DISUSUN OLEH :
Nim : 15040091
Kelas : V B S1 FARMASI
TANGERANG
2017/2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur selalu terlimpahkan kepada Allah SWT
yang telah mengkaruniakan segala nikmat dan karunia kepada seluruh makhluk - makhluknya
di alam semesta ini. Dan berkat limpahan Rahmat - Nya lah saya mampu menyelesaikan
Makalah Farmakologi Dan Toksikologi 2 Tentang Sistem Saraf Pusat .
Adapun Makalah Tentang Sistem Saraf Pusat ini telah saya usahakan semaksimal
mungkin, sehingga dapat memperlancar pembuatan Makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan nikmat sehat kepada saya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Bapak Fajrin Noviyanto, S.Farm., M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing yang
telah membimbing dan memberi pengarahan kepada saya.
Demikian makalah ini saya susun, apabila ada kata- kata yang kurang berkenan dan
banyak terdapat kekurangan, saya mohon maaf yang sebesar - besarnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat
khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem
tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya.
Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh
hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah
berasal sagala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi
kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan
merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian
dan tingkah laku individu.
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas
memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-
perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi
rangsangan.
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing
mempunyai fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik,
diperlukan adanya koordinasi (pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar hewan,
koordinasi dilakukan oleh sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormone.
Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron
yang rumit, tersusun, dan diskret. Banyak dari pola neuron penunjang kehidupan dasar,
misalnya pola yang mengontrol respirasi dan sirkulasi, serupa pada semua orang. Namun,
tentu ada perbedaan halus dalam integrasi neuron antara seseorang yang merupakan
komponis berbakat dan orang yang tidak dapat bernyanyi, atau antara seorang pakar
matematika dan orang yang kesulitan membagi bilangan. Sebagian perbedaan pada sistem
saraf individu disebabkan oleh faktor genetik. Namun sisanya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan pengalaman. Ketika sistem saraf imatur berkembang sesuai cetak-biru
genetiknya, terbentuk neuron dan sinaps dalam jumlah berlebihan. Bergantung pada
1
rangsangan dari luar, dan tingkat pemakaiannya, sebagian dari jalur jalur saraf ini
dipertahankan, dibentuk lebih pasti, dan bahkan meningkat, sementara yang lain dieliminasi.
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi
yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh,
serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan
dilakukan oleh alat indera. Pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian
meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat
indera.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem
organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima
rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan.
Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak.
Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.
1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. memberikan informasi mengenai sistem saraf pusat yang mengkaji tentang otak dan
sumsum tulang belakang beserta fungsi dan mekanisme sistem saraf pusat.
2. Untuk mengetahui pengertian sistem saraf.
3. Untuk mengetahui apa saja sistem saraf pusat.
4. Untuk mengetahui mekanisme penghantar impuls.
2
BAB II
DASAR TEORI
Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya bervariasi. Sistem
ini terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf adalah salah satu sistem
koordinasi yang berfungsi untuk menyampaikan rangsangan dari reseptor yang akan dideteksi
dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup dapat menanggapi
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam secara cepat.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf yang sering disebut dengan Neuron yang
berfungsi dalam mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan ataupun tanggapan.
Untuk menanggapi rangsangan tersebut, ada 3 komponen yang harus dimiliki oleh sistem
saraf, antara lain:
Reseptor
Penghantar Impuls
Penghantar impuls dikerjakan oleh saraf itu sendiri tanpa bantuan organ organ
lain. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung
terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas.
Efektor
Efektor adalah sel atau organ yang di gunakan untuk beraksi terhadap rangsangan
baik dari dalam maupun dari luar tubuh dapat diartikan sebagai bagian yang menanggapi
rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Bagian utama efektor pada
manusia adalah otot dan kelenjar.
3
2.2 Penyusun Sistem Saraf
Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan
unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan merespon
rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak dapat
diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu
impuls (rangsangan).
Satu sel saraf terdiri dari badan sel, dendrit, dan akson. Yaitu :
Badan Sel
Badan sel saraf adalah bagian yang terbesar dari sel saraf. Badan sel dapat
berfungsi sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan kemudian diteruskannya
menuju ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria,
sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel.
Dendrit
Neurit (Akson)
Neurit (akson) merupakan serabut sel saraf yang panjang dan merupakan
perjuluran dari sitoplasma pada badan sel. Neurit dibungkus oleh selubung lemak
yang disebut selubung myelin yang terdiri atas perluasan rangakaian membran sel
Schwann. Selubung ini berfungsi untuk isolator / penahan terhadap tekanan dan
pemberi makan sel saraf. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh selubung
mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya
rangsangan. Akson fungsinya meneruskan rangsang (impuls) dari badan sel ke
kelenjar dan serabut-serabut otot atau sel saraf yang lain.
4
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu
selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk
ganglion atau simpul saraf. Antara neuron satu dengan neuron satu dengan neuron berikutnya
tidak bersambungan secara langsung tetapi membentuk celah yang sangat sempit. Celah
antara ujung neurit suatu neuron dengan dendrit neuron lain tersebut dinamakan sinapsis.
Pada bagian sinapsis inilah suatu zat kimia yang disebut neurotransmiter (misalnya
asetilkolin) menyeberang untuk membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit
neuron berikutnya.
Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf
sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
5
sebagai pengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya
berupa tanggapan dari tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di
sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf
asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
Neuron bipolar
neuron bipolar memiliki dua uluran, yaitu akson dan dendrit. Badan selnya berbentuk
lonjong dan ulurannya timbul dari dua ujung badan sel. Neuron ini terdapat pada
retina (mata), koklea (telinga), dan epitel olfaktori (hidung).
Neuron multipolar
neuron multipolar memiliki satu akson dan beberapa dendrit. Penyebaran neuron
multipolar ini paling banyak terdapat di dalam tubuh dibandingkan dengan neuron
6
unipolar atau bipolar. Contoh neuron multipolar adalah neuron motorik yang keluar
dari sumsum tulang belakang.
Di dalam tubuh kita terdapat miliaran sel saraf yang membentuk sistem saraf.
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem
saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri
atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
7
2.6 Sistem Saraf Pusat
Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan
selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut
meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
1. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai
endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang
kepala. Di antara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
2. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di
dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa
yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai
bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-
lipatan permukaan otak.
8
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks)
dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa
materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
1. Otak
Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan,
belahan kanan mengendalikan belahan kiri. Mempunyai permukaan yang berlipat-lipat untuk
memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf. Otak juga sebagai pusat
penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan kemauan. Bagian dalamnya
berwarna putih berisi serabut saraf, bagian luarnya berwarna kelabu berisi banyak badan sel
saraf.
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai
dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks
otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang
terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau
merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan
sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan,
dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur
kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir
(yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di
bagian belakang.
Gambar 1. Otak
9
1.1. Otak Depan (Prosoncephalon)
Otak Depan
(Prosoncephalon)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai
dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan 10 reflex otak. Pada bagian korteks
otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang
terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau
merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan
sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan,
dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur
kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir
(yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di
bagian belakang.
Merupakan bagian terluas dan terbesar dari otak ,bentuk telur dan mengisi penuh
bagian atas rongga tengkorak. Adapun fungsi serebrum yaitu : untuk pusat pengaturan semua
10
aktivitas mental yaitu berkenaan dengan kepandaian (Intelegensi), ingatan(memori),
kesadaran, pusat menangis, keinginan buang air besar maupun kecil. Terdiri atas:
Thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai tempat
penerimaan untuk sementara sensor data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya untuk
pengiriman data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.
11
Gambar 1.1.2. Thalamus
1.1.3. Hipotalamus
Hypothalamus berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan syahwat dan mengatur
kepentingan biologis lainnya. Adapun fungsi lain dari hypothalamus adalah
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.
Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
12
seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran. Otak tengah
tidak berkembang dan tetap menjadi otak tengah.
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
13
Terletak di bagian bawah dan belakang tengkorak dipisahkan dengan cerebrum,
diatas medula oblangata, Adapun fungsinya yaitu :
a Pusat keseimbangan.
b Mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan baik.
c Menghantarkan impuls dari otot-otot bagian kiri dan kanan tubuh.
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti
detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan
sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang
lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri
dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
14
Gambar 2.8.3. Jembatan Varol (Pons Varoli)
Sumsum tulang belakang adalah bagian SSP yang terletak di dalam canalis
cervikalis bersam ganglion radix pos yang terdapat pada setiap toramen intervertebralis
terletak berpasangan kiri dan kanan
15
Gambar 2.9. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)
Diantara pusat otak dan korteks terletak sistem limbik. Limbik berasal dari bahasa
latin yang berarti batas. Sistem limbik memungkinkan kita mengontrol insting atau naluri
kita.
Konsultasi antara pusat otak bagian atas dengan sistem limbik sangat penting
dalam formulasi emosi.
Sistem limbik dihubungkan dengan daerah korteks serebral yang terlibat dalam
pembelajaran kompleks, bernalar, dan personalitas.
Limbik perempuan lebih besar dari pada laki-laki, maka dari itu perempuan lebih
sensitif dalam hal berperasaan dibanding laki-laki karena semakin besar limbik seseorang,
maka semakin besar pula tingkat hubungan emosionalnya.
16
Sistem limbik terdiri atas bagian diensafalon yaitu, Talamus, Hipothalamus,
Amigdala, dan Hippocampus.
1. Talamus
Talamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai pusat
penerimaan untuk sensor data dan sinyal-sinyal motorik.
Saluran neuron dari talamus ke neokorteks adalah saluran yang besar dan panjang
(jauh), kajian neurologi mendapati hadirnya gumpalan saluran neuron yang lebih halus (kecil
dan pendek) yang menghubungkan talamus ke wilayah amigdala.
Stimulus (mata, telinga dan pancaindra lainnya) Otak Talamus Sinaps
Tunggal Amigdala
Isyarat ini oleh amigdala memberi reaksi atau respon emosi. Isyarat ke dua dari
talamus di salurkan ke neokorteks untuk proses berfikir. Percabangan ini akan menyebabkan
Amigdala (emosi) akan bertindak lebih cepat sebelum Neokorteks (sempat berfikir). Maka ini
menjelaskan mengapa ada saatnya emosi bertindak lebih cepat sebelum otak rasional sempat
berfikir.
Ada sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa talamus dapat membuat
gelombang untuk memblokade semua suara saat tubuh kita tertidur. Sekelompok tim yang di
pimpin oleh Dr. Jeffrey ellenbogen dari sekolah kesehatan Harvard, boston meneliti tentang
gelombang tidur yang di duga memblokir efek dari suara-suara dan informasi sensor yang
masuk ke otak saat tertidur di sebabkan oleh tubulus. Dr. Jeffrey mengamati para
sukarelawan setiap malamnya menggunakan sebuah alat yang merekam aktivitas kelistrikan
pada otak. Sukarelawan yang memiliki tingkat gelombang tidur yang tinggi tidak terbangun
karena suara suara bising saat malam ke 2 dan ke 3, beberapa bahkan tidak menyadari bahwa
ada suara2 yang mengganggu saat mereka tertidur. Dr. Jeffrey berpendapat bahwa semua itu
karena talamus dapat membuat gelombang untuk memblokade semua suara saat seseorang
tertidur.
Gambar 1. Talamus
17
2. Hipothalamus
Hipotalamus adalah bagian dari otak yang terdiri dari sejumlah nukleus , tempat
neurosekresi yang mempengaruhi pengeluaran hormon pada hipofisis. Terletak di dasar otak
depan.
Hipotalamus juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem limfatik
dan merupakan konektor sinyal dari berbagai bagian otak menuju ke korteks otak besar yang
mengatur bermacam-macam fungsi seperti suhu tubuh, pola tidur, keseimbangan air, rasa
lapar dan kenyang , rasa haus, emosi , dan tingkah laku reproduktif.
18
5. Hipotalamus Ventromedial merupakan pusat yang mengatur ketika kita merasa
kenyang.
Gambar 2. Hipotalamus
3. Amigdala
Amigdala berasal dari bahasa Latin Amigdalae yaitu sekelompok saraf yang
berbentuk seperti kacang almond. Berfungsi dalam pengolahan data sensorik dan ingatan atas
emosi. Tubuh akan bereaksi menggunakan amigdala sebagai pusat emosi lebih cepat daripada
tubuh menyadari apa yang dilakukannya. Emosi yang ditangkap oleh amigdala akan
dirasionalisasikan oleh salah satu komponen dari system limbic yang lain yang dinamakan
korteks prefrontal. Ketika amigdala mengontrol emosi, korteks prefrontal mengendalikannya
dalam proporsi seimbang.
Amigdala maupun Hipotalamus ( yang juga menerima sinyal dari amigdala )
memiliki fungsi ganda yang saling berlawanan, artinya perubahan yang akan dihasilkan dari
perangsangan ini dapat memicu kompoen pembentuk stres maupun juga komponen
pembentuk ketentraman jiwa. Komponen perilaku ini berada pada nucleus-nukleus berbeda
sehingga pemunculannya pun tergantung pada bagian mana yang mengalami perangsangan.
Jika emosi timbul, hal ini akan terjadi umpan balik dimana rangsangan ini akan terjadi
ppeningkatan keresahan sehingga situasi panic yang akhirnya akan timbul. Karena
rangsangan ini terjadi pengembalian melalui hipotalamus ke system limbik kemudian ke
korteks prefrontal. Di korteks prefrontal akan terjadi peningkatan kadar katekolamin (
sekelompok hormone yang memiliki gugus kotekol yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal
19
dalam menanggapi stress ( University of California, San Diego,Health Library ) sehingga
membuat orang yang sedang emosi tidak terkendali secara keseluruhan termasuk tidak
terkontrol dalam perbuatan.
Mekanisme kerjanya, amigdala memproses emosi secara langsung atau melalui
system limbil yang lain yang sinyalnya diberikan oleh amigdala. Untuk komponen emosi
yang kerjanya dijalarkan ke hipotalamus, maka yang menentukan komponen emosi apa yang
akan timbul ( senang atau kecewa, marah atau bahagia serta komponen lain ) ditentukan oleh
amigdala. Hipotalamus hanya sebagai tempat pembentukan, tapi konsep atau pola emosi yang
akan dibentuk sudah ditentukan oleh amigdala meskipun hipotalamus sendiri dapat
menghasilkan komponen prilaku dengan menggunakan rangsangan listrik.
Dengan demikian, Amigdala berperan besar dalam memebentuk kepribadian
seseorang. Jika amigdala bekerja dengan baik, maka baik pula sistem yang lain. Karena
pengaruhnya sehingga menghasilkan kepribadian yang baik pula terhadap seseorang.
Gambar 3. Amigdala
4. Hippocampus
Hippocampus berasal dari bahasa Yunani; hippo: kuda, kampos: monster laut.
Disebut kuda laut, dilihat dari bentuknya yang menyerupai kuda laut.
Hippocampus berfungsi sebagai kegiatan mengingat dan navigurasi ruangan. hippocampus
juga bertanggung jawab untuk menyimpan kenangan, biasanya bagian ini akan mengalami
atrophy rata - rata pada usia 55 - 60 tahun.
Psikolog dan ahli saraf umumnya sepakat bahwa hippocampus memiliki peran
penting dalam pembentukan kenangan baru tentang peristiwa yang dialami (memori episodik
atau otobiografi).
Kerusakan pada hippocampus tidak mempengaruhi beberapa tipe memori, seperti
kemampuan untuk belajar motor baru atau keterampilan kognitif (memainkan alat musik,
20
atau memecahkan teka-teki jenis tertentu, misalnya). Fakta ini menunjukkan bahwa
kemampuan tersebut tergantung pada jenis memori (memori prosedural) dan wilayah otak
yang berbeda. Lebih lanjut, pasien amnesic sering menunjukkan "implisit" memori untuk
pengalaman bahkan tanpa adanya pengetahuan sadar. Dalam hippocampus, arus informasi
sebagian besar searah, dengan sinyal merambat melalui serangkaian lapisan sel padat,
pertama ke dentate gyrus, kemudian ke lapisan CA3, kemudian ke lapisan CA1, kemudian ke
subiculum, kemudian keluar dari hippocampus ke EC. Masing-masing lapisan juga
mengandung sirkuit intrinsik kompleks dan koneksi longitudinal yang luas.
Gambar 4. Hippocampus
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem koordinasi berfungsi sebagai pengatur semua organ di dalam tubuh tanpa
saling mengganggu antara organ yang satu dengan organ yang lainnya. Sistem koordinasi
berpusat pada otak. Sistem Saraf Pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak
terdiri dari otak besar dan otak kecil. Menurut letaknya otak terbagi atas otak depan, otak
tengah, dan otak belakang. Otak Besar (serebrum), merupakan pusat pengendali kegiatan
yang disadari. Otak Depan (diensefalon) berfungsi menerima semua rangsangan kecuali
bau dan meneruskannya ke area sensorik otak serta untuk pengaturan suhu dan nutrien,
penjagaan kesadaran dan penumbuhan sikap agresif. Otak tengah (mesensefalon)
berkaitan dengan refleks mata, tonus (kontraksi terus-menerus) otot, dan posisi tubuh.
Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan pusat koordinasi kerja otot
ketika bergerak. Sumsum Lanjutan (medula oblongata) berperan mengatur denyut jantung,
penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, batuk, bersin, bersendawa dan muntah.
Sumsum tulang belakang berperan dalam gerak reflek (tak sadar). Sistem saraf merupakan
salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk
dideteksi dan direspon oleh tubuh.Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron).Fungsi
sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.Sistem
saraf dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer.Sistem saraf
pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari sitem
saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.
3.2 Saran
Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi -
materi dari sumber keilmuan yang ada ( buku, internet, dan lain-lain ) kita harus dapat
mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah
untuk paham dan akan selalu diingat.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Astuti, P. 2007. Sistem Saraf dan Otot. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
2. Banks, WJ. 1993. Applied Veterinary Histology. USA : Mosby Inc. Cunningham,
James G. 2002. Text Book of Veterinary Physiology. Philadelphia: W.B Sunders
Company.
3. Guyton, A.C. and J.E Hall. 2006. Text Book of Medical Physiology 11th edition.
Philadelphia : Elsevier Saunders.
4. Pangestiningsih,T.W.,Budipitojo,T.,Ariana.,Untoro,M.,Jatman,S,.2011.Petunjuk
Praktikum Blok 5 Sistem Saraf. Yogyakarta:Laboratorium Makroanatomi Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada.
5. Scalon, Valerie C. 2007.Essential of Anatomy and Physiology 5th edition.
Philadelphia : F.A. Davis Company.
6. Sisson,S and J.D.Grossman 1953.The Anatomy of The Domestic Animal. W. B.
Saunders Co.: Philadelph.
7. Soewasono,R.,1974. Zoologi Anatomia Comparativa.Yogyakarta:Fakultas Biologi
Universitas Gadjah Mada
8. Gibson, John.2003.Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat.Buku Kedokteran
EGC : Jakarta
9. Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia.Buku Kedokteran EGC : Jakarta
10. Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC
23