Anda di halaman 1dari 10

KODE

DOKUMEN LEVEL SOP LAB FT B 01


STANDAR OPERATING
PROSEDUR

JUDUL TANGGAL DIKELUARKAN


PRAKTIK FT PADA POST OP JANUARI 2017
TRANSPLANTASI TENDON PATELLA
AREA No. REVISI :
PROSES BELAJAR MENGAJAR DI LAB
Nama : ADENING
NIM : PO 713241141002

1. TUJUAN
Memperlancar proses pelaksanaan praktik laboratorium tentang
Penatalaksanaan Fisioterapi pada kasus Post Op Transplantasi
Tendon Patella
Menjamin terpenuhinya baku mutu standar layanan
Melaksanakan proses fisioterapi meliputi anamnesis, menghimpun
data sekunder (catatan medis dan klinis), pengukuran tanda vital,
inspeksi, palpasi, pemeriksaan gerak, pemeriksaan fungsi,
pengukuran, penentuan diagnosa fisioterapi, perumusan tujuan
fisioterapi, penentuan modalitas alternatif fisioterapi, penentuan
modalitas terpilih, pelaksanaan terapi, edukasi, evaluasi dan
dokumentasi pada kasus Post Op Transplantasi Tendon Patella

2. RUANG LINGKUP
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Post Op Transplantasi Tendon
Patella dilakukan mulai hari pertama setelah pasien datang ke
fisioterapi hingga pasien mampu melakukan aktifitas fungsional.

3. ACUAN
Crosbie, J. (1993). Key Issues in Musculoskeletal Physiotherapy. London:
Butterworth-Heinemann.
Peterson, DH & Kaplan, PE (1989). Musculoskeletal Pain and Disability.
California: Appleton & Lange.
Salter, RB. (1983). Textbook of Disorders and Injuries of the
Musculoskeletal System. Sydney: William & Wilkins.
Kessler, RM. (1983). Management of Common Musculoskeletal Disorders:
Physical Therapy Principles and Methods. Philadelphia: Harper & Row.
Refshauge, K. (1995). Musculoskeletal Physiotherapy Clinical Science and
Practice. Melbourne: Butterworth-Heinemann.
Clarkson, HM. (1989). Musculoskeletal Assessment Joint Range of Motion
and Manual Muscle Strength. Baltimore: Williams & Wilkins.
Birnbaum, JS. (1986). The Musculoskeletal Manual. New York: Grune &
Stratton.
Low, J. (2000). Electro Therapy Explained Principles and Practice.
Melbourne: Butterworth-Heinemann.
Bahrens, BJ. (1996). Physical Agents Theory and Practice the Physical
Therapist Assistant. Philadelphia: FA Davis Company.
Cameron, MH. (1999). Physical Agents in Rehabilitations from research to
Practice. Philadelphia: WB Saunders Company.
Kisner, C. and Colby, LA. (1990). Therapeutic Exercise. Foundation and
Techniques. Philadelphia; FA Davis Company.

4. DEFINISI
1.1. Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Post Op Transplantasi Tendon
Patella adalah seluruh proses fisioterapi yang meliputi anamnesis,
menghimpun data sekunder (catatan medis dan klinis), pengukuran
tanda vital, inspeksi, palpasi, pemeriksaan gerak, pemeriksaan fungsi,
pengukuran, penentuan diagnosa fisioterapi, perumusan tujuan
fisioterapi, penentuan modalitas alternatif fisioterapi, penentuan
modalitas terpilih, pelaksanaan terapi, edukasi, evaluasi dan
dokumentasi pada Post Op Transplantasi Tendon Patella

5. PROSEDUR
5.1. Tanggung Jawab dan Wewenang
5.1.1. Ketua Program Studi sebagai penanggung jawab pembelajaran.
5.1.2. Dosen mata kuliah FT- Muskuloskeletal bertanggung jawab
terhadap pengelolaan ketercapaian prosedur Penatalaksanaan
fisioterapi pada kasus Post Op Transplantasi Tendon Patella
5.1.3. Tutor/instruktur praktik laboratorium bertanggung jawab dalam
membimbing dan menilai ketercapaian pelaksanaan prosedur
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Post Op Transplantasi
Tendon Patella secara objektif di laboratorium.

5.2. Pelaksanaan
5.2.1. Persiapan alat
Skenario kasus Post Op Transplantasi Tendon Patella
Bed lengkap
Blanko laporan status klinis untuk mencatat semua
penatalaksanaan fisioterapi
Tensimeter dan stetoskop
Arloji/stopwatch
Goniometer
Gambar VAS
Pita ukur
Verban elastis ukuran 15 cm
Timbangan badan 2 bh
Stool besar dan stool kecil
IRR
TENS

5.2.2. Persiapan pasien dan praktikan


Seluruh mahasiswa dibagi 2, satu mahasiswa sebagai praktikan
dan satu mahasiswa berperan sebagai pasien Berikan satu
skenario kasus kepada mahasiswa yang berperan sebagai
pasien Skenario kasus Post Op Transplantasi Tendon Patella
Pasien mempelajari skenario tersebut, sementara itu praktikan
melakukan persiapan untuk melakukan pemeriksaan.

5.2.3. Anamnesis
1) Anamnesis
a. Anamnesis umum
Nama : Nn. NS
Umur :19 tahun
Alamat : jl. Pacerakkang
Pekerjaan : Mahasiswi
J.Kelamin : Perempuan

b. Anamnesis Khusus
Keluhan utama : Nyeri pada lutut
Lokasi keluhan : lutut kanan
Sifat keluhan : terlokalisir
Lama keluhan : 3 minggu
RPP : 3 minggu yang lalu pasien menjalani
operasi berupa TTP pada lutut kanannya akibat dislokasi
patella yang berulang (patellar recurrent dislocation) yang
dia alami sejak menjadi mahasiswa baru di sebuah PTN di
Makassar. Awal kejadiannya adalah saat ospek, oleh
seniornya ia disuruh squad-jump beberapa kali. Namun,
baru dua atau tiga kali, tiba-tiba ia merasakan tempurung
lututnya melenceng disertai rasa sakit dan tak mampu lagi
melanjutkan squad-jump (bahkan untuk berdiri dia tidak
mampu). Saat ini, pasien sudah tidak menggunakan gips
pada daerah yang dioperasi karena baru-baru saja
dilepaskan (3 jam yang lalu).

5.2.6. Pengukuran Vital sign


Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Deyut Nadi : 80x/ menit
Pernafasan : 21x/ menit
Suhu : 37C

5.2.7. Inspeksi
5.2.7.1. Inspeksi statis
Terlihat ada odema pada knee kanan

5.2.7.2. Inspeksi dinamis


Pasien berjalan pincang
Pasien tidak bisa melakukan aktifitas jongkok-duduk-
berdiri
Pasien tidak bisa melipat lutut

5.2.8. Palpasi
Ada nyeri tekan pada lutut bagian kanan medial dan lateral
Suhu knee kanan terasa lebih hangat

5.2.9. Pemeriksaan gerak


5.2.9.1. Pemeriksaan gerak aktif
Fleksi knee : nyeri dan terbatas

Ekstensi knee : nyeri dan terbatas

5.2.9.2. Pemeriksaan gerak pasif


Fleksi knee : nyeri dan terbatas

Ekstensi knee :nyeri dan terbatas

Eksorotasi knee : nyeri dan tidak terbatas

Endorotasi knee : nyeri dan tidak terbatas


5.2.9.3. Pemeriksaan gerak isometric
Fleksi knee : nyeri, lemah

Ekstensi knee :nyeri, lemah

5.2.10. Pengukuran
5.2.10.1. Pengukuran nyeri diam
VAS nyeri diam : 5 (nyeri sedang)

5.2.10.2. Pengukuran nyeri tekan


VAS nyeri Tekan : 6 (nyeri sedang)

5.2.10.2. Pengukuran nyeri gerak


VAS nyeri Gerak : 7 (nyeri sedang)

5.2.10.3. Pengukuran LGS


Tujuan : untuk mengetahui keterbatasan gerak

Knee Dextra : S. 10. 0.130


Knee Dextra : R. 45. 0. 45

5.2.10.4. Pengukuran kemampuan fungsional


I. Berjalan
Hasil : Pasien mampu berjalan meskipun tidak
begitu lama
II. Duduk ke berdiri
Hasil : Pasien mampu melakukan tapi terasa
nyeri dan berat saat berdiri
III. Jongkok berdiri
Hasil : Pasien mampu melakukan tapi terasa nyeri
pada kedua lututnya.
5.2.10.5. MMT

- Otot quadriceps

Dextra : 4

Sinistra : 5

Keterangan : nilai otot 4 dapat melawan gaya grafitasi dan melawan

tahanan.

- Otot hamstring

Dextra : 4

Sinistra : 5

Keterangan : nilai otot 4 dapat melawan gaya grafitasi dan melawan

tahanan

Interpretasi : ada kelemahan M. Quadriceps dan M. hamstring

dextra dan sinistra

5.2.11. Diagnosa fisioterapi


Impairmen
1. Nyeri
2. Adanya odema
3. Keterbatasan ROM
4. Kelemahan otot

Limitasi fungsi
Gangguan aktivitas fungsional berjalan dan jongkok berdiri

restriksi partisipasi
kurangnya aktivitas sehari-hari karena adanya gangguan
ADL

5.2.12. Tujuan fisioterapi


1. Tujuan jangka pendek
Mengurangi nyeri

Menambah ROM

Menambah kekuatan otot

Mengurangi Oedema
Meningkatkan ADL pasien

2. tujuan jangka panjang

Memaksimalkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien

5.2.13. Modalitas Terpilih


1. Modalitas Fisioterapi

IRR

TENS

Static Kontraksi

Strengthening Exercise (otot quadriceps dan otot hamstring)

ADL Excersice

Tapping

5.2.15. Pelaksanaan fisioterapi


Beri penjelasan kepada pasien tentang : manfaat modalitas
fisioterapi yang akan diberikan dan akibat yang timbul bilamana
tidak diberikan/dilaksanakan.

1. IRR

Tujuan : sebagai preliminary exercise dan melancarkan sirkulasi darah

Dosis :

F : 3 x seminggu

I : pada kedua lutut, dengan jarak 40 cm

T : lominous

T : 10 menit

2. TENS

Tujuan : untuk mengurangi nyeri

Dosis :

F : 3 x seminggu

I : toleransi pasien

T : 2 pad kiri dan 2 pad kanan

T : 10 menit
3. Static Kontraksi

Tujuan : untuk stabilisasi sendi

Dosis :

F : 3x seminggu

I : 3 kali repetisi, 8 hitungan

T : Menekan kebawah kearah tangan

T : 3 menit

4. Strengthening Exercise (otot quadriceps dan otot hamstring)

Tujuan : untuk meningkatkan kekuatan otot

Teknik : Pasien tidur terlentang, kedua lutut pasien difleksikan 90,

tangan fisioterapis menyanggah satu kaki, lalu yang sakit

diminta untuk melawan tahanan sebanyak 3 kali pengulangan.

Dosis :

F : 3x seminggu

I : 3 repetisi x 8 hitungan

T : Beban Sedang

T : 10 menit

5. ADL Excersice
Tujuan : Melatih ADL berjalan , jongkok berdiri

Teknik : Latihan mengayun tungkai di samping bed dengan tahanan

minimal

Dosis :

F : setiap hari

I : aktif exc

T : sesuai dengan toleransi pasien

T : 10 menit

6. Tapping

Tujuan :

- Membantu otot yang lemah


- Mengurangi kelelahan otot

- Mengurangi oedema dan meminimalisir gerakan

5.12.16. Edukasi pasien/keluarga


Edukasi

- Pasien dianjurkan untuk tidak berjalan jauh

- Pasien dianjurkan untuk tidak melakukan gerakan naik turun tangga

- Kompres air hangat

5.12.18.Evaluasi
Lakukan pengukuran seperti prosedur 5.2.10 dan bandingkan
hasilnya dengan hasil dari prosedur 5.2.10 tersebut.
Sesaat

- Pasien tampak kelelahan setelah terapi

- Pasien merasakan nyerinya berkurang

- Oedema Berkurang

- ROM bertambah setelah terapi

- Knee Dextra : S. 15. 0.135


- Knee Dextra : R. 45. 0. 45
- Terasa ringan saat melangkah

- VAS setelah terapi ( nyeri sudah berkurang)

0 6 10

Berkala

- Pasien merasa adanya rasa nyeri pada daerah lututnya berkurang


- Pasien sudah mampu berjalan meskipun tidak boleh begitu capek

6. PENGENDALIAN / PENGAWASAN
6.1. Absensi mahasiswa dosen instruktur praktik laboratorium yang telah
ditandatangani
6.2. Format penilaian praktik komprehensif di laboratorium
6.3. Pedoman penilaian kompetensi
7. DOKUMENTASI
7.1. Daftar checklist penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Post op fraktur
patella
7.2. Laporan status klinis

Anda mungkin juga menyukai