Anda di halaman 1dari 18

HASIL SURVEI PASAR TANAMAN CENGKEH

Manajemen Agribisnis Tanaman Industri

Oleh:

1. Herdian Ageng Sadewa (20150210067)


2. Riffa Leshia Mukhvi N A (20150210068)
3. Irfan Aris (20150210083)
4. Aswinda Damar Prayoga (2015021008
5. Fida Naufal H I (20150210088)
6. Yanisna Yolanda (20150210104)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2017
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditi
Prospek dan potensi tanaman cengkeh di Indonesia ke depannya akan
semakin tinggi mengingat kebutuhan cengkeh dalam negeri maupun di pasar
Internasional meningkat. Meskipun tahun-tahun terakhir produksi cengkeh naik
turun tetapi keberadaan cengkeh masih menjadi komoditas penting di Indonesia.
Saat ini Indonesia merupakan negara produsen, sekaligus konsumen cengkeh
terbesar di dunia. Dua negara lain yang cukup potensial sebagai penghasil
cengkeh adalah Madagaskar dan Zanzibar (Tanzania) yang total produksinya
sekitar 20.000 27.000 ton/tahun. Disamping itu ada enam negara sebagai
produsen kecil yaitu Comoros, Srilanka, Malaysia, Cina, Grenada, Kenya dan
Togo dengan total produksi sekitar 5.000 7.000 ton/tahun. Arah pengembangan
tanaman cengkeh dapat dibagi menjadi tiga, yaitu usaha pertanian primer, usaha
agribisnis hulu dan usaha agribisnis hilir (Deptan, 2007).
a. Usaha Pertanian Primer
Pada usaha pertanian primer, cengkeh di Indonesia lebih
diutamakan sebagai bahan baku industri rokok kretek. Rokok kretek
merupakan rokok yang terbuat dari campuran tembakau dan cengkeh.
Sejarah penggunaan cengkeh untuk rokok diawali pada akhir abad ke-19
di Kudus dan berkembang pesat di awal abad ke-20 dengan
berkembangnya industri rokok kretek. Perkembangan itu sekaligus
merubah posisi Indonesia dari negara asal dan pengekspor terbesar
menjadi produsen dan pengguna cengkeh terbesar.
b. Usaha Agribisnis Hulu
Usaha agribisnis hulu berkaitan dengan penyediaan sarana
produksi dalam budidaya tanaman cengkeh. Di awal tahun 2000,
peremajaan tanaman cengkeh yang rusak atau tidak produktif lagi mulai
digalakkan oleh pemerintah. Berbagai kebijakan diberlakukan dalam
rangka intensifikasi dan peningkatan produktivitas tanaman. Kegiatan
tersebut mendorong beberapa petani untuk melakukan usaha pembibitan
meskipun dalam skala kecil terutama di Pulau Jawa, Bali dan Sulawesi
Utara. Pembibitan oleh petani dilakukan dengan cara menyemaikan benih
dalam polibag dengan menggunakan biji asalan sebagai sumber benih.
Setelah berumur 1 2 tahun, bibit dipasarkan ke petani sekitar atau
digunakan sendiri untuk rehabilitasi/menyulam kebunnya. Selain itu
agribisnis hulu juga berkembang dalam penyediaan alat dan mesin
pertanian untuk industri cengkeh.
c. Usaha Agribisnis Hilir
Selain digunakan sebagai bahan baku rokok, bunga, gagang dan
daun cengkeh dapat disuling menghasilkan minyak cengkeh yang
mengandung eugenol. Hal inilah yang kemudian berkembang sebagai
produk sampingan cengkeh dalam agribisnis hilir. Pasokan minyak
cengkeh Indonesia ke pasar dunia cukup besar yaitu lebih dari 60%
kebutuhan dunia. Minyak cengkeh merupakan hasil penyulingan serbuk
bunga cengkeh kering. Minyak atsiri jenis ini memiliki pasaran yang luas
di industri farmasi, penyedap masakan dan wewangian. Salah satu sentra
minyak atsiri di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Kabupaten
Kulon Progo, tepatnya di Kecamatan Samigaluh. Di kecamatan tersebut
terdapat kelompok usaha minyak atsiri yang terdiri dari 22 (dua puluh dua)
pengusaha kecil. Sebagian besar minyak atsiri yang dihasilkan adalah
minyak daun cengkeh. Tanaman cengkeh dapat digunakan untuk
menghasilkan minyak cengkeh (clove oil), minyak tangkai cengkeh (clove
stem oil), dan minyak daun cengkeh (clove leaf oil).
Perhatian pemerintah daerah terhadap industri minyak daun
cengkeh cukup baik. Pemerintah melalui Departemen Pertanian telah
memberikan pelatihan-pelatihan mengenai pengembangan usaha minyak
atsiri termasuk minyak daun cengkeh untuk meningkatkan daya saing
minyak atsiri melalui peningkatan mutu, harga yang kompetitif dan
keberlanjutan suplai melalui pembinaan yang terintegrasi oleh instansi
terkait. Industri minyak daun cengkeh ini tidak saja memproduksi minyak
daun cengkeh sebagai komoditas ekspor yang menghasilkan devisa, tetapi
juga menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. Setiap unit usaha dapat
menyerap tenaga kerja rata-rata 6 orang di unit penyulingannya dan
seratus orang lebih sebagai tenaga pencari (pengumpul) daun cengkeh.
http://www.anakagronomy.com/2013/08/prospek-dan-potensi-tanaman-cengkeh-
di.html
B. Tujuan Observasi
1. Mempelajari dan memperoleh informasi prospek pasar tanaman cengkeh
secara praktis dan teknis.
2. Memperoleh dan mempelajari informasi tentang teknik budidaya tanaman
cengkeh.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Botani Tanaman Cengkeh
Sistematika tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Eugenia
Spesies : Eugenia aromatic ; Syzygium aromaticum L. (Hapsoh,
2011; Oktavia, 2010).
Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) termasuk tumbuhan yang
dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras, cengkeh mampu
bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya dapat
mencapai 20-30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Cabang-cabang
dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh
ranting-ranting kecil yang mudah patah. Mahkota atau juga lazim disebut
tajuk pohon cengkeh berbentuk kerucut. Daun cengkeh berwarna hijau
berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung dan pangkalnya
menyudut, rata-rata mempunyai ukuran lebar berkisar 2-3 cm dan panjang
daun tanpa tangkai berkisar 7,5-12,5 cm (Hapsoh, 2011; Herlina, 2008).
Tanaman akan mulai berbunga dengan baik setelah berumur 6
tahun, kuncup-kuncupnya yang berwarna pemulanya putih, kemudian
hijau dan akhirnya merah sudah mulai dapat dimanfaatkan sebagai bahan
bakal obat. Kuncupkuncup ini selanjutnya diasapi, dijemur/dikeringkan,
dipisahkan dari tangkainya (Kartasapoetra, 1992). Bunga dan buah
cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dan tangkai pendek serta
berdandan. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau dan berwarna
merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh akan dipanen jika sudah
mencapai panjang 1,5-2 cm. Pada saat masih muda bunga cengkeh
berwarna keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning kehijau-
hijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Bunga
cengkeh kering akan beewarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab
mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkeh pertama kali berbuah pada
umur 4-7 tahun (Hapsoh, 2011). Produksi bunga cengkih Indonesia baik
yang kuncup maupun yang telah mekar sebagian besar (80-90%) diserap
industri rokok kretek, sisanya untuk industry rempah-rempah lokal dan
diekspor ke Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk industri rempaholahan,
oleoresin, dan farmasi (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
2008).
B. Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh Tanaman cengkeh tumbuh baik pada daerah antara 200
LU-200 LS. Suhu udara yang cocok untuk tanaman cengkeh adalah 21-350 C
dengan ketinggian ideal 200-300 mdpl. Tanaman cengkeh tumbuh dan
berproduksi pada dataran rendah, sedangkan pada dataran tinggi tanaman
cengkeh lambat bahkan tidak akan berproduksi samasekali. Tumbuhan
cengkeh akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapat sinar
matahari langsung. Lahan Indonesia, cengkeh cocok ditanam di daerah
dataran rendah dekat pantai maupun di pegunungan pada ketinggian 900
meter di atas permukaan laut (Herlina, 2008; Hapsoh, 2011).
Cengkih (Eugenia aromatica OK atau Syzygium aromaticum (L))
termasuk dalam family Myrtaceae. Tanaman ini berbentuk pohon, tinginya
mencapai 20-30 m, dan dapat berumur lebih dari 100 tahun (Najiyati, 1991).
Cengkeh termasuk jenis tumbuhan perdu yang memiliki batang pohon besar
dan berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai
ratusan tahun, tingginya dapat mencapai 20 m-30 m dan cabang-cabangnya
cukup lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya
panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah. Mahkota
atau juga lazim disebut tajuk pohon cengkeh berbentuk kerucut. Daun
cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian
ujung dan pangkalnya menyudut, rata-rata mempunyai ukuran lebar berkisar
2cm - 3cm dan panjang daun tanpa tangkai berkisar 7,5cm -12,5cm (Herlina,
2008).
Tanaman cengkeh menghendaki kesuburan tanah yang sedang dan
struktur tanah gembur dan solum tanah serta berdrainase baik, dengan pH 5,5-
6,5. Lahan yang dipilih sebaiknya bertopografi miring, agar air tidak
tergenang (Hapsoh, 2011)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/52212/Chapter%20II.p
df;jsessionid=475618D6FF3B3F718CD116FB930AF5F0?sequence=4
C. Teknologi Budidaya Tanaman
1. Persiapan Bibit
Untuk menghasilkan bibit cengkeh yang bermutu, bahan tanaman
perlu dipersiapkan dengan baik sejak dini, mulai dari pemilihan pohon induk,
benih, persemaian sampai pembibitan. Tipe cengkeh yang banyak
dibudidayakan di Indonesia antara lain Zanzibar, Sikotok dan Siputih.
Namun, yang banyak disukai oleh masyarakat adalah jenis Zanzibar karena
produktivitasnya lebih tinggi. Pada umumnya cengkeh dikembangkan secara
generatif melalui biji yang diperoleh dari pohon induk yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut :Sehat,Berumur > 15 tahun, Bentuk mahkota
bagus (penu-tupan tajuk >80%), Hasil rata-rata terus naik, Jauh dari tipe
cengkeh lainnya, Tidak terlindungi, Percabangan cukup banyak, Batang
utama tunggal, Bebas hama penyakit
2. Persemaian
Persemaian dilakukan untuk menciptakan suatu kondisi yang paling
baik agar benih dapat berkecambah dengan baik serta bersih dari hama dan
penyakit. Persemaian memerlukan media tanam yang gembur untuk
pertumbuhan benih selama 2 bulan. Dalam persemian dibutuhkan edengan
dengan ukuran lebar 1,2 m dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan serta
keadaan tempat, melintang utara-selatan. Jarak antar bedengan 30-50 cm.
Setiap bedengan dibatasi oleh saluran pembuangan air (dalam 20 cm dan
lebar 30 cm) untuk menghindari genangan dan memudahkan penanaman serta
pemeliharaan. Biji-biji ditanam dengan jarak 53 cm dengan ujung teratas
benih tepat dipermukaan tanah, tidak boleh terbalik dan 2 atau 3 minggu
kemudian biji akan mulai berkecambah. Untuk mengurangi intensitas cahaya
matahari dan siraman air hujan, bedengan diberi atap yang terbuat dari
anyaman bambu, daun kelapa, jerami, alang-alang atau paranet yang dapat
menahan intensitas matahari sebesar 75%. Atap sebaiknya dibuat dengan
ukuran yang lebih tinggi menghadap ke timur. Tanah bedengan dicangkul
dan digemburkan sedalam 20-30 cm, apabila kandungan liatnya terlalu tinggi
dapat dilapisi pasir setebal 3-5 cm.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menyemai benih dan
pemindahan bibit cengkeh adalah :
a) Sebelum penanaman dibuat lubang kecil berdiameter 0.8-1.0 cm, dengan
jarak semai 55 cm.
b) Benih disemai dengan posisi bagian yang agak meruncing berada di atas
kemudian ditutup tanah dengan ketebalan 1 cm. Posisi benih yang terbalik
akan menyebabkan pertumbuhan kecambah terhambat dan akar menjadi
bengkok.
c) Untuk menjaga kelembaban yang tinggi pesemaian disiram 2 kali sehari
(tergantung kondisi cuaca). Penyiraman tidak boleh langsung agar tidak
merubah posisi biji. Untuk menahan percikan air siraman pesemaian
ditutup dengan karung goni.
d) Bila setelah 3 minggu benih masih tidak tumbuh, sebaiknya dibuang atau
disemai.
3. Penanaman Bibit
Pemindahan bibit dari persemaian ke pembibitan dapat dilakukan
setelah bibit berumur 1-2 bulan atau telah berdaun 4-7 helai. Bibit yang dipilih
mempunyai daun berwarna hijau sampai hijau tua mengkilap. Pada permukaan
daun tidak terdapat bercak daun serangan Cylindrocladium dan Gloesporium.
Selain itu juga tidak ada gejala serangan penyakit cacar daun yang disebabkan
oleh cendawan Phyllostica sp. Pada waktu pemindahan bibit diusahakan akar
tidak rusak/putus, dan tanah/pasir yang melekat di permukaan akar jangan
sampai rontok. Penanaman bibit di pembibitan dapat dilakukan dengan 2 cara,
yaitu :
a) Langsung di bedengan, cara penyiapan lahannya sama dengan persemaian
namun diberi pupuk kandang sebanyak 20 kg/m2. Bedengan diberi atap
yang dapat menahan 50% cahaya matahari yang masuk, dengan tinggi
naungan sebelah timur 2 m dan di barat 1.5 m. Jarak tanam 2020 cm
(apabila bibit akan dipindah ke kebun pada umur 1 tahun), dan 4040 cm
(apabila bibit akan dipindah ke kebun setelah berumur 2 tahun). Bibit
dipindahkan ke kebun dengan cara diputar. Sebelum pemutaran, tanah
pada bedengan disiram secukupnya.
b) Menggunakan polybag. Disiapkan media tanam berupa campuran tanah
dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1, ukuran polybag 1520 cm
(bibit sampai umur 1 tahun) atau 2025 cm (bibit sampai umur 2 tahun),
selanjutnya ditempatkan secara teratur di pembibitan dengan jarak 3030
cm atau 3040 cm. Pembibitan diberi naungan berupa tanaman hidup atau
naungan buatan seperti pada persemaian. Setelah bibit berumur 1-2 tahun
dapat dipindah ke kebun.
4. Pemilihan Bibit
Untuk mendapatkan tanaman yang sehat bibit perlu diseleksi. Beberapa
kriteria yang digunakan untuk seleksi bibit cengkeh adalah :
a) Tinggi bibit minimal 60 cm (umur 1 tahun) dan 90 cm (umur 2 tahun).
b) Sehat (tidak terserang hama penyakit dan kekurangan hara).
c) Mempunyai akar tunggang yang lurus dan sehat dengan panjang 45 cm
serta akar cabang 30-35 buah dan mempunyai batang tunggal.
d) Jumlah rata-rata percabangan 7 pasang, jumlah daun 63 pasang dan warna
daun dewasa hijau tua.
5. Penanaman
Persiapan Lahan
Pembersihan lahan yang dilanjutkan dengan pegolahan tanah. Pembuatan
lubang tanam, ukuran yang biasa digunakan panjang, lebar dan kedalaman
masing-masing berkisar antara 60-80 cm (60x60x60 cm atau 80x80x80 cm
atau 80x80x60 cm). Sebaiknya 2 minggu - 1 bulan sebelum tanam diberi
pupuk kandang sebanyak 5-10 Kg/pohon. Untuk mengatur kelebihan air
perlu dibuat saluran drainase yang cukup.
Jarak Tanam
Jarak tanam yang biasa digunakan pada penanaman cengkeh tidak sama
tergantung pada ketinggian dan kemiringan tanah. Jarak tanam yang biasa
digunakan adalah sekitar 6 m x 7 m = 238 pohon, 7 m x 8 m = 178 pohon
atau 8 m x 8 m = 156 pohon.
Pola Tanam
Penanaman dilaksanakan pada awal musim hujan. Pola tanam campuran
(polykuntur) dengan system tanam pagar, yaitu memperkecil jarak tanam
dalam baris (Timur-Barat) misalnya 125 m atau 146 m sehingga
tersedia ruangan untuk tanaman sela/campuran. Tanaman campuran dapat
dilakukan pada tanaman yang belum produktif dan atau kurang produktif.
6. Pemeliharaan Tanaman
Setelah bibit cengkeh ditanam ke lapangan tahap selanjutnya adalah
pemeliharaan. Pada tanaman cengkeh, pemeliharaan merupakan periode yang
panjang, yaitu selama tanaman yang diusahakan tersebut dianggap masih
menguntungkan secara ekonomis.
Pengelolaan Lahan dan Tanaman
Pengolahan lahan dan tanaman dapat dilakukan dengan penggemburan
tanah dan sanitasi Kebun. Tanaman cengkeh umur 1-5 tahun merupakan
periode yang kritis, sekitar 10-30% tanaman yang telah ditanam
dilapangan mengalami kematian atau perlu diganti/disulam karena
berbagai sebab, seperti hama penyakit, kekeringan, kalah bersaing dengan
gulma, atau penyebab lainnya. Penggemburan tanah disekeliling tanaman
didaerah sekitar perakaran di cangkul dangkal ( 10 cm) sekurangnya 2
kali setahun, pada awal dan akhir musim hujan sekaligus sebagai
persiapan pemupukan. Gulma atau alang-alang harus dibersihkan sampai
akar-akarnya dengan cangkul atau dengan penyemprotan herbisida.
Pengaturan Naungan
Pada stadia awal pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan naungan
yang cukup, berupa naungan buatan atau sementara. Naungan buatan
diadakan maksimal untuk dua periode musim kemarau setelah penanaman.
Penyulaman
Waktu penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan, yaitu untuk
menghindari kematian tanaman karena kekurangan air. Bibit sulaman yang
dignakan berasal dari sumber benih dan umur yang tidak jauh berbeda
dengan tanaman yang telah ditanam.
Penyiraman
Pada awal pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan kondisi tanah
yang lembab, sehingga pada musim kemarau perlu adanya penyiraman.
Pada tanaman dewasa penyiraman kurang diperlukan lagi, kecuali pada
kondisi iklim ekstrim kering.
Pemupukan
Tujuan pemupukan adalah untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman dan
meningkatnya produksi cengkeh setelah panen. Berdasarkan pola
penyebaran akarnya, penempatan pupuk pada tanaman cengkeh dilakukan
dibawah proyeksi tajuk dan bagian dalam tajuk. Jenis pupuk yang
diberikan dapat berupa pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan
pupuk anorganik, baik tunggal maupun berupa pupuk majemuk dalam
bentuk butiran maupun tablet. Pupuk anorganik berbentuk butiran (Urea,
TSP/SP-36, KCI, Kieserit) diberikan pada proyeksi tajuk 2/3 bagian dan
1/3 bagian dibawah bagian dalam tajuk yang dilakukan dua kali setahun,
yaitu pada awal dan akhir menjelang musim hujan. Pupuk anorganik
berbentuk tablet, diberikan dalam 8 lubang tugal (4 lubang dibawah
proyeksi tajuk dan 4 lubang tual dibawah tajuk bagian dalam) sedalam 10-
15 cm. Pupuk tablet hanya diberikan setahun sekali, yaitu pada awal
musim hujan.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Serangan hama dan penyakit sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman cengkeh, bahkan pada serangan berat dapat
menyebabkan kematian. Hama yang umum menyerang tanaman cengkeh
adalah penggerek, perusak pucuk, perusak daun dan perusak akar.
Sedangkan penyakit yang sering menyerang antara lain : Bakteri
Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC), Cacar Daun Cengkeh (CDC), Die back
(mati ranting), embun jelaga. Untuk pengendaliannya dapat digunakan
insektisida atau fungisida sesuai anjuran.
Pemanenan
Produk utama tanaman cengkeh adalah bunga, yang pada waktu dipanen
kadar airnya berkisar antara 60-70%. Waktu yang paling baik untuk
memetik cengkeh adalah sekitar 6 bulan setelah bakal bunga timbul, yaitu
setelah satu atau dua bunga pada tandanya mekar dan warna bunga
menjadi kuning kemerah-merahan dengan kepala bunga masih tertutup,
berisi dan mengkilat. Pemungutan bunga cengkeh dilakukan dengan cara
memetik tangkai bunga dengan tangan, kemudian dimasukkan kedalam
kantong kain atau keranjang yang telah disiapkan, menggunakan tangga
segitiga atau galah dari bambu, serta tidak merusak daun disekitarnya pada
waktu pemetikan.
Waktu panen sangat berpengaruh terhadap rendemen dan mutu bunga
cengkeh serta miyak atsirinya. Saat pemetikan bunga cengkeh yng tepat yaitu
apabila bunga sudah penuh benar tetapi belum mekar, pemetikan yang
dilakukan saat bunga cengkeh masih muda (sebelum bunga masak) akan
menghasilkan bunga cengkeh kering yang keriput, kandungan minyak
atsirinya rendah dan berbau langu (tidak enak). Sedangkan apabila pemetikan
terlambat (bunga sudah mekar) setelah dikeringkan akan diperoleh mutu yang
rendah, tanpa kepala serta rendeman rendah.

III. PELUANG PASAR


Hasil dari observasi yang telah dilakukan pada pedagang cengkeh di Pasar
Beringharjo yang terletak di Jl. Pabringan No.1 Yogyakarta : Prospek dan peluang
pasar cengkeh di Indonesia sangat tinggi hal ini disebabkan kebutuhan akan
cengkeh meningkat baik dipasar nasional maupun internasional. Untuk
mengetahui prospek dan aspek pemasaran yang dilakukan oleh pedagang, maka
dilakukan survey di Pasar Bringharjo yang terletak di Jl. Pabringan No.1
Yogyakarta. Kegiatan survey dilakukan dengan cara wawancara langsung
kepedagang cengkeh yang berada disekitar lokasi Pasar Bringharjo. Survey di
pasar diawali dengan Ibu........ yang menjual berbagai rempah-rempah. Cara
penjualan yang dilakukan adalah menerima cengkeh langsung dari penyuplai.
Komidas yang diterima dan dijual oleh Ibu berasal dari Sumatera. Biasanya
cengkeh diantar atau dipasok 3 hari sekali sebanyak 1 3 kg.
Responden
Aspek
Ibu Menik (Pasar Gamping)
Asal komoditas Sumatera
Jenis pasar Konsumen
Harga jual minimal Rp. 170.000/Kg
Harga jual maksimal
Kebutuhan pedagang 1Kg/3 hari
Bentuk produk Bunga cengkeh kering
Harga beli
Kebutuhan konsumen
Waktu permintaan Per 3 hari sekali
Berdasarkan hasil dari wawancara jumlah komoditas yang dibutuhkan oleh
konsumen tidak banyak hanya berkisar 1 plastik flip ukuran kecil sampai 1 Kg,
dengan harga 1 plastik flip Rp. 2.000 dan Rp. 170.000. Komoditas cengkeh pada
umumnya dibutuhkan oleh konsumen sekala rumah tangga mingguan sedangkan
konsumen untuk kebutuhan seperti rumah makan dibutuhkan harian. Untuk
fluktuasi harga atau naik turunnya harga cengkeh di pasaran hampir mengalami
flutuasi yang signifikan. Hal ini dipengaruhi bulan jual dan musim, ketika
mengalami penurunan harga cengkeh bisa mencapai .... dan ketika harga naik
cengkeh dapat berada pada kisaran harga .....
Komoditas cengkeh yang dijual di pasar Beringharjo Malioboro ini tidak
selalu habis terjual dalam kurun waktu yang singkat, namun bisa mencapai hingga
berbulan-bulan bahkan sampai hitungan tahun. Apabila komoditas cengkeh tidak
habis terjual, itu tidak terlalu jadi masalah karena kandungan air yang ada pada
komoditas cengkeh ini sedikit atau rendah. Hal inilah yang menyebabkan cengkeh
dapat disimpan dalam kurun waktu sampai 5 tahun. Untuk pemasokan komoditas
cengekeh di pasar Beringharjo, Malioboro ini didapatkan dari daerah Sumatera.
Selanjutnya apabila ada pemasok yang lain khususnya dari Mahasiswa itu tidak
diperkenankan atau tidak dapat memeberi pasokan cengkeh ke pasar tersebut. Hal
ini diakarenakan konsumen yang tidak terlalu membutuhkan komoditas cengkeh
tersebut dalam jumlah skala jumlah yang besar.
IV. MANAJEMEN PRODUKSI
A. Kondisi Iklim dan Tanah Lokasi Observasi
B. Teknik Budidaya
1. Persiapan lahan dan pengolahan tanah
Setelah dilakukan survey lahan di daerah Samigaluh, Kulon progo
pada tanaman cengkeh tidak dilakaukan persiapan lahan dan pengolahan
tanah. Hal ini disebabkan karena lahan yang ditanami cengkeh sudah ada
sejak dulu. Maka dari itu masyarakat sekitar memanfaatkan lahan cengkeh
tersebut sebagai mata pencaharian utama.
2. Persiapan bahan tanam
Persiapan bahan tanam pada komoditas cengkeh di daerah
Samigaluh, Kulon Progo tidak dilakukan, namun masyarakat pernah
mendapatkan bantuan dari pihak Pemerintah berupa bibit tanaman
cengkeh sebanyak 1000 pohon.
3. Penanaman dan sistem tanam
Penanaman tanaman cengkeh di daerah Samigaluh ini dimulai
dengan membersihkan lahan yang akan digunakan, setelah itu dibuat
lubang dengan jarak tanam 6x6 meter. Setelah lubang dibuat maka
lubang tersebut ditambahkan atau dicampurkan dengan pupuk kandang
dan setelah itu ditutup dan ditandi untuh didiamkan selama 1 minggu.
Satu minggu kemudian lubang dibuka dan barulah bibit tanaman cengekh
dapat ditanam, namun untuk masyarakat di daerah Samigaluh ini tidak
menggunakan sistem tanam dalam melakukan penanaman tanaman
cengkeh.
4. Pemeliharaan
Pemeihraan tanaman cengkeh ini hanya meliputi beberapa
pemeliharaan saja, yaitu penyiangan, pengendalian OPT, dan
Pemupukan. Untuk penyiangan dilakukan apabila gulma disekitar
tanaman cengkeh sudah mulai tubuh dan mengganggu tanaman cengekh
untuk tumbuh dan berkembang. Selanjutnya pengendalian OPT
dilakukan
5. Panen dan pascapanen
Pemanenan tanaman cengkeh dilakukan apabila buah cengkeh
sudah matang dan sudah mencapai waktu panen yang tepat. Dan setelah
dipanen tanaman cengkeh dipetik dari tangkai atau dipisahkan dari
tangkainya. Penanganan pascapanen cengekeh tidak terlalu rumit, hanya
cukup dijemur untuk beberapa hari sampai cengkeh benar-bear kering.
6. Pengolahan
Pengelohan tanaman cengkeh dimulai dengan penjemuran
cengekeh sampai kering dan setelah kering dapat langsung dipasarkan
atau disimpan sesuai kebutuhan. Lama pengeringan cengkeh tergantung
cuaca, apabila cuaca sedang bagus maka penjemuran hanyya
membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari namun apabila dalam musim hujan
maka penjemuran dapat berlangsung selama 1 minggu. Selanjutnya pada
pengolahan bagian tanaman cengkeh yang lain yaitu bagian daun
cengkeh yang dijadikan minyak atsiri untuk berbagai kebutuhan industri.
Cara pengolahan daun cengkeh menjadi minyak atsiri ini yaitu dengan
cara penyulingan sampai menjadi minyak atsiri yang mentah.
C. Pemasaran
Pemasaran tanaman cengkeh dilakukan dengan cara memberikan
kepada pengepul, namun sesuai dengan petani cengkeh dilokasi survey
tepatnya di Desa Samigaluh. Harga cengekeh dipasaran mencapai Rp.
120.000-140.000 namun apabila dijual basah hanya sebsar Rp. 25.000-
40.000.

ANALISIS USAHA TANI KOMODITAS Tanaman Industri

URAIAN VOL SAT HARGA/SAT JUMLAH


A. Sewa Lahan 5 ha 1jta
B. Bahan : - benih/bibit
- Jenis klon
- Sumer /asal
- Pupuk ; - Kandang
- Urea
- Za
- SP-36
- KCL
- Waktu/frekunsi
- ZPT
- Pestisida;
- Herbisida
- Insektisida
- Fungisida
- Bakterisida
- Nematisida
- Lainnya

C. Alat
- Alat berat
- Cangkul
- Sabit
- Sprayer
- Sekop
- Lain-lain

D. Tenaga Kerja (HKO/HOK)


- Pembersihan/penyiapan
lahan
- Pemasangan ajir
- Penanaman tan. Pelindung
- Pembibitan
- Penanaman
- Pemeliharaan
- Pengairan
- Pemupukan
- Penyulaman
- Penyiangan
- Pembubunan
- Pemangkasan
- Penyemprotan
- lain-lain
- Panen
- Pasca panen;
- Pembersihan
- Sortir/grading
- angkut
- Pengolahan
- lain-lain
Total
E. Hasil : - Utama
- Sampingan
Total
V. KESIMPULAN
A. Sumber Pustaka
B. Daftar Pasar dan Alamat
C. Daftar Petani dan Alamat
D. Foto Kegiatan Survey

Anda mungkin juga menyukai