Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Masalah Utama :

Menarik diri.

II. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian

Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari


interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain
(Rawlins,1993). Terjadinya perilaku menarik diri dipengaruhi oleh
faktor predisposisi dan stressor presipitasi. Faktor perkembangan dan
sosial budaya merupakan faktor predispoisi terjadinya perilaku
menarik diri. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu
tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu, takut salah, pesimis,
putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari
orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan.
Keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan
orang lain, menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam diri
sendiri, kegiatan sehari-hari hampir terabaikan.

Gejala Klinis :

Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul


Menghindar dari orang lain (menyendiri)

Komunikasi kurang/tidak ada Klien tidak tampak


bercakap-cakap dengan klien lain/perawat

Menghindar dari orang lain (menyendiri Berdiam diri di


kamar/klien kurang mobilitas
Menolak berhubungan dengan orang lain, klien
memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-
cakap

Tidak melakukan kegiatan sehari-hari.

(Budi Anna Keliat, 1998)

2. Penyebab dari Menarik Diri

Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga
diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana
gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai
keinginan.

Gejala Klinis

Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan


terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri
sendiri)

Gangguan hubungan sosial (menarik diri)

Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan
yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.

( Budi Anna Keliat, 1999)

3. Akibat dari Menarik Diri


Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakita adanya terjadinya
resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini
merupakan salah satu orientasi realitas yang maladaptive, dimana
halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus
yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata
tanpa stimulus/ rangsangan eksternal.

Gejala Klinis :

bicara, senyum dan tertawa sendiri


menarik diri dan menghindar dari orang lain

tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata

tidak dapat memusatkan perhatian

curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan


lingkungannya), takut

ekspresi muka tegang, mudah tersinggung

(Budi Anna Keliat, 1999)

III. Pohon Masalah

Resiko Perubahan Sensori-persepsi :

Halusinasi ..

Isolasi sosial : menarik diri Core Problem


Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

( Budi Anna Keliat, 1999)

IV. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji

a. Masalah Keperawatan

1. Resiko perubahan persepsi - sensori : halusinasi


2. Isolasi Sosial : menarik diri

3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

b. Data yang perlu dikaji

1. Resiko perubahan persepsi - sensori : halusinasi

1). Data Subjektif

1. Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan


stimulus nyata
2. Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata

3. Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus

4. Klien merasa makan sesuatu

5. Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya

6. Klien takut pada suara/ bunyi/ gambar yang dilihat dan didengar

7. Klien ingin memukul/ melempar barang-barang

2). Data Objektif

1. Klien berbicara dan tertawa sendiri


2. Klien bersikap seperti mendengar/ melihat sesuatu

3. Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu

4. Disorientasi

2. Isolasi Sosial : menarik diri

1). Data Subyektif

Sukar didapat jika klien menolak komunikasi. Terkadang hanya


berupa jawaban singkat ya atau tidak.

2). Data Obyektif

Klien terlihat apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri,


berdiam diri di kamar dan banyak diam.

3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

1). Data subyektif:

Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.

2). Data obyektif:

Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih


alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup.

V. Diagnosis Keperawatan

1). Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi . berhubungan


dengan menarik diri.

2). Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
VI. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa 1 : Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi .


berhubungan dengan menarik diri.

Tujuan Umum :

Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi


halusinasi

Tujuan Khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Rasional : Hubungan saling percaya merupakan landasan utama untuk


hubungan selanjutnya

Tindakan:

1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip


komunikasi terapeutik dengan cara :

1. sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal


2. perkenalkan diri dengan sopan

3. tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai

4. jelaskan tujuan pertemuan

5. jujur dan menepati janji

6. tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

7. berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar


klien

2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri


Rasional : Memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
dapat membantu mengurangi stres dan penyebab perasaaan
menarik diri

Tindakan

2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-
tandanya

2.1. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan


penyebab menarik diri atau mau bergaul

2.1. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-


tanda serta penyebab yang muncul

2.1. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan


perasaannya

3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain


dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

Rasional :

Untuk mengetahui keuntungan dari bergaul dengan orang lain.


Untuk mengetahui akibat yang dirasakan setelah menarik diri.

Tindakan :

1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan


berhubungan dengan orang lain
1. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan
prang lain

2. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan


dengan orang lain
3. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain

2. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan


dengan orang lain

1. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan


perasaan dengan orang lain

2. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak


berhubungan dengan orang lain

3. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan


mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial

Rasional :

Mengeksplorasi perasaan klien terhadap perilaku menarik diri yang


biasa dilakukan.
Untuk mengetahui perilaku menarik diria dilakukan dan dengan
bantuan perawat bisa membedakan perilaku konstruktif dan destruktif.

Tindakan

1. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain


2. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain
melalui tahap :

KP

K P P lain

K P P lain K lain
K Kel/ Klp/ Masy

1. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah


dicapai

2. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

3. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam


mengisi waktu

4. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan

5. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan


ruangan

4. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan


orang lain

Rasional : Dapat membantu klien dalam menemukan cara yang dapat


menyelesaikan masalah

Tindakan

1. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila


berhubungan dengan orang lain
2. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat
berhubungan dengan orang lain

3. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien


mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan
oranglain

6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga

Rasional : memberikan penanganan bantuan terapi melalui


pengumpulan data yang lengkap dan akurat kondisi fisik
dan non fisik pasien serta keadaan perilaku dan sikap
keluarganya
Tindakan

1. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :

salam, perkenalan diri

jelaskan tujuan

buat kontrak

eksplorasi perasaan klien

1. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :

perilaku menarik diri

penyebab perilaku menarik diri

akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi

cara keluarga menghadapi klien menarik diri

3. Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada


klien untuk berkomunikasi dengan orang lain

4. Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian


menjenguk klien minimal satu kali seminggu

5. Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai


oleh keluarga

Diagnosa 2 : Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri


rendah.

Tujuan umum :

Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal

Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina
hubungan saling percaya

Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk


kelancaran hubungan interaksi selanjutnya

Tindakan :

1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip


komunikasi terapetutik

1. sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

2. Perkenalkan diri dengan sopan

3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai


klien

4. Jelaskan tujuan pertemuan

5. Jujur dan menepati janji

6. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya

7. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar


klien.

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang


dimiliki

Rasional :

Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol


diri atau integritas ego diperlakukan sebagai dasar asuhan
keperawatannya.
Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien
Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan
hanya karena ingin mendapatkan pujian

Tindakan:

2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

2.1. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif

2.1. Utamakan memberikan pujian yang realistik

3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

Rasional :

Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah


prasyarat untuk berubah.
Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki diri memotivasi untuk
tetap mempertahankan penggunaannya

Tindakan:

1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat


digunakan selama sakit
2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
penggunaannya.

4. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan


kemampuan yang dimiliki

Rasional :

Membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri


Klien perlu bertindak secara realistis dalam kehidupannya.

Contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk


melaksanakan kegiatan
Tindakan:

1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap


hari sesuai kemampuan

Kegiatan mandiri

Kegiatan dengan bantuan sebagian

Kegiatan yang membutuhkan bantuan total

1. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

2. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan


kemampuannya

Rasional :

Memberikan kesempatan kepada klien mandiri dapat


meningkatkan motivasi dan harga diri klien
Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri
klien

Memberikan kesempatan kepada klien ntk tetap


melakukan kegiatan yang bisa dilakukan

Tindakan:

1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah


direncanakan

5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien

5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

4. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada


Rasional:

Mendorong keluarga untuk mampu merawat klien mandiri di rumah


Support sistem keluarga akan sangat berpengaruh dalam mempercepat
proses penyembuhan klien.

Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah.

Tindakan:

1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien


dengan harga diri rendah
2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat

3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di ruma

LAPORAN PENDAHULUAN I

I. Kasus (Masalah Utama)

Gangguan isolasi sosial : menarik diri

II. Proses terjadinya masalah

A. Core Problem

1. Definisi

Perilaku menarik diri adalah klien ingin lari dari


kenyataan tetapi karena tidak mungkin, maka klien
menghindari atau lari secara emosional sehinga klien jadi
pasif, tergantung, tidak ada motivasi dan tidak ada
keinginan untuk berperan (Budi Ana Keliat, 1992).

2. Tanda dan Gejala

a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.


b. Menghidar dari orang lain (menyendiri)

Klien tampak memisahkan diri dari orang lain misalnya


pada saat makan.

c. Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri.

d. Komunikasi kurang / tidak ada.

Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain /


perawat.

e. Tidak ada kontak mata : klienlebih sering menunduk.

f. Mengurung diri di kamar / tempat terpisah, klien


kurang dalam mobilitas.

g. Menolak berhubungan dengan orang lain.

h. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya


perawatan diri dan kegiatan rumah tangga sehari-hari
tidak dilakukan.

B. Penyebab

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Tanda dan Gejala

Klien yang gagal dalam mencapai suatu keinginan atau


gagal dalam tujuan akan merasa bahwa ia tidak berharga
dant idak berguna, keadaan tersebut akan membuat
individu takut salah untuk berbuat sesuatu, pesimis atau
rasa tidak percaya diri, hal ini menimbulkan dampak
perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain dan
akan menghindari dari orang lain atau menarik diri.

C. Akibat
Resiko mencederai diri : bunuh diri

Tanda dan Gejala :

Klien dengan menarik diri disebabkan oleh adanya


pengalaman yang tidak menyenangkan bagi pasien,
seperti kegagalan atau kehiilangan atau karena
perpisahan yang lama dengan orang terdekat.

III. A. Pohon Masalah

Resiko mencedarai diri : bunuh diri

Ganguan isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

1. Resiko mencederai diri : bunuh diri

Data yang dikaji :

a. ada ide-ide / usaha bunuh diri

b. ingin mengakhiri kehidupan

c. mudah marah

d. gelisah

e. mengisolasi diri dengan membatasi


hubungannya dengan orang lain

f. merasa tidak berguna.


2. Isolasi sosial : menarik diri

Data yang perlu dikaji :

a. lebih banyak diam

b. lebih suka menyendiri / hubungan interpersonal


yang kurang

c. personal hygiene kurang

d. merasa tidak nyaman di antara orang

e. tidak cukupnya ketrampilan sosial

f. berkurangnya frekuensi, jumlah dan spontanitas


dalam berkomunikasi.

3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Data yang perlu dikaji

a. perasaan rendah diri

b. pikiran mengalah

c. mengkritik diri sendiri

d. kurang terlibat dalam hubungan sosial

e. meremehkan kekuatan / kemampuan diri

f. menyalahkan diri sendiri

g. perasaan putus asa dan tidak berdaya.

IV. Diagnosa Keperawatan


1. Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan
menarik diri.

2. Gangguan sosial menarik diri berhubungan dengan


harga diri rendah.

V. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa I : Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan


dengan menarik diri.

TUM : Klien tidak mencederai diri sendiri.

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.

a. Kriteria evaluasi

1.1. ekspresi wajah klien bersahabat

1.2. klien menunjukkan rasa senang

1.3. ada kontak mata

1.4. klien mau mengutarakan masalah yang


dihadapi

b. Intervensi

1.1.1. sapa klien dengan ramah, baik verbal


maupun non verbal

1.1.2. perkenalkan diri dengan sopan

1.1.3. tanyakan nama lengkap klien dan


nama panggilan yang disukai klien

1.1.4. jelaskan tujuan pertemuan


1.1.5. jujur dan menepati janji

1.1.6. tunjukkan sikap empati dan menerima


klien apa adanya

TUK 2 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.

a. Kriteria evaluasi

2.1. Klien dapat menyebutkan penyebab


menarik diri yang berasal dari :

- diri sendiri

- orang lain

- lingkungan

b. Intervensi

2.1.1. Kaji pengetahuan klien tentang


perilaku menarik diri dan tanda-
tandanya.

2.1.2. Berikan kesempatan kepada klien


untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri atau tidak mau
bergaul.

2.1.3. Diskusikan bersama klien tentang


perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab muncul.

2.1.4. Berikan pujian terhadap


kemampuan klien dalam mengungkapkan
perasaannya.
TUK 3 : Klien dapat menyebutkan kuntungan
berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.

a. Kriteria evaluasi

3.1. Klien dapat menyebutkan keuntungan


berhubungan dengan orang lain.

3.2. Klien dapat menyebutkan kerugian


tidak berhubungan dengan orang lain.

b. Intervensi

3.1.1. Kaji pengetahuan klien tentang


manfaat dan keuntungan berhubungan
dengan orang lain.

3.1.2. Beri kesempatan kepada klien


untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang
lain.

3.1.3. Diskusikan bersama klien tentang


keuntungan berhubungan dengan orang
lain.

3.1.4. Beri reinforcement positif terhadap


kemampuan klien mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain.

3.2.1. Kaji pengetahuan klien tentang


kerugian bila tidak berhubungan dengan
orang lain.
3.2.2. Beri kesempatan kepada klien
untuk mengungkapkan perasaan tentang
kerugian bila tidak berhubungan dengan
orang lain.

3.2.3. Diskusikan bersama klien tentang


kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain.

3.2.4. Beri reinforcement positif terhadap


kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain.

TUK 4 : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara


bertahap.

a. Kriteria evaluasi

4.1. Klien dapat mendemonstrasikan


hubungan sosial secara bertahap antara:

KP

KPK

K P Kel

K P Klp

b. Intervensi

4.1.1. Kaji kemampuan klien membina


hubungan dengan orang lain.

4.1.2. Dorong dan bantu klien untuk


berhubungan dengan orang lain melalui
tahap :
KP

K P P lain

K P P lain K lain

K P Kel / Masy.

4.1.3. Beri reinforcement terhadap


keberhasilan yang telah dicapai.

4.1.4. Bantu klien untuk mengevaluasi


manfaat berhubungan.

4.1.5. Diskusikan jadwal harian yang


dapat dilakukan bersama klien dalam
mengisi waktu.

4.1.6. Motivasi klien untuk mengikuti


kegiatan ruangan

TUK 5 : Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah


berhubungan dengan orang lain.

a. Kriteria evaluasi

5.1. Klien dapat mengungkapkan


perasaannya setelah berhubungan dengan
orang lain untuk :

- diri sendiri

- orang lain

b. Intervensi

5.1.1. Dorong klien untuk


mengungkapkan perasaannya bila
berhubungan dengan orang lain.
5.1.2. Diskusikan dengan klien tentang
perasaan manfaat berhubungan dengan
orang lain.

5.1.3. Beri reinforcement positif atau


kemampuan klien mengungkapkan
perasaan manfaat berhubungan dengan
orang lain.

TUK 6 : Klien dapat memberdayakan sistem


pendukung atau keluarga mampu
mengembangkan kemampuan klien untuk
berhubungan dengan orang lain.

a. Kriteria evaluasi

6.1. Keluarga dapat :

- menjelaskan perasaannya

- menjelaskan cara merawat klien menarik


diri

- mendemonstrasikan cara perawatan klien


menarik diri

- berpartisipasi dalam perawatan klien


menarik diri

b. Intervensi

6.1.1. Bina hubungan saling percaya dengan


keluarga :

- salam, perkenalkan diri

- sampaikan tujuan
- buat kontrak

- eksplorasi perasaan keluarga.

6.1.2. Diskusikan dengan anggota


keluarga tentang perilaku penyebab
serta akibat perilaku menarik diri.

6.1.3. Dorong anggota keluarga untuk


memberi dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain.

6.1.4. Anjurkan anggota keluarga secara


rutin dan bergantian menjenguk klien
minim satu kali seminggu.

TUK 7 : Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.

a. Kriteria evaluasi

7.1. Klien dapat menyebutkan manfaat, dosis


dan efek samping obat.

7.2. Klien dapat mendemonstrasikan dan


tahu tentang manfaat dan efek samping dan
penggunaan obat dengan benar.

7.3. Klien memahami akibat berhentinya


minum obat tanpa konsultasi.

b. Intervesi :

7.1.1. Diskusikan dengan klien tentang


dosis, frekuensi dan manfaat obat serta efek
sampingnya.
7.1.2 Anjurkan klien untuk minta sendiri
obat kepada perawat dan merasakan
manfaatnya.

7.1.3. Anjurkan klien berbicara dengan


dokter tentang manfaat dan efek samping
yang dirasakan.

7.1.4. Diskusikan akibat tidak minum obat


tanpa konsultasi.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN I

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Klien lebih suka menyendiri di tempat tidurnya,


ekspresi wajah seidh, tidak mau kontak dengan yang
lain, lebih banyak diam, kontak mata singkat.

2. Diagnosa keperawatan

Resti mencederai diri, bunuh diri berhubungan dengan


menarik diri.

3. Tujuan khusus

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling


percaya.

TUK 2 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik


diri.

4. Tindakan keperawatan
TUK 1 :

a. Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non


verbal

b. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan


yang disukai klien

c. Jujur dan menepati janji

d. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa


adanya

e. Berikan perhatian terhadap klien dan perhatikan


kebutuhan dasar klien.

TUK 2 :

a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik


diri dan tanda-tandanya.

b. Berikan kesempatan kepada klien untuk


mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau
tidak mau bergaul.

c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik


diri, tanda-tanda serta penyebab muncul.

d. Berikan pujian terhadap kemampuan klien dalam


mengungkapkan perasaannya.

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan


Keperawatan

1. Fase oreientasi

a. Salam terapeutik
"Selamat pagi Mbak, perkenalkan nama saya Sri Sundari, saya
biasa di panggil Ndari, nama Mbak siapa? Baiklah Mbak, disini
saya akan menemani Mbak, saya akan duduk di samping Mbak,
jika ingin mengatakan sesuatu saya siap mendengarkan".

b. Evaluasi / validasi

"Bagaimana perasaan Mbak hari ini? Saya ingin sekali membantu


Mbak menghadapi masalah dan saya harap Mbak mau bekerja
sama dengan saya, Mbak boleh saya tahu apa yang terjadi di
rumah sehingga Mbak sampai dibawa kemari? Bagaimana kalau
hari ini kita berbicara tentang kebiasaan Mbak yang lebih suka
menyendiri, Mbak bersediakan?".

c. Kontrak

"Berapa lama kita akan berbincang-bincang?"

"Dimana tempat yang Mbak sukai?"

"Baiklah kita berbicara di tempat tidur saja, berapa lama?


Bagaimana kalau 30 menit?"

"Baiklah jadi kita akan ngobrol-ngobrol tentang kebiasaan Mbak


yang lebih suka menyendiri selama 30 menit?"

2. Fase Kerja

"Biasanya kalau jam-jam seperti ini apa yang Mbak lakukan di


sini atau di rumah?"

"Bagaimana perasaan Mbak berdiam diri di kamar?"

"Apa yang menyebabkan Mbak berdiam diri di kamar?"

"Jika Mbak berdiam diri di kamar apa yang Mbak lakukan dan
pikirkan?"
"Jadi apa saja tanda-tanda kalau Mbak enggan berhubungan
dengan orang lain?"

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

"Apa yang Mbak rasakan setelah kita berbincang-bincang selama


30 menit tadi?"

"Bisa Mbak ulangi lagi apa yang telah kita bicarakan tadi?"

b. Rencana tindak lanjut

"Setelah ini kita akan bicara mengenai keuntungan berhubungan


dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain".

c. Kontrak

"Baiklah Mbak, waktu kita sudah habis, bagaimana kalau kita


cukupka sampai di sini, kira-kira jam berapa kita besok bertemu
lagi? Tempatnya dimana?"

"Baiklah jam 11 kita akan bertemu di sini lagi selama 15 menit."

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN II

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien
Klien banyak diam di tempat tidurnya, menyendiri,
tidak mau kontak dengan yang lain, kontak mata ada.

2. Diagnosa Keperawatan

Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan


menarik diri.

3. Tujuan Khusus

Tuk 3 : Klien dapat menyebutkan keuntungan


berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.

4. Tindakan Keperawatan

Tuk 3 :

1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan


keuntungan berhubungan dengan orang lain.

2. Beri kesempatan kepada klien untuk


mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain.

3. Diskusikan bersama klien tentang manfaat


berhubungan dengan orang lain.

4. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan


mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain.

5. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak


berhubungan dengan orang lain.

6. Beri kesempatan kepada klien untuk


mengungkapkan perasaan tentang kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang lain.
7. Diskusikan bersama klien tentang kerugian bila
tidak berhubungan dengan orang lain.

8. beri reinforcement positif terhadap kemampuan


mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan


Keperawatan

1. Fase orientasi

a. Salam terapeutik

"Selamat pagi mbak, mbak masih ingat dengan saya ? coba


sebutkan siapa nama saya, bagus ternyata mbak masih ingat."

b. Evaluasi/ validasi

"Mbak kelihatannya segar dan semangat hari ini, bagaimana


perasaan Mbak pagi ini ?"

c. Kontrak

"Kemaren kita sudah berbicara mengenai hal yang menyebabkan


bapak sering menyendiri di kamar. Nah, sekarang sesuai dengan
janji kita, kita sekarang akan berbincang-bincang mengenai
keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain selama 20 menit, bagaimana
Mbak bisa kita mulai sekarang ?"

2. Fase Kerja
"Coba mbak sebutkan keuntungan berhubungan dengan orang
lain."

"Bagus, ternyata mbak lebih pintar daari saya"

"Sekarang coba mbak sebutkan kerugian tidak berhubungan


dengan orang lain."

"Bagaimana jika mbak ngobrol-ngobrol dengan yang lain


sekarang?"

"Bagaimana kalau saya beri contoh cara berkenalan dengan


orang lain?"

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

"Apa yang mbak rasakan setelah kita berbincang-bincang selama


20 menit tadi?"

"Coba mbak ulangi lagi, sebutkan keuntungan berhubungan


dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain."

b. Rencana tindak lanjut

"setelah ini, silahkan mbak coba berkenalan dengan orang lain,


paling tidak mbak tahu nama dan asal teman baru mbak."

c. Kontrak

"Baiklah mbak waktu kita sudah habis, sudah 20 menit kita


berbincang-bincang."

"Kira-kira kapan kita akan bertemu lagi ? tempatnya di mana ?


dan apa yang akan kita bahas ?"
"Baiklah bagaimana kalau kita bertemu lagi jam 13.00, kita akan
berbincang-bincang di tempat ini lagi selama 30 menit, untuk
membahas kegiatan dan perasaan mbak setelah berkenalan
dengan orang lain."

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN III

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien lebih suka menyendiri, diam, kontak mata ada,


klien tidak mau kontak dengan yang lain.

2. Diagnosa Keperawatan

Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan


menarik diri.

3. Tujuan Khusus

Tuk 4 : klien dapat melaksanakan hubungan sosial


secara bertahap.

Tuk 5 : klien dapat mengungkapkan perasaannya


setelah berhubungan dengan orang lain.

4. Tindakan Keperawaatan

Tuk 4 :

1. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan


orang lain.
2. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan
dengan orang lain.

3. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan


yang telah dicapai.

4. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat


berhubungan.

5. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan


bersama klien dalam mengisi waktu.

6. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan mangan.

7. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dan


kegiatan mangan.

Tuk 5:

1. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya


bila berhubungan dengan orang lain.

2. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat


berhubungan dengan orang lain.

3. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien


mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan
dengan orang lain.

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan


Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik
"Selamat pagi mbak, kelihatannya mbak senang hari ini, mbak
sudah makan?"

b. Evaluasi/ validasi

"Bagaimana mbak, sudah berkenalan atau sudah ngobrol-


ngobrol dengan kenalan baru mbak ?"

"Kalau boleh saya tahu siapa namanya ? asalnya dari mana ?


bagus sekali mbak sudah ingat nama dan asal teman baru
mbak."

c. Kontrak

"Tadi sudah beerkenalan dengan teman baru mbak, bagaimana


kalau kita berbicara tentang teman baru mbak dan peerasaan
mbah setelah berkenalan atau berhubungan dengan teman baru
mbak." Sesuai dengan kesepakatan kita, kita akan berbincang-
bincang selama 30 menit."

2. Fase Kerja

"Coba mbak praktekkan carra berkenalan mbak dengan teman


baru mbak pada saya."

"Setelah berkenalan, kegiatan apa yang mbak lakukan dengan


teman baru mbak?"

"Setelah itu bagaimana perasaan mbak, senang atau tidak ?"

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

"Bagaimana perasaan mbak sekarang setelah berhubungan


dengan orang lain ?"

"Coba mbak ulangi lagi nama dan asal teman baru mbak!"
b. Rencana tindak lanjut

"baiklah saya lihat mbak sudah lelah, silahkan mbak istirahat dan
besok kita lanjutkan lagi bincang-bincang kita."

c. Kontrak

"Baiklah kita cukupkan sekian dulu, sudah 30 menit


perbincangan kita kali ini, besok kita akan bincang-bincang
kembali tentang cara penggunaan obat yang mbak minum
dengan benar dan tepat."

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN IV

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien lebih banyak diam, menyendiri, tidak mau kontak


dengan yang lain.

2. Diagnosa Keperawatan

Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan


menarik diri

3. Tujuan Khusus

Tuk 7 : Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan


tepat.
4. Tindakan Keperawatan

1. Diskusi dengan klien tentang dosis, frekuensi


dan manfaat obat serta efek sampingnya.

2. Anjurkan klien untuk minta sendiri obat kepada


perawat dan merasakan manfaatnya.

3. Anjurkan klien berbicara dengan dokter tentang


manfaat dan efek samping yang dirasakan.

4. Diskusikan akibat tidak minum obat tanpa


konsultasi.

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan


Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

"Selamat pagi mbak ? mbak ingat janji pertemuan kita ? bagus


sekali ternyata mbak masih ingat dengan tepat, bahwa pagi ini
kita akan kembali berbincang-bincang selama kurang lebih 15
menit."

b. Validasi/ evaluasi

"Bagaimana perasaan mbak pagi ini ? mbak masih berteman atau


ngobrol dengan teman baru mbak ? bagus sekali mbak sudah
mau bergabung dengan teman-teman mbak."

c. Kontrak

"Baik kalau begitu sesuai kesepakatan kita bagaimana kalau pada


pertemuan kita kali ini selama 15 menit kedepan kita
berbincang-bincang tentang kegunaan obat yang mbak minum
tiap hari."

2. Fase Kerja

"Boleh saya tahu bagaimana cara mbak meminum obat ini ?


bagus sekali, mbak sudah bisa menggunakan obat ini secara
benar dan tepat, dan jangan lupa ingat nama obat dan waktu
minum obat."

"Bagus sekali mbak patuh dan taat, saya senang mbak mau
mengikuti saran perawat dan dokter di sini."

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

"Bagaimana perasaan mbak setelah minum obat dan mengetahui


penggunaan obat ini ?"

"Mbak tadi mengatakan bahwa obat ini dapat membantu mbak


dan banyak gunanya."

b. Rencana tindak lanjut

"Mbak haarus selalu mengingat-ingat nama obat, dosis dan cara


pemberiannya, coba mbak ingat-ingat lagi ya ?"

c. Kontrak

"Kira-kira kapan ada kesempatan untuk berbincang-bincang lagi


mbak ?"

Anda mungkin juga menyukai