STEP 1
STEP 2
Contoh :
a. Kebijakan program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Contoh,
KIE, pengembangan usaha kesehatan
b. Kebijakan program lingkungan sehat, meliputi : sanitasi dasar dan air bersih,
pengembangan wilayah sehat
c. Kebijakan program upaya kesehatan, pelayanan kesehatan pebduduk miskin di
puskesmas dan jaringannya atau peningkatan pelayanan dasar yaitu promosi
kesehatan,
d. Kebijakan program pelayanan kesehatan,
e. Kebijakan program upaya kesehatan perseorangan
f. Kebijakan program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dengan
pencegahan dan penanggulangan faktor resiko contok vaksinasi
g. Kebijakan program perbaikan gizi masyarakat, peningkatan pengetahuan tentang
gizi, pembagian vitamin.
h. Kebjakan program sumber daya kesehatan
i. Kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
j. Kebijakan program penelitian dan pengembangan kesehatan
Contoh :
Ada gerakan nasional anti narkoba yang bekerja sama dengan pemerintah atau mentri
kesehatan untuk membuat undang2 untuk masalah narkoba. Dan beda antara pemakai
dan penjual narkoba.
Contoh :
- Undang-undang
- Peraturan pemerintah
- Keputusan presiden
- Keputusan mentri
- Peraturan daerah
- Keputusan bupati
- Keputusan direktur
Tahapan-tahapan :
- Perumusan
- Peramalan, untuk mengetahui kemungkinan2 yang akan terjadi kedepannya
- Rekomendasi kebijakan
- Implementasi
- Monitoring
- Evaluasi, berdasarkan data2 misal penelitian2 untuk penentuan sebuah
masalah.
- Kuantitatif
STEP 4
Masalah
Penelitian
kebijakan
Kebijakan
kesehatan
Analisis SWOT
PENELITIAN KEBIJAKAN
Definisi
Proses penyelenggaraan penelitian utk mendukung kebijakan / analisis thd masalah2
sosial yg bersifat fundamental sec teratur utk membantu pengambilan kebijakan
memecahkan masalah dgn jln menyediakan rekomendasi yg berorientasi pd tindakan
atau tingkah laku pragmatic, dimana hasil penelitiannya punya aplikabilitas atau
kemamputerapan dlm rangka memecahkan masalah social.
Variabel
Independent variable (masalah kebijakan) :
Apa saja kebijakannya
Bagaimana kebijakan diterbitkan
Siapa yg menerbitkan
Bagaimana memdistribusikannya
Bagaimana mengimplementasikan
Tujuan
Latar Belakang
o Penemaan yg diperoleh dlm penelitian kebijakan hanyalah salah satu dr byk
masukan yg diperlukan bg pembuatan kebijakan
o Kebijakan mrpkn suatu kebijakan dr akumulasi khusus
o Kompleksitas kebijakan pd hakikatnya sm dgn kompleksitas masalah social
Kegiatan
o Pemahaman menyeluruh thd masalah social, seperti kekurangan nutrisi,
kemiskinan, ledakan penduduk, urbanisasi, inflasi, kerawanan social, dll
o Pelaksanaan penelitian utk mencari alternative pemecahan masalah
o Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah utk disampaikan kpd pembuat
kebijakan
SWOT ANALISIS
Unsur 2
o Strength kelebihan yg bersifat khas u/ mencapai tujuan
o Weakness kekurangan yg bersifat khas yg jika diatasi dpt digunakan u/
mencapai tujuan
o Opportunity peluang yg bersifat positif
o Threat kendala yg bersifat negatif dan jika diatasi tujuan tercapai
Fungsi
mengetahui berbagai faktor Kekuatan, Kelemahan , Kesempatan, Ancaman y dimiliki
dan atau yang dihadapi organisasi itu sendiri.
KEBIJAKAN KESEHATAN
Definisi
http://www.kebijakankesehatan.co.cc/2009/09/pengertian-kebijakan.
Tujuan
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat melalui upaya
kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
(Kuliah Integrasi dr.Setyo)
Sasaran
o Tersedianya berbagai kebijakan dan pedoman, serta hukum kesehatan yang
menunjang pembangunan kesehatan
o Terbentuk dan terselenggaranya sistem informasi manajemen kesehatan yang
ditunjang oleh sistem informasi manajemen kesehatan daerah
o Terlaksananya dan termanfaatkannya hasil penelitian dan pengembangan
kesehatan dalam mendukung pembangunan kesehatan
o Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka pemberdayaan
masyarakat dan pengembangan perilaku sehat
o Terselenggaranya advokasi dan pengawasan oleh perorangan, kelompok dan
masyarakat dibidang kesehatan
o Terselenggaranya sistem surveilans dan kewaspadaan dini serta
penanggulangan kejadian luarbiasa
o Tersedianya pembiayaan kesehatan yang cukup , adil, berdaya guna dan
berhasil guna
o Tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu secara mencukupi dan
distribusinya merata
Proses
o Perumusan masalah
o Forecasting (peramalan)
o Rekomendasi kebijakan
o Implementasi kebijakan
o Monitoring kebijakan
o Evaluasi kebijakan
Strategi
o Mewujudkan komitmen pembangunan kesehatan
o Meningkatkan pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan
o Membina sistem kesehatan dan sistem hukum di bidang kesehatan
o Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
o Melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan
http://www.kebijakankesehatan.co.cc/2009/09/pengertian-kebijakan
Segitiga kebijakan kesehatan merupakan suatu pendekatan yang sudah sangat disederhanakan
untuk suatu tatanan hubungan yang kompleks, dan segitiga ini menunjukkan kesan bahwa ke-
empat faktor dapat dipertimbangkan secara terpisah. Tidak demikian seharusnya! Pada
kenyataannya, para pelaku dapat dipengaruhi (sebagai seorang individu atau seorang anggota
suatu kelompok atau organisasi) dalam konteks dimana mereka tinggal dan bekerja; konteks
dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti: ketidak-stabilan atau ideologi, dalam hal sejarah dan
budaya; serta proses penyusunan kebijakan bagaimana isu dapat menjadi suatu agenda
kebijakan, dan bagaimana isu tersebut dapat berharga dipengaruhi oleh pelaksana,
kedudukan mereka dalam strutur kekuatan, norma dan harapan mereka sendiri. Dan isi dari
kebijakan menunjukan sebagian atau seluruh bagian ini. Jadi, segitiga tersebut tidak hanya
membantu dalam berpikir sistematis tentang pelaku-pelaku yang berbeda yang mungkin
mempengaruhi kebijakan, tetapi juga berfungsi seperti peta yang menunjukkan jalan-jalan
utama sekaligus bukit, sungai, hutan, jalan setapak dan pemukiman.
Definisi
Aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi yang bersifat mengikat
dan mengatur perilaku dengan tujuan menciptakan tata nilai baru dalam masyarakat
dalam bidang kesehatan yang bersifat problem solving dan proaktif.
strategi yang perlu dijalankan dalam penyusunan kebijakan menurut Nugroho (2004 : 74 )
adalah melalui tiga kegiatan pokok, yaitu perumusan kebijakan, implementasi kebijakan,
dan evaluasi kebijakan.
1. Dasar dari sebuah penyusunan kebijakan adalah adanya isu atau masalah publik. Disebut
isu apabila masalahnya bersifat strategis, yakni bersifat mendasar, menyangkut banyak
orang, atau bahkan keselamatan bersama. Biasanya berjangka panjang, tidak bisa
diselesaikan oleh perorangan dan menuntut adanya penyelesaian.
2. Isu tersebut kemudian menggerakkan pemerintah untuk merumuskan kebijakan dalam
rangka menyelesaikan masalah tersebut. Dalam perumusan kebijakan ini dimungkinkan
melibatkan berbagai unsur yang memiliki kepentingan terhadap lsu/masalah tersebut
dan nantinya seluruh keputusannya akan menjadi hukum bagi yang terkait dengan
masalah tersebut.
3. Setelah dirumuskan kemudian kebijakan itu dijalankan baik oleh pemerintah, masyarakat,
maupun oleh pemerintah bersama-sama masyarakat.
4. Di dalam proses perumusan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan diperlukan tindakan
evaluasi sebagai sebuah siklus baru untuk penilaian apakah kebijakan tersebut sudah
dirumuskan dengan baik dan benar serta dijalankan dengan baik dan benar pula.
5. Implementasi kebiiakan bermuara kepada output yang dapat berupa kebijakan itu sendiri
maupun manfaat langsung yang dapat dirasakan oleh masyarakat sebagai pemanfaat.
6. Di dalam jangka panjang kebijakan tersebut menghasilkan outcomedalam bentuk dampak
kebijakan yang diharapkan dapat meningkatkan tujuan yang hendak dicapai dengan
kebijakan tersebut.
o Faktor situasional: Faktor yang tidak permanen atau khusus yang dapat
berdampak pada kebijakan (contoh: kekeringan)
o Faktor struktural: bagian dari masyarakat yang relatif tidak berubah (misal: system
politik)
o Faktor Budaya: Faktor yang dapat berpengaruh seperti hirarki, gender, stigma
terhadap penyakit tertentu
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat melalui upaya
kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Etika kedokteran dan hukum kesehatan ed 4 Oleh Prof. dr. M. Jusuf Hanafiah, Sp.OG
(K) & Prof. dr. Amri Amir, Sp.F(K), SH
Manfaat
Definisi
Kegiatan
Langkah-langkah:
a. Persiapan
b. Konseptualisasi studi
c. Analisis teknikal
d. Perumusan rekomendasi
e. Mengkomunikasikan hasil studi
4. Karakteristik
Kebijakan kesehatan
1. Definisi
Kebijakan (Policy): Sejumlah keputusan yang dibuat oleh mereka
yang bertanggung jawab dalam bidang kebijakan tertentu
Faktor situasional,
merupakan kondisi yang tidak permanen atau khusus yang dapat berdampak
pada kebijakan (contoh: perang, kekeringan). Hal-hal tersebut sering dikenal
sebagai focusing event. Event ini bersifat satu kejadian saja,
Contoh : terjadinya wabah HIV/AIDS (yang menyita waktu lama untuk diakui
sebagai wabah internasional) memicu ditemukannya pengobatan baru dan
kebijakan pengawasan pada TBC karena adanya kaitan diantara kedua penyakit
tersebut orang-orang pengidap HIV positif lebih rentan terhadap berbagai
penyakit, dan TBC dapat dipicu oleh HIV.
Faktor struktural,
merupakan bagian dari masyarakat yang relatif tidak berubah. Faktor ini
meliputi sistem politik, mencakup pula keterbukaan sistem tersebut dan
kesempatan bagi warga masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembahasan
dan keputusan kebijakan;
faktor struktural meliputi pula jenis ekonomi dan dasar untuk tenaga kerja.
Contoh, pada saat gaji perawat rendah, atau terlalu sedikit pekerjaan yang
tersedia untuk tenaga yang sudah terlatih, negara tersebut dapat mengalami
perpindahan tenaga professional ini ke sektor di masyarakat yang masih
kekurangan. Faktor struktural lain yang akan mempengaruhi kebijakan
kesehatan suatu masyarakat adalah kondisi demografi atau kemajuan
teknologi.
Contoh, negara dengan populasi lansia yang tinggi memiliki lebih banyak
rumah sakit dan obat-obatan bagi para lansianya, karena kebutuhan mereka
akan meningkat seiring bertambahnya usia. Perubahan teknologi menambah
jumlah wanita melahirkan dengan sesar dibanyak negara. Diantara alasan-
alasan tersebut terdapat peningkatan ketergantungan profesi kepada
teknologi maju yang menyebabkan keengganan para dokter dan bidan untuk
mengambil resiko dan ketakutan akan adanya tuntutan. Dan tentu saja,
kekayaan nasional suatu negara akan berpengaruh kuat tehadap jenis layanan
kesehatan yang dapat diupayakan.
Faktor budaya,
Sumber : http://environmentalsanitation.wordpress.com
Kinerja kebijakan
Aksi kebijakan
SWOT
Analisis SWOT
1. Definisi
Yang dimaksud dengan analisis SWOT adalah suatu cara
menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal menjadi langkah-
langkah strategi dalam pengoptimalan usaha yang lebih
menguntungkan.
Strength (kekuatan)
Weakness (kelemahan)
Opportunities (kesempatan)
Threats (Ancaman)
2. Tujuan
- Untuk menganalisa faktor2 dlm organisasi yg berikan
andil thdp kualitas pelayanan atau suatu komponen
serta mempertimbangkan faktor2 eksternal
- Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman organisasi
3. Manfaat
4. Unsure unsure
Strength (kekuatan)
Weakness (kelemahan)
Opportunities (kesempatan)
Threats (Ancaman)
Faktor internal : S dan W
Faktor eksternal : O dan T
Faktor positif : S dan O
Faktor negatif : W dan T
Jenis:
Model Kuantitatif
Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan
antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena
diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan
yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu
ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan
Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W) dan
setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan
satu Threath (T).
Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan
dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian.
Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing -
masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan
dengan subkomponen yang lain dalam komponen yang sama atau
mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih menentukan dalam
jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian
dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar
subyektifitas penilaian.
2. Model Kualitatif
Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda
jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara
keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing-
masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap
subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu
subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T, maka
dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, SubKomponen
pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan
tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif
tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena mungkin saja
misalnya, SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara
subkomponen W hanya 6 buah.
Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan
pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak
boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi,
tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh
jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika
tujuan telah ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan adalah
bahasan selanjutnya yaitu membangun visi-misi organisasi atau
program.
http://blog.unila.ac.id/redha/2009/02/23/analisis-swot-pengertian-
swot-pengantar-swot/
5. Matriks SWOT
Keterangan:
Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang
sehinggamemberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa
berkembang lebihcepat.
Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus
dilakukan
upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi
untukmemperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah
ancaman itumenjadi sebuah peluang.
Sel C: Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari
luar.Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang
kabur.Peluangyang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat
dimanfaatkan karenakekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya.
Pilihan keputusan yangdiambil adalah melepas peluang yang ada untuk
dimanfaatkan organisasi lain (divestasi)atau memaksakan menggarap peluang
itu (investasi).
Sel D: Damage Control
Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena
merupakanpertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar,
dan karenanyakeputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi
organisasi. Strategiyang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan
kerugian) sehinggatidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:gOsL5z-
7njgJ:daps.bps.go.id/index.php%3Fpage%3Dwebsite.ViewDownload
%26zip%3Dn%26id%3D66+%22analisis+swot+adalah%22&hl=id&gl=i
d&pid=bl&srcid=ADGEESgPZWckN0x1i5VNG22VCDVjRCMCEPXPIyDiD
ImtIC7YI00C4txKwGOlfPLI6U-ooOJvkQeCcWLEXvUIwkar8OX-
3yqTpfojHEWClH4yCaqFcOaH4lZRM0Ls72SFUJ3qlg1iGXVa&sig=AHIEt
bTqw1JaLr4nchVMVnq8zU2TCxXQzg