Anda di halaman 1dari 10

e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)

PENGEMBANGAN E-LEARNING DENGAN MODEL PROTOTYPE


BERORIENTASI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY
SISWA KELAS VII SMPN 2 NEGARA
Indriana Pratiwi1, I Kadek Suartama2, I Made Tegeh3
1,2,3Jurusan Teknologi Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha


Singaraja, Indonesia

e-mail: indrianapratiwii@gmail.com1, deksua@gmail.com2,


imadetegehderana@yahoo.com3

Abstrak

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa, minimnya
sumber belajar, dan kurangnya jam pelajaran di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk (1)
mendeskripsikan rancang bangun pengembangan e-learning, (2) mengetahui kualitas e-
learning, (3) mengetahui efektivitas e-learning. Data dalam penelitian ini dikumpulkan
dengan menggunakan metode observasi, wawancara, kuesioner, dan tes tertulis.
Mengacu pada metode tersebut, maka instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan
data yaitu lembar observasi, pedoman wawancara, angket, dan tes. Data yang terkumpul
dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis deskriptif kuantitatif,
dan teknik analisis statistik inferensial (uji-t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
rancang bangun pengembagan e-learning mengacu pada model prototype yaitu mulai dari
menentukan software, menentukan materi, merancang flowchart, storyboard, dan program
mapping hingga menjadi e-learning berbasis moodle. (2) Hasil validitas produk diperoleh
ahli isi mata pelajaran berada pada kategori sangat baik dengan persentase 92%, ahli
desain pembelajaran pada kategori cukup dengan persentase 74%, ahli media e-learning
pada kategori sangat baik dengan persentase 92%, uji coba perorangan pada kategori
sangat baik dengan persentase 90%, uji coba kelompok kecil pada kategori sangat baik
dengan persentase 90,67%, dan uji coba lapangan pada kategori sangat baik dengan
persentase 91,13%. (3) Hasil uji efektivitas e-learning yaitu diperoleh thitung lebih besar dari
pada ttabel dengan taraf signifikansi 5% dan db 74 yaitu 16,94 > 2,00. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan efektivitas pengembangan e-learning menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VII J sebelum dan sesudah
menggunakan e-learning. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat dikatakan bahwa e-
learning secara efektif dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci : pengembangan, e-learning, prototype, inquiry

Abstract

The problems of this research are the lack of students learning outcomes, lack of learning
sources, and the lack of lesson time in the class. This research aims to 1) Describe the
design development of e-learning, 2) know the quality of e-learning, 3) know the
effectiveness of e-learning. The data was collected by using observation method,
interviews, questionnaires, and a written test. Referring to the method, the instrument used
to collect data are the observation sheets, interview, questionnaire and tests. The data that
were collected were analyzed by using descriptive analysis of qualitative, quantitative
descriptive analysis techniques and inferential statistical analysis techniques (test-t). The
results showed that 1) the design of the development of e-learning refers to the prototype
model that determines the start of the software, determine the materials, designing
flowcharts, storyboards, and mapping program become a moodle-based e-learning 2)
Results showed that the product validity of the expert content of the subjects are in the
very good category with a percentage of 92%, instructional design experts in the category
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)

enough with the percentage of 74%, media expert e-learning in the very good category
with a percentage of 92%. individual testing is in the very good category with a percentage
of 90%, small group testing in the very good category with a percentage of 90.67%, field
testing in the very good category with a percentage of 91.13%. The result of the
effectiveness of e-learning that is acquired tcount bigger than ttable with a significance level of
5% and 74 db is 16.94> 2.00. The results showed that the effectiveness of e-learning
development shows there are significant differences on learning outcomes science
students in grade VII J before and after using e-learning. Based on exposure above, it can
be conclude that e-learning can effectively improve students learning outcomes students.

Keywords : development, e-learning, prototype, inquiry

PENDAHULUAN TIK tersebut dapat memberikan manfaat


Pendidikan menengah dalam undang- positif bagi kita sebagai pendidik untuk
undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 memanfaatkan TIK dalam membantu
Tahun 2003 merupakan lanjutan dari merancang media dan atau sumber belajar
pendidikan dasar. Pendidikan menengah dalam menunjang proses pembelajaran.
pertama (SMP) merupakan tahap dimana Dengan demikian, seiring dengan kemajuan
peserta didik membentuk kognitifnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
dengan lebih baik lagi. Dalam pembelajaran tersebut dapat kiranya kita manfaatkan
di Sekolah Menengah Pertama (SMP), untuk mengatasi masalah yang terdapat di
peserta didik masih ingin mendapatkan dunia pendidikan yaitu dengan memfasilitasi
pembelajaran yang bermakna, siswa dengan e-learning. E-learning yang
menyenangkan, dan tidak menjadikan suatu nantinya akan dikembangkan dengan
pembelajaran tersebut menjadi momok yang menggunakan model pembelajaran inkuiri.
menakutkan. Dalam pembelajaran tersebut Solusi ini diberikan dengan melihat sarana,
pendidik harus bisa memfasilitasi peserta prasarana, sumber daya manusia, serta
didiknya dengan berbagai sarana, karakteristik mata pelajaran IPA. Sarana
prasarana, sumber belajar, bahan belajar, yang tersedia di SMP Negeri 2 Negara
dan atau media pembelajaran yang dapat sudah cukup untuk menunjang proses
menunjang proses pembelajaran, serta pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran dapat lebih bermakna dan bantuan e-learning. Sarana tersebut meliputi
menyenangkan. komputer, laptop, wifi, dll. Terlebih lagi, guru
Berdasarkan pengumpulan data di dan siswa sudah mampu mengoperasikan
SMP Negeri 2 Negara melalui metode komputer dan sudah terbiasa mencari materi
observasi, dan wawancara yang ditujukan melalui internet. Serta, model pembelajaran
kepada guru mata pelajaran IPA, dan kepala inkuiri yang digunakan merujuk pada
sekolah SMP Negeri 2 Negara. Berdasarkan karakteristik mata pelajaran IPA yang
observasi dan wawancara tersebut dimana materi yang terkandung dalam mata
ditemukan beberapa masalah dalam proses pelajaran IPA lebih banyak berupa gejala-
pembelajaran, salah satunya yaitu minimnya gejala alam yang harusnya dipecahkan
sumber belajar, dan kurangnya jam siswa melalui metode ilmiah seperti
pelajaran di kelas. Hal tersebut observasi dan eksperimen.
menyebabkan materi tidak tersampaikan Menurut Gilbert & Jones dalam
secara maksimal. Dari permasalahan yang Suartama, dkk (2014:21) mengemukakan
ditemukan di SMP Negeri 2 Negara, kiranya bahwa e-learning yaitu pengiriman materi
perlu dikembangkan sumber belajar, dan pembelajaran melalui suatu media elektronik
atau media pembelajaran guna membantu seperti internet, internet/extranet, satellite
proses pembelajaran. broadcast, audio/video tape, interactive TV,
Perkembangan zaman di era CD-ROM, dan computer-based training
globalisasi ini yang dimana perkembangan (CBT). Sedangkan menurut Khan dalam
Teknologi Informasi dan Komunikasi yang Suartama, dkk. (2014:22) menyatakan
sangat pesat kita rasakan dalam bidang bahwa e-learning menunjuk pada
pendidikan, dengan adanya perkembangan pengiriman materi pembelajaran kepada
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)

siapapun, dimanapun, dan kapanpun dibangun, dites kemudian dikerjakan


dengan menggunakan berbagai teknologi kembali seperlunya dalam bentuk prototype
dalam lingkungan pembelajaran yang (perkiraan akan produk final yang dibuat).
terbuka. Dengan adanya e-learning dalam Berdasarkan prototype yang dihasilkan
menunjang proses pembelajaran, siswa maka produk sesungguhnya kemudian
memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan. Menggunakan model ini
mengakses materi serta dapat dengan merupakan suatu proses uji coba (trial and
mudah melakukan komunikasi terkait materi error). Model ini digunakan karena melihat
pelajaran dengan pendidik dimana saja, dan tahapan yang tersedia lengkap, dan dalam
kapan saja. tahapannya sangat menyesuaikan dengan
Hal tersebut sejalan dengan penelitian user atau pengguna e-learning yang akan
yang dilakukan oleh salah satu dosen dikembangkan. Tahapan dalam
Fakultas Teknik, Program Studi Sistem pengembangan sistem atau produk dengan
Informasi yaitu Diana Laily Fithri (2014) yang menggunakan model ini terdiri dari sembilan
berjudul Analisa dan Perancangan E- langkah utama. Gathering requeirements,
Learning Pembelajaran Grammer untuk quick design, built prototyping, customer
Meningkatkan Potensi Siswa, menemukan evaluation of first prototyping, refine
bahwa e-learning mampu meningkatkan requirements, design, implement, test, dan
kemampuan kognitif siswa. Penelitian lain maintain.
lagi yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Pada Tahap I. Pengumpulan
Teknologi Pendidikan yaitu Gede Dedy Kebutuhan (Gathering requeirements),
Dharmayasa (2015) yang berjudul tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan
Pengembangan Media E-Learning untuk mengembangkan sistem e-learning
Goesmart Berbasis Colaborative Learning ini. Pengumpulan kebutuhan dilakukan
Dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada dengan metode observasi dan wawancara
Siswa Kelas VII Semester Genap Tahun yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 2
Ajaran 2014/2015 Di SMP Negeri 4 Negara. Berdasarkan pengumpulan data
Singaraja, menemukan bahwa hasil belajar tersebut didapatkan informasi bahwa mata
siswa lebih tinggi dengan menggunakan pelajaran IPA masih belum efektif
media e-learning berbasis Colaborative dilaksanakan di kelas, jadi peneliti mencoba
Learning, dibandingkan tidak menggunakan mengembangkan sistem e-learning. Tahap
media e-learning berbasis Colaborative II. Merancang Cepat (quick design), tahap ini
Learning. yang dilakukan yaitu mendesain sistem e-
Berdasarkan pemaparan diatas, learning. Dalam hal ini desain yang
penggunaan e-learning sebagai media dilakukan yaitu yaitu (1) memilih dan
pembelajaran dikatakan mampu menetapkan software/perangkat lunak yang
meningkatkan hasil belajar siswa. Bertitik digunakan, (2) menentukan materi, dan (3)
tolak dari pemaparan tersebut, maka dalam mengembangkan flow chart,
penelitian pengembangan ini akan mencoba mengembangkan program mapping yang
mengembangkan e-learning dengan terintegrasi model pembelajaran inkuiri dan
menggunakan model prototype yang storyboard untuk memvisualisasikan alur
berorientasi pada model pembelajaran kerja produk mulai awal hingga akhir. Tahap
inquiry untuk mata pelajaran IPA kelas VII III. Membangun Prototipe (built prototyping),
semester genap tahun pelajaran 2015/2016 tahap ini, tahap mengimplementasian
di SMP Negeri 2 Negara. desain yang dirancang sebelumnya. Tahap
ini dilakukan dengan tujuan, agar user dalam
METODE hal ini guru mata pelajaran IPA dapat menilai
Model yang menjadi acuan dalam produk e-learning yang akan dikembangkan.
pengembangan bahan ajar e-learning untuk Tahap IV. Evaluasi Pelanggan (customer
mata pelajaran IPA siswa kelas VII semester evaluation of first prototyping), tahap ini
genap tahun pelajaran 2015/2016 ini yaitu dilakukan penilaian terhadap produk
model pengembangan prototype. Model prototipe sistem e-learning. Tahap ini
Prototype merupakan metode menjadi satu kesatuan dengan tahap kedua
pengembangan sistem atau produk yang dan ketiga. Tahap ini dilakukan penilaian
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)

terhadap desain prototipe sistem e-learning, menggunakan instrumen kuesioner dan


dan produk prototipe sistem e-learning. teknik analisis data deskriptif kualitatif dan
Tahap V. Perubahan Desain (refine deskriptif kuantitatif. Validasi produk
requirements), tahap ini dilakukan perbaikan pengembangan e-learning ini harus diuji
atau revisi terhadap desain dan produk tingkat validasinya. Tingkat validasi sistem
prototipe sistem e-learning. Tahapan ini, e-learning diketahui melalui hasil analisis
menjadi satu siklus dengan desain prototipe, kegiatan uji coba yang dilaksanakan melalui
membangun prototipe, dan penilaian produk dua tahap, yaitu a) review para hhli, review
prototipe oleh user. Tahapan ini dilakukan para ahli ini dilakukan oleh 3 (tiga) ahli yaitu
terus menerus sampai user menyetujui hasil diantaranya review ahli isi mata pelajaran,
produk prototipe sistem e-learning yang review ahli desain pembelajaran, review ahli
dikembangkan. Setelah selesai melakukan media e-learning. b) Uji coba produk, uji
revisi, dan user dalam hal ini guru mata coba produk dilakukan setelah memperoleh
pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Negara masukan, komentar, saran, dan penilaian
menyetujui produk kita, barulah kita dari ahli isi mata pelajaran, ahli desain
melanjutkan ke tahapan berikutnya. Tahap pembelajaran, dan ahli media pembelajaran.
VI. Desain (Design), tahap ini yang dilakukan Uji coba produk akan dilaksanakan dalam 3
yaitu mendesain sistem e-learning yang (tiga) tahap yaitu uji coba perorangan, uji
telah disetujui oleh user. Dalam hal ini coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan.
desain yang dilakukan yaitu yaitu (1) memilih Uji coba perorangan yang dilakukan dengan
dan menetapkan software/perangkat lunak menggunakan 3 (tiga) orang siswa yang
yang digunakan, (2) menentukan materi, dan terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan
(3) mengembangkan flow chart, belajarang rendah, sedang dan tinggi.
mengembangkan program mapping yang Sedangkan, uji coba kelompok kecil terdiri
terintegrasi model pembelajaran inkuiri dan dari 12 (dua belas) orang siswa yang terdiri
storyboard yang sudah disetujui oleh siswa yang memiliki kemampuan belajarang
pelanggan/user dalam hal ini yaitu guru mata rendah, sedang dan tinggi. Terakhir, uji
pelajaran IPA kelas VII SMP Negeri 2 lapangan terdiri dari 30 (tiga puluh) orang
Negara. Tahap VII. Penerapan (Implement), siswa yang memiliki kemampuan belajarang
tahap ini yaitu dilakukan penerapan. rendah, sedang dan tinggi pula.
Penerapan dalam hal ini yaitu memvisualkan Pada tahap ini, uji efektivitas produk
desain sistem e-learning yang telah disetujui merupakan bagian yang sangat penting
oleh guru mata pelajaran IPA kelas VII. dalam penelitian pengembangan, untuk
Selain itu, pada tahap ini kegiatan yang mengetahui apakah produk yang
dilakukan juga berupa pengumpulan materi dikembangkan efektif atau tidak dalam
pelajaran yang diperlukan untuk pembuatan meningkatkan hasil belajar siswa yang akan
produk seperti materi pokok yang digunakan di lapangan. Tingkat efektivitas e-
dituangkan kedalam sistem e-learning. learning diketahui melalui hasil penilaian
Tahap VIII. Tes (Test), tahap ini dilakukan pretest dan posttest setelah melakukan uji
tes yang difokuskan untuk memasitikan validasi dan produk dinyatakan sudah valid.
sistem e-learning yang dikembangkan Subjek uji efektivitas produk penelitian
berjalan lancar tanpa adanya kesalahan pengembangan e-learning yaitu
atau error, serta memastikan keluaran yang menggunakan siswa kelas VIIJ di SMP
dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan. Negeri 2 Negara yang berjumlah tiga puluh
Tahap IX. Pemeliharaan (Maintenance), delapan orang siswa. Dalam satu kelas
tahap ini tahap dimana akhir dari tersebut sudah termasuk siswa yang
pengembangan sistem e-learning. Tahap ini memiliki prestasi belajar tinggi, prestasi
dilakukan agar nanti jika materi berubah jadi belajar sedang, dan prestasi belajar rendah.
pengembang melakukan perubahan Penelitian pengembangan ini
terhadap materi tersebut. menggunakan 3 (tiga) metode dalam
Pada penelitian pengembangan ini, pengumpulan data yaitu (1) metode
setelah mengembangkan produk dilakukan kuesioner/angket merupakan cara
uji validasi terhadap produk yang memperoleh atau mengumpulkan data
dikembangkan. Tahap validasi produk dengan mengirimkan suatu daftar
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)

pertanyaan/pernyataan-pernyataan kepada cermat(Agung,2012:62); dan (4) metode tes


responden/subjek penelitian(Agung, tertulis merupakan cara untuk mengetahui
2014:99); (2) metode observasi merupakan pengetahuan, keterampilan, intelegensi atau
suatu cara memperoleh data dengan jalan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik
mengadakan pengamatan dan pencatatan dengan menggunakan serentetan
secara sistematis tentang sesuatu objek pertanyaan yang berupa tes objektif (Agung,
tertentu(Agung,2012:61); (3) metode 2014:240). Instrumen yang digunakan untuk
wawancara merupakan suatu metode mengumpulkan data dalam penelitian
pengumpulan data dengan cara melakukan pengembangan ini yaitu (a) angket
tanya jawab yang sistematis, dan hasil tanya tanggapan, angket
jawab ini dicatat/direkam secara
tanggapan digunakan untuk mengumpulkan deskriptif kuantitatif, metode analisis
data hasil review dari ahli isi bidang studi deskriptif kuantitatif merupakan suatu cara
atau mata pelajaran, ahli desain pengolahan data yang dilakukan dengan
pembelajaran, ahli media e-learning, dan jalan menyusun secara sistematis dalam
siswa saat uji coba perorangan, uji coba bentuk angka-angka dan atau presentase,
kelompok kecil, dan uji coba lapangan; (b) mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga
lembar observasi, lembar observasi diperoleh kesimpulan umum. Teknik analisis
digunakan untuk mengumpulkan data ini digunakan untuk mengolah data yang
mengenai masalah-masalah yang terjadi diperoleh melalui angket dalam bentuk
dilapangan; (c) pedoman wawancara, deskriptif persentase. Rumus yang
pedoman wawancara juga digunakan untuk digunakan untuk menghitung persentase
mengumpulkan data mengenai masalah dari masing-masing subjek adalah
pembelajaran yang terjadi dilapangan; dan
(d) tes, tes digunakan untuk uji lapangan, Persentase
soal-soal tes tipe pilihan ganda, yang (Jawaban x bobot tiap pilihan)
= x 100%
digunakan untuk mengumpulkan data nilai n x bobot tertinggi
hasil belajar siswa sebelum dan sesudah Keterangan:
menggunakan e-learning. Tujuan : jumlah
mengumpulkan data nilai siswa, agar dapat n: jumlah seluruh item angket
mengetahui tingkat efektivitas penggunaan Selanjutnya, untuk menghitung
e-learning terhadap peningkatan hasil persentase keseluruhan subjek digunakan
belajar yang dilakukan dengan cara rumus:
menggunakan uji t untuk sampel berkorelasi. Persentase : F : N
Dalam penelitian pengembangan ini Keterangan :
analisis data dilakukan untuk memperoleh F= jumlah persentase keseluruhan subjek
pemahaman yang kongkret tentang N= banyak subjek
keberhasilan e-learning yang telah Untuk dapat mengambil keputusan
dikembangkan. Hasil yang diperoleh makna dan pengambilan keputusan
digunakan sebagai bahan pertimbangan digunakan ketetapan yang tersaji pada tabel
dalam memperbaiki e-learning. Dalam 1.
penelitian pengembangan ini digunakan tiga
teknik analisis data, yaitu (1) teknik analisis

Tabel 1. Konvensi Tingkat Pencapaian dengan Skala 5

Tingkat Pencapaian (%) Kualifikasi Keterangan


90-100 Sangat baik Tidak perlu direvisi
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)

75-89 Baik Sedikit direvisi


65-79 Cukup Direvisi secukupnya
55-64 Kurang Banyak hal yang direvisi
1-54 Sangat kurang Diulangi membuat produk
(Tegeh dan Kirna dalam Agung 2014:251)
menyusun secara sistematis dalam bentuk
(2) Teknik Analisis Deskriptif Kualitatif, kalimat/kata-kata, kategori mengenai objek
menurut Agung, (2012:67) metode analisis sehingga akhinya diperoleh kesimpulan
deskriptif kuantitatif yaitu susatu cara umum. Teknik analisis deskriptif
analisis/pengolahan data dengan jalan
kualitatif ini digunakan untuk mengolah data untuk mengetahui apakah sebaran skor
hasil review ahli isi bidang studi atau mata pada setiap variabel berdistribusi normal
pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli atau tidak, untuk itu dapat digunakan rumus
media e-learning, siswa dan guru mata Chi-Kuadrat. Adapun rumusnya sebagai
pelajaran. Teknik analisis data ini dilakukan berikut.
dengan mengelompokkan informasi-
informasi dari data kualitatif yang berupa ()2
2 = [
]
masukan, tanggapan, kritik dan saran
perbaikan yang terdapat pada angket dan (Koyan, 2012:90)
hasil wawancara. Hasil analisis ini kemudian Keterangan:
digunakan untuk merevisi produk yang x2 = chi-kuadrat
dikembangkan; dan (3) Analisis Statistik fo = frekuensi observasi
Inferensial, menurut Agung (2012:68) fe = frekuensi harapan
menyatakan metode analisis statistik
inferensial ialah suatu cara pengolahan data Kriteria pengujian: data berdistribusi
yang dilakukan dengan jalan menerapkan normal jika 2 < 2 pada taraf
rumus-rumus statistik inferensial untuk signifikansi = 0,05 dengan derajat
menguji suatu hipotesis penelitian yang kebebasan k-1.
diajukan penelitian, dan kesimpulan ditarik (2) Uji Homogenitas Varians, uji
berdasarkan hasil pengujian terhadap homogenitas dilakukan untuk mencari
hipotesis. Analisis statistik inferensial tingkat kehomogenan secara dua pihak yang
digunakan untuk mengetahui efektivitas diambil dari kelompok-kelompok terpisah
produk terhadap hasil belajar siswa pada dari satu populasi yaitu kelompok kontrol
siswa SMP Negeri 2 Negara sebelum dan dan kelompok eksperimen. Untuk menguji
sesudah menggunakan produk homogenitas varians untuk kedua kelompok
pengembangan e-learning pembelajaran. digunakan uji test bartlet, sebagai berikut.
(.s2 )
Data uji coba kelompok sasaran sgab =
dikumpulkan dengan menggunakan pre-test
(Koyan, 2012:34)
dan post-test terhadap materi pokok yang
diuji cobakan.
Kriteria pengujian H0 diterima jika
Hasil pre-test dan post-test kemudian
Fhitung < Ftabel yang berarti sampel
dianalisis menggunakan uji-t untuk
homogen. Uji dilakukan pada taraf signifikan
mengetahui perbedaan antara hasil pretest
5% dengan derajat kebebasan untuk
dan posttest. Sebelum melakukan uji
pembilang n1 1 dan derajat kebebasan
hipotesis (uji-t berkorelasi) dilakukan uji
untuk penyebut n2 1.
prasyarat (normalitas dan homogenitas).
(3) Uji Hipotesis (Uji-t berkorelasi), teknik
Rumus untuk menghitung uji prasyarat dan
analisis yang digunakan untuk pengujian
uji hipotesis (uji-t berkorelasi) adalah (a) Uji
hipotesis adalah teknik analisis uji t
Prasyarat, pengujian hipotesis dilakukan
berkorelasi atau dependent. Dasar
dengan analisis uji t berkorelasi. Analisis uji
penggunaan teknik uji t berkorelasi ini
t berkorelasi memerlukan beberapa
adalah menggunakan dua perlakuan yang
persyaratan analisis antara lain. (1) Uji
berbeda terhadap satu sampel. Pada
Normalitas Sebaran, uji normalitas dilakukan
penelitian ini akan menguji
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)

perbedaan hasil belajar IPA sebelum dan tahap pertama yaitu mengupulkan
sesudah menggunakan e-learning terhadap kebutuhan/analisis kebutuhan, (2) quick
satu kelompok. Rumus untuk uji-t design, tahap kedua yang dilakukan yaitu
berkorelasi adalah sebagai berikut. mendesain media mulai dari
mengembangkan flowchart, storyboard,
1
2 program mapping, (3) built prototyping,
=
tahap ketiga yaitu membangun prototipe
2 2
1 + 2 2 ( 1 ) ( 2 ) dalam hal ini yaitu memvisualisasikan desain
1 2 1 2
yang telah dirancang, (4) customer
(Koyan, 2012:29) evaluation of first prototyping, tahap
Keterangan: keempat dilakukan penilaian terhadap
1 = rata-rata sampel 1 (sebelum
produk prototipe yang telah dikembangkan,
menggunakan media) penilaian ini dilakukan oleh pengguna/user
2 = rata-rata sampel 2 (sesudah
dalam hal ini yaitu guru mata pelajaran IPA,
menggunakan media) (5) refine requirements, tahap kelima
s1 = simpangan baku sampel 1 memperbaiki produk yang telah dinilai oleh
(sebelum menggunakan media) pelanggan/user, (6) design, tahap keenam
s2 = simpangan baku sampel 2 mengembangkan flowchart, storyboard,
(sesudah menggunakan media) program mapping yang sesuai dengan hasil
s12 = varians sampel 1 masukan pengguna/user (7) implement,
s22 = varians sampel 2 tahap ketujuh implementasi atau
r = korelasi antara dua sampel menerapkan desain yang telah disetujui oleh
Hasil uji coba dibandingkan ttabel pengguna/user (8) test, tahap kedelapan
dengan taraf signifikan 0,05 (5%) untuk yaitu tahap dimana produk dites untuk
mengetahui apakah ada perbedaan antara memastikan sistem e-learning dapat
sebelum dan sesudah menggunakan e- berjalan lancar tanpa adanya kesalahan
learning. atau error dan (9) maintain, tahap
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang kesembilan merupakan tahap yang terakhir
signifikan (5%) hasil belajar siswa dilakukan untuk mengembangkan produk.
Hipotesis Statistiknya: Tahap ini yang dilakukan yaitu tahap
H0: 1 = 2 pemeliharaan produk pembelajaran, tahap
H1: 1 2 ini dilakukan agar nantinya jika ada
(Koyan, 2012:29) perubahan dalam materi.
Keputusan: Keberhasilan dalam menggunakan
Bila thitung t ttabel maka H0 ditolak dan H1 model prototype juga dikarenakan dalam
diterima. prosedur pengembang juga
Bila thitung dari ttabel, maka H0 diterima dan mengedepankan kebutuhan pengguna/user
H1 ditolak. karena disetiap proses terdapat penilaian
yang dilakukan oleh pengguna/user, dan
HASIL DAN PEMBAHASAN adanya pendokumentasian dalam tahap
Penelitian pengembangan ini, sudah pengembangannya. Model prototype
berhasil mengembangkan media e-learning memiliki keunggulan yang diantaranya yaitu
dengan menggunakan model prototype. pengguna/user dapat berpartisipasi secara
Model prototype yang merupakan metode aktif dalam pengembangan, dan
pengembangan sistem atau produk yang memudahkan penentuan kebutuhan
dibangun, dites kemudian dikerjakan pengguna/user. Hal tersebut sejalan dengan
kembali seperlunya dalam bentuk prototype pendapat Simarmata (2010:16) menyatakan
(perkiraan akan produk final yang dibuat). bahwa bagian dari produk yang
Model prototype yang terdiri dari dari mengekspresikan logika maupun fisik
sembilan (9) langkah ini sangat sesuai antarmuka eksternal yang ditampilkan dan
digunakan dalam mengembangkan sistem konsumen menyediakan masukan untuk tim
e-learning. Langkah tersebut terdiri dari (1) pengembangan skala besar dimulai. Dalam
Gathering requeirements, yang dilakukan pengembangan e-learning ini dihasilkan,
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)

dan produk final yaitu e-learning berbasis pemahaman siswa; j) kesesuaian antara
moodle. penyajian materi dengan karakteristik
Hasil validasi pengembangan e- sasaran.
learning yang dilakukan oleh (a) ahli isi mata Hasil review e-learning dari ahli media
pelajaran, (b) ahli desain pembelajaran, (c) pembelajaran terungkap bahwa penilaian
ahli media e-learning (d) uji coba oleh dosen di Tekonologi Pendidikan
perorangan, (e) uji coba kelompok kecil dan terdapat komponen-komponen media
(f) uji coba lapangan. Hasil review e-learning pembelajaran ini tersebar pada skor 4(baik),
dari ahli isi mata pelajaran terungkap bahwa dan 5 (sangat baik). Kualitas aspek media
penilaian oleh guru mata pelajaran IPA kriteria sangat baik dengan presentase 92%
terdapat komponen-komponen materi yang meliputi: a) navigasi yang digunakan
pembelajaran ini tersebar pada skor 4 (baik), sesuai dengan karakteristik siswa.; b)
dan 5 (sangat baik). Kualitas aspek materi navigasi yang disediakan memudahkan
kriteria sangat baik dengan presentase 92% siswa.; c) kesesuaian pemilihan tema
yang meliputi: a) kejelasan tujuan dengan materi pembelajaran.; d) navigasi
pembelajaran yang akan dicapai; b) yang disediakan sudah dapat berfungsi
kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan baik.; e) ketepatan memilih media
dengan materi pembelajaran; c) kejelasan penyampai materi dalam e-learning.; f)
penyajian materi pembelajaran; d) kualitas gambar yang digunakan pada e-
kesesuaian standar kompetensi yang akan learning.; g) materi yang disajikan dalam e-
dicapai; e) kualitas penyajian materi learning terperinci dengan baik.; h) video
pembelajaran; f) kesesuaian bahasa yang yang diguanakan dalam e-learning
digunakan dengan karakteristik siswa; g) berkualitas baik.; i) ketepatan dalam memilih
kelengkapan materi pembelajaran; h) jenis huruf.; j) animasi yang digunakan
kualitas tes evaluasi yang digunakan dalam dalam e-learning berkualitas baik.
mengevaluasi pemahaman siswa; i) Hasil review e-learning dilihat dari uji
kesesuaian antara tes evaluasi dengan coba perorangan, uji coba kelompok kecil,
tujuan pembelajaran yang akan dicapai; dan dan uji coba lapangan berada pada kategori
j) kesesuaian materi yang disajikan dengan sangat baik. Berturut-turut hasil uji coba
karakteristik siswa. E-learning tersebut memperoleh skor uji coba perorangan pada
termasuk kriteria sangat baik dari segi ahli kategori sangat baik dengan persentase
mata pelajaran karena media yang 90%, (e) uji coba kelompok kecil pada
dikembangkan sudah baik dan dapat kategori sangat baik dengan persentase
memotivasi siswa dalam belajar. 90,67%, dan (f) uji coba lapangan pada
Hasil review e-learning dari ahli desain kategori sangat baik dengan persentase
pembelajaran terungkap bahwa penilaian 91,13%.Perolehan hasil review dengan
oleh dosen di Jurusan Kimia terdapat kategori sangat baik siswa dapat melakukan
komponen-komponen desain pembelajaran komunikasi dengan siswa lain/teman
ini tersebar pada skor 3 (cukup), dan 4 sejawat ataupun dengan guru tanpa dibatasi
(baik). Kualitas aspek materi kriteria cukup oleh ruang dan waktu, selain itu siswa dapat
dengan presentase 74% yang meliputi: a) mempelajari materi-materi lebih lanjut
kemenarikan tampilan awal media e- karena materi dapat dengan mudah di akses
learning; b) kemenarikan tampilan materi melalui e-learning kapan saja, dan dimana
pembelajaran yang di sajikan; c) navigasi saja. Pengaksesan e-learning tidak
yang disediakan sesuai dengan karakteristik memandang tempat, dan waktu untuk
siswa; d) e-learning yang dikembangkan mempelajarinya sehingga pemahaman
sudah mengacu model pembelajaran; e) dalam belajar dapat lebih mudah.
kejelasan materi pembelajaran yang Efektivitas produk pengembangan e-
disajikan; f) kesesuaian materi yang learnng dalam penelitian ini di ukur dengan
ditampilan dalam e-learning; g) kelengkapan analisis uji-t dengan selisih skor pretest dan
materi pembelajaran yang disajikan; h) posttest yang dilakukan di kelas VII J
kemudahan mengakses materi yang sejumlah 38 (tiga puluh delapan) siswa.
terdapat dalam e-learning; i) kualitas soal- Hasil pretest kelas VII J yaitu 60,34
soal yang diberikan untuk menguji sedangkan untuk rata-rata posttest kelas VII
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)

J yaitu 87,68. Hasil pretest lebih kecil dari ditemukan melalui observasi dan
pada hasil posttest. Setelah dilakukan wawancara yang dilakukan di SMP Negeri 2
perhitungan secara manual dengan Negara. Selanjutnya mendesain e-learning
menggunakan uji-t didapatkan hasil yang mulai dari menentukan software,
menunjukan thitung lebih besar dari ttabel yaitu menentukan materi, merancang flowchart,
16,94 > 2,00 sehingga H0 ditolak dan H1 storyboard, dan program mapping.
diterima, itu artinya bahwa terdapat Hasil validasi pengembangan e-
perbedaan yang signifikan hasil belajar learning yang dilakukan oleh (a) ahli isi mata
siswa sebelum menggunakan e-learning pelajaran berada pada kategori sangat baik
pada mata pelajaran IPA kelas VII semester dengan persentase 92%, (b) ahli desain
genap tahun pelajaran 2015/2016 di SMP pembelajaran pada kategori cukup dengan
Negeri 2 Negara dan sesudah persentase 74%, (c) ahli media e-learning
menggunakan e-learning pada mata pada kategori sangat baik dengan
pelajaran IPA kelas VII semester genap persentase 92%, (d) uji coba perorangan
tahun pelajaran 2015/2016 di SMP Negeri 2 pada kategori sangat baik dengan
Negara. persentase 90%, (e) uji coba kelompok kecil
Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kategori sangat baik dengan
media e-learning memberikan pengaruh persentase 90,67%, dan (f) uji coba
kepada siswa terhadap hasil belajar dalam lapangan pada kategori sangat baik dengan
mata pelajaran IPA, karena melihat persentase 91,13%.
kelebihan e-learning yaitu di e-learning Hasil uji-t diperoleh thitung =16,94 dan
terdapat fasilitas forum diskusi dan chat ttabel =2,00 untuk db=74 dari taraf signifikansi
yang dimana guru, dan siswa dapat 5%. Hal ini berarti thitung > ttabel sehingga H0
melakukan komunikasi secara mudah ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan kriteria
dimana saja, kapan saja, tanpa dibatasi oleh pengujian, H0 ditolak dan H1 diterima yang
jarak, tempat, dan waktu. Persepsi tersebut artinya terdapat perbedaan yang signifikan
juga sesuai dengan hasil penelitian yang hasil belajar siswa sebelum menggunakan
relevan oleh beberapa ahli seperti penelitian e-learning untuk mata pelajaran IPA kelas
yang dilakukan oleh Diana Laily Fithri (2014) VII semester genap tahun pelajaran
yang berjudul Analisa dan Perancangan E- 2015/2016 di SMP Negeri 2 Negara dan
Learning Pembelajaran Grammer untuk sesudah menggunakan e-learning untuk
Meningkatkan Potensi Siswa, menemukan mata pelajaran IPA kelas VII semester
bahwa e-learning mampu meningkatkan genap tahun pelajaran 2015/2016 di SMP
kemampuan kognitif siswa. Dapat Negeri 2 Negara.
disimpulkan dengan menggunakan e- Adapun saran yang dapat
learning dapat memberikan warna baru disampaikan berdasarkan penelitian yang
dalam proses pembelajaran di kelas, serta telah dilakukan, yaitu (1) Kepada Siswa,
dengan e-learning dapat membantu guru disarankan kepada siswa dengan adanya e-
dalam menyampaikan materi dapat lebih learning siswa dapat terus belajar dengan e-
maksimal, dan dapat membantu siswa learning, karena dengan adanya e-learning
dalam memahami materi yang disampaikan siswa dapat mudah menyerap materi
oleh guru. pelajaran, dan dapat memperkaya sumber
belajar, serta dapat belajar tanpa terbatasi
SIMPULAN DAN SARAN oleh ruang dan waktu. (2) Kepada Guru,
Berdasarkan hasil penelitian dan disarankan kepada guru agar menjadikan
pembahasan dapat disimpulkan hal-hal pembelajaran lebih kreatif, inovatif dengan
sebagai berikut. Rancang bangun e-learning menggunakan e-learning. Karena dengan e-
menggunakan model pengembangan learning pengawasan atau penilaian siswa
sisterm yaitu prototype yang memiliki aktif atau tidak aktif dalam pembelajaran
sembilan (9) langkah dalam dapat dilihat diruang kelas saja. (3) Kepada
pengembangannya. Produk yang Kepala Sekolah, disarankan kepada kepala
dikembangkan diawali melalui analisis sekolah agar menjadikan e-learning sebagai
kebutuhan atau pengumpulan kebutuhan salah satu altermatif sumber balajar yang
dan permasalah pembelajaran yang dapat membantu guru dalam penyampaian
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)

materi, serta dapat membantu siswa dalam


memahami materi yang disampaikan oleh Dharmayasa, Gede, Dedy. 2015.
guru. (4) Kepada Peneliti Lain, disarankan Pengembangan Media E-Learning
kepada peneliti lain agar hasil penelitian ini Goesmart Berbasis Colaborative
dapat dijadikan salah satu referensi, acuan Learning Dalam Mata Pelajaran
dasar, dan literatur tambahan dalam Bahasa Inggris Pada Siswa Kelas Vii
melakukan penelitian pengembangan agar Semester Genap Tahun Ajaran
lebih baik lagi. 2014/2015 Di SMP Negeri 4 Singaraja.
Skripsi: (Tidak Diterbitkan).

UCAPAN TERIMAKASIH Fithri, Laily, Diana. 2014. Analisa dan


Penulis mengucapkan terimakasih Perancangan E-Learning
kepada Bapak Dwi Pujastawa S.Pd selaku Pembelajaran Grammer untuk
Meningkatkan Potensi Siswa. Jawa
Kepala SMP Negeri 2 Negara atas ijin yang
Tengah: Jurnal Simetris (Vol 5 No. 1
diberikan untuk mengambil data di sekolah (2014) Universitas Muria Kudus).
yang dipimpinnya. Terimakasih juga penulis Diakses pada http://jurnal.umk.ac.id
ucapkan kepada Ibu Ni Ketut Rudri,S.Pd., pada tanggal 15 Desember 2015.
M.Pd. selaku guru mata pelajaran IPA yang
telah membantu dalam penelitian dan Bapak Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen dalam
I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd. selaku Pendidikan. Singaraja: Undiksha.
pembimbing I, Bapak Dr. I Made Tegeh,
S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang -------. 2012. Statistik Pendidikan. Singaraja:
telah banyak memberikan arahan, Universitas Pendidikan Ganesha
bimbingan serta semua pihak yang telah Singaraja.
membantu dalam penyelesaian artikel
Mahadewi, Luh Putu Putrini. 2013.
penelitian ini.
Pemrograman Berorientasi Teks
(Text-Based Programing). Singaraja:
DAFTAR PUSTAKA Undiksha.
Agung, A. A. Gede. 2012. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Singaraja: -----------. 2014. Pemrograman Berorientasi
Undiksha. Obyek (Object-Oriented
Programming). Singaraja: Undiksha.
-------. 2014. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Buku Ajar Metodologi Simarmata, J. 2010. Rekayasa Perangkat
Penelitian Pendidikan. Singaraja: Lunak. Tersedia pada
Undiksha. http://books.google.co.id/books/ab
out/Rekayasa_Perangkat_Lunak
Arief S. Sadiman, et al. (2009). Media (diakses tanggal 15 Desember
pendidikan: pengertian, 2015)
pengembangan dan
pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Undang-Undang Sistem Pendidikan
Pers. Nasional No.20 Tahun 2003. Jakarta:
Redaksi.
Candiasa, I Made. 2010. Statistik Univariat
dan Bivariat Disertai Aplikasi SPSS.
Singaraja: Undiksha Press.

Anda mungkin juga menyukai