36 7615 1 SM
36 7615 1 SM
Abstrak
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa, minimnya
sumber belajar, dan kurangnya jam pelajaran di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk (1)
mendeskripsikan rancang bangun pengembangan e-learning, (2) mengetahui kualitas e-
learning, (3) mengetahui efektivitas e-learning. Data dalam penelitian ini dikumpulkan
dengan menggunakan metode observasi, wawancara, kuesioner, dan tes tertulis.
Mengacu pada metode tersebut, maka instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan
data yaitu lembar observasi, pedoman wawancara, angket, dan tes. Data yang terkumpul
dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis deskriptif kuantitatif,
dan teknik analisis statistik inferensial (uji-t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
rancang bangun pengembagan e-learning mengacu pada model prototype yaitu mulai dari
menentukan software, menentukan materi, merancang flowchart, storyboard, dan program
mapping hingga menjadi e-learning berbasis moodle. (2) Hasil validitas produk diperoleh
ahli isi mata pelajaran berada pada kategori sangat baik dengan persentase 92%, ahli
desain pembelajaran pada kategori cukup dengan persentase 74%, ahli media e-learning
pada kategori sangat baik dengan persentase 92%, uji coba perorangan pada kategori
sangat baik dengan persentase 90%, uji coba kelompok kecil pada kategori sangat baik
dengan persentase 90,67%, dan uji coba lapangan pada kategori sangat baik dengan
persentase 91,13%. (3) Hasil uji efektivitas e-learning yaitu diperoleh thitung lebih besar dari
pada ttabel dengan taraf signifikansi 5% dan db 74 yaitu 16,94 > 2,00. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan efektivitas pengembangan e-learning menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VII J sebelum dan sesudah
menggunakan e-learning. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat dikatakan bahwa e-
learning secara efektif dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Abstract
The problems of this research are the lack of students learning outcomes, lack of learning
sources, and the lack of lesson time in the class. This research aims to 1) Describe the
design development of e-learning, 2) know the quality of e-learning, 3) know the
effectiveness of e-learning. The data was collected by using observation method,
interviews, questionnaires, and a written test. Referring to the method, the instrument used
to collect data are the observation sheets, interview, questionnaire and tests. The data that
were collected were analyzed by using descriptive analysis of qualitative, quantitative
descriptive analysis techniques and inferential statistical analysis techniques (test-t). The
results showed that 1) the design of the development of e-learning refers to the prototype
model that determines the start of the software, determine the materials, designing
flowcharts, storyboards, and mapping program become a moodle-based e-learning 2)
Results showed that the product validity of the expert content of the subjects are in the
very good category with a percentage of 92%, instructional design experts in the category
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
enough with the percentage of 74%, media expert e-learning in the very good category
with a percentage of 92%. individual testing is in the very good category with a percentage
of 90%, small group testing in the very good category with a percentage of 90.67%, field
testing in the very good category with a percentage of 91.13%. The result of the
effectiveness of e-learning that is acquired tcount bigger than ttable with a significance level of
5% and 74 db is 16.94> 2.00. The results showed that the effectiveness of e-learning
development shows there are significant differences on learning outcomes science
students in grade VII J before and after using e-learning. Based on exposure above, it can
be conclude that e-learning can effectively improve students learning outcomes students.
perbedaan hasil belajar IPA sebelum dan tahap pertama yaitu mengupulkan
sesudah menggunakan e-learning terhadap kebutuhan/analisis kebutuhan, (2) quick
satu kelompok. Rumus untuk uji-t design, tahap kedua yang dilakukan yaitu
berkorelasi adalah sebagai berikut. mendesain media mulai dari
mengembangkan flowchart, storyboard,
1
2 program mapping, (3) built prototyping,
=
tahap ketiga yaitu membangun prototipe
2 2
1 + 2 2 ( 1 ) ( 2 ) dalam hal ini yaitu memvisualisasikan desain
1 2 1 2
yang telah dirancang, (4) customer
(Koyan, 2012:29) evaluation of first prototyping, tahap
Keterangan: keempat dilakukan penilaian terhadap
1 = rata-rata sampel 1 (sebelum
produk prototipe yang telah dikembangkan,
menggunakan media) penilaian ini dilakukan oleh pengguna/user
2 = rata-rata sampel 2 (sesudah
dalam hal ini yaitu guru mata pelajaran IPA,
menggunakan media) (5) refine requirements, tahap kelima
s1 = simpangan baku sampel 1 memperbaiki produk yang telah dinilai oleh
(sebelum menggunakan media) pelanggan/user, (6) design, tahap keenam
s2 = simpangan baku sampel 2 mengembangkan flowchart, storyboard,
(sesudah menggunakan media) program mapping yang sesuai dengan hasil
s12 = varians sampel 1 masukan pengguna/user (7) implement,
s22 = varians sampel 2 tahap ketujuh implementasi atau
r = korelasi antara dua sampel menerapkan desain yang telah disetujui oleh
Hasil uji coba dibandingkan ttabel pengguna/user (8) test, tahap kedelapan
dengan taraf signifikan 0,05 (5%) untuk yaitu tahap dimana produk dites untuk
mengetahui apakah ada perbedaan antara memastikan sistem e-learning dapat
sebelum dan sesudah menggunakan e- berjalan lancar tanpa adanya kesalahan
learning. atau error dan (9) maintain, tahap
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang kesembilan merupakan tahap yang terakhir
signifikan (5%) hasil belajar siswa dilakukan untuk mengembangkan produk.
Hipotesis Statistiknya: Tahap ini yang dilakukan yaitu tahap
H0: 1 = 2 pemeliharaan produk pembelajaran, tahap
H1: 1 2 ini dilakukan agar nantinya jika ada
(Koyan, 2012:29) perubahan dalam materi.
Keputusan: Keberhasilan dalam menggunakan
Bila thitung t ttabel maka H0 ditolak dan H1 model prototype juga dikarenakan dalam
diterima. prosedur pengembang juga
Bila thitung dari ttabel, maka H0 diterima dan mengedepankan kebutuhan pengguna/user
H1 ditolak. karena disetiap proses terdapat penilaian
yang dilakukan oleh pengguna/user, dan
HASIL DAN PEMBAHASAN adanya pendokumentasian dalam tahap
Penelitian pengembangan ini, sudah pengembangannya. Model prototype
berhasil mengembangkan media e-learning memiliki keunggulan yang diantaranya yaitu
dengan menggunakan model prototype. pengguna/user dapat berpartisipasi secara
Model prototype yang merupakan metode aktif dalam pengembangan, dan
pengembangan sistem atau produk yang memudahkan penentuan kebutuhan
dibangun, dites kemudian dikerjakan pengguna/user. Hal tersebut sejalan dengan
kembali seperlunya dalam bentuk prototype pendapat Simarmata (2010:16) menyatakan
(perkiraan akan produk final yang dibuat). bahwa bagian dari produk yang
Model prototype yang terdiri dari dari mengekspresikan logika maupun fisik
sembilan (9) langkah ini sangat sesuai antarmuka eksternal yang ditampilkan dan
digunakan dalam mengembangkan sistem konsumen menyediakan masukan untuk tim
e-learning. Langkah tersebut terdiri dari (1) pengembangan skala besar dimulai. Dalam
Gathering requeirements, yang dilakukan pengembangan e-learning ini dihasilkan,
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
dan produk final yaitu e-learning berbasis pemahaman siswa; j) kesesuaian antara
moodle. penyajian materi dengan karakteristik
Hasil validasi pengembangan e- sasaran.
learning yang dilakukan oleh (a) ahli isi mata Hasil review e-learning dari ahli media
pelajaran, (b) ahli desain pembelajaran, (c) pembelajaran terungkap bahwa penilaian
ahli media e-learning (d) uji coba oleh dosen di Tekonologi Pendidikan
perorangan, (e) uji coba kelompok kecil dan terdapat komponen-komponen media
(f) uji coba lapangan. Hasil review e-learning pembelajaran ini tersebar pada skor 4(baik),
dari ahli isi mata pelajaran terungkap bahwa dan 5 (sangat baik). Kualitas aspek media
penilaian oleh guru mata pelajaran IPA kriteria sangat baik dengan presentase 92%
terdapat komponen-komponen materi yang meliputi: a) navigasi yang digunakan
pembelajaran ini tersebar pada skor 4 (baik), sesuai dengan karakteristik siswa.; b)
dan 5 (sangat baik). Kualitas aspek materi navigasi yang disediakan memudahkan
kriteria sangat baik dengan presentase 92% siswa.; c) kesesuaian pemilihan tema
yang meliputi: a) kejelasan tujuan dengan materi pembelajaran.; d) navigasi
pembelajaran yang akan dicapai; b) yang disediakan sudah dapat berfungsi
kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan baik.; e) ketepatan memilih media
dengan materi pembelajaran; c) kejelasan penyampai materi dalam e-learning.; f)
penyajian materi pembelajaran; d) kualitas gambar yang digunakan pada e-
kesesuaian standar kompetensi yang akan learning.; g) materi yang disajikan dalam e-
dicapai; e) kualitas penyajian materi learning terperinci dengan baik.; h) video
pembelajaran; f) kesesuaian bahasa yang yang diguanakan dalam e-learning
digunakan dengan karakteristik siswa; g) berkualitas baik.; i) ketepatan dalam memilih
kelengkapan materi pembelajaran; h) jenis huruf.; j) animasi yang digunakan
kualitas tes evaluasi yang digunakan dalam dalam e-learning berkualitas baik.
mengevaluasi pemahaman siswa; i) Hasil review e-learning dilihat dari uji
kesesuaian antara tes evaluasi dengan coba perorangan, uji coba kelompok kecil,
tujuan pembelajaran yang akan dicapai; dan dan uji coba lapangan berada pada kategori
j) kesesuaian materi yang disajikan dengan sangat baik. Berturut-turut hasil uji coba
karakteristik siswa. E-learning tersebut memperoleh skor uji coba perorangan pada
termasuk kriteria sangat baik dari segi ahli kategori sangat baik dengan persentase
mata pelajaran karena media yang 90%, (e) uji coba kelompok kecil pada
dikembangkan sudah baik dan dapat kategori sangat baik dengan persentase
memotivasi siswa dalam belajar. 90,67%, dan (f) uji coba lapangan pada
Hasil review e-learning dari ahli desain kategori sangat baik dengan persentase
pembelajaran terungkap bahwa penilaian 91,13%.Perolehan hasil review dengan
oleh dosen di Jurusan Kimia terdapat kategori sangat baik siswa dapat melakukan
komponen-komponen desain pembelajaran komunikasi dengan siswa lain/teman
ini tersebar pada skor 3 (cukup), dan 4 sejawat ataupun dengan guru tanpa dibatasi
(baik). Kualitas aspek materi kriteria cukup oleh ruang dan waktu, selain itu siswa dapat
dengan presentase 74% yang meliputi: a) mempelajari materi-materi lebih lanjut
kemenarikan tampilan awal media e- karena materi dapat dengan mudah di akses
learning; b) kemenarikan tampilan materi melalui e-learning kapan saja, dan dimana
pembelajaran yang di sajikan; c) navigasi saja. Pengaksesan e-learning tidak
yang disediakan sesuai dengan karakteristik memandang tempat, dan waktu untuk
siswa; d) e-learning yang dikembangkan mempelajarinya sehingga pemahaman
sudah mengacu model pembelajaran; e) dalam belajar dapat lebih mudah.
kejelasan materi pembelajaran yang Efektivitas produk pengembangan e-
disajikan; f) kesesuaian materi yang learnng dalam penelitian ini di ukur dengan
ditampilan dalam e-learning; g) kelengkapan analisis uji-t dengan selisih skor pretest dan
materi pembelajaran yang disajikan; h) posttest yang dilakukan di kelas VII J
kemudahan mengakses materi yang sejumlah 38 (tiga puluh delapan) siswa.
terdapat dalam e-learning; i) kualitas soal- Hasil pretest kelas VII J yaitu 60,34
soal yang diberikan untuk menguji sedangkan untuk rata-rata posttest kelas VII
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
J yaitu 87,68. Hasil pretest lebih kecil dari ditemukan melalui observasi dan
pada hasil posttest. Setelah dilakukan wawancara yang dilakukan di SMP Negeri 2
perhitungan secara manual dengan Negara. Selanjutnya mendesain e-learning
menggunakan uji-t didapatkan hasil yang mulai dari menentukan software,
menunjukan thitung lebih besar dari ttabel yaitu menentukan materi, merancang flowchart,
16,94 > 2,00 sehingga H0 ditolak dan H1 storyboard, dan program mapping.
diterima, itu artinya bahwa terdapat Hasil validasi pengembangan e-
perbedaan yang signifikan hasil belajar learning yang dilakukan oleh (a) ahli isi mata
siswa sebelum menggunakan e-learning pelajaran berada pada kategori sangat baik
pada mata pelajaran IPA kelas VII semester dengan persentase 92%, (b) ahli desain
genap tahun pelajaran 2015/2016 di SMP pembelajaran pada kategori cukup dengan
Negeri 2 Negara dan sesudah persentase 74%, (c) ahli media e-learning
menggunakan e-learning pada mata pada kategori sangat baik dengan
pelajaran IPA kelas VII semester genap persentase 92%, (d) uji coba perorangan
tahun pelajaran 2015/2016 di SMP Negeri 2 pada kategori sangat baik dengan
Negara. persentase 90%, (e) uji coba kelompok kecil
Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kategori sangat baik dengan
media e-learning memberikan pengaruh persentase 90,67%, dan (f) uji coba
kepada siswa terhadap hasil belajar dalam lapangan pada kategori sangat baik dengan
mata pelajaran IPA, karena melihat persentase 91,13%.
kelebihan e-learning yaitu di e-learning Hasil uji-t diperoleh thitung =16,94 dan
terdapat fasilitas forum diskusi dan chat ttabel =2,00 untuk db=74 dari taraf signifikansi
yang dimana guru, dan siswa dapat 5%. Hal ini berarti thitung > ttabel sehingga H0
melakukan komunikasi secara mudah ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan kriteria
dimana saja, kapan saja, tanpa dibatasi oleh pengujian, H0 ditolak dan H1 diterima yang
jarak, tempat, dan waktu. Persepsi tersebut artinya terdapat perbedaan yang signifikan
juga sesuai dengan hasil penelitian yang hasil belajar siswa sebelum menggunakan
relevan oleh beberapa ahli seperti penelitian e-learning untuk mata pelajaran IPA kelas
yang dilakukan oleh Diana Laily Fithri (2014) VII semester genap tahun pelajaran
yang berjudul Analisa dan Perancangan E- 2015/2016 di SMP Negeri 2 Negara dan
Learning Pembelajaran Grammer untuk sesudah menggunakan e-learning untuk
Meningkatkan Potensi Siswa, menemukan mata pelajaran IPA kelas VII semester
bahwa e-learning mampu meningkatkan genap tahun pelajaran 2015/2016 di SMP
kemampuan kognitif siswa. Dapat Negeri 2 Negara.
disimpulkan dengan menggunakan e- Adapun saran yang dapat
learning dapat memberikan warna baru disampaikan berdasarkan penelitian yang
dalam proses pembelajaran di kelas, serta telah dilakukan, yaitu (1) Kepada Siswa,
dengan e-learning dapat membantu guru disarankan kepada siswa dengan adanya e-
dalam menyampaikan materi dapat lebih learning siswa dapat terus belajar dengan e-
maksimal, dan dapat membantu siswa learning, karena dengan adanya e-learning
dalam memahami materi yang disampaikan siswa dapat mudah menyerap materi
oleh guru. pelajaran, dan dapat memperkaya sumber
belajar, serta dapat belajar tanpa terbatasi
SIMPULAN DAN SARAN oleh ruang dan waktu. (2) Kepada Guru,
Berdasarkan hasil penelitian dan disarankan kepada guru agar menjadikan
pembahasan dapat disimpulkan hal-hal pembelajaran lebih kreatif, inovatif dengan
sebagai berikut. Rancang bangun e-learning menggunakan e-learning. Karena dengan e-
menggunakan model pengembangan learning pengawasan atau penilaian siswa
sisterm yaitu prototype yang memiliki aktif atau tidak aktif dalam pembelajaran
sembilan (9) langkah dalam dapat dilihat diruang kelas saja. (3) Kepada
pengembangannya. Produk yang Kepala Sekolah, disarankan kepada kepala
dikembangkan diawali melalui analisis sekolah agar menjadikan e-learning sebagai
kebutuhan atau pengumpulan kebutuhan salah satu altermatif sumber balajar yang
dan permasalah pembelajaran yang dapat membantu guru dalam penyampaian
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)