PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum Uji Toksisitas Akut ini yaitu :
- Memahami dan mampu melakukan uji toksisitas dengan menggunakan metode
BSLT (Brine Shrimp Lethality Test )
- Mengetahui senyawa aktif yang terdapat dalam larva berdasarkan nilai LC50 (
Lethal Concentration)
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Tinjauan Umum Biota Uji
2.2.1 Artemia
Gambar 2. Artemia.
(Sumber : google.com)
Menurut Bougis (1979) dalam Isnansetyo dan Kurniastuty (1995) sistematika
Artemia sp. adalah sebagai berikut :
Filum : Artohopda
Kelas : Crustacea
Subkelas : Branchiopoda
Ordo : Anostraca
Famili : Artemiidae
Genus : Artemia
Spesies : Artemia sp
Artemia sp. diperdagangkan dalam bentuk telur yang disebut dengan kista.
Bila dilihat dengankasat mata berbentuk bulatan-bulatan kecil berwarna coklat
(Isnansetyo dan Kuniastuty,1995). Artemia sp. dewasa memiliki panjang antara 1 - 2
4
cm dan berat 10 mg. Telur Artemia sp. Beratnya 3,6 mikrogram dengan diameter
sekitar 300 mikron. Pada saat baru menetas, Artemia sp. memiliki berattubuh 15
mikrogram dan panjang tubuh 0,4 mm. Stadia awal ini disebut nauplius instar I, pada
Instar IIpanjang tubuhnya telah mencapai 0,6 mm dan pada instar III mencapai
sekitar 0,7 mm (Mudjiman, 1989dan Djarijah, 1995).
Menurut Mudjiman (2007) Artemia sp. merupakan udang renik yang
tergolong udang primitif.Zooplankton ini hidup secara planktonik di perairan yang
berkadar garam tinggi yakni antara 15 300 permil. Sebagai plankton,
Artemia sp. tidak dapat mempertahankan diri terhadap pemangsanya sebabtidak
mempunyai alat ataupun cara untuk membela diri.
Kista Artemia sp. berbentuk bulat dan berwarna cokelat. Diameternya
bervariasi antara 224,7 - 267,0 mikrometer (m) dan beratnya rata-rata
1,885 mikrorogram (g). Secara anatomi, susunan kista Artemia sp. terdiri dari
dua lapisan yaitu korion dan selaput embrio. Selaput ini adalah semacammembrane
atau selaput yang membungkus embrio (Harefa, 1996).
2.2.2 Daphnia sp
5
Daphnia sp. dapat hidup dalam air yang kandungan oksigen terlarutnya sangat
bervariasi yaitu dari hampir nol sampai lewat jenuh. Ketahanan Daphnia sp. pada
perairan yang miskin oksigen mungkin disebabkan oleh kemampuannya dalam
mensintesis haemoglobin (Mokoginta, 2003).
Daphnia sp. termasuk hewan filter feeder, memakan berbagai macam macam
bakteri, ragi, alga bersel tunggal, detritus, dan bahan organic terlarut (Rodina dalam
Casmuji, 2002). Daphnia sp. muda berukuran panjang kurang dari satu millimeter
menyaring partikel kecil ukuran 20-30 mikrometer, sedangkan yang dewasa dengan
ukuran 2-3 mm dapat menagkap partikel sebesar 60-140 mikrometer (Fasileva dalam
casmuji, 2002). Pada keadaan baik Daphnia sp. berkembang secara parthenogenesis,
dimana individu baru berasal dari telur-telur yang tidak dibuahi. Pada saat kondisi
kurang baik, seperti kurangnya makanan dan akumulasi limbah, produksi telur secara
parthenogenesis menjadi berkurang bahkan beberapa menetas dan telur berkembang
menjadi individu jantan (Hickman, 1967 dalam Casmuji, 2002). Dengan munculnya
Daphnia jantan, maka populasi mulai bereproduksi secara seksual.
Daphnia sp. dikenal sebagai kutu air. Klasifikasi Daphnia sp. menurut
Pennak (1953) dan Ivleva (1973) dalam Casmuji (2002) adalah sebagai berikut:
Kelas : Crustacea
Subkelas : Branchiopoda
Divisio : Oligobranchiopoda
Ordo : Cladocera
Famili : Daphnidae
Genus : Daphnia
Spesies : Daphnia sp
6
7