pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk anorganik, baik tunggal maupun berupa pupuk majemuk dalam bentuk butiran maupun tablet. Pupuk anorganik berbentuk butiran (Urea, TSP/SP-36, KCI, Kieserit) diberikan pada proyeksi tajuk 2/3 bagian dan 1/3 bagian dibawah bagian dalam tajuk yang dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal dan akhir menjelang musim hujan. Pupuk anorganik berbentuk tablet, diberikan dalam 8 lubang tugal (4 lubang dibawah proyeksi tajuk dan 4 lubang tual dibawah tajuk bagian dalam) sedalam 10- 15 cm. Pupuk tablet hanya diberikan setahun sekali, yaitu pada awal musim hujan. Pengendalian Hama dan Penyakit Serangan hama dan penyakit sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cengkeh, bahkan pada serangan berat dapat menyebabkan kematian. Hama yang umum menyerang tanaman cengkeh adalah penggerek, perusak pucuk, perusak daun dan perusak akar. Sedangkan penyakit yang sering menyerang antara lain : Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC), Cacar Daun Cengkeh (CDC), Die back (mati ranting), embun jelaga. Untuk pengendaliannya dapat digunakan insektisida atau fungisida sesuai anjuran. Pemanenan Produk utama tanaman cengkeh adalah bunga, yang pada waktu dipanen kadar airnya berkisar antara 60-70%. Waktu yang paling baik untuk memetik cengkeh adalah sekitar 6 bulan setelah bakal bunga timbul, yaitu setelah satu atau dua bunga pada tandanya mekar dan warna bunga menjadi kuning kemerah-merahan dengan kepala bunga masih tertutup, berisi dan mengkilat. Pemungutan bunga cengkeh dilakukan dengan cara memetik tangkai bunga dengan tangan, kemudian dimasukkan kedalam kantong kain atau keranjang yang telah disiapkan, menggunakan tangga segitiga atau galah dari bambu, serta tidak merusak daun disekitarnya pada waktu pemetikan. Waktu panen sangat berpengaruh terhadap rendemen dan mutu bunga cengkeh serta miyak atsirinya. Saat pemetikan bunga cengkeh yng tepat yaitu apabila bunga sudah penuh benar tetapi belum mekar, pemetikan yang dilakukan saat bunga cengkeh masih muda (sebelum bunga masak) akan menghasilkan bunga cengkeh kering yang keriput, kandungan minyak atsirinya rendah dan berbau langu (tidak enak). Sedangkan apabila pemetikan terlambat (bunga sudah mekar) setelah dikeringkan akan diperoleh mutu yang rendah, tanpa kepala serta rendeman rendah.
III. PELUANG PASAR
Hasil dari observasi yang telah dilakukan pada pedagang cengkeh di Pasar Beringharjo yang terletak di Jl. Pabringan No.1 Yogyakarta : Prospek dan peluang pasar cengkeh di Indonesia sangat tinggi hal ini disebabkan kebutuhan akan cengkeh meningkat baik dipasar nasional maupun internasional. Untuk mengetahui prospek dan aspek pemasaran yang dilakukan oleh pedagang, maka dilakukan survey di Pasar Bringharjo yang terletak di Jl. Pabringan No.1 Yogyakarta. Kegiatan survey dilakukan dengan cara wawancara langsung kepedagang cengkeh yang berada disekitar lokasi Pasar Bringharjo. Survey di pasar diawali dengan Ibu........ yang menjual berbagai rempah-rempah. Cara penjualan yang dilakukan adalah menerima cengkeh langsung dari penyuplai. Komidas yang diterima dan dijual oleh Ibu berasal dari Sumatera. Biasanya cengkeh diantar atau dipasok 3 hari sekali sebanyak 1 3 kg. Responden Aspek Ibu Menik (Pasar Gamping) Asal komoditas Sumatera Jenis pasar Konsumen Harga jual minimal Rp. 170.000/Kg Harga jual maksimal Kebutuhan pedagang 1Kg/3 hari Bentuk produk Bunga cengkeh kering Harga beli Kebutuhan konsumen Waktu permintaan Per 3 hari sekali Berdasarkan hasil dari wawancara jumlah komoditas yang dibutuhkan oleh konsumen tidak banyak hanya berkisar 1 plastik flip ukuran kecil sampai 1 Kg, dengan harga 1 plastik flip Rp. 2.000 dan Rp. 170.000. Komoditas cengkeh pada umumnya dibutuhkan oleh konsumen sekala rumah tangga mingguan sedangkan konsumen untuk kebutuhan seperti rumah makan dibutuhkan harian. Untuk fluktuasi harga atau naik turunnya harga cengkeh di pasaran hampir mengalami flutuasi yang signifikan. Hal ini dipengaruhi bulan jual dan musim, ketika mengalami penurunan harga cengkeh bisa mencapai .... dan ketika harga naik cengkeh dapat berada pada kisaran harga ..... Komoditas cengkeh yang dijual di pasar Beringharjo Malioboro ini tidak selalu habis terjual dalam kurun waktu yang singkat, namun bisa mencapai hingga berbulan-bulan bahkan sampai hitungan tahun. Apabila komoditas cengkeh tidak habis terjual, itu tidak terlalu jadi masalah karena kandungan air yang ada pada komoditas cengkeh ini sedikit atau rendah. Hal inilah yang menyebabkan cengkeh dapat disimpan dalam kurun waktu sampai 5 tahun. Untuk pemasokan komoditas cengekeh di pasar Beringharjo, Malioboro ini didapatkan dari daerah Sumatera. Selanjutnya apabila ada pemasok yang lain khususnya dari Mahasiswa itu tidak diperkenankan atau tidak dapat memeberi pasokan cengkeh ke pasar tersebut. Hal ini diakarenakan konsumen yang tidak terlalu membutuhkan komoditas cengkeh tersebut dalam jumlah skala jumlah yang besar. IV. MANAJEMEN PRODUKSI A. Kondisi Iklim dan Tanah Lokasi Observasi B. Teknik Budidaya 1. Persiapan lahan dan pengolahan tanah Setelah dilakukan survey lahan di daerah Samigaluh, Kulon progo pada tanaman cengkeh tidak dilakaukan persiapan lahan dan pengolahan tanah. Hal ini disebabkan karena lahan yang ditanami cengkeh sudah ada sejak dulu. Maka dari itu masyarakat sekitar memanfaatkan lahan cengkeh tersebut sebagai mata pencaharian utama. 2. Persiapan bahan tanam Persiapan bahan tanam pada komoditas cengkeh di daerah Samigaluh, Kulon Progo tidak dilakukan, namun masyarakat pernah mendapatkan bantuan dari pihak Pemerintah berupa bibit tanaman cengkeh sebanyak 1000 pohon. 3. Penanaman dan sistem tanam Penanaman tanaman cengkeh di daerah Samigaluh ini dimulai dengan membersihkan lahan yang akan digunakan, setelah itu dibuat lubang dengan jarak tanam 6x6 meter. Setelah lubang dibuat maka lubang tersebut ditambahkan atau dicampurkan dengan pupuk kandang dan setelah itu ditutup dan ditandi untuh didiamkan selama 1 minggu. Satu minggu kemudian lubang dibuka dan barulah bibit tanaman cengekh dapat ditanam, namun untuk masyarakat di daerah Samigaluh ini tidak menggunakan sistem tanam dalam melakukan penanaman tanaman cengkeh. 4. Pemeliharaan Pemeihraan tanaman cengkeh ini hanya meliputi beberapa pemeliharaan saja, yaitu penyiangan, pengendalian OPT, dan Pemupukan. Untuk penyiangan dilakukan apabila gulma disekitar tanaman cengkeh sudah mulai tubuh dan mengganggu tanaman cengekh untuk tumbuh dan berkembang. Selanjutnya pengendalian OPT dilakukan 5. Panen dan pascapanen Pemanenan tanaman cengkeh dilakukan apabila buah cengkeh sudah matang dan sudah mencapai waktu panen yang tepat. Dan setelah dipanen tanaman cengkeh dipetik dari tangkai atau dipisahkan dari tangkainya. Penanganan pascapanen cengekeh tidak terlalu rumit, hanya cukup dijemur untuk beberapa hari sampai cengkeh benar-bear kering. 6. Pengolahan Pengelohan tanaman cengkeh dimulai dengan penjemuran cengekeh sampai kering dan setelah kering dapat langsung dipasarkan atau disimpan sesuai kebutuhan. Lama pengeringan cengkeh tergantung cuaca, apabila cuaca sedang bagus maka penjemuran hanyya membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari namun apabila dalam musim hujan maka penjemuran dapat berlangsung selama 1 minggu. Selanjutnya pada pengolahan bagian tanaman cengkeh yang lain yaitu bagian daun cengkeh yang dijadikan minyak atsiri untuk berbagai kebutuhan industri. Cara pengolahan daun cengkeh menjadi minyak atsiri ini yaitu dengan cara penyulingan sampai menjadi minyak atsiri yang mentah. C. Pemasaran Pemasaran tanaman cengkeh dilakukan dengan cara memberikan kepada pengepul, namun sesuai dengan petani cengkeh dilokasi survey tepatnya di Desa Samigaluh. Harga cengekeh dipasaran mencapai Rp. 120.000-140.000 namun apabila dijual basah hanya sebsar Rp. 25.000- 40.000.
ANALISIS USAHA TANI KOMODITAS Tanaman Industri
URAIAN VOL SAT HARGA/SAT JUMLAH
A. Sewa Lahan 5 ha 1jta B. Bahan : - benih/bibit - Jenis klon - Sumer /asal - Pupuk ; - Kandang - Urea - Za - SP-36 - KCL - Waktu/frekunsi - ZPT - Pestisida; - Herbisida - Insektisida - Fungisida - Bakterisida - Nematisida - Lainnya
C. Alat - Alat berat - Cangkul - Sabit - Sprayer - Sekop - Lain-lain
D. Tenaga Kerja (HKO/HOK)
- Pembersihan/penyiapan lahan - Pemasangan ajir - Penanaman tan. Pelindung - Pembibitan - Penanaman - Pemeliharaan - Pengairan - Pemupukan - Penyulaman - Penyiangan - Pembubunan - Pemangkasan - Penyemprotan - lain-lain - Panen - Pasca panen; - Pembersihan - Sortir/grading - angkut - Pengolahan - lain-lain Total E. Hasil : - Utama - Sampingan Total V. KESIMPULAN A. Sumber Pustaka B. Daftar Pasar dan Alamat C. Daftar Petani dan Alamat D. Foto Kegiatan Survey