Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Toyota Mirai Kembangkan Energi Hidrogen Sebagai Bahan Bakar


Akan Energi Terbarukan
Dosen: Nidar Nadrotan., M.T

Disusun Oleh :

Diki Suryadi 147002034

Yunus Firdaus 147002051

Erwin Ardiansyah 147002008

M.Luqman 147002046

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SILIWANGI

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Energi menjadi komponen penting bagi kelangsungan hidup manusia karena hampir
semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung pada ketersediaan energi yang cukup.
Dewasa ini dan beberapa tahun ke depan, manusia masih akan tergantung pada sumber energi
fosil karena sumber energi fosil inilah yang mampu memenuhi kebutuhan energi manusia dalam
skala besar. Sedangkan sumber energi alternatif / terbarukan belum dapat memenuhi kebutuhan
energi manusia dalam skala besar karena fluktuasi potensi dan tingkat keekonomian yang belum
bisa bersaing dengan energi konvensional.
Di lain pihak, manusia dihadapkan pada situasi menipisnya cadangan sumber energi fosil
dan meningkatnya kerusakan lingkungan akibat penggunaan energi fosil. Melihat kondisi
tersebut maka saat ini sangat diperlukan penelitian yang intensif untuk mencari, mengoptimalkan
dan menggunakan sumber energi alternatif /terbarukan. Hasil penelitian tersebut diharapkan
mampu mengatasi beberapa permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan energi fosil.
Salah satu bentuk energi terbarukan yang dewasa ini menjadi perhatian besar pada
banyak negara, terutama di negara maju adalah hidrogen. Hidrogen diproyeksikan oleh banyak
negara akan menjadi bahan bakar masa depan yang lebih ramah lingkungan dan lebih efisien.
Dimana suplai energi yang dihasilkan sangat bersih karena hanya menghasilkan uap air sebagai
emisi selama berlangsungnya proses. Daya hidrogen terutama dalan bentuk sel bahan bakar
hidrogen (hydrogen fuel cells) menjanjikan penggunaan bahan bakar yang tidak terbatas dan
tidak polusi, sehingga menyebabkan ketertarikan banyak perusahaan energi terkemuka di dunia,
industri otomotif maupun pemerintahan. Teknologi sel bahan bakar ini dengan begitu banyak
keuntungan yang dijanjikan menimbulkan gagasan hydrogen economy dimana hidrogen
dijadikan sebagai bentuk energi utama yang dikembangkan.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

2.1 HIDROGEN SEBAGAI BAHAN BAKAR

Hidrogen adalah unsur yang paling berlimpah di Bumi dan berpotensi menjadi bahan bakar
yang bisa merevolusi pasar energi. Hidrogen tidak menghasilkan emisi. Sayangnya, hidrogen
berbentuk gas ringan dan kerap naik ke atmosfer. Artinya, jarang yang ditemukan dalam bentuk
murni karena membuatnya akan menghasilkan emisi.
Erik Koepf, seorang mahasiswa postdoctoral teknik mesin di Universitas Delaware telah
menemukan cara membuat bahan bakar hidrogen murah. Ia menggunakan sinar matahari, seng
oksida dan air.

Erik Koepf membangun sebuah perangkat yang memiliki cermin dan ruang yang menahan
seng oksida. Cermin berkonsentrasi dengan sinar matahari untuk memenuhi ruangan yang
menahan seng oksida tadi. Lampu terkonsentrasi begitu kuat sehingga menghasilkan suhu
sampai 3500 derajat Fahrenheit. Ketika panas terjadi, oksida seng akan memisahkan diri menjadi
seng dan oksigen. Seng tersebut akan menjadi uap.

Dalam fasilitas yang lebih besar, uap seng akan ditambahkan ke dalam air. Mereka akan
bereaksi dan berubah menjadi oksida seng lagi dengan melepas hidrogen. Perangkat Koepf tidak
melakukan proses yang kedua ini yang sebetulnya sangat mudah. "Proses pertama sangat
menantang karena memerlukan suhu yang sangat tinggi," kata Ajay Prasad, profesor teknik
mesin di Universitas Delaware dan penasehat penelitian Koepf.

Produk outputnya adalah seng oksida, bahan yang sama seperti saat reaksi pertama dimulai.
Maka dapat digunakan berulang-ulang. Limbah yang dihasilkan hanyalah oksigen. Sumber daya
sinar matahari dapat menggantikan sejumlah besar listrik untuk menghasilkan reaksi hidrogen,
seperti pada proses mengelektrolisis air.

Perangkat Koepf sedang diuji di Institut Federal Swiss. Sejauh ini jumlah hidrogen dan seng
yang telah diproduksi sangatlah kecil. Ruang reaksi Koepf dirancang hanya untuk melakukan
proses pertama hingga membuat uap seng. Tahap berikutnya akan disiapkan rekasi air dan seng
untuklebih efisien memproduksi hidrogen.
Koepf juga akan menguji sebuah reflektor yang dirancang untuk fokus terhadap sinar matahari.
Awalnya ia menggunakan cermin tetapi tes uji berikutnya ia akan menggunakan desain versi
water-cooled untuk mencapai suhu yang diperlukan dalam reaksi itu.

2.2 SEL BAHAN BAKAR (FUEL CELL )

Permasalahan energi bagi kelangsungan hidup manusia merupakan masalah besar yang
dihadapi oleh hampir seluruh negara di dunia ini. Bahan bakar fosil, terutama minyak bumi
masih menjadi konsumsi energi utama. Penelitian mengenai bahan bakar alternatif pengganti
bahan bakar fosil terus dilakukan. Parameter keberhasilan bahan bakar alternatif ini adalah dapat
diperbarui (renewable energy), ramah lingkungan, dan biaya yang murah.

Konsumsi dunia terhadap energi listrik kian meningkat seiring pesatnya teknologi
elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang diharapkan dapat menghasilkan
energi listrik dengan efisiensi tinggi dan gangguan lingkungan yang minimal.

Fuel cell menggunakan reaksi kimia, lebih baik daripada mesin pembakaran, untuk
memproduksi energi listrik Istilah fuel cell sering dikhususkan untuk hidrogen-oksigen fuel cell.
Prosesnya merupakan kebalikan dari elektrolisis. Pada elektrolisis, arus listrik digunakan untuk
menguraikan air menjadi hidogen dan oksigen. Dengan membalik proses ini, hidrogen dan
oksigen direaksikan dalam fuel cell untuk memproduksi air dan arus listrik.

Konversi energi fuel cell biasanya lebih effisien daripada jenis pengubah energi lainnya.
Efiensi konversi energi dapat dicapai hingga 60-80%. Keuntungan lain fuel cell adalah mampu
menyuplai energi listrik dalam waktu yang cukup lama. Tidak seperti baterai yang hanya mampu
mengandung material bahan bakar yang terbatas, fuel cell dapat secara kontinu diisi bahan bakar
(hidrogen) dan oksigen dari sumber luar. Fuel cell merupakan sumber energi ramah lingkungan
karena tidak menimbulkan polutan dan sungguh-sungguh dapat digunakan terus-menerus jika
ada suplai hidogen yang berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbarui.
2.3 HIDROGEN SEBAGAI ENERGI MASA DEPAN YANG RAMAH
LINGKUNGAN

Pertumbuhan kebutuhan energi dunia semakin besar dari tahun ke tahun. World Energy
and Climate Policy Outlook (WECO) di Eropa memprediksi bahwa laju pertumbuhan
kebutuhan energi primer dunia pada tahun 2000-2030 adalah sebesar 1,8 persen per tahun.
Kebutuhan energi tersebut dipenuhi melalui pemanfaatan energi fosil yang dampaknya berupa
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca dan polutan lainnya. Berkurangnya cadangan
energi tersebut membuat harga BBM semakin mahal.

Keamanan energi adalah sebuah isu besar dalam kaitannya dengan kelangkaan dan fluktuasi
harga bahan bakar fosil, serta pemakaian bahan bakar secara tidak efisien. Bahan bakar fosil,
khususnya minyak mentah, hanya terdapat di sebagian kecil wilayah dunia, dan keberlangsungan
bisnisnya pun sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor geopolitik, ekonomi, dan lingkungan.Saat ini
energi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan dan perkembangan peradaban
manusia. Sejak revolusi industri yang melanda Inggris pada akhir abad ke-18 hingga sekarang,
kebutuhan akan energi yang berasal dari energi fosil terus meningkat. Sektor-sektor seperti
industri, transportasi dan rumah tangga tercatat sebagai konsumen terbesar energi fosil. Tingkat
konsumsi energi yang tinggi, sayangnya tidak diimbangi dengan kelimpahan sumber energi
tersebut di alam. Dewasa ini, sumber-sumber energi fosil (minyak bumi, batubara dan gas alam)
yang menjadi pilihan pertama manusia untuk memenuhi kebutuhan energinya sehari-hari,
semakin menipis ketersediaannya dari tahun ke tahun akibat tingginya frekuensi eksploitasi
manusia atas jenis sumber daya alam tak terbarukan tersebut.
3.1 Toyota Mirai Gunakan Fuel Cell Sebagai Energi/Bahan Bakar Terbarukan

Toyota untuk pertama kalinya memproduksi secara massal kendaraan yang


menggunakan hidrogen sebagai bahan penggerak atau yang disebut fuel cell vehicle (FCV).
Toyota menamakan FCV massal pertama mereka "Mirai ", artinya "masa depan".

Teknologi fuel cell mencampur hidrogen dengan oksigen guna menghasilkan reaksi kimia
berupa listrik untuk menggerakkan kendaraan.
Hal ini adalah pembeda utama FCV dengan mesin konvensional yang menghasilkan tenaga
penggerak dengan membakar bahan bakar.
Karena tidak ada pembakaran, maka tidak ada CO2 maupun SOC (substance of concern)
yang dihasilkan dan tidak perlu knalpot. Emisi Mirai hanya air.
Baru-baru ini Toyota Motor Corporation mengundang sejumlah wartawan Asia ke Tokyo
Jepang untuk merasakan langsung berkendara dengan Mirai.
Kami ingin membuat mobil yang membuka jalan bagi kehadiran energi hidrogen dalam
kehidupan masyarakat hingga 100 tahun ke depan," kata Deputy Chief Engineer Toyota
Motor Corporation Yoshikazu Tanaka.
Toyota menetapkan FCV yang mereka jual harus punya desain paling canggih sehingga
langsung dikenali ketika dilirik.
Dan, harus sedan. Karena sedan itu sesuai dengan moto kami 'fun to drive', sedan nyaman
dikendarai dibandingkan minivan dan SUV," katanya.
Dia mengakui merek lain seperti Hyundai telah memperkenalkan kendaraan fuel cell jenis
SUV.
Lebih gampang membuat fuel cell SUV, karena bodi lebih bongsor sehingga lebih mudah
memasang bagian-bagian utama fuel cell, tapi tenaganya juga harus besar sehingga bukan
yang paling ramah lingkungan. Kami memutuskan fuel cell pertama yang diproduksi massal
harus sedan, karena lebih rumit dan lebih ramah lingkungan. Kalau kami bisa membuat fuel
cell sedan, berarti bisa membuat fuel cell kendaraan jenis lainnya," jelas Tanaka.
Mirai mulai Desember 2014 dipasarkan di Jepang dan segera menyusul di Amerika Serikat
serta Eropa.
Yoshikazu Tanaka mengemukakan Toyota meluncurkan Mirai setelah 20 tahun
mengembangkan fuel cell.
Toyota menamakan teknologi mereka sebagai Toyota Fuel Cell Stack (TFCS), gabungan
dari teknologi fuel cell dan hybrid.
Sebelum meluncurkan Mirai, Toyota terlebih dulu harus menguasai teknologi berupa alat
penghasil listrik dari reaksi kimia hidrogen dengan oksigen (mereka namai FC Stack),
penguat daya (FC Boost Converter), dan tabung hidrogen tekanan tinggi (Mirai punya dua
tangki hidrogen yang letaknya di bawah tempat duduk belakang dan di bawah bagasi).
FC Stack Toyota menghasilkan output maksimum 114 kilowatt atau lebih dari 152 tenaga
kuda.
Kecanggihan FC Stack terletak pada sistem pengendalian jumlah air di membran elektrolit
fuel cell. Jumlah air sangat mempengaruhi efisiensi dalam menghasilkan listrik.
Sementara itu, FC Boost Converter bertugas memperkuat listrik yang dihasilkan FC Stack
hingga 650 volt.
Voltase yang lebih tinggi memungkinkan ukuran motor listrik dan FC Stack menjadi makin
kecil.
Toyota juga terlebih dahulu menguasai teknologi tangki hidrogen tekanan tinggi sehingga
tercipta tangki penyimpanan dengan tekanan 70 megapascal (hampir setara 700 bar).
Merek lain FCV-nya menggunakan tangki yang di-outsourced, kalau di Toyota, kami
kembangkan sendiri tangkinya," kata Tanaka.
Tangki tiga lapis yang dikembangkan Toyota terbuat dari plastik karbon fiber-
reinforced dan material lainnya. "Jadi sangat kuat. Pada uji tabrak kecepatan 80km/jam,
tangki tetap utuh," ujarnya.
Toyota mengklaim tangki itu berbobot ringan dan punya densitas penyimpanan tertinggi di
dunia; 5,7 wt%.
Kami membuat sistem yang sulit bocor dan kalaupun terjadi, berbagai sensor akan
memberikan peringatan dan seketika menutup aliran. Letak tangki di luar kabin memastikan
jika pun terjadi kebocoran, hidrogen segera menguap," kata Tanaka.
- Cara kerja fuel cell Mirai
Hidrogen disalurkan ke FC Stack (terletak di bawah antara pengemudi dan penumpang
depan) sehingga timbul reaksi kimia berupa listrik.
Listrik tersebut, dengan penguat dari boost converter (menempel pada FC Stack), dikirim ke
motor listrik di balik kap depan dengan output maksimum 113 kW/torsi 335 N-m, maupun
ke baterai hybrid ( di bawah dek bagasi).
Motor listrik digerakkan langsung oleh FC Stack saat akselerasi sedangkan pada kondisi
stabil digerakkan oleh baterai, biasa disebut sistem hybrid.
Orang di kabin bisa mengetahui sumber penggerak motor listrik, apakah FC Stack atau
baterai, dari indikator di dashboard.
Mirai dengan bobot 1.850 kg. telah mengadopsi regenerative braking yaitu energi dari
pengereman diubah menjadi listrik untuk memasok baterai.
Hidrogen pada BMW digunakan sebagai bahan bakar mesin konvensional yang juga
menggunakan bahan bakar fosil. Hidrogen pada Mirai tidak dibakar," kata Tanaka.
Keunggulan lainnya dari Mirai yang digadang Toyota adalah kemampuan sebagai sumber
energi saat padam listrik.
Baterai ni-MH dengan kapasitas 60 kWh dan pasokan maksimum 9kW bisa digunakan untuk
berbagai peralatan non-otomotif, misalnya sebagai sumber energi listrik di rumah.
Pemasangan bagian-bagian utama seperti FC Stack, FC booster converter dan tangki
hidrogen di bawah tempat duduk menjadikan center gravity Mirai sangat rendah, artinya
kendaraan semakin stabil.
Untuk mobil seharga 7,2 juta yen (sekitar Rp765 juta, harga di Jepang) dengan target
penjualan 400 unit hingga akhir 2015, Toyota melengkapi Mirai dengan berbagai fitur
canggih untuk kenyamanan dan keselamatan.
Mirai juga dilengkapi teknologi keselamatan seperti sistem "anti-tabrak" dengan radar dan
kamera (pre-collision system), blind spot monitor yang mengkonfirmasi spion jika akan
pindah jalur, serta peringatan jika kendaraan mulai melenceng dari jalur.
Eksterior Mirai seluruhnya baru dengan konsep water drop countour. Kesan mewah
diperkuat oleh velg 17 inci dengan baut tersembunyi.
Karena kendaraannya tak mengeluarkan banyak suara, maka kami konsentrasi merancang
agar suara dari luar seperti dari kendaraan lain maupun dari ban juga dikurangi," katanya.
Cara yang ditempuh adalah memasang sealing di semua bagian bodi, peredam di sekeliling
kabin, bahkan kaca yang dirancang dua lapis dengan lembar film di tengah.
Selain Mirai, kaca seperti ini hanya ada pada model Lexus tertentu," kata Tanaka.
Sekali isi penuh hidrogen, kendaraan itu bisa berjalan 650 km dan waktu isinya cuma tiga
menit, jauh lebih singkat dibandingkan kendaraan listrik plug-in yang memerlukan waktu
pengisian paling cepat tiga jam.
Dia menyebutkan pemerintah Jepang telah bertekad menurunkan harga hidrogen sehingga
pada 2020 harga hidrogen sama dengan harga BBM.

Gambar 1. Tempat Pengisian Ulang Hidrogen Dengan Mobil Mirai Toyota

Penggunaan energi konvensional laiknya energi fosil bukan tanpa masalah. Konferensi
PBB untuk perubahan iklim tanggal 3 s.d. 14 Desember 2007 di Bali, Indonesia mencatat
pemakaian energi yang bersumber dari bahan bakar fosil telah menyebabkan kerusakan
ekosistem alam karena dalam usaha mendapatkan sumber energi tersebut, tidak sedikit areal
lingkungan yang dikonversi menjadi areal pertambangan. Selain itu, gas buangan berbahaya
seperti CO, SOx, NOx dan CO2, hasil samping pembakaran bahan bakar fosil untuk kebutuhan
produksi energi telah menjadi penyumbang besar bagi terjadinya pencemaran lingkungan. Gas
CO2 sebagai gas buangan dari sisa pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil ditengarai
sebagai gas buangan yang paling bertanggungjawab atas terjadinya pemanasan global dan
perubahan iklim yang melanda permukaan bumi akhir-akhir ini.
Gambar 2. Bus Toyota Berbahan Bakar Hydrogen

Semakin menipisnya cadangan energi fosil di bumi dan keterpanggilan hati manusia
untuk melestarikan alam telah memaksanya untuk memikirkan alternatif penggunaan sumber-
sumber energi selain energi fosil yang lebih ramah lingkungan serta dapat diperbaharui. Hingga
saat ini banyak macam energi terbarukan dan ramah lingkungan yang telah dikembangkan mulai
dari pemanfaatan energi surya, energi angin hingga pemanfaatan hidrogen sebagai energi
alternatif. Hidrogen menjadi perhatian serius para pengembang energi terbarukan di negara-
negara maju selain karena lebih bersih (ramah lingkungan karena pada penggunaanya hanya
akan menghasilkan sisa berupa uap air yang relatif aman) dan unggul dari segi efisiensi juga
dikarenakan adanya proyeksi akan kemampuan hidrogen menggantikan peran energi fosil di
masa depan khususnya sebagai sumber energi untuk sarana transportasi.

Di alam, unsur hidrogen paling mudah ditemukan pada senyawa air dan senyawa
organik. Bersama molekul oksigen keduanya berperan membentuk molekul air. Hal mendasar
yang paling membedakan hidrogen dengan sumber energi lain yakni sifatnya sebagai energy
carier (pembawa energi) seperti halnya energi listrik dan bukan sebagai energy source (sumber
energi) seperti sumber energi fosil. Oleh karena sifatnya sebagai pembawa energi, maka di alam
hidrogen tidak terdapat dalam molekul bebasnya sehingga tidak dapat ditambang seperti energi
fosil.

Untuk mendapatkan hidrogen maka hidrogen harus diproduksi. Cara paling mudah
untuk mendapatkan hidrogen ditempuh dengan melakukan elektrolisis air. Saat ini metode
elektrolisis air merupakan metode yang paling baik untuk mendapatkan hidrogen bila pada cara
produksinya menggunakan energi nuklir. Metode elektrolisis suhu tinggi atau High Temperature
Electrolysis(HTE) yang dikopel dengan reaktor nuklir terbukti mampu menghasilkan hidrogen
dalam jumlah yang banyak dengan efisiensi rata-rata 45-55 % dan tingkat kemurnian hidrogen
yang tinggi serta pada proses produksinya tidak menghasilkan gas rumah kaca. Selain itu,
produksi hidrogen melalui proses elektrolisis suhu tinggi terbukti mampu menekan konstumsi
energi listrik karena sebagian kebutuhan energi listrik untuk proses tersebut mampu
diminimalisir melalui pemanfaatan energi panas dari reaktor nuklir. Meski memiliki beberapa
keunggulan, hidrogen saat ini secara komersial belum mampu bersaing dengan energi fosil
karena selain rapat energinya kecil, dalam proses produksi, penyimpanan dan pendistribusiannya
membutuhkan biaya yang tinggi, harga material untuk elektrolisis suhu tinggi masih mahal serta
umur operasi electrolyzer yang masih tergolong singkat.

Sebanyak 95 persen dari hidrogen yang digunakan saat ini berasal dari pemrosesan gas alam.
Sisanya diproduksi secara elektrolisa sebuah proses yang menguraikan air ke dalam
komponen-komponennya, yaitu hidrogen dan oksigen.Beberapa dari teknologi yang digunakan
untuk memproduksi hidrogen adalah:

Steam reforming, mengkonversi gas methane (dan hidrokarbon lainnya dalam gas alam)
menjadi hidrogen dan karbon monoksida dengan reaksi dengan uap melalui katalis nikel. Karbon
yang dipisahkan dari hidrogen dalam proses reformasi dapat ditangkap dan diasingkan untuk
menghindari kerusakan pada lingkungan.
Elektrolisis, menggunakan arus listrik langsung untuk memisahkan air menjadi hidrogen pada
elektroda negatif dan oksigen pada elektroda positif.
Elektrolisis uap (suatu variasi pada elektrolisis konvensional) menggunakan panas, bukan
listrik, untuk menyediakan sejumlah energi yang dibutuhkan untuk memisahkan air, sehingga
membuat proses lebih hemat energi.
Pemisahan air secarathermokimia, menggunakan bahan kimia dan panas dalam beberapa
langkah untuk memisahkan air menjadi beberapa bagian.
Sistem fotokatalitik, menggunakan bahan khusus untuk memisahkan air menggunakan sinar
matahari saja.
Sistem Photobiologi, menggunakan mikroorganisme untuk memisahkan air dengan adanya
sinar matahari.
Sistem Biologi menggunakan mikroba untuk memecah berbagai bahan baku biomassa menjadi
hidrogen.
Pemisahan air secara thermal, menggunakan suhu sangat tinggi (sekitar 1000 C) untuk
memisahkan air.
Gasifikasi, menggunakan panas untuk memecahkan biomassa atau batubara menjadi gas
hidrogen murni dari yang dapat diekstraksi.

3.2 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR HIDROGEN

KEUNTUNGAN

Keuntungan menggunakan teknologi sel bahan bakar hidrogen ini adalah, udara lebih bersih
dan tak tergantung pada minyak asing. Dengan menggunakan bahan bakar kendaraan bermotor
berbasis hidrogen berarti akan menurunkan tingkat polusi dan mengurangi efek rumah kaca.
Disamping bisa membawa keuntungan bagi lingkungan hidup, juga membawa keuntungan di
bidang keuangan yang sangat perlu dipertimbangkan: pengurangan ongkos produksi.

Kendaraan yang memakai bahan bakar hidrogen diproduksi dari udara dan gas alami, yang
menawarkan keuntungan yang sangat besar bagi kesehatan dan bisa menyelamatkan 3700 hingga
6400 nyawa setiap tahunnya di negara Amerika Serikat, dengan pengurangan polusi udara.

Salah satu keuntungan jelas adalah bahwa sel-sel bahan bakar bersih karena produk
sampingan yang panas dan air. Produk sampingan ini tidak dapat membahayakan lingkungan.
Sel bahan bakar memiliki tingkat efisiensi berkisar antara dibandingkan dengan bensin dengan
hanya tingkat efisiensi. Setiap kali listrik diperlukan Anda dapat menggunakan sel bahan bakar.
Ukuran sel bahan bakar scalable.

Ketika terbakar, hidrogen melepaskan energi berupa panas dan menghasilkan air sebagai
bahan buangan (2H2 + O2 > 2H2O). Sama sekali tidak mengeluarkan karbon. Jadi
penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar sangat membantu mengurangi polusi Karbon
Mioksida dan juga Karbon Monoksida sehingga sekaligus mengurangi efek rumah kaca
(meskipun pembakaran hidrogen juga menghasilkan polutan berupa Nitrogen Oksida dalam
jumlah kecil). Sebagai perbandingan 1 pound bensin yang dibakar pada suhu 25 derajat Celcius
dan tekanan 1 atmosfer akan menghasilkan panas antara 19.000 Btu (44,5 kJ/g) s/d 20.360 Btu
(47,5 kJ/g), sedangkan 1 pound Solar bisa menghasilkan panas antara 18.250/lb (42,5 kJ/g) s/d
19,240 Btu (44,8 kJ/g). Hidrogen sendiri dalam kondisi yang sama (25 derajat Celcius dan
tekanan 1 atmosfer) dengan berat yang sama mampu menghasilan panas 51.500 Btu/lb (119,93
kJ/g) sampai 61.000 Btu (141,86 kJ/g) yang berarti hampir 3 kali lipat dari panas yang bisa
dihasilkan oleh pembakaran bensin dan solar.

Keunggulan lain dari Hidrogen adalah jumlahnya di alam ini sangat melimpah, 93 % dari
seluruh atom yang ada di jagat raya ini adalah Hidrogen, unsur yang paling sederhana dari semua
unsur yang ada di alam ini . Tiga perempat dari massa jagat raya ini adalah Hidrogen. Di bumi
sendiri bentuk hidrogen yang paling umum kita kenal adalah air (H2o).

KERUGIAN

Namun, tak semua teknologi hidrogen adalah ramah lingkungan. Para peneliti melaporkan
bahwa penggunaan batubara untuk memproduksi hidrogen juga akan lebih berpotensi
menghasilkan efek rumah kaca, daripada jika seluruh pengemudi di Amerika Serikat
menggunakan kendaraan berbahan bakar gas atau elektrik, seperti yang tersedia di pasaran.

Kelemahan Hidrogen (H2) ini sebagai bahan bakar adalah sifatnya sebagai sumber energi
yang tidak bersifat langsung (primer) sebagaimana halnya gas alam, minyak atau batubara.
Hidrogen adalah energi turunan (Sekunder) sebagaimana halnya listrik yang tidak bisa didapat
langsung dari alam, melainkan harus diproduksi dengan menggunakan sumber energi lain seperti
Gas alam, minyak, batu bara, nuklir, energi matahari dan berbagai sumber energi lainnya.

Sel bahan bakar hidrogen yang didengung-dengungkan secara luas sebagai sumber energi
yang bebas polusi bisa jadi tidak sebersih dugaan semula. Demikian diungkapkan para ilmuwan
dari California Institute of Technology di Pasadena.

Menurut para peneliti itu, proses penyediaan hidrogen pada sel-sel bahan bakar bisa
membuat bumi lebih dingin, lebih berawan, dan menciptakan lubang ozon yang lebih besar di
kutub-kutub bumi. Mengapa? Karena dalam proses produksi dan transportasinya, sekitar 10
hingga 20 persen gas itu akan lepas memenuhi atmosfer, begitu ditulis dalam laporan penelitian
di journal Science.

Peningkatan konsentrasi gas hidrogen itu ke udara tepatnya dua molekul hidrogen dari
level normal 0,5 ppm (parts per million) akan menciptakan lebih banyak air (H2O) karena
hidrogen (H2) akan bereaksi dengan Oksigen (O2). Akibatnya langit bumi akan dipenuhi lebih
banyak awan.

Sel bahan bakar hidrogen dianggap sebagai bentuk energi multi guna, yakni bisa dipakai
untuk apa saja, mulai dari keperluan rumah tangga hingga menjadi bahan bakar kendaraan.
Hidrogen sekaligus dipercaya sebagai ramah lingkungan karena tidak menghasilkan gas
buangan. Bahan ini berpotensi menggantikan bahan bakar fosil (minyak bumi dan gas) yang
dituduh sebagai biang keladi polusi udara dan menimbulkan efek rumah kaca karena gas
buangannya menutupi atmosfer bumi.

Namun simulasi komputer yang dilakukan untuk menguji teori ini memperlihatkan bahwa
penggunaan hidrogen mengakibatkan suhu stratosferis turun hingga 0,5 derajat Celcius, sehingga
kedatangan musim semi di kutub Utara dan Selatan akan terlambat. Selain itu lubang ozon yang
terdapat di atas kedua wilayah tersebut akan makin lebar, dalam dan bertahan lama.

Hilangnya lapisan ozon di bagian atas atmosfer membuat sinar matahari menerobos
langsung ke bumi dan akan meningkatkan resiko kanker kulit. Adapun mengenai hilangnya
lapisan ozon itu, banyak orang menyalahkan penggunaan chlorofluorocarbon, bahan kimia yang
digunakan pada lemari es. Bahan ini sekarang telah dilarang penggunaannya.

Lapisan ozon yang bolong diharapkan bakal menutup lagi dalam waktu 20 hingga 50 tahun
seiring dengan hilangnya chlorofluorocarbon dari atmosfer. Namun masuknya hidrogen ke
atmosfer dikatakan akan memperburuk kondisi ini. Bukan menyehatkan, hidrogen barangkali
justru memperparah penyakit yang diderita bumi ini.
3.3 CARA PENERAPAN BAHAN BAKAR HIDROGEN DI INDONESIA

Melihat keadaan birokrasi yang sangat sulit, mungkin penerapan ini tidak berhasil. Peneliti,
mahasiswa, hingga siswa dapat berkontribusi mencari dan menggali cara penerapan BBH yang
efektif dan efisien. Penerapan BBH harus dapat dinikmati seluruh rakyat Indonesia.

Dengan menelaah dan mengetahui dampak penggunaan BBH, dalam penerapannya harus
dapat meminimalisasi kerugian yang akan terjadi. Pembenahan birokrasi perlu dilakukan.
Melihat keadaan saat ini, penerapan BBH belum bisa diterapkan. Peraturan, hukum, dan
kewenangan dipermainkan. Penerapan BBH ini memerlukan tindakan yang cepat. Maka dari itu,
diperlukan pemerintah yang peka dan cepat untuk mengatasi hal-hal yang dapat merugikan
rakyat dan negara.

Peneliti dapat berkontribusi menuju penerapan BBH ini. Mahasiswa, LIPI, hingga siswa
merupakan perangkat dari peneliti. Peran semua perangkat diperlukan dalam menggali dan
mengekplorasi penerapan BBH dari segi produksi dan penggunaan. Dengan begitu, kerugian
dalam penerapan BBH ini dapat diminimalisasi nantinya.

Untuk memenuhi kebutuhan energi rakyat, secara perlahan kita dapat dialihkan BBM
menjadi BBH. Untuk saat ini, BBG dan batubara dapat menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan
energi rakyat Indonesia. Melihat ke masa depan, BBH dapat menjadi program kerja jangka
panjang dari pemerintah. Dengan begitu, kita dapat mandiri energi dan meningkatkan SDM
menjadi lebih baik
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Keuntungan energi hidrogen antara lain bebas polusi (emisi yang dihasilkan hanya air), tidak
berisik, beroperasi pada efisiensi yang lebih tinggi daripada mesin pembakaran internal ketika
bahan bakar mulai dikonversi menjadi listrik. Sedangkan kerugian energi hidrogen dimana saat
ini harganya lebih mahal daripada sumber energi yang lain, infrastruktur yang ada saat ini belum
dibuat untuk mengakomodasi bahan bakar hidrogen, proses ekstraksi hidrogen membutuhkan
bahan bakar fosil sehingga menyebabkan polusi, dan hidrogen sulit dalam penyimpanan dan
distribusi.

Hidrogen sangat potensial sebagai energi bahan bakar yang mendukung penciptaan
lingkungan yang bersih dan juga mengurangi ketergantungan mengimport sumber energi.
Sebelum energi memainkan peranan yang besar dan menjadi alternatif banyak fasilitas dan
sistem yang harus dipersiapkan, seperti fasilitas untuk memproduksi hidrogen, penyimpanan dan
pemindahannya. Konsumen akan membutuhkan bahan bakar yang ekonomis, teknologi dan
pengetahuan dalam penggunaan bahan bakar ini secara aman.

3.2 SARAN

Perlu diperhatikan bahwa fuel cell (hydrogen fuel) ini sendiri sangat ramah lingkungan,
namun dalam memproduksi bahan bakar masih harus banyak yang diperhatikan. Secara
keseluruhan sangat mungkin terjadi penghematan energi. Walaupun sisi ramah lingkungannya
masih hanya di sisi pemanfaatan, bukan pembuatan fuel hydrogen.

Dalam dekade mendatang dengan harga minyak yang melangit serta kesadaran efisiensi
energi, maka teknologi hidrogen (fuel cell) akan menjadi sangat penting. Dengan hidrogen kita
akan mencapai visi dalam penciptaan keamanan, kebersihan, sumber energi yang melimpah serta
menghasilkan sumber energi masa depan!!!
DAFTAR PUSTAKA

http://wanibesak.files.wordpress.com/2011/06/hidrogen-sebagai-bahan-bakar-massa-
depan.pdf

http://putrarajawali76.blogspot.com/2013/05/karakterisrik-keuntungan-dan-kerugian.html

http://atmonobudi.wordpress.com/2012/05/30/hidrogen-sebagai-bahan-bakar-sektor-
transportasi-masa-depan/

http://nuclear2004.wordpress.com/2009/07/22/hidrogen-energi-masa-depan-yang-ramah-
lingkungan/

http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen

http://umeblogsite.blogspot.com/2012/03/sel-bahan-bakar-fuel-cell.html

http://mahasiswanegarawan.wordpress.com/2007/08/18/sel-bahan-bakar-fuel-cell-sebuah-
energi-alternatif-berkelanjutan-dan-ramah-lingkungan/

Anda mungkin juga menyukai