Anda di halaman 1dari 39

10/7/2017

Focus Group Discussion (FGD) 2


Oktober 2017

DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG DAN PERTANAHAN


PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

SISTEMATIKA PEMAPARAN

1 Pendahuluan 2

Arahan Kebijakan
2

Kondisi dan Analisis Eksisting Kawasan Perencanaan


3

Visi Misi Kawasan


4

Rencana Umum dan Panduan Rancangan


5

SISTEMATIKA

1
10/7/2017

1 Penyusunan RTBL Kawasan Kelurahan Dul


Kota Pangkalan Baru

LATAR BELAKANG PEKERJAAN


Diperlukannya perangkat pengendali pertumbuhan serta memberi panduan terhadap wujud bangunan dan
lingkungan pada suatu kawasan mengendalikan pemanfaatan ruang dan menciptakan lingkungan yang
tertata, berkelanjutan, berkualitas serta menambah vitalitas ekonomi dan kehidupan masyarakat

4
Dalam melakukan penataan bangunan dan lingkungan perlu disusun Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan yang merupakan panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan

Adanya arahan dalam Draft RDTR di Kota Pangkalan Baru yang menjadikan Kawasan Kelurahan Dul untuk
di RTBL-kan

diharapkan dapat mensinergikan seluruh perencanaan yang


Penyusunan RTBL Kawasan ada di suatu kawasan tersebut sehingga dapat mendukung
Kelurahan Dul Kota dan memberikan kontribusi terhadap terwujudnya kota yang
Pangkalan Baru berkelanjutan

Isu Kawasan
Pengembalian Citra Kabupaten Bangka Tengah di sekitar
Kawasan Kelurahan Dul yang merupakan Perbatasan
dengan Kota Pangkalpinang

PENDAHULUAN

2
10/7/2017

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud Tujuan

Menjadi acuan bagi para 5


Menghindari pertumbuhan kawasan yang tidak terarah dan tidak
Pihak/Pelaksana dalam
terkendali; serta mendorong kearah keseragaman wajah/rupakota
melaksanakan kegiatan dengan
Penyusunan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan
Kawasan Kelurahan Dul Kota Menyusun pedoman bagi instansi dalam penyusunan zonasi sebagai
Pangkalan Baru pedoman untuk pemberian perizinan dalam kesesuaian pemanfaatan
bangunan dan peruntukan lahan

Terarahnya penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan di


Kawasan Cepat Tumbuh Kelurahan Dul Kota Pangkalan Baru sesuai
dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007
tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) guna mewujudkan tata bangunan dan dan lingkungan layak
huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan, sebagaimana
diamanatkan oleh UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung.

PENDAHULUAN

SASARAN

6
Sasaran

Tersusunnya Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)


Kawasan Kelurahan Dul Kota Pangkalan Baru sesuai dengan Pedoman
Penyusunan RTBL yang terdapat pada Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No. 06/PRT/M/2007, yang dapat digunakan sebagai panduan dalam
penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungan di kawasan tersebut

Tersusunnya Naskah Peraturan Bupati tentang penetapan Dokumen


RTBL pada Kawasan Kelurahan Dul Kecamatan Pangkalan Baru sebagai
produk pengaturan yang legal di kawasan tersebut.

PENDAHULUAN

3
10/7/2017

TUJUAN FGD

Diskusi Terarah untuk memperoleh


masukan atau informasi tentang
permasalahan yang terdapat di 7
Kawasan Perencanaan

Luas Wilayah : 66,01 Ha

PENDAHULUAN

SKEMA METODOLOGI

METODOLOGI PENYUSUNAN RTBL

4
10/7/2017

2 Penyusunan RTBL Kawasan Kelurahan Dul


Kota Pangkalan Baru

ARAHAN RTRW KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN


2011-2031

PKLp yang ditetapkan di Kawasan


Strategis Pangkalan Baru 10
Sebagai kawasan perkotaan
menjadi pusat kegiatan industri dan
atau jasa yang melayani skala
kabupaten atau beberapa kecamatan
Kawasan Perkotaan yang berpotensi
sebagai simpul transportasi yang
melayani skala daerah

Merupakan bagian dari kawasan bandara


Depati Amir sebagai bandara pengumpul
skala tersier

Merupakan salah satu kawasan perukiman


perkotaan (Kawasan Strategis Perkotaan)

Merupakan kawasan strategis Agropolitan


(Desa Pedindang dan Desa Mangkol)

ARAHAN KEBIJAKAN

5
10/7/2017

ARAHAN RDTR KAWASAN PERKOTAAN PANGKALAN BARU


Kelurhan Dul diarahkan sebagai
kawasan perumahan kepadatan
tinggi dan sedang, Perumahan dan
Perdagangan/Jasa, Pemakaman,
Taman Lingkungan serta Taman Kota 11

Sub BWP Prioritas

Rencana Jaringan Jalan


menuju Desa Pedindang
dan Desa Mangkol

Sub BWP Prioritas I yang


terdapat pada Blok I-a dengan
luas sekitar 319,24 Ha
Sub BWP Prioritas II yang
terdapat pada Blok III-a dengan
las sekitar 446, 46 Ha

ARAHAN KEBIJAKAN

3 Penyusunan RTBL Kawasan Kelurahan Dul


Kota Pangkalan Baru

6
10/7/2017

RUANG LINGKUP WILAYAH

13

Luas Kelurahan Dul yaitu 1.463,16 Ha


Termasuk kedalam Kecamatan Pangkalan Baru yang
memiliki luas sekitar 10,827,38 ha, yang terdiri
dari 12 Desa dengan batas wilayah yaitu:
- Bagian utara : Kota Pangkal Pinang;
- Bagian selatan : Kec. Namang;
- Bagian timur : Laut Natuna;
- Bagian barat : Kec. Simpang Katis.

LINGKUP WILAYAH

DELINEASI

Luas Wilayah : 66,01 Ha

Batas Wilayah
Batas Utara : Simpang Gg. 14

Anda
Batas Selatan : Sol Marina
Bangka Hotel
Satu lapis bangunan dari
jalan soekarno-hatta

DELINEASI WILAYAH

7
10/7/2017

SOSIAL BUDAYA DAN KEPENDUDUKAN


Etnis Penduduk Bangka di bagi menjadi 4 yaitu: Desa/Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah
Orang Darat Tanjung Gunung 1.907 1.685 3.592
Orang Laut Benteng 1.224 1.263 2.487
Pendatang Cina Air Mesu 1.521 1.509 3.030
Orang Melayu Bangka Dul 2.946 2.898 5.844
Orang Darat Mangkol 2.253 2.139 4.392 15
Orang darat disebut orang gunung pribumi Bangka. Padang Baru 1.372 1.207 2.579
Umumnya hidup dari berladang berpindah atau berume, Jeruk 1.136 1.061 2.197
mengolah ladang, padi juga umbi-umbian. Mereka juga Beluluk 2.016 2.012 4.028
mengumpul hasil hutan dan menebang kayu. Batu Belubang 1.795 1.777 3.572
Pola pemukimannya terdiri atas 10-40 bubung pondok ume. Pedindang 1.466 1.410 2.876
Orang Laut Ari Mesu Timur 1.415 1.361 2.776
Sumber penghasilan berasal dari laut Kebintik 842 828 1.670
Hidupnya menetap di perahu/perau (jung) mengembara dari Jumlah 19.893 19.150 39.043
pulau ke pulau, selat, teluk, ceruk, sungai, muara dan sekat
serta singgah untuk sementara waktu di pesisir pulau-pulau Orang Melayu Bangka
kecil Melayu ( Malays), penduduk asli (indigenous) di
Biasanya perahu/perau ditempati satu keluarga inti dan wilayah malaya, (wilayah di Semenanjung Malaya)
mengelompok 4 hingga 10 perahu (perau) Orang Melayu bertempat tinggal di Brunei,
Umumnya orang laut mencari ikan, teripang, kerang-kerangan Singapura, Indonesia (termasuk Bangka), Thailand
dan agar-agar (rumput laut) Selatan, dan Kamboja, maupun di luar Asia Tenggara
Orang Cina
Abad ke-17 M, bersamaan dengan modernisasi (industrialisasi)) di Eropa Barat. Sejumlah migran Cina berimigrasi ke Asia
termasuk Kep. Bangka Belitung (Cina Daratan).
Pertengahan abad ke-18 M, orang Cina dartan didatangkan oleh Sultan Palembang untuk menjadi pekerja tambang
Abad ke-19 M, rekrutmen orang Cina sebagai kuli oleh VOC di Bangka dan Belitung terjadi interaksi antara orang Cina dgn
Melayu

SOSIAL BUDAYA DAN KEPENDUDUKAN

KONDISI FISIK Sebaran Fungsi Bangunan

16

KONDISI FISIK

8
10/7/2017

KONDISI FISIK Sebaran Penanda dan Pengarah Jalan

17

KONDISI FISIK

KONDISI FISIK Sebaran Penanda dan Pengarah Jalan

18

KONDISI FISIK

9
10/7/2017

KONDISI FISIK Sebaran Penanda dan Pengarah Jalan

19

KONDISI FISIK

KONDISI FISIK Sebaran Prasarana dan Utilitas

20

KONDISI FISIK

10
10/7/2017

KONDISI FISIK Kepemilikan Lahan

21

KONDISI FISIK

KONDISI JARINGAN JALAN

22
Jl. Soekarno-Hatta Jl. Pulau Pelepas Gg. Anda

Jalan Kolektor Primer 1 Jalan Kolektor Primer 2 Jalan Lokal Sekunder

Permen No. 19 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
1. Jalan Kolektor Primer 1,2,3 2. Jalan Lokal Sekunder
a) Badan Jalan 18 meter a) Badan Jalan 7,5 meter
b) Median direndahkan 1,5 meter dan 1,8 meter b) Tanpa median
c) Median ditinggikan 2 meter c) Lebar Trotoar min 1 meter
d) Lebar Trotoar min 1 meter d) Saluran Tepi min 0,5 meter
e) Saluran Tepi min 1 meter
3. Jalan Lingkungan
a) Badan Jalan 6,5 meter
b) Tanpa median
c) Lebar Trotoar min 1 meter
d) Saluran Tepi min 0,5 meter

JARINGAN JALAN

11
10/7/2017

ATURAN KKOP
Kawasan di bawah
permukaan transisi Kawasan di bawah
permukaan transisi

23

Kawasan di
Bawah permukaan
horizontal dalam

Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam

Kajian KKOP Bandara Depati Amir dan Aturan Permenhub KM 44 Tahun


2005 : SNI KKOP
Aturan Ketinggian Bangunan Delineasi
Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam
Ketinggian ditentukan (45+H) meter di atas elevasi ambang landas pacu
terendah
Kawasan dibawah permukaan transisi
Ketinggian ditentukan (45+H) meter di atas elevasi ambang landas pacu
terendah

KKOP

ATURAN RTH

24
Jalur Hijau Median Jalan

Jalur Hijau Tepi Jalan


Permen PU No 5 Tahun 2008 tentang Penyediaan RDTR Pangkalan Baru
Pemanfaatan Ruang Terbukan Hijau di Kawasan Perkotaan Taman Kota : Taman ini dapat berbentuk sebagai RTH
(lapangan hijau), yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi
Untuk jalur hijau jalan, RTH dapat disediakan dengan dan olahraga, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH
penempatan tanaman antara 2030% dari ruang milik jalan 80% - 90%. Semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum.
(rumija) sesuai dengan klas jalan. Untuk menentukan Pulau Jalan
pemilihan jenis tanaman, perlu memperhatikan 2 (dua) hal, Median Jalan spesifikasi tanaman sebagai berikut:
yaitu fungsi tanaman dan persyaratan penempatannya. a. Tanaman perdu/semak
Disarankan agar dipilih jenis tanaman khas daerah setempat, b. Ditanam rapat
serta tingkat evapotranspirasi rendah. c. Ketinggian 1,5 meter
d. Bermassa daun padat

RUANG TERBUKA HIJAU

12
10/7/2017

PETA SEBARAN RUANG TERBUKA DAN TATA HIJAU

25

RUANG TERBUKA HIJAU

KONDISI INTENSITAS DAN TATA MASA BANGUNAN


Foto Kondisi Fungsi Bangunan Ketinggian Bangunan Sempadan Bangunan

Perdagangan 3 Lantai + 10 meter


Furniture 26

Ruko 3 lantai + 10 meter

Hotel 5 Lantai + 32 meter

Gudang/Pabrik 1 lantai + 32 meter

KONDISI BANGUNAN

13
10/7/2017

KONDISI INTENSITAS DAN TATA MASA BANGUNAN


Foto Kondisi Fungsi Bangunan Ketinggian Bangunan Sempadan Bangunan

Rumah Tinggal 1 Lantai + 4,5 - 17 meter


27

Kantor 1 lantai + 15 meter

Sarana Peribadatan 1 Lantai + 7,5 meter

Sarana Kesehatan 2 lantai + 10 meter

KONDISI BANGUNAN

ANALISA POTENSI KAWASAN (INTERNAL) Dalam kebijakan RDTR Kota


Pangkalan Baru, kawasan
Bandara perencanaan termasuk kepada
salah satu kawasan yang
Potensi perkembangan diprioritaskan
kegiatan perdagangan dan jasa pengembangannya terutama
(koridor ekonomi) di sekitar untukkegiatan perumahan 28
kawasan perencanaan yang kepadatan tinggi dan sedang,
cukup pesat terutama Perumahan dan
sepanjang kiri kanan Jl. Perdagangan/Jasa,
Soekarno-Hatta Pemakaman, Taman
Lingkungan serta Taman Kota

Masih terdapat beberapa lahan


kosong yang berpotensi untuk
Kawasan simpul jalan dikembangkan dan ditata
Soekarno-Hatta Jl. Pulau dengan baik
Pelepas yang berpotensi
dikembangkan sebagai Central
Bussiness District dan menjadi
Landmark yang menjadi
Terdapatnya kawasan Bukit
identitas kawasan Kota
Kejora yang merupakan
pangkalan Baru karena
potensi dikembangannya
merupakan pintu gerbang
taman Kota di Kawasan
masuk ke kawasan
Bukit Kejora perencanaan
perencanaan

LINGKUP KAWASAN

14
10/7/2017

ANALISA PERMASALAHAN KAWASAN (INTERNAL)


Bandara
Kepadatan bangunan yang
terlalu tinggi untuk
beberapa titik terutama
yang terdapat di utara
Kondisi penempatan kawasan 29
utilitas kawasan yang
tidak tertata dengan
baik seperti sarana
persampahan berada Sarana dan prasarana transportasi
pada jalur pejalan kaki yang belum memadai di kawasan
(angkutan terbatas dan halte yang
tidak berfungsi dengan baik)
Pengaturan titik dan
penempatan reklame yang
belum jelas sehingga terdapat
banyak reklame yang
menghalangi wajah kawasan

Keberadaan jalur hijau


Sistem sirkulasi dan jalur sebagai pemisah antara
penghubung yang belum aktivitas jalan (kendaraan)
tertata dengan baik dengan aktivitas manusia
(pejalan kaki) yang masih
Bukit Kejora
belum jelas

LINGKUP KAWASAN

ANALISA PROSPEK KAWASAN (EKSTERNAL)


Tumbuh kembangnya kawasan
Tumbuh Kembangnya PKLp Bandara permukiman terstruktur yang
Pangkalan Baru (terutama di merupakan efek dari
Kelurahan Dul) pusat kegiatan perkembabangan penduduk
industri dan atau jasa yang Kota Pangkalpinang dan
melayani skala kabupaten atau Kabupaten Bangka Tengah itu
30
beberapa kecamatan yang sendiri terutama untuk wilayah
dipengaruhi oleh Kelurahan Dul
perkembangan kota yang
Merupakan kawasan sekitar
cukup cepat
Bandara Depati (salah satu
akses menuju bandara) sebagai
bandara yang mmenjadi akses
menuju pulau bangka sehingga
berpotensi tumbuh
kembangnya perdagangan dan
jasa di sekitar kawasan
Potensi Central Bussiness perencanaan
District yang berapa pada
simpul Jl. Soekarno-Hatta Jl. Terdapatnya akses regional
Pullau Pelapas (Simpang (inlet-outlet) yang berada pada
Bandara Baru) dengan Jl. Soekarno-Hatta yang
dilengkapi oleh tumbuh merupakan penghubung
kembangnya sarana antara Kota Pangkalpinang
perdagangan dan jasa menuju Koba (Ibukota Bangka
Bukit Kejora Tengah)

LINGKUP KAWASAN

15
10/7/2017

ANALISA HAMBATAN KAWASAN (EKSTERNAL)


Terdapat jalur penghubung
Kedekatan dengan Kota Bandara yang lansung dari bandara
Pangkalpinang yang menuju Kota Pangkalpinang
memberikan pengaruh dengan melalui JL. Pulau Pelepas
karakter dan pola bagi Kota langsung ke Jl. Depati hamzah
Pangkalan Baru (tidak ada sehingga perlu perkembangan 31
pembeda antara wajah kota kegiatan yang menjadi ciri
pangkal pinang dengan wajah khas di Kota pangkalan baru
kota Pangkalan Baru) sebagai counter magnet bagi
kawasan Kota Pangkalan Baru
(agar masyarakat tertarik
menuju Kota Pangkalan Baru)
Perkembangan dari Kota
Pangkalpinang akan
berdampak ke Kota pangkalan
baru (karena ketersediaan
lahan di Kota Pangkal Pinang
yang berkurang) sehingga
perlu antisipasi agar tidak
menimbulkan efek negatif bagi
perkembangan Kota
Pangkalan Baru

Bukit Kejora

LINGKUP KAWASAN

HASIL SWOT REKOMENDASI SRATEGI YANG DITUANGKAN DALAM VISI


MISI KAWASAN
1. Membentuk struktur dan pola tata guna lahan pada koridor yang
merespon trend eksisting beserta perubahannya dan aspek
pengendalian zonning regulation.
2. Meningkatkan kualitas perancangan tata bangunan meliputi
perancangan bangunan yang berorientasi terhadap jaringan jalan
dan bangunan khusus yang berada di kaveling sudut persimpangan 32
(node) dengan bentuk dan ukuran kaveling yang sama sehingga
membentuk keserasian dan keseragamana kawasan yang meliputi
ketinggian bangunan, perpetakan kaveling kawasan, jarak antar
bangunan, sky line kawasan tipologi tata letak bangunan.
3. Perancangan ruang terbuka hijau yang meliputi jalur hijau yang
merupakan elemen pembentuk lansekap jalan, dan ruang terbuka
hijau bersama yang bersifat sosial dan ekonomi, ruang tebuka hijau
persimpangan dan ruang terbuka hijau sebagai gerbang kota.

4. Perancangan sistem sirkulasi dan penyediaan parkir yang meliputi peningkatan kelas jalan, penyediaan jalur pedestrian yang
dibatasi jalur hijau dan dilengkapi dengan aksesibilitas penyandang cacat yang terkoneksi dengan fasilitas lain seperti jembatan
penyeberangan orang, penyediaan halte, sehingga tidak terjadi cross activity antara pergerakan manusia dengan kendaraan,
serta penyediaan lahan parkir pada masing-masing bangunan dan penyediaan parkir bersama pada suatu lahan konsolidasi.
5. Perancangan tata kualitas lingkungan yang meliputi penataan wajah lingkungan dengan media bangunan yang berpotensi untuk
menjadi landmark dan zona khusus yang mampu dan menjadikan kawasan berkarakter dan mampu meningkatkan citra kawasan
sebagai bagian dari fasilitas penunjang orientasi kawasan, termasuk sistem penanda dan pengarah jalan yang memberikan
kemudahan pengguna kawasan dalam berorientasi yang salah satu nya adalah elemen nodes persimpangan dan koridor jalan
(paths).
6. Perancangan sistem sarana, prasarana dan utilitas kawasan yang meliputi pembangunan drainase dengan sistem tertutup,
penyediaan air bersih, penanganan air kotor pada koridor jalan, sistem jaringan listrik dan telepon kawasan, sistem persampahan
koridor, perencanaan jalur evakuasi bencana dan sistem proteksi kebakaran untuk kawasan.

LINGKUP KAWASAN

16
10/7/2017

4 Penyusunan RTBL Kawasan Kelurahan Dul


Kota Pangkalan Baru

Visi Kawasan
SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA REGIONAL SKALA PROVINSI YANG
STRATEGIS, INDAH, RAMAH LINGKUNGAN DAN BERKELANJUTAN

34

Misi Kawasan
1. Membentuk struktur dan pola tata guna lahan pada koridor yang merespon trend eksisting beserta perubahannya dan aspek pengendalian zonning
regulation.
2. Meningkatkan kualitas perancangan tata bangunan meliputi perancangan bangunan yang berorientasi terhadap jaringan jalan dan bangunan khusus
yang berada di kaveling sudut persimpangan (node) dengan bentuk dan ukuran kaveling yang sama sehingga membentuk keserasian dan
keseragamana kawasan yang meliputi ketinggian bangunan, perpetakan kaveling kawasan, jarak antar bangunan, sky line kawasan tipologi tata letak
bangunan.
3. Perancangan ruang terbuka hijau yang meliputi jalur hijau yang merupakan elemen pembentuk lansekap jalan, dan ruang terbuka hijau bersama yang
bersifat sosial dan ekonomi, ruang tebuka hijau persimpangan dan ruang terbuka hijau sebagai gerbang kota.
4. Perancangan sistem sirkulasi dan penyediaan parkir yang meliputi peningkatan kelas jalan, penyediaan jalur pedestrian yang dibatasi jalur hijau dan
dilengkapi dengan aksesibilitas penyandang cacat yang terkoneksi dengan fasilitas lain seperti jembatan penyeberangan orang, penyediaan halte,
sehingga tidak terjadi cross activity antara pergerakan manusia dengan kendaraan, serta penyediaan lahan parkir pada masing-masing bangunan dan
penyediaan parkir bersama pada suatu lahan konsolidasi.
5. Perancangan tata kualitas lingkungan yang meliputi penataan wajah lingkungan dengan media bangunan yang berpotensi untuk menjadi landmark dan
zona khusus yang mampu dan menjadikan kawasan berkarakter dan mampu meningkatkan citra kawasan sebagai bagian dari fasilitas penunjang
orientasi kawasan, termasuk sistem penanda dan pengarah jalan yang memberikan kemudahan pengguna kawasan dalam berorientasi yang salah satu
nya adalah elemen nodes persimpangan dan koridor jalan (paths).
6. Perancangan sistem sarana, prasarana dan utilitas kawasan yang meliputi pembangunan drainase dengan sistem tertutup, penyediaan air bersih,
Hotel Aston
penanganan air kotor pada koridor jalan, sistem jaringan listrik dan telepon kawasan, sistem persampahan koridor, perencanaan jalur evakuasi bencana
dan sistem proteksi kebakaran untuk kawasan.

VISI & MISI KAWASAN

17
10/7/2017

TEMA SEGMEN
ZONA INTI
PENUNJANG
KAWASAN:
Diarahkan
sebagai Kawasan 35
Campuran
dengan tata
ZONA INTI massa bangunan
KAWASAN: yang
Diarahkan serasi dan
sebagai Kawasan seragam dengan
Perdagangan ruang
dan Jasa yang terbuka hijau
merupakan zona dan jalur hijau
inti kawasan sebagai
yang pengikat menuju
berfungsi Zona Inti
landmark dan Kawasan
orientasi
kawasanHotel Aston

VISI & MISI KAWASAN

ZONA 1
ZONA INTI
PENUNJANG
KAWASAN:
Diarahkan sebagai
Kawasan Campuran 36

dengan tata massa


bangunan yang
serasi dan seragam
dengan ruang
terbuka hijau dan jalur
hijau sebagai
pengikat menuju Zona
Inti Kawasan

Hotel Aston

VISI & MISI KAWASAN

18
10/7/2017

ZONA 2

37

Keterangan:

Perumahan dan Perdagangan Jasa Landmark berupa


Pesawat
Perkantoran dan Perdagangan Jasa

ZONA INTI KAWASAN:


Diarahkan sebagai Kawasan Perdagangan dan Jasa yang
Hotel Aston
merupakan zona inti kawasan yang berfungsi landmark dan orientasi kawasan

VISI & MISI KAWASAN

5 Penyusunan RTBL Kawasan Kelurahan Dul


Kota Pangkalan Baru

19
10/7/2017

STRUKTUR PERUNTUKAN LAHAN MAKRO


Luas
Kode Peruntukan Lahan Lahan
(Ha)
R-3 Rumah Kepadatan Sedang 18,20
C-3 Perkantoran Dan Perdagangan Jasa 6,51
KH-1 Pertahanan Dan Keamanan 0,33 39
C-1 Perumahan Dan Perdagangan Jasa 27,93
Sarana Pelayanan Umum
SPU-2 Transportasi 1,90
SPU-3 Kesehatan 0,25
SPU-6 Peribadatan 0,12
Ruang Terbuka Dan Tata Hijau
RTH-6 Sempadan Sungai 0,63
RTH-7 Taman Lingkungan 0,11
RTH-8 Taman Kota 3,87

Hotel Aston

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

STRUKTUR PERUNTUKAN LAHAN MIKRO


KODE PERUNTUKAN LAHAN PERUNTUKAN LANTAI
R-3 Rumah Kepadatan Sedang 1-3 LT I HUNIAN
LT II HUNIAN
LT III HUNIAN
C-3 Perkantoran Dan Perdagangan Jasa 1-15 LT I PELAYANAN UMUM
40
LT II - XV KANTOR/JASA
KH-1 Pertahanan Dan Keamanan 1-2 LT I PELAYANAN UMUM
LT II RUANG KERJA
C-1 Perumahan Dan Perdagangan Jasa 1-3 LT I TOKO
LT II - III HUNIAN
Sarana Pelayanan Umum
SPU-2 Transportasi 1-2 LT I PELAYANAN UMUM
LT II RUANG KERJA
SPU-3 Kesehatan 1-3 LT I PELAYANAN UMUM
LT II - III PELAYANAN KHUSUS
RUANG
SPU-6 Peribadatan 1-2 LT I
IBADAH/PELAYANAN
RUANG
LT II
IBADAH/PELAYANAN

Hotel Aston

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

20
10/7/2017

INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN


INTENSITAS BANGUNAN
N KDB Batas KDH min.
ZONA KODE
O GSB (meter) max. Ketinggian RTH RTNH
(%) Max (meter) (%) (%)
Minimal 5 m Zona
1 Perumahan R eter dari tepi 70% Penunjang: 12% 18% 41
jalan 9
Zona Inti: 45
Minimal 8 meter
Pertahanan dan Zona
2 KH-1 dari tepi badan 70% 12% 18%
Keamanan Penunjang:
jalan
9
Minimal 8 meter Zona
Sarana Pelayanan
3 SPU dari tepi badan 70% Penunjang: 12% 18%
Umum
jalan 9
Zona
4 Ruang Terbuka Hijau RTH RUMAJA+8 70% Penunjang: 12% 18%
6
Zona Inti: 45
Minimal 7 meter
Zona
5 Campuran C dari tepi badan 70% 12% 18%
Penunjang:
jalan
9
Minimal 15 Zona
6 Khusus KH meter dari tepi 70% Penunjang: 12% 18%
badan jalan 9

Hotel Aston

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

TATA MASA BANGUNAN

Bentuk dan ukuran


Blok pada kawasan
Jalan Soekarno- 42
Hatta

Bentuk dan Ukuran Blok


Bentuk dan ukuran blok pertahanan dan keamanan, dan sarana pelayanan umum berbentuk persegi
dengan tata bangunan mengelompok dalam suatu kawasan, sedangkan untuk perumahan serta
perdagangan dan jasa lebih bersifat tunggal dengan berbentuk satu kaveling linier mengikuti jalan dan
yang mengelompok dalam satu kawasan/blok, dengan Ukuran yang direncanakan diambil dari besaran
rata-rata kaveling yang tersedia yaitu ukuran kaveling muka 30 meter dan panjang 20 meter untuk kavilng
deret dan untuk kaveling tunggal ukuran muka kaveling rata-rata 124 meter dengan panjang 81 meter.
Hotel Aston

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

21
10/7/2017

TATA MASA BANGUNAN

43

Linier Grid
Pengelompokan dan Konfigurasi Blok
Konfigurasi dan pengelompokan disini dititikberatkan pada susunan komposisi objek dengan
membentuk gugusan tertentu. Jika perubahan bentuk berkembang dengan perubahan dimensi,
pengurangan atau penambahan, maka setiap unsur perubahan dapat terjadi pada beberapa susunan
bentuk pada blok.
1. Pengelompokan dan konfigurasi blok dengan bentuk grid dapat diterapkan pada fungsi
pertahanan dan keamanan, fungsi sarana pelayanan umum, perkantoran dan perdagangan jasa.
2. Pengelompokan dan konfigurasi blok dengan bentuk linier dapat diterapkan pada fungsi
Hotel Aston
perumahan dan perdagangan jasa

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

TATA MASA BANGUNAN

44

Sosok Masa dan Ekspresi Arsitektur (Perkantoran dan Perumahan Perdagangan


Jasa)
Teknik olah bentuk dan gubahan massa bangunan pada perdagangan dan merupakan bentuk ekspresi
suatu fungsi Perkantoran dan Perumahan Perdagangan Jasa yang mengekspresikan undangan terhadap
setiap orang yang melaluinya dengan :
1. Bentuk dan bidang sederhana berupa persegi dan garis yang dibuat bervariasi dengan pengolahan
warna yang tegas.
2. Adanya perpaduan antara bentuk desain bidang dan garis yang kekinian dengan ekspresi dari fungsi
dan dalam arti bentuk mengikuti fungsi.
3. Fasade utama dan pintu masuk utama (Main entrance) menghadap ke koridor/jalan umum ataupun
ruang terbuka (Open Space)
4. Pintu masuk bangunan harus mudah diidentifikasi dan cukup menonjol.
5. Dinding bangunan menerus (continuous street walls)

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

22
10/7/2017

TATA MASA BANGUNAN

Masjid
Sosok Masa dan Ekspresi Arsitektur (Peribadatan)
Fungsi bangunan peribadatan memang sudah seharusnya sangat mengekspresikan sebuah hasil karya
dengan bentuk mengikuti fungsi, ekspresi bentuk dan ornamentasi khas islam untuk masjid seperti kubah
dan tulisan-tulisan arab yang menjadi ornamentasi dan ekspresi tegas dalam bangunan.

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

TATA MASA BANGUNAN

Sosok Masa dan Ekspresi Arsitektur (Kesehatan)


Sarana kesehatan merupakan fasilitas publik yang harus mengekspresikan fasilitas kesehatan dengan
tipologi dan morfologi bangunan fasilitas kesehatan yang mencerminkan kesehatan dan kebersihan. Dari
segi perpaduan warna yang terkesan lembut dan bersih dengan perpaduan bentuk atap ciri khas bangunan
tropis dan mengadopsi langgam arsitektur tradisional Khas Bangka Belitung.

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

23
10/7/2017

TATA MASA BANGUNAN


Rumah Melayu Bubung Panjang

47

Sosok Masa dan Ekspresi Arsitektur (TRANSPORTASI SERTA PERTAHANAN DAN KEAMANAN)
Fasilitas pemerintahan adalah salah satu bangunan dengan fungsi pelayanan umum, sehingga harus
mengekspresikan sebuah tipologi bangunan dengan teknik olah bentuk, gubahan massa dan ornamentasi
yang mencirikan arsitektur lokal. Fungsi cerminan sebuah hasil karya arsitektur yang tersirat dalam
bangunan berupa gubahan massa dan ornamentasi arsitektur lokal adalah salah satu bentuk pelestarian
budaya arsitektur lokal dan mengekspesikan keberadaannya terhadap khalayak masyarakat dan
diharapkan dapat berkelanjutan kepada generasi-generasi selanjutnya.

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

TATA MASA BANGUNAN

Garis Sempadan Bangunan


Garis Sempadan Bangunan disesuaikan dengan Zona Peruntukan

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

24
10/7/2017

TATA MASA BANGUNAN

49

Bangunan Sudut

Orientasi Bangunan
Orientasi masa bangunan diarahkan ke jalan kedua jalan tersebut. Sedangkan untuk bangunan
yang terletak pada sudut jalan, baik itu pertigaan atau perempatan jalan arah orientasi
bangunan dihadapkan pada open space yang terbentuk dari pertemuan jalan atau dengan
mengarah ke sudut persimpangan jalan tersebut yang berfungsi sebagai vocal point atau point
of interest.

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

TATA MASA BANGUNAN

50

Material Eksterior
Penggunaan material exterior agar mempertimbangkan dari ketahanan terhadap pengaruh
iklim (panas dan hujan), umur dan ketahanan bahan,bahaya kebakaran, dan memudahkan
pemeliharaan dan kalaupun memungkinkan disarankan menggunakan Green Material.

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

25
10/7/2017

TATA MASA BANGUNAN


Ketinggian Eksisting Ketinggian Rencana

Ketinggian Bangunan/Komposisi Garis Langit (Zona


Penunjang Kawasan)
Ketinggian yang diijikan untuk seluruh : Max 3 Lantai (masing-masing lantai dengan tinggi 3
meter)

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

TATA MASA BANGUNAN


Ketinggian Eksisting Ketinggian Rencana

Ketinggian Bangunan/Komposisi Garis Langit (Zona Inti


Kawasan/ CBD)
Ketinggian yang diijikan untuk seluruh Zona Peruntukan : Max 15 Lantai (masing-masing lantai
dengan tinggi 3 meter)

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

26
10/7/2017

SIRKULASI DAN JALUR PENGHUBUNG


Jaringan Jalan

POTONGAN PENAMPANG JALAN SOEKARNO-HATTA

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

SIRKULASI DAN JALUR PENGHUBUNG


Penataan Elemen/Bagian Jalan (Jalur Pejalan Kaki)

54

Fasilitas pengarah untuk penyandang cacat

Konsep pengembangan jalur pejalan kaki :


Pengembangan jalur pejalan kaki yang berskala manusia dengan arahan dimensi minimal 3 meter
yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang penyandangdan membentuk elemen lansekap jalan
dengan menempatkan jalur hijau sebagai pembatas jelas pergerakan aktivitas manusia dan
kendaraan, sehingga memberikan efek psikologi aman terhadap pejalan kaki.

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

27
10/7/2017

SIRKULASI DAN JALUR PENGHUBUNG


Penataan Elemen/Bagian Jalan (Jalur Pejalan Kaki)

55

Jalur Hijau sebagai salah satu komponen pembentuk lansekap jalan

Penataan Jalur Hijau yang akan diterapkan adalah Berupa Softscape (Tanaman Penutup) dan
Tanaman Perdu Rendah dan Tinggi yang berfungsi sebagai BUFFER, Peneduh dan bentuk
pengamanan terhadap pejalan kaki

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

SIRKULASI DAN JALUR PENGHUBUNG


Pemilihan Jenis Tanaman dan Lokasi Penempatannya

Pada Jalur Tepian Jalan

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

28
10/7/2017

SIRKULASI DAN JALUR PENGHUBUNG

57

Pada Jalur Tepian Jalan

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

SIRKULASI DAN JALUR PENGHUBUNG

58

Pada Jalur Median Jalan

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

29
10/7/2017

SIRKULASI DAN JALUR PENGHUBUNG

Pada Tikungan Jalan

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

SIRKULASI DAN JALUR PENGHUBUNG

Pada Persimpangan Jalan

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

30
10/7/2017

SIRKULASI DAN JALUR PENGHUBUNG


Penataan Elemen/Bagian Jalan ( Street Furniture)

61

Unsur-unsur perabot jalan yang perlu diatur dalam kawasan meliputi :


1. Tempat duduk;
2. Tempat sampah;
3. Lampu jalan;
4. shelter/halte
5. kios-kios PKL.
Konsep peletakan beberapa street furniture adalah sebagai berikut :
1. Peletakan tempat sampah pada tiap jarak 50 m
2. Peletakan bangku jalan ditetapkan tiap jarak 25 m
3. Peletakan papan informasi berdekatan dengan halte
4. Peletakan pos jaga polisi pada tiap simpul jalan
5. Lampu Jalan
Penggunaan lampu jalan untuk median jalan menggunakan lampu lengan ganda dengan jarak perletakan setiap 40
meter dan lampu penerangan untuk pejalan kaki adalah setiap 20 meter

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

SIRKULASI DAN JALUR PENGHUBUNG


Penataan Elemen/Bagian Jalan ( Parkir)

62

konsep perancangan parkir di kawasan perencanaan adalah :


1. Parkir kendaraan dianjurkan untuk diletakan pada bagian belakang atau samping bangunan terutama pada kaveling yang memiliki lebar
lebih besar.
2. Parkir di depan bangunan tidak boleh mengganggu atau menebang pohon peneduh di daerah pedestrian.
3. Jalan masuk ke dalam kapling harus mengikuti ketinggian pedestrian.
4. Untuk pertokoan dengan bentuk ruko, parkir diletakkan di depan bangunan.
5. Setiap bangunan yang berfungsi jasa atau perdagangan yang berada di jalan arteri harus menyediakan lahan untuk parkir yang disesuaikan
dengan kapasitas pengunjung kawasan jasa.
6. Konsep parkir sejajar untuk para penyandang cacat memiliki persyaratan sebagai dimana tempat parkir harus diletakan di dekat trotoar
sehingga akses dari kendaraan ke tempat tujuan melalui permukaan yang keras.Tempat ini harus mempunyai lebar 12 kaki dan panjang 24
kaki dan harus mempunyai ramp dengan perbandingan 1:6 ke trotoar, atau di pisahkan dengan penyangga apabila ketinggian permukaan
jalan sama dengan trotoar.Tempat ini harus dirancang sedemikian rupa agar tidak disalah artikan sebagai tempat menurunkan penumpang.
7. Tidak diperkenankan menerapkan konsep on street parking dikarenakan sudah tidak terdapat ruang untuk on street parking pada jalan.
8. Tidak dizinkan pembuatan parkir basement dikarenakan dapat mengurangi sumber air permukaan
9. Bagi bangunan yang menyediakan ruang parkir ke atas dapat dikenakan insentif pengurangan luas lantai satu terhadap jumlah KLB.
10. Konsep penyediaan lahan parkir bersama pada kawasan pendidikan.

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

31
10/7/2017

SIRKULASI DAN JALUR PENGHUBUNG


Penataan Elemen/Bagian Jalan ( Jembatan Penyeberangan
Orang/JPO)

63

Jembatan penyeberangan orang (JPO) adalah fasilitas pejalan kaki untuk


menyeberang jalan untuk menghindari cross Activity dengan kendaraan, yang
kemudian orang dan lalu lintas kendaraan dipisah secara fisik. Letak Jembatan
penyeberangan harus dekat dengan tempat pemberhentian bis sehingga akan
membentuk sistem sirkulasi yang menerus.

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

TATA KUALITAS LINGKUNGAN


Konsep Identitas Lingkungan

64

TATA KUALITAS LINGKUNGAN

1. Tata karakter bangunan/lingkungan (built-in signage and directional system), yaitu pengolahan elemen-eleman
fisik bangunan / lingkungan untuk mengarahkan atau memberi tanda pengenal suatu
lingkungan/bangunan,sehingga pengguna dapat mengenali karakter lingkungan yang dikunjungi atau dilaluinya
sehingga memudahkan pengguna kawasan untuk berorientasi dan bersirkulasi.
2. Tata penanda identitas bangunan, yaitu pengolahan elemen-eleman fisik bangunan/lingkungan untuk
mempertegas identitas atau penamaan suatu bangunan sehingga pengguna dapat mengenali bangunan yang
menjadi tujuannya.
3. Tata kegiatan pendukung secara formal dan informal (supporting activities), yaitu pengolahan secara terintegrasi
seluruh aktivitas informal sebagai pendukung dari aktivitas formal yang diwadahi dalam ruang/bangunan, untuk
menghidupkan interaksi sosial dari para pemakainya.

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

32
10/7/2017

TATA KUALITAS LINGKUNGAN


Konsep Orientasi Lingkungan

65

Perancangan elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan yang informatif sehingga memudahkan pemakai
untuk berorientasi dan bersirkulasi. Pengaturan ini terdiri atas:
1. Sistem tata informasi (directory signage system), yaitu pengolahan elemen fisik di lingkungan untuk menjelaskan
berbagai informasi/petunjuk mengenai tempat tersebut, sehingga memudahkan pemakai mengenali lokasi dirinya
terhadap lingkungannya.
2. Sistem tata rambu pengarah (directional signage system), yaitu pengolahan elemen fisik di lingkungan untuk
mengarahkan pemakai bersirkulasi dan berorientasi baik menuju maupun dari bangunan atau pun area
tujuannya.

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

Untuk Tata Informasi Wajah Jalan Lampu Jalan desain


belum ada tolong diperbanyak alternatif desain lampu
jalannya sesuai kondisi wilayah perencanaan

66
Konsep Orientasi Lingkungan

Perancangan elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan yang informatif sehingga memudahkan pemakai
untuk berorientasi dan bersirkulasi. Pengaturan ini terdiri atas:
1. Sistem tata informasi (directory signage system), yaitu pengolahan elemen fisik di lingkungan untuk menjelaskan
berbagai informasi/petunjuk mengenai tempat tersebut, sehingga memudahkan pemakai mengenali lokasi dirinya
terhadap lingkungannya.
2. Sistem tata rambu pengarah (directional signage system), yaitu pengolahan elemen fisik di lingkungan untuk
mengarahkan pemakai bersirkulasi dan berorientasi baik menuju maupun dari bangunan atau pun area
tujuannya.

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

33
10/7/2017

TATA KUALITAS LINGKUNGAN


Wajah Jalan

67

Perancangan elemen fisik dan nonfisik guna membentuk lingkungan berskala manusia sebagai pemakainya, pada suatu
ruang publik berupa ruas jalan yang akan memperkuat karakter suatu blok perancangan yang lebih besar. Pengaturan
ini terdiri atas:
1. Wajah penampang jalan dan bangunan;
2. Perabot jalan (street furniture);
3. Jalur dan ruang bagi pejalan kaki (pedestrian);
4. Tata hijau pada penampang jalan;
5. Elemen tata informasi dan rambu pengarah pada penampang jalan;
6. Elemen papan reklame komersial pada penampang jalan.

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

RUANG TERBUKA DAN TATA HIJAU

Konsep sistem ruang terbuka dan tata hijau di wilayah perencanaan adalah sebagai berikut :
1. Jalur Hijau Koridor Jalan.
Jalur Hijau pada Koridor jalan adalah elemen pembentuk pada lansekap jalan yang berupa jalur hijau jalan yang memanjang
sesuai dengan geometri jalan yang berfungsi sebagai :
pembatas antara jalur kendaraan dan jalur pedestrian.
Peneduh tempat pejalan kaki
Buffer/penyaring polusi udara akibat motorisasi
2. Ruang terbuka fungsi sosial dan Ekonomi.
Ruang terbuka fungsi sosial dan Ekonomi adalah ruang-ruang terbuka seperti lapangan olahraga, komersial area, tempat
bermain anak, dan lain-lain.
Ruang terbuka atau taman dapat digunakan masyarakat untuk bersosialisasi seperti pada halaman depan kapling dari bangunan
atau innercourt.

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

34
10/7/2017

SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS LINGKUNGAN


Jaringan Air Bersih

69

Sistem yang direncanakan adalah optimalisasi sistem penyediaan air bersih yang ada yaitu penambahan jaringan pipa
distribusi.
Penempatan pipa distribusi dengan sistem ditanam di dalam tanah memanfaatkan bagian lahan di bawah jalur pedestrian
dengan pemanfaatan lahan selebar 50 cm 70 cm. Penanaman pipa dilakukan dengan ketentuan jarak dari ujung atas pipa
dengan permukaan tanah minimal 25 cm. Jaringan air bersih di Kawasan perencanaan menggunakan sarana perpipaan,
hydrant fire, dan sumur artesis. Pelayanan air bersih dengan perpipaan ini dilakukan melalui jaringan pipa transmisi, pipa
distribusi dan pipa tersier.Dimana diameter untuk pipa transmisi 200 250 mm, diameter untuk pipa distribusi yang terdiri
dari pipa primer 100 150 mm dan pipa sekunder 75 100 mm, serta pipa tersier 50 mm. Jaringan pipa ini diselenggarakan
oleh PDAM dengan membangun Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPAB) di Kelurahan Dul dan Beluluk dengan kapasitas
1500 L/detik dan penempatan hydrant fire

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS LINGKUNGAN


Jaringan Air Limbah

70

Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (On Site)

Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Off Site)


Rencana pengembangan prasarana air kotor di Kawasan dan sekitarnya meliputi:
1. Pembuatan septik tank komunal/kolektif yang bisa digunakan bersama oleh 6 10 rumah yang disalurkan melalui saluran tertutup (pipa)
dari setiap rumah ke septik tank untuk menghindari pencemaran limbah cair terhadap lingkungan sekitarnya.
2. Pembuatan pipa-pipa tertutup yang dialirkan ke pipa cabang yang selanjutnya air limbah ini dibawa ke pipa induk dan dari pipa induk
dibawa ke bangunan pengolahan air limbah sebelum effluentnya di buang ke badan-badan air terdekat.
3. Penanganan sistem on site dan off site

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

35
10/7/2017

SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS LINGKUNGAN


Prasarana Drainase

71

Konsep pengembangan jaringan drainase diarahkan kepada :


1. Mengupayakan kelancaran aliran air hujan / run off sehingga mengurangi terjadinya genangan atau banjir.
2. Pembangunan saluran drainase yang terpadu dengan jaringan jalan dan jalur pedestrian.
3. Mengurangi kemungkinan terjadinya penyumbatan pada saluran drainase.
4. Penyediaan lubang biopori pada jarak-jarak tertentu.
Berdasarkan analisis kebutuhan, maka rencana pengembangan jaringan drainase meliputi :
Penambahan jumlah saluran drainase terutama untuk daerah yang belum ada saluran drainase (Koridor perdagangan dan jasa)
Perbaikan dan pemeliharaan saluran drainase yang ada agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Perencanaan pendistribusian buangan air hujan di wilayah perencanaan terhadap saluran drainase yang telah ada.
Pengubahan dimensi dan arah alir pada saluran drainase yang tidak memenuhi syarat sehingga tidak bisa menampung aliran air hujan
Arahan penataan drainase adalah sebagai berikut :
Saluran drainase disediakan pada seluruh kawasan dengan dimensi yang disesuaikan dengan hirarki jalan.
Saluran drainase tertutup diarahkan di kawasan dengan fungsi komersial atau campuran (Koridor Kawasan Perdagangan dan Jasa) dan jalan-
jalan sempit/gang agar terlihat bersih dan indah serta untuk menghindari pencemaran bau.

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS LINGKUNGAN


Prasarana Persampahan

72

Pengelolaan oleh kelompok masyarakat ini hanya sampai pada


pengelolaan di TPS Indoor/Container, untuk pengelolaan selanjutnya
ke TPA dilakukan oleh Dinas Kebersihan setempat.
Konsep dasar pengembangan sistem persampahan diarahkan kepada :
1. Mengupayakan agar sampah yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan di dalam kawasan dapat ditampung dan dikelola secara efisien dalam
rangka menciptakan kebersihan lingkungan.
2. Penanganan sampah diupayakan untuk mencegah pencemaran lingkungan.
3. Penanganan sampah diarahkan dengan sistem perorangan dan komunal.
4. Memberikan kemudahan bagi pejalan kaki untuk membuang sampah pada tempatnya.
5. Mengubah citra tempat sampah sehingga tidak menurunkan kualitas visual kawasan.
6. Pemilahan jenis sampah dengan menyediakan tempat sampah yang berbeda.

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

36
10/7/2017

SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS LINGKUNGAN


Listrik dan Gas

73

Jaringan Listrik dan Gas merupakan bagian dari utilitas kawasan yang ditanam dalam tanah

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS LINGKUNGAN


Telepon

74

Peningkatan tingkat penggunaan jaringan telpon di seluruh wilayah perencanaan, bagi daerah-daerah yang masih belum bisa terlayani oleh
telpon kabel, diupayakan pengembangan telpon nirkabel / seluler dengan membangun sarana dan prasarana jaringan nirkabel/seluler.
1. Pengembangan prasarana nirkabel seperti menara BTS hendaknya tidak dibangun didaerah-daerah green field
2. Bagi daerah-daerah yang sulit untuk penyediaan lahan bagi peruntukkan menara BTS hendaknya dilakukan dengan menggunakan menara
bersama.
3. Bagi daerah yang pada peletakkan menara BTS dapat dilakukan di Gedung-gedung bertingkat seperti pada kawasan perdagangan dan jasa.
4. Istalasi jaringan direncanakan sistem inbow dengan harapan estetika wajah kawasan tidak terganggu oleh sistem jaringan kabel yang
terlihat dan menjadi sampah visualisasi kota.

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

37
10/7/2017

SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS LINGKUNGAN


Sistem Jaringan Pemadam Kebakaran
A. Lingkungan Perumahan, Perdagangan, Industri Dan Atau Campuran:
1. Lingkungan tersebut di atas harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tersedia sumber air berupa hidran lingkungan, sumur kebakaran
atau reservoirair dan sebagainya yang memudahkan instansi pemadam kebakaran untukmenggunakannya, sehingga setiap rumah dan
bangunan dapat dijangkau olehpancaran air unit pemadam kebakaran dari jalan lingkungan.
2. Setiap lingkungan bangunan harus dilengkapi dengan sarana komunikasi umum yang dapat dipakai setiap saat untuk memudahkan 75
penyampaianinformasi kebakaran.
B. Jalan Lingkungan
Untuk melakukan proteksi terhadap meluasnya kebakaran dan memudahkan operasi pemadaman, maka di dalam lingkungan bangunan
harus
tersedia jalanlingkungan dengan perkerasan agar dapat dilalui oleh kendaraan pemadam kebakaran.
C. Jarak Antar Bangunan Gedung
JARAK MINIMUM
TINGGI BANGUNAN
NO ANTAR BANGUNAN
GEDUNG (M)
GEDUNG (M)
1 s/d 8 3
2 > 8 s/d 14 > 3 s/d 6
3 > 14 s/d 40 > 6 s/d 8
4 > 40 >8
D. Akses Pemadam Kebakaran Ke Lingkungan

KONSEP UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

DOKUMENTASI
Dokumentasi Pengukuran

76

Dokumentasi Penentuan Titik GCP

Hotel Aston
Dokumentasi di Titik 1 Dokumentasi di Titik 2

KONSEP RTBL

38
10/7/2017

39

Anda mungkin juga menyukai