Perencanaan Sistem Seluler
Perencanaan Sistem Seluler
Bab. 6
Perencanaan Sistem Seluler
Performasi radio meliputi kualitas kanal fisik untuk kontrol/signalling dan juga kanal
fisik suara. Dalam kaitan ini ukuran kualitas transmisi adalah S/(I+N) atau biasa
disebut RF signal to impairement ratio..
Seorang RF engineer harus menganalisa S/(I+N) untuk 2 kondisi :
1. Kondisi S/(I+N) yg terburuk
2. Kondisi S/(I/N) rata-rata yg di capai oleh jaringan yg didesain.
Dalam hal ini, kondisi performance rata-rata akan menunjukan ukuran persepsi
pelanggan mengenai kualitas yg akhirnya bermuara pada kepuasan pelanggan.
Sedangkan analisa kondisi terburuk adalah untuk mencegah berbagai kasus
terburuk yg mungkin terjadi.
Dengan model propagasi ini, akan didapatkan rugi-rugi lintasan antara pengirim dan
penerima yang terlihat pada anggaran daya.
d. Anggaran Daya
Daerah cakupan (coverage area) sel didefinisikan sebagai luasan daerah yang dapat
menerima sinyal dengan kualitas yang cukup untuk melakukan komunikasi. Daerah
cakupan ini ditentukan oleh kekuatan sinyal yang diterima MS.
Dalam perencanaannya sel diusahakan untuk selalu seimbang antara daya yang
dipancarkan untuk uplink ( MS ke BS ) dan downlink ( BS ke MS ) agar interferensi
yang terjadi minimal. Dalam sistem seluler berlaku bahwa level sinyal yang diterima
MS sama dengan level sinyal yang diterima BS. Dengan demikian rugi-rugi lintasan
yang terjadi antara uplink dan downlik juga sama, sehingga perencanaan jari-jari dari
hasil rugi-rugi lintasan tersebut juga sama. Apabila terjadi ketidakseimbangan antara
level daya sinyal uplink dan downlink , level yang digunakan untuk penentuan jari-jari
sel adalah uplink. Tetapi dalam memprediksi coverage pada simulasi ini perhitungan
downlink yang dipakai.
Sel Besar
Pada sel besar, antena BS dapat dikonfigurasi untuk mencapai ketinggian yang
optimal. Jarak sel minimal dalam perencanaan menggunakan perhitungan sel besar
ini adalah 1 km dan biasanya digunakan untuk jari-jari sel di atas 3 km. Model
perambatan gelombang dan rugi-rugi lintasan yang dipakai dalam sel ini adalah
model Hatta untuk GSM 900 dan model COST 231-Hatta untuk DCS 1800.
Sel ini biasanya diaplikasikan untuk daerah rural dan sub urban karena akan
menghasilkan jari-jari sel yang besar. Namun demikian, implementasi sel ini juga
dilakukan untuk daerah Urban dengan tujuan meningkatkan kapasitas trafik dengan
menopang sel- sel kecil (cell splitting).
Sel Kecil
Daerah cakupan untuk perhitungan jari-jari dengan metode sel kecil ini akurat untuk
rentang 0,2 km sampai 5 km, biasanya sekitar 3 km. Karakteristik lain pada sel ini
yaitu ketinggian antena yang berkisar 4 m 50 m. Model perambatan dan rugi-rugi
lintasan yang dipakai dalam sel kecil adalah model COST 231-Walfish-Ikegami baik
untuk GSM 900 maupun DCS 1800.
Perencanaan sel kecil biasanya digunakan untuk perencanaan sel dengan trafik
seperti dalam kota, oleh sebab itu ada beberapa parameter tentang keadaan daerah
seperti lebar jalan, tinggi gedung, sudut orientasi, dan jarak antar gedung yang
merupakan ciri-ciri perkotaan atau daerah urban.
Mikrosel
Perencanaan menggunakan metode sel kecil juga dapat digunakan untuk
perencanaan mikrosel, namun mikrosel yang dimaksud di sini adalah ketika antara
MS dan BTS tidak terdapat suatu penghalang apapun. Model perambatan dan rugi-
rugi lintasan yang dipakai untuk perencanaan mikrosel ini adalah suatu model yang
diambil dari keadaan di jalan Canyon dan biasa digunakan untuk perencanaan
mikrosel jangkauan 200 300 m.
(user persel).
Pada perencanaan biasanya diasumsikan pertama kali ukuran sel adalah serbasama
(uniform). Terlebih dahulu di lakukan perhitungan jari-jari sel.
Contoh :
1. Jika digunakan rumus prediksi Okumura Hata.
Dimana :
R = jari-jari sel (km)
Lm = redaman maksimum yg diizinkan, dari spesifikasi sistem (dB)
f. = frekuensi pembawa (MHz)
ht = tinggi antena pemancar (m)
hr = tinggi antena penerima (m)
a(hr) = koreksi tinggi antena penerima terhadap tinggi standard(hr=1.5) (m)
dimana luas sel heksagonal adalah :
Lsel = 2.6R2 (km persegi)
Dimana :
Lsel = luas sel (Km-persegi)
R = jari-jari sel (km).
Sehingga jumlah sel pada area palayanan pada kondisi ukuran sel serbasama
dapat di tentukan :
Luas.areapelayanan
sel Lsel
Dimana
sel = jumlah sel dalam suatu area pelayanan
Lsel = luas sel (km-persegi)
Prediksi redaman Okumura Hata hanya berlaku untuk kondisi kontur relatif datar,
pada kasus permukaan bumi berbukit (obstructive), perhitungan level sinyal terima
harus memperhitungkan redaman difraksi akibat permukaan yg berbukit tersebut.
Contoh . 2 :
Perbandingan kapasitas sistem seluler untuk alokasi lebar pita yg sama :
Jika dgn lebar pita yg sama 5 MHz :
Maka perhitungan untuk :
AMPS ;
5MHz 1
N x 23 kanal suara(user)/sel
30 KHz 7
GSM :
5MHz 8
N x 50 kanal suara(user)/sel
200 KHz 4
CDMA /IS-95 (Narrowband CDMA)
5MHz 20
N x 80 kanal suara(user)/sel
1.25 KHz 1
Jumlah user yg bisa di layani secara simultan dlm cdma adalah bersifat unlocking
tergantung pada performansi yg ingin di capai dan lingkungan interferensi.
S ( N 1)
Io
W
Eb S/R W /R
Io S ( N 1) / W N 1
Dari persamaan di atas diperoleh bahwa kapasitas sel atau jmlah kanal yang dapat
diakomodasi oleh satu frekuensi pembawa dengan bandwidth (W) adalah :
W /R
N 1
Eb / I o
W /R
N
Eb / I o
Jika interferensi dari sel lain, gain aktifitas suara, dan gain sektorisasi antena juga
diperhitungkan, maka persamaannya menjadi :
W /R
N
E b I o (1 f )
Dimana :
W = lebar pita frekuensi spektral tersebar (Hz) = 1,2288 MHz
R = data rate sinyal informasi (kbps) = 9,6 kbps
Eb/Io = rasio energi per bit terhadap rapat daya penginterfernsi (dB)
= gain aktifitas suara ( 2,67 untuk suara dan 1 untuk data)
= gain sektorisasi antena ( 2,4 untuk antena trisektoral)
f = faktor interferensi dari sel lain ( 0,6)
Voice Activity
Sejak sistem CDMA menggunakan speech coding, maka MAI dapat dikurangi
dengan deteksi voice activity sepanjang variable speech transmission. Teknik ini
akan mengurangi rate dari speech coder saat periode silent/diam yang dideteksi
dalam speech waveform. Voice activity juga menjadi keuntungan bagi sistem multiple
access lainnya.
Normalnya, jika kita sedang melakukan percakapan di telepon, maka dalam suatu
saat hanya ada satu orang saja yang berbicara. Fenomena ini dapat dimonitor pada
sistem seluler. Oleh karena itu pada saat periode diam, power dapat dikurangi.
Sehingga daya dapat dihemat dan pengaruh terhadap interferensi juga sedikit.
Dengan begitu kapasitas sistem bisa dimaksimalkan.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, ternyata vioce activity sekitar 3/8 atau 25%
saja dari percakapan yang dilakukan. Secara teori, voice activity dapat dimasukkan
G
Eb / N o
( N 1)
S
Dengan estimasi voice activity 3/8, maka akan dapat menaikkan kapasitas sebesar
8/3 kalinya.
D. Peramalan Kebutuhan
Prediksi pertambahan jumlah pelanggan hingga beberapa tahun kedepan
merupakan faktor yang sangat penting dalam perencanaan jaringan karena
menentukan kebijaksanaan dan strategi dalam pengembangan sistem untuk
mengantisipasi pertumbuhan pelanggan agar kelak semua target pelanggan dapat
terlayani.
Ada beberapa metode untuk melakukan prediksi pelanggan, diantaranya :
1. Metode Deret Berkala (Time Series)
2. Metode Eksponensial Smoothing
3. Metode Regresi
4. Metode Iteratif
dari metode ini adalah menemukan pola dalam deret data yang lalu dan
mengekstrapolasikan data tersebut ke masa depan. Langkah penting dalam memilih
suatu metode pada Time Series adalah harus mempertimbangkan jenis pola yang
akan diramalkan. Ada beberapa macam jenis pola, salah satunya adalah Pola Trend
yang paling cocok untuk peramalan jumlah kebutuhan telepon. Untuk prediksi
pelanggan dengan Deret Berkala Pola Trend akan dibatasi metode yang digunakan
sampai tiga macam saja, yaitu metode Trend Linier, Trend Kuadratik, dan Trend
Eksponensial.
XY = aX + bX2 + cX3
X2Y = aX2 + bX3 + cX4
Bila log Y = Yo ; log a = ao dan log b = bo, maka persamaan Trend Eksponensial
tersebut menjadi :
Yo = ao + bo.X
Sehingga : Y 10( ao boX )
Keterangan :
2). Ketiga metode tersebut dicoba satu per satu untuk dibuktikan metode mana yang
paling sesuai untuk dipakai dalam prediksi pelanggan., dimana dipilih yang
mempunyai selisih jumlah sekecil mungkin antara kepadatan pelanggan sebenarnya
dengan kepadatan hasil perhitungan.
4). Prediksi pertambahan jumlah penduduk hingga tahun ke-n dihitung secara
terpisah. Persamaannya adalah sebagai berikut :
Pn = Po ( 1 + h )n
Keterangan : Pn = prediksi jumlah penduduk hingga tahun ke-n
Po = jumlah penduduk tahun ke-0 (tahun yang dijadikan sebagai acuan)
h = laju pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun
5). Sehingga prediksi pertambahan jumlah pelanggan hingga tahun ke-n dapat
diperoleh. Persamaannya adalah sebagai berikut :
Jumlah pelanggan hasil prediksi yang diperoleh akan dibagi luas wilayah dari daerah
layanan untuk memperoleh jumlah pelanggan per kilometer persegi.
A.Threshold
Pertama kali dalam perhitungan radio link design, parameter yang harus dipenuhi
adalah Daya Terima Minimum yang akan memberikan parameter kualitas BER
tertentu untuk layanan yang diberikan, misalnya :
Untuk komunikasi suara diperlukan BER = 10-2 atau 10-3
Untuk komunikasi data diperlukan BER = 10-5
B.Margin Fading
Untuk masalah fading, perlu diberikan Fading Margin (M) yang berasal dari distribusi
statistik fading yang bertujuan untuk mengurangi Outage Probablity.
Untuk kasus dimana holding time relatif lebih panjang terhadap durasi fading,
semisal pada komunikasi suara, maka fading yang berpengaruh adalah Large Scale
Fading yang terdistribusi secara lognormal. Large Scale Fading ini juga disebut
Shadowing.
Pada kasus dimana holding time relatif pendek terhadap durasi fading, semisal pada
komunikasi data, fading yang berpengaruh adalah Large Scale Fadingyang
terdistribusi secara lognormal, serta Small Scale Fading yang terdistribusi secara
rayleigh (kasus makrosel) ataupn terdistribusi Rician (kasus mikrosel).
Margin fading pada sistem seluler CDMA/IS-95 diperlukan untuk kompensasi efek
fading lambat yang terdistribusi lognormal. Dalam desain diasumsikan sistem
CDMA/IS-95 dapat menekan efek multipath dengan baik, sesuai kelebihannya. Pada
kasus di perbatasn sel, soft handoff mempunyai gain yang dapat mengurangi margin
fading yang diperlukan, tipikalnya gain soft handoff ini adalah sekitar 4dB.
Sehingga untuk CDMA di perbatasan sel, margin fading untuk ketersediaan tertentu
adalah :
Margin fading (MF) = MF lognormal - GSHO
Dimana :
MF=tambahan daya pancar total yang diperlukan (dB)
GSHO=adalah gain karen penggunaan soft handoff (dB)
MF lognormal=tambahan daya pancar untuk mengatasi fading lambat lognormal (dB)
C.Noise figure
Perhatian masalah noise figure ditujukan untuk memilih berbagai perangkat RF yang
tepat untuk mendapatkan nilai noise figure yang terkecil.
Eb
TH 10 log(kTB) FdB 10 log Rb
No dB
C
Atau TH 10 log(kTB ) FdB
N dB
Dimana :
F = Noise figure
Rb = kecepatan bit
Th = sensitivitas
Eb/No = Energi per bit per noise
KTB = AWGN Noise
Dari persamaan di atas didapatkan bahwa denegan membuat noise figure kecil
maka sensivitas sistem pradeteksi akan semakin baik.
Si / Ni
F
So / No
Te e
F 1 atau F 1
Ti k .290 K
Pemodelan sistem noise figure sistem pendeteksi :
Si, Ti So,To
F, BW
Te