Anda di halaman 1dari 2

EKSTRAKSI DAN PEMEKATAN

A. Tanggal Praktikum
Senin 25 September 2017

B. Tujuan
Melakukan penyarian simplisia umbi wortel (Daucus carota L.)
menggunakan metode maserasi hingga diperoleh nilai persen rendemen
ekstrak.

C. Dasar Teori

Ekstraksi atau penyarian merupakan proses pemisahan senyawa dari


matriks atau simplisia dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Metode
ekstraksi yang digunakan tergantung pada jenis, sifat fisik, dan sifat kimia
kandungan senyawa yang akan diekstraksi. Tujuan ekstraksi adalah menarik
atau memisahkan senyawa dari campurannya atau simplisia. Ada beberapa
istilah yang banyak digunakan dalam ekstraksi, antara lain ekstraktan (pelarut
yang digunakan untuk ekstraksi), rafinat (larutan senyawa atau bahan yang akan
diekstraksi), dan linarut (senyawa atau zat yang diinginkan terlarut dalam
rafinat). Pelarut yang digunakan tergantung pada polaritas senyawa yang akan
disari mulai dari yang bersifat nonpolar hingga polar, sering disebut sebagai
ekstraksi bertingkat. Pelarut yang digunakan mulai dari n-heksana, petroleum
eter, lalu selanjutnya kloroform atau diklorometana, diikuti dengan alkohol,
metanol dan terakhir apabila diperlukan digunakan air. Ada berbagai cara
ekstraksi yang telah diketahui. Masing-masing cara mempunyai kelebihan
dan kekurangannya. Pemilihan metode dilakukan dengan memperhatikan
antara lain sifat senyawa, pelarut yang digunakan, dan alat yang tersedia
(Hanani, 2015).
Berdasarkan suhu pada saat ekstraksi dilakukan, ekstraksi terdiri dari:
a. Ekstraksi panas, dilakukan untuk senyawa yang termostabil. Contoh:
infundasi, dekoktasi, sokletasi, dan refluks. Keuntungan ekstraksi ini
adalah lebih cepat dibandingkan dengan ekstraksi cara dingin.
b. Ekstraksi dingin, dilakukan untuk senyawa termolabil, yaitu yang
mudah menguap atau terurai pada suhu tinggi. Contoh: maserasi, dan
perkolasi.
Maserasi adalah cara ekstraksi simplisia dengan merendam dalam pelarut
pada suhu kamar sehingga kerusakan atau degradasi metabolit dapat
diminimalisasi. Pada maserasi, terjadi proses keseimbangan konsentrasi
antara larutan di luar dan di dalam sel sehingga diperlukan penggantian
pelarut secara berulang. Kinetik adalah cara ekstraksi, seperti maserasi yang
dilakukan dengan pengadukan, sedangkan digesti adalah cara maserasi yang
dilakukan pada suhu yang lebih tinggi dari suhu kamar, yaitu 40- 60C
(Hanani, 2015).

DAPUS
Hanani, Endang. 2015. Analisis Fitokimia. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai