Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI 2

SISTEM SARAF PUSAT

DISUSUN OLEH :

Nama : Dicky Ibnu Fernandes

Nim : 15040091

Kelas : V B S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH TANGERANG

Jalan Syech Nawawi Kilometer 4 Nomor 13 Matagara, Tigaraksa.

Telepon : (021) 29867307

TANGERANG

2017/2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur selalu terlimpahkan kepada Allah SWT
yang telah mengkaruniakan segala nikmat dan karunia kepada seluruh makhluk - makhluknya
di alam semesta ini. Dan berkat limpahan Rahmat - Nya lah saya mampu menyelesaikan
Makalah Farmakologi Dan Toksikologi 2 Tentang Sistem Saraf Pusat .

Adapun Makalah Tentang Sistem Saraf Pusat ini telah saya usahakan semaksimal
mungkin, sehingga dapat memperlancar pembuatan Makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan nikmat sehat kepada saya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.

2. Bapak Fajrin Noviyanto, S.Farm., M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing yang
telah membimbing dan memberi pengarahan kepada saya.

Demikian makalah ini saya susun, apabila ada kata- kata yang kurang berkenan dan
banyak terdapat kekurangan, saya mohon maaf yang sebesar - besarnya.

Tangerang, 18 September 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1


1.2 Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II DASAR TEORI ............................................................................................ 3

2.1 Pengertian Sistem Saraf .............................................................................. 3


2.2 Penyusun Sistem Saraf ................................................................................ 4
2.3 Pembagian Sel Saraf .................................................................................... 5
2.4 Fungsi Sistem Saraf ..................................................................................... 7
2.5 Klasifikasi Sistem Saraf .............................................................................. 7
2.6 Sistem Saraf Pusat ....................................................................................... 8
1. Otak ...................................................................................................... 9
1.1 Otak Depan (Prosoncephalon) ............................................................. 10
1.1.1 Otak Besar ( Cerebrum ) ................................................................... 10
1.1.2 Thalamus ........................................................................................... 11
1.1.3 Hipotalamus ................................................................................... 12
2.7 Otak Tengah (Mesencephalon) ................................................................... 12
2.8 Otak Belakang (Rhombencephalon) ........................................................... 13
2.8.1 Otak Kecil (Serebelum) .................................................................... 13
2.8.2 Sumsum Sambung (Medulla Oblongata) .......................................... 14
2.8.3 Jembatan Varol (Pons Varoli) ........................................................... 14
2.9 Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis) ............................................ 15
2.10 Sistem Limbik .............................................................................................. 16

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 22

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 22


3.2 Saran ............................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat
khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem
tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya.
Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh
hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah
berasal sagala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi
kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan
merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian
dan tingkah laku individu.
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas
memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-
perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi
rangsangan.
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing
mempunyai fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik,
diperlukan adanya koordinasi (pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar hewan,
koordinasi dilakukan oleh sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormone.
Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron
yang rumit, tersusun, dan diskret. Banyak dari pola neuron penunjang kehidupan dasar,
misalnya pola yang mengontrol respirasi dan sirkulasi, serupa pada semua orang. Namun,
tentu ada perbedaan halus dalam integrasi neuron antara seseorang yang merupakan
komponis berbakat dan orang yang tidak dapat bernyanyi, atau antara seorang pakar
matematika dan orang yang kesulitan membagi bilangan. Sebagian perbedaan pada sistem
saraf individu disebabkan oleh faktor genetik. Namun sisanya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan pengalaman. Ketika sistem saraf imatur berkembang sesuai cetak-biru
genetiknya, terbentuk neuron dan sinaps dalam jumlah berlebihan. Bergantung pada

1
rangsangan dari luar, dan tingkat pemakaiannya, sebagian dari jalur jalur saraf ini
dipertahankan, dibentuk lebih pasti, dan bahkan meningkat, sementara yang lain dieliminasi.
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi
yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh,
serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan
dilakukan oleh alat indera. Pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian
meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat
indera.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem
organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima
rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan.
Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak.
Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.

1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. memberikan informasi mengenai sistem saraf pusat yang mengkaji tentang otak dan
sumsum tulang belakang beserta fungsi dan mekanisme sistem saraf pusat.
2. Untuk mengetahui pengertian sistem saraf.
3. Untuk mengetahui apa saja sistem saraf pusat.
4. Untuk mengetahui mekanisme penghantar impuls.

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Sistem Saraf


Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang
(Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat
penting maka perlu perlindungan.

Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya bervariasi. Sistem
ini terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf adalah salah satu sistem
koordinasi yang berfungsi untuk menyampaikan rangsangan dari reseptor yang akan dideteksi
dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup dapat menanggapi
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam secara cepat.

Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf yang sering disebut dengan Neuron yang
berfungsi dalam mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan ataupun tanggapan.
Untuk menanggapi rangsangan tersebut, ada 3 komponen yang harus dimiliki oleh sistem
saraf, antara lain:

Reseptor

Reseptor adalah sel yang memberikan respon terhadap ransangan terhadap


lingkungan eksternal maupun internal kemudian reseptor akan mengubah rangsangan yang
diterima menjadi suatu impuls saraf yang akan di teruskan melalui neuron. Pada tubuh kita
yang bertindak sebagai reseptor adalah alat indera.

Penghantar Impuls

Penghantar impuls dikerjakan oleh saraf itu sendiri tanpa bantuan organ organ
lain. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung
terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas.

Efektor

Efektor adalah sel atau organ yang di gunakan untuk beraksi terhadap rangsangan
baik dari dalam maupun dari luar tubuh dapat diartikan sebagai bagian yang menanggapi
rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Bagian utama efektor pada
manusia adalah otot dan kelenjar.

3
2.2 Penyusun Sistem Saraf

Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan
unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan merespon
rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak dapat
diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu
impuls (rangsangan).

Satu sel saraf terdiri dari badan sel, dendrit, dan akson. Yaitu :

Badan Sel

Badan sel saraf adalah bagian yang terbesar dari sel saraf. Badan sel dapat
berfungsi sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan kemudian diteruskannya
menuju ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria,
sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel.

Dendrit

Dendrit merupakan serabut sel saraf pendek, bercabang-cabang dan perluasan


dari badan sel. Dendrit fungsinya menerima rangsang (impuls) yang datang dari ujung
akson neuron lain untuk di bawa menuju ke badan sel saraf. Dendrit mengandung
badan Nissl dan organel. Pada umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrite.
Dendrit tidak mengandung selubung myelin maupun neurolema.

Neurit (Akson)

Neurit (akson) merupakan serabut sel saraf yang panjang dan merupakan
perjuluran dari sitoplasma pada badan sel. Neurit dibungkus oleh selubung lemak
yang disebut selubung myelin yang terdiri atas perluasan rangakaian membran sel
Schwann. Selubung ini berfungsi untuk isolator / penahan terhadap tekanan dan
pemberi makan sel saraf. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh selubung
mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya
rangsangan. Akson fungsinya meneruskan rangsang (impuls) dari badan sel ke
kelenjar dan serabut-serabut otot atau sel saraf yang lain.

4
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu
selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk
ganglion atau simpul saraf. Antara neuron satu dengan neuron satu dengan neuron berikutnya
tidak bersambungan secara langsung tetapi membentuk celah yang sangat sempit. Celah
antara ujung neurit suatu neuron dengan dendrit neuron lain tersebut dinamakan sinapsis.
Pada bagian sinapsis inilah suatu zat kimia yang disebut neurotransmiter (misalnya
asetilkolin) menyeberang untuk membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit
neuron berikutnya.

2.3 Pembagian Sel Saraf

Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf
sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf intermediet (asosiasi).

Sel saraf sensorik


Sel saraf sensorik merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk
ganglia, aksonnya pendek tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan
dengan alat indra untuk menerima rangsangan. Fungsi sel saraf sensori sebagai
penghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan
sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan
dengan saraf asosiasi (intermediet).

Sel saraf motorik


Sel saraf motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan
akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson
berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar. Fungsi sel saraf motor

5
sebagai pengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya
berupa tanggapan dari tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di
sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf
asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

Sel saraf intermediet (Neuron konektor)


Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di
dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel
saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem
saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf
asosiasi lainnya.

Berdasarkan jumlah uluran


Berdasarkan jumlah uluran, neuron dibagi menjadi tiga, yaitu neuron unipolar,
bipolar, dan multipolar.
Neuron unipolar
Neuron unipolar hanya memiliki satu uluran yang timbul dari badan sel. Misalnya
neuron sensorik unipolar yang terdapat pada hewan tingkat rendah.

Neuron bipolar
neuron bipolar memiliki dua uluran, yaitu akson dan dendrit. Badan selnya berbentuk
lonjong dan ulurannya timbul dari dua ujung badan sel. Neuron ini terdapat pada
retina (mata), koklea (telinga), dan epitel olfaktori (hidung).

Neuron multipolar
neuron multipolar memiliki satu akson dan beberapa dendrit. Penyebaran neuron
multipolar ini paling banyak terdapat di dalam tubuh dibandingkan dengan neuron

6
unipolar atau bipolar. Contoh neuron multipolar adalah neuron motorik yang keluar
dari sumsum tulang belakang.

2.4 Fungsi Sistem Saraf

Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut :


1. Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.
2. Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan
memikirkannya
3. Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.
4. Mengekspresikan emosi.
5. Mengirimkan pesan untuk bagian sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan
organ lain.
6. Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau menghadapi
bahaya, dan meningkatkan aktivitas yang menyenangkan.

2.5 Klasifikasi Sistem Saraf

Di dalam tubuh kita terdapat miliaran sel saraf yang membentuk sistem saraf.
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem
saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri
atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.

7
2.6 Sistem Saraf Pusat

Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan
selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut
meningitis.

Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

1. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai
endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang
kepala. Di antara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
2. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di
dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa
yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai
bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-
lipatan permukaan otak.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:

1. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea).


2. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba).
3. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam
sistem saraf pusat.

8
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks)
dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa
materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

1. Otak

Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan,
belahan kanan mengendalikan belahan kiri. Mempunyai permukaan yang berlipat-lipat untuk
memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf. Otak juga sebagai pusat
penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan kemauan. Bagian dalamnya
berwarna putih berisi serabut saraf, bagian luarnya berwarna kelabu berisi banyak badan sel
saraf.

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan.

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai
dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks
otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang
terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau
merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan
sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan,
dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur
kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir
(yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di
bagian belakang.

Gambar 1. Otak

9
1.1. Otak Depan (Prosoncephalon)

Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon. Telencephalon


berkembang menjadi otak besar (Cerebrum). Diencephalon berkembang menjadi
thalamus, hipotamus.

Otak Depan
(Prosoncephalon)

Gambar 1.1. Otak Depan (Prosoncephalon)

1.1.1. Otak Besar (Cerebrum)

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai
dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan 10 reflex otak. Pada bagian korteks
otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang
terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau
merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan
sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan,
dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur
kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir
(yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di
bagian belakang.

Merupakan bagian terluas dan terbesar dari otak ,bentuk telur dan mengisi penuh
bagian atas rongga tengkorak. Adapun fungsi serebrum yaitu : untuk pusat pengaturan semua

10
aktivitas mental yaitu berkenaan dengan kepandaian (Intelegensi), ingatan(memori),
kesadaran, pusat menangis, keinginan buang air besar maupun kecil. Terdiri atas:

a Lobus frontalis (depan), sebagai area motorik yg membangkitkan impuls untuk


pergerakan volunteer. Area motorik kiri mengatur pergeakan sisi kanan tubuh dan
sebalikya.
b Lobus oksipital (belakang), untuk pusat penglihatan
c Lobus temporal (samping), untuk pusat pendengaran
d Lobus parietal (tengah), untuk pusat pengatur kulit dan otot terhadap panas, dingin,
sentuhan,tekanan.
Antara bagian tengah dan belakang merupakan pusat perkembangan kecerdasan,
ingatan, kemauan dan sikap.

Gambar 1.1.1.a Otak Besar (Cerebrum)

Gambar 1.1.1.b. Otak Besar (Cerebrum), terdiri atas :


Lobus frontalis (depan), Lobus oksipital (belakang),
Lobus temporal (samping), dan Lobus parietal (tengah).
1.1.2. Thalamus

Thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai tempat
penerimaan untuk sementara sensor data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya untuk
pengiriman data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.

11
Gambar 1.1.2. Thalamus
1.1.3. Hipotalamus

Hypothalamus berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan syahwat dan mengatur
kepentingan biologis lainnya. Adapun fungsi lain dari hypothalamus adalah

a Berperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yg melakukan fungsi vegetative


penting untuk kehidupan seperti pengaturan frekuensi jantung, TD, Suhu tubuh,
keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan dan aktivitas seksual.
b Sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan dan
kemarahan.
c Memproduksi hormone yang mengatur pelepasan atau inhibisi hormion kelenjar
hipofisis, sehingga mempengaruhi keseluruhan system endokrin.

Gambar 1.1.3. Hipothalamus


2.7 Otak Tengah (Mesencephalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.
Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata

12
seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran. Otak tengah
tidak berkembang dan tetap menjadi otak tengah.

Gambar 2.7. Otak Tengah (Mesencephalon)

2.8 Otak Belakang (Rhombencephalon)

Otak belakang berkembang menjadi metencephalon dan mielencephalon.


Metencephalon berkembang menjadi cerebellum dan pons varolli. Sedangkan
mielencephalon berkembang menjadi medulla oblongata.

Gambar 2.8. Otak Belakang (Rhombencephalon)

2.8.1 Otak Kecil (Serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

13
Terletak di bagian bawah dan belakang tengkorak dipisahkan dengan cerebrum,
diatas medula oblangata, Adapun fungsinya yaitu :

a Pusat keseimbangan.
b Mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan baik.
c Menghantarkan impuls dari otot-otot bagian kiri dan kanan tubuh.

Gambar 2.8.1. Otak Kecil (Serebelum)


2.8.2 Sumsum Sambung (Medulla Oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti
detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan
sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang
lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.

Gambar 2.8.2. Sumsum Sambung (Medulla Oblongata)

2.8.3 Jembatan Varol (Pons Varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri
dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

14
Gambar 2.8.3. Jembatan Varol (Pons Varoli)

2.9 Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar


berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada
penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas
sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari
reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor
keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk
dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls
dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motorik.

Sumsum tulang belakang adalah bagian SSP yang terletak di dalam canalis
cervikalis bersam ganglion radix pos yang terdapat pada setiap toramen intervertebralis
terletak berpasangan kiri dan kanan

Fungsi sumsum tulang belakang adalah :

a Penghubung impuls dari dan ke otak


b Memungkinkan jalan terpendek pada gerak refleks
c Organ ini mengurus persyarafan tubuh, anggota badan dan bagian kepala.

15
Gambar 2.9. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)

2.10 Sistem Limbik

Diantara pusat otak dan korteks terletak sistem limbik. Limbik berasal dari bahasa
latin yang berarti batas. Sistem limbik memungkinkan kita mengontrol insting atau naluri
kita.

Konsultasi antara pusat otak bagian atas dengan sistem limbik sangat penting
dalam formulasi emosi.

Sistem limbik dihubungkan dengan daerah korteks serebral yang terlibat dalam
pembelajaran kompleks, bernalar, dan personalitas.

Limbik perempuan lebih besar dari pada laki-laki, maka dari itu perempuan lebih
sensitif dalam hal berperasaan dibanding laki-laki karena semakin besar limbik seseorang,
maka semakin besar pula tingkat hubungan emosionalnya.

Gambar 2.10. Sistem Limbik

16
Sistem limbik terdiri atas bagian diensafalon yaitu, Talamus, Hipothalamus,
Amigdala, dan Hippocampus.

1. Talamus

Talamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai pusat
penerimaan untuk sensor data dan sinyal-sinyal motorik.
Saluran neuron dari talamus ke neokorteks adalah saluran yang besar dan panjang
(jauh), kajian neurologi mendapati hadirnya gumpalan saluran neuron yang lebih halus (kecil
dan pendek) yang menghubungkan talamus ke wilayah amigdala.
Stimulus (mata, telinga dan pancaindra lainnya) Otak Talamus Sinaps
Tunggal Amigdala
Isyarat ini oleh amigdala memberi reaksi atau respon emosi. Isyarat ke dua dari
talamus di salurkan ke neokorteks untuk proses berfikir. Percabangan ini akan menyebabkan
Amigdala (emosi) akan bertindak lebih cepat sebelum Neokorteks (sempat berfikir). Maka ini
menjelaskan mengapa ada saatnya emosi bertindak lebih cepat sebelum otak rasional sempat
berfikir.
Ada sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa talamus dapat membuat
gelombang untuk memblokade semua suara saat tubuh kita tertidur. Sekelompok tim yang di
pimpin oleh Dr. Jeffrey ellenbogen dari sekolah kesehatan Harvard, boston meneliti tentang
gelombang tidur yang di duga memblokir efek dari suara-suara dan informasi sensor yang
masuk ke otak saat tertidur di sebabkan oleh tubulus. Dr. Jeffrey mengamati para
sukarelawan setiap malamnya menggunakan sebuah alat yang merekam aktivitas kelistrikan
pada otak. Sukarelawan yang memiliki tingkat gelombang tidur yang tinggi tidak terbangun
karena suara suara bising saat malam ke 2 dan ke 3, beberapa bahkan tidak menyadari bahwa
ada suara2 yang mengganggu saat mereka tertidur. Dr. Jeffrey berpendapat bahwa semua itu
karena talamus dapat membuat gelombang untuk memblokade semua suara saat seseorang
tertidur.

Gambar 1. Talamus

17
2. Hipothalamus

Hipotalamus adalah bagian dari otak yang terdiri dari sejumlah nukleus , tempat
neurosekresi yang mempengaruhi pengeluaran hormon pada hipofisis. Terletak di dasar otak
depan.
Hipotalamus juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem limfatik
dan merupakan konektor sinyal dari berbagai bagian otak menuju ke korteks otak besar yang
mengatur bermacam-macam fungsi seperti suhu tubuh, pola tidur, keseimbangan air, rasa
lapar dan kenyang , rasa haus, emosi , dan tingkah laku reproduktif.

Adapun fungsi hipotalamus yang lebih mendetail adalah sebagi berikut :

1. Dalam pengaturan suhu tubuh.


2. Pengatur nutrisi.
3. Pengaturan agar tetap sadar.
4. Penumbuhan sifat agresif.
5. Tempat sekresi hormone yang memengaruhi pengeluaran hormonepafa kelenjar
hipofisis.
6. Pengaturan dalam gerak refleks.
7. Fisiologi denyut jantung.
8. Berperan dalam pernapasan.
9. Perlebaran dan penyempitan pembuluh darah.

Hipotalamus terbagi atas :


1. Hipotalamus anterior merupakan pusat yang mengatur rasa haus , aktifitas
seksual yg di aktifasi oleh hormon seks , dan keringat yang disebabkan panas .
2. Hipotalamus posterior merupakan pusat yang mengatur ketika kita merasa
dingin dan mencium bau .
3. Hipotalamus lateral merupakan pusat yang mengatur rasa lapar , respon ketika
kita merasa takut atau berani. Di bagian hipotalamus inilah terdapat banyak
neuron yang berhubungan langsung dengan bagian inti sel hipotalamus tengah.
4. Hipotalamus ventral berfungsi mensintesis beberapa hormon untuk dikirim ke
bagian tonjolan akson yang akan dilepaskan ke dalam darah dan disampaikan di
hipofisis anterior.

18
5. Hipotalamus Ventromedial merupakan pusat yang mengatur ketika kita merasa
kenyang.

Gambar 2. Hipotalamus

3. Amigdala

Amigdala berasal dari bahasa Latin Amigdalae yaitu sekelompok saraf yang
berbentuk seperti kacang almond. Berfungsi dalam pengolahan data sensorik dan ingatan atas
emosi. Tubuh akan bereaksi menggunakan amigdala sebagai pusat emosi lebih cepat daripada
tubuh menyadari apa yang dilakukannya. Emosi yang ditangkap oleh amigdala akan
dirasionalisasikan oleh salah satu komponen dari system limbic yang lain yang dinamakan
korteks prefrontal. Ketika amigdala mengontrol emosi, korteks prefrontal mengendalikannya
dalam proporsi seimbang.
Amigdala maupun Hipotalamus ( yang juga menerima sinyal dari amigdala )
memiliki fungsi ganda yang saling berlawanan, artinya perubahan yang akan dihasilkan dari
perangsangan ini dapat memicu kompoen pembentuk stres maupun juga komponen
pembentuk ketentraman jiwa. Komponen perilaku ini berada pada nucleus-nukleus berbeda
sehingga pemunculannya pun tergantung pada bagian mana yang mengalami perangsangan.
Jika emosi timbul, hal ini akan terjadi umpan balik dimana rangsangan ini akan terjadi
ppeningkatan keresahan sehingga situasi panic yang akhirnya akan timbul. Karena
rangsangan ini terjadi pengembalian melalui hipotalamus ke system limbik kemudian ke
korteks prefrontal. Di korteks prefrontal akan terjadi peningkatan kadar katekolamin (
sekelompok hormone yang memiliki gugus kotekol yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal

19
dalam menanggapi stress ( University of California, San Diego,Health Library ) sehingga
membuat orang yang sedang emosi tidak terkendali secara keseluruhan termasuk tidak
terkontrol dalam perbuatan.
Mekanisme kerjanya, amigdala memproses emosi secara langsung atau melalui
system limbil yang lain yang sinyalnya diberikan oleh amigdala. Untuk komponen emosi
yang kerjanya dijalarkan ke hipotalamus, maka yang menentukan komponen emosi apa yang
akan timbul ( senang atau kecewa, marah atau bahagia serta komponen lain ) ditentukan oleh
amigdala. Hipotalamus hanya sebagai tempat pembentukan, tapi konsep atau pola emosi yang
akan dibentuk sudah ditentukan oleh amigdala meskipun hipotalamus sendiri dapat
menghasilkan komponen prilaku dengan menggunakan rangsangan listrik.
Dengan demikian, Amigdala berperan besar dalam memebentuk kepribadian
seseorang. Jika amigdala bekerja dengan baik, maka baik pula sistem yang lain. Karena
pengaruhnya sehingga menghasilkan kepribadian yang baik pula terhadap seseorang.

Gambar 3. Amigdala

4. Hippocampus

Hippocampus berasal dari bahasa Yunani; hippo: kuda, kampos: monster laut.
Disebut kuda laut, dilihat dari bentuknya yang menyerupai kuda laut.
Hippocampus berfungsi sebagai kegiatan mengingat dan navigurasi ruangan. hippocampus
juga bertanggung jawab untuk menyimpan kenangan, biasanya bagian ini akan mengalami
atrophy rata - rata pada usia 55 - 60 tahun.
Psikolog dan ahli saraf umumnya sepakat bahwa hippocampus memiliki peran
penting dalam pembentukan kenangan baru tentang peristiwa yang dialami (memori episodik
atau otobiografi).
Kerusakan pada hippocampus tidak mempengaruhi beberapa tipe memori, seperti
kemampuan untuk belajar motor baru atau keterampilan kognitif (memainkan alat musik,

20
atau memecahkan teka-teki jenis tertentu, misalnya). Fakta ini menunjukkan bahwa
kemampuan tersebut tergantung pada jenis memori (memori prosedural) dan wilayah otak
yang berbeda. Lebih lanjut, pasien amnesic sering menunjukkan "implisit" memori untuk
pengalaman bahkan tanpa adanya pengetahuan sadar. Dalam hippocampus, arus informasi
sebagian besar searah, dengan sinyal merambat melalui serangkaian lapisan sel padat,
pertama ke dentate gyrus, kemudian ke lapisan CA3, kemudian ke lapisan CA1, kemudian ke
subiculum, kemudian keluar dari hippocampus ke EC. Masing-masing lapisan juga
mengandung sirkuit intrinsik kompleks dan koneksi longitudinal yang luas.

Gambar 4. Hippocampus

21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem koordinasi berfungsi sebagai pengatur semua organ di dalam tubuh tanpa
saling mengganggu antara organ yang satu dengan organ yang lainnya. Sistem koordinasi
berpusat pada otak. Sistem Saraf Pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak
terdiri dari otak besar dan otak kecil. Menurut letaknya otak terbagi atas otak depan, otak
tengah, dan otak belakang. Otak Besar (serebrum), merupakan pusat pengendali kegiatan
yang disadari. Otak Depan (diensefalon) berfungsi menerima semua rangsangan kecuali
bau dan meneruskannya ke area sensorik otak serta untuk pengaturan suhu dan nutrien,
penjagaan kesadaran dan penumbuhan sikap agresif. Otak tengah (mesensefalon)
berkaitan dengan refleks mata, tonus (kontraksi terus-menerus) otot, dan posisi tubuh.
Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan pusat koordinasi kerja otot
ketika bergerak. Sumsum Lanjutan (medula oblongata) berperan mengatur denyut jantung,
penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, batuk, bersin, bersendawa dan muntah.
Sumsum tulang belakang berperan dalam gerak reflek (tak sadar). Sistem saraf merupakan
salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk
dideteksi dan direspon oleh tubuh.Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron).Fungsi
sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.Sistem
saraf dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer.Sistem saraf
pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari sitem
saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.

3.2 Saran

Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi -
materi dari sumber keilmuan yang ada ( buku, internet, dan lain-lain ) kita harus dapat
mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah
untuk paham dan akan selalu diingat.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Astuti, P. 2007. Sistem Saraf dan Otot. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
2. Banks, WJ. 1993. Applied Veterinary Histology. USA : Mosby Inc. Cunningham,
James G. 2002. Text Book of Veterinary Physiology. Philadelphia: W.B Sunders
Company.
3. Guyton, A.C. and J.E Hall. 2006. Text Book of Medical Physiology 11th edition.
Philadelphia : Elsevier Saunders.
4. Pangestiningsih,T.W.,Budipitojo,T.,Ariana.,Untoro,M.,Jatman,S,.2011.Petunjuk
Praktikum Blok 5 Sistem Saraf. Yogyakarta:Laboratorium Makroanatomi Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada.
5. Scalon, Valerie C. 2007.Essential of Anatomy and Physiology 5th edition.
Philadelphia : F.A. Davis Company.
6. Sisson,S and J.D.Grossman 1953.The Anatomy of The Domestic Animal. W. B.
Saunders Co.: Philadelph.
7. Soewasono,R.,1974. Zoologi Anatomia Comparativa.Yogyakarta:Fakultas Biologi
Universitas Gadjah Mada
8. Gibson, John.2003.Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat.Buku Kedokteran
EGC : Jakarta
9. Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia.Buku Kedokteran EGC : Jakarta
10. Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC

23

Anda mungkin juga menyukai