Anda di halaman 1dari 11

REFERAT

FRAKTUR PATOLOGIS

Pembimbing:

Dr. Thurman , Sp. OT (K) Hip-Knee

Oleh:

Ahmad Farishal, S.Ked


Arli Suryawinata, S.Ked
Nani Indah, S.Ked
Ria Arisandi, S. Ked

KEPANITRAAN KLINIK BEDAH


RSUD H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017

1
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr. wb.

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun tugas refrat
tentang fornier gangrene ini.

Selanjutnya, tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dalam kepaniteraan klinik
di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Stase Bedah bidang Bedah Orthopedi dengan Dr.
Thurman , Sp. OT (K) Hip-Knee selaku perceptor.

Kami menyadari kekurangan dalam penulisan tugas ini, baik dari bahasa, analisis, dan
lain sebagainya.Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan. Kritik dan
saran dari pembaca sangat kami harapkan, guna untuk perbaikan makalah ini dan
perbaikan untuk kita semua.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan berupa ilmu
pengetahuan untuk kita semua.

Wassalamualaikum wr.wb.

Bandarlampung, September 2017

Penulis
BAB 1
PENDAUHULUAN

1.1 Latar belakang

Tulang bukan saja merupakan kerangka penguat tubuh, akan tetapi tulang juga
merupakan bagian untuk susunan sendi dan di samping itu pada tulang melekat origo
dan insertio dari otot-otot. Dengan demikian maka tulang dan kerangka merupakan segi
yang sangat penting di dalam bidang orthopaedie. Banyak sekali penyakit-penyakit
salah bentuk atau salah gerak yang disebabkan karena adanya kelainan-kelainan pada
tulang. Pengetahuan yang jelas tentang kerangka dan tulang merupakan dasar yang kuat
di dalam ilmu orthopaedie. Tulang terbentuk dari jaringan-jaringan mesenchym dan di
dalam pembentukan tulang ini sangat dipentingkan zat-zat anorganik Ca, P, dan CO2 di
samping zat-zat protein dan lemak. Proses pertumbuhan tulang dipengaruhi oleh
vitamin D dan oleh hormon-hormon, diantaranya hormon Thyroid dan Pituitarin.

Proses pembentukan tulang (osteogenesis) ada beberapa macam diantaranya yaitu: (1)
osteogenesis endesmalis, dimana tulang langsung terjadi dari dan didalam jaringan
pengikat, tulang yang terjadi secara demikian disebut tulang desmal, contoh: pada
tulang calvaria cranii (tulang atap tengkorak). (2) osteogenesis chondralis, dimana
proses pembentukan tulang dari tulang rawan, proses chondralis ini terdiri dari:
Osteogenesis perichondralis yaitu proses permulaan pembentukan tulang dari tepi
tulang, contoh: pada tulang-tulang panjang. Osteogenesis enchondralis yaitu dimana
proses pembentukan tulang berlangsung dari bagian dalam tulang, contoh: pada tulang-
tulang pendek. Osteogenesis chondometaplastica yaitu proses pembentukan tulang
berasal dari proses perubahan jaringan tulang rawan menjadi tulang, contoh: pada
tulang mandibula.

3
Pada pertumbuhan tulang, suatu tulang tidak tumbuh membesar karena bertambah
banyaknya jaringan tulang saja. Pada waktu pertumbuhan tulang maka akan selalu
dibuat jaringan tulang yang baru, yang berlapis-lapis dan menempel pada jaringan
tulang yang lama. Untuk menghindari tulang itu menjadi tebal dan berat maka diadakan
usaha dari tubuh kita yaitu pada setiap penambahan jaringan tulang diikuti oleh
penghancuran atau pengrusakan dan resobsi jaringan trulang yang telah ada, dimana
jika disebelah luar terjadi jaringan tulang maka disebelah dalam terjadi resobsi.

Pada orang dewasa tampak tulang dan periosteum (selaput tulang) sama sekali dalam
keadaan istirahat, akan tetapi apabila ada gangguan patologis atau penyakit, misal
adanya fraktur (patah tulang) atau tulang luka, maka proses regenerasi dari tulang akan
segera terbentuk, dimana sel osteoblas pada tulag yang terdapat pada periosteum dan
pada sumsum tulang akan membentuk jaringan tulang spongiosa sehingga menutupi
tulang yang patah atau yang luka, jaringan yang dibuat tadi disebut dengan callus.
Callus ini mula-mula tebal, tetapi karena syarat-syarat mekanis maka terjadi lagi
resobsi seperlunya sehingga callus mengempis, sehingga setelah beberapa tahun bekas
patah atau luka tidak tampak lagi.

Pada perkembangan tulang memerlukan diet yang berimbang dengan baik dan berisi
semua unsur makanan yang penting, khususnya memerlukan kalsium dan fosfor.
Seorang dewasa memerlukan 1 gram kalsium sehari, kalsium didapat dari susu, keju,
kubis, wortel, dan sayur-sayuran lainnya, sedangkan fosfor dapat diperoleh dari susu,
kuning telur, dan sayuran hijau. Makanan yang mengandung vitamin D yang
memperlancar absorbsi kalsium adalah penting untuk kalsifikasi tulang, kekurangan
vitamin D dalam makanan pada anak akan menimbulkan penyakit riket, dimana absobsi
kalsium tidak memadai sehingga proses kalsifakasi tulang terhamabat dan tulang
menjadi lembek, pada orang dewasa kekurang itu menimbulkan osteomalasia.
Diperkirakan bahwa lebih dari 90 % kalsium dalam tubuh berada dalam tulang dan
gigi.

Meskipun tulang telah berhenti tumbuh, bukannya menjadi masif. Sel serta susunan
kimianya terus-menerus diperbaharuhi dengan adanya pengaruh dari hormon-hormon
dan tekanan berat badan serta kegiatanya. Jika seseorang diharuskan untuk istirahat
penuh untuk jangka waktu yang panjang, maka beberapa unsur tulang akan terbawa
masuk ke aliran darah, sehingga struktur tulang menjadi lemah. Pada osteoporosis,
seluruh kerangka tubuh terutama tulang punggung terkena dengan akibat terjadinya
pemendekkan tulang punggung dan kifosis (bongkok). Osteoporosis juga dapat terjadi
pada tulang di sekitar sendi karena tertahan balutan gips untuk jangka waktu yang lama.
Pada osteteititis atau penyakit paget pada tulang, sebuah tulang atau lebih dapat terkena
penyakit tersebut sehingga cenderung mudah mengalami fraktur patologis.

Pada keadaan tertentu ketidakaseimbangan kadar kalsium dalam tulang, dapat


mengakibatkan tulang menjadi lunak dan membengkok atau sebaliknya menjadi padat
dan keras. Pada umumnya ketidakseimbangan antara kalsium yang masuk ke tubuh kita
dan kadarnya didalam tulang dijaga oleh kelenjar paratiroid.

Fraktur patologis adalah yang terjadi pada tulang yang telah melemah oleh kondisi
sebelumnya. Kondisi yang paling sering bertanggung jawab atas fraktur patologis
diantaranya metastasis keganasan atau multipel myeloma. Pada anak-anak, kondisi
seperti osteogenesis imperfekta, osteoporosis atau defisiensi nutrisi (penyakit Paget,
scurvy) bisa juga menyebabkan fraktur patologis. Bisa juga disebabkan oleh penyakit-
penyakit jinak pada tulang yang menyebabkan kelemahan, seperti kista, enchondroma,
kista aneurisma dan displasia fibrosa. Kelainan metabolik yang menyebabkan
hilangnya sebagian besar substansi pada tulang seperti osteoporosis, osteomalasia,
hyperthyroid juga menyebabkan lebih mudah fraktur.

1.2 Tujuan pembelajaran


1 Mengetahui definisi fraktur patologi
2 Mengetahui etiologi fraktur patologi
3 Mengetahui manifestasi klinis fraktur patologi
4 Mengetahui penegakan diagnosa fraktur patologi
5 Mengetahui penatalaksaan fraktur patologis
6 Mengatahui prognosa fraktur patologis

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan fisiologi Tulang

2.2 Fraktur Patologis

2.2.1 Definisi
Fraktur patologis adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang mengalami kelainan
patologis sehingga tulang itu menjadi lemah dan trauma ringan (trivial injury) saja
akan terjadi pemutusan tulang adapun pada orang normal tidak akan menghasilkan
fraktur.

2.2.2 Etiologi
Suatu fraktur yang terjadi pada tulang yang abnormal.Kelainan dapat berupa:

1. Kongenital : osteogenesis imperfekta, penyakit paget


a. Osteogenesis imperfect
Merupakan suatu kelainan jaringan ikat dan tulang yang
bersifat herediter dan relative banyak ditemukan. Kelainan ini
didasari oleh kegagalan periosteum dan endosteum pada
penulangan intramembranosa serta kegiatan osteoklasis yang
berlebihan.

b. Penyakit paget (Osteotitis deformans)


Pada penyakit ini terjadi kelainan berupa penebalan tulang
dan perubahan spongiosa tulang serta disertai kecendrungan
tulang untuk membengkok.
Osteotitis deformans ditandai dengan penebalan dan
perubahan bentuk banyak tulang yang terjadi secara progresif
lambat akibat resorpsi tulang yang cepat.

2. Metabolik : Osteoporosis, Osteomalasia (Ricket disease),


a. Osteoporosis
Osteoporosis merupakan penyakit pada tulang yang ditandai
oleh penurunan pembentukan matriks dan peningkatn
resorpsi tulang sehingga terjadi penurunan total tulang.
Tulang menipis dan keropos tetapi klasifikasinya baik dan
gambaran mikroskopisya normal (berlawanan dengan
osteomalasia). Pada osteoporosis, tulang menjadi rapuh
sehingga mudah patah.

Etiologi osteoposis : Osteoporosis terjadi karena


ketidakseimbangan proses osteoblastik dengan proses
osteoklastik.
Menopouse : Sebagian besar penderita osteoporosis pada
usia lanjut adalah perempuan pascamenopouse. Beberapa
factor yang memudahkan terjadinya osteoporosis pada
perempuan pascamenopouse antara lain penurunan kadar
estrogen ang berfungsi mencegah resorpsi tulang, penurunan
aktivitas tubuh, dan penurunan sekresi parathormon.

Penurunan Kadar Kalsitonin : Kalsitonin mempunyai efek


menekan aktivitas osteoklas. Pada usia lanjut osteoklas
menurun.

Penurunan Kadar Androgen Adrenal : Pascamenopouse,


sebagian besar estron dalam plasma akan digantikan oleh
estron yang berasal dari perubahan androtenesdion. Pada
decade ke-6, kadar estron berkurang sehingga resorpsi tulang
meningkat.

7
Aktivitas fisik: Imobilisasi yang lama akan menyebabkan
penurunan masa tulang. Sebaliknya, aktivitas fisik akan
merangsang pembentukan tulang.

Penurunan Absorbsi Kalsium : Penyerapan kalsium di usus


berkurang seiring bertambahnya usia baik pada laki-laki
maupun perempuan.

b. Osteomalasia
Osteomalasia adalah kelainan generalisata pada tulang orang
dewasa yang ditandai oleh kegagalan deposit garam kalsium
di dalam matris osteoid yang baru terbentuk. Akibatnya,
terjadi penurunan matriks terklasifikasi dan peningkatan
osteoid. Oleh karena kalsium member sifat keras pada tulang,
daerah daerah yang tidak terklasifikasi menjadi lunak, terjadi
deformitas pada substansi tulang dan lempeng epifisis (pada
anak anak).

Osteomalasia lebih digunakan untuk menyebutkan kelianan


pada orang dewasa, sementara osteomalasia pada anak anak
disebut rakitis. Penyebabnya adalah defisiensi vitamin D,
insufisiensi ginjal kronik dan insufisiensi tubulus ginjal.

3. Neoplastik :
benigna : misalnya enkhondroma, unicameral bone cyst, fibrous
dysplasia
maligna : primer, misalnya osteosarkoma, mieloma
a. sekunder, keganasan yang disebabkan metastasi tumor
ganas, misalnya karsinoma paru-paru, payudara, tiroid,
ginjal, prostat
b. primer : osteoclastoma, osteogenic sarcoma,
chondrosarcoma, fibrosarcoma, Ewing's tumour

4. Peradangan : Osteoitis

2.2.3 Patofisiologi
2.2.4 Diagnosis
2.2.5 Penatalaksanaan
2.2.6 Komplikasi
2.2.7 Prognosis

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

9
DAFTAR PUSTAKA

11

Anda mungkin juga menyukai