Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Darah Manusia


Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah. Darah terdiri dari dua komponen,yaitu
plasma darah dan sel-sel darah. Banyaknya volume darah yang beredar di dalam
tubuh manusia 8% dari berat badan atau sekitar 5600cc pada orang yang bobot
tubuhnya 70kg. Dari 5600cc darah tersebut sekitar 55% adalah plasma darah dan
sekitar 45% adalah sel-sel darah. Darah adalah suatu jaringan tubuh yang
terdapat di dalam pembuluh darah yang warnannya merah. Warna merah itu
keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan
karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon diogsida
warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara
bernapas, dan zat tersebut sangat berguna pada peristiwa pembakaran/
metabolisme di dalam tubuh. Vikositas/ kekentalan darah lebih kental dari pada
air yang mempunyai BJ1,041-1,065, temperatur380C, dan PH 7,37-7,45.
Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau
pompa jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap
encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku.
Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah
tersebut sedikit obat anti- pembekuan/ sitrus natrikus. Dan keadaan ini akan
sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah. Pada
tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari
berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang
tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh
darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya
oksigen sampai merah tua apabila kekurangan yang mengandung besi dalam
bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan
kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

2.2. Kandungan Darah


Kandungan dalam darah:
1. Air : 91%
2. Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)\
3. Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat,
magnesium, kalsium, dan zat besi).
4. Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan
asam amino).

2.3. Fungsi Darah


1. Sebagai alat pengangkut yaitu:
1) Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan
keseluruh jaringan tubuh.
2) Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui
paru-paru.
3) Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan
dibagikan ke seluruh jaringan/ alat tubuh.
4) Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk
dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
5) mengedarkan hormon;hormon untuk membantu proses fisiologis
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam
tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibodi/ zatzat anti racun.
3. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.
4. menjaga keseetimbangan asam basa jaringan tubuh untuk menghindario
kerusakan.
2.4. Bagian- Bagian Darah
1. Sel-Sel Darah
1) Sel darah merah (Eritrosit)
Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf
dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007
mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kirakira 5 juta dalam 1 mm3
(41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya
mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan
bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen. Eritrosit
terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas tinggi. Membran ini
elastis dan flexible, sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapilar
(pembuluh darah terkecil). Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta
molekul hemoglobin, sejenis pernafasan yang mengikat oksigen. Volume
hemoglobin mencapai sepertiga volume sel. Hemoglobin adalah protein
pigmen yang memberi warna merah pada darah. Setiap hemoglobin
terdiri dari protein yang disebut globin dan pigmen non-protein yang
disebut heme. Setiap heme berikatan dengan rantai polipeptida yang
mengandung besi (Fe2+). Funsi utama hemoglobin adalah mengangkut
oksigen dari paru-paru membentuk oksihemoglobin.
Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paruparu
untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida
dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paruparu. Pengikatan
oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah
bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen
4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai
oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan:
Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa
dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb +
karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut
akan dikeluarkan di paru-paru
Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang
merah, limpa dan hati. Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis.
Eritropoiesis terjadi di sumsum tulang. Pembentukannya diatur oleh suatu
hormon glikoprotein yang disebut dengan eritropoietin. Sel pertama yang
diketahui sebagai rangkaian pembentukan eritrosit disebut Proeritroblas.
Dengan rangsangan yang sesuai maka dari sel-sel tunas (stem cell) ini
dapat dibentuk banyak sekali sel. Proeritoblas kemudian akan membelah
beberapa kali. Sel-sel baru dari generasi pertama ini disebut sebagai
basofil eritroblas sebab dapat di cat dengan zat warna basa. Sel-sel ini
mengandung sedikit sekali hemoglobin. Pada tahap berikutnya akan
terbentuk cukup hemoglobin yang disebut Polikromatofil eritroblas.
Sesudah terjadi pembelahan berikutnya maka akan terbentuk lebih
banyak lagi hemoglobin. Sel-sel ini disebut Ortokromatik eritroblas
dimana warnanya menjadi merah. Akhirnya bila sitplasma dari sel-sel ini
sudah dipenuhi oleh hemoglobin hingga mencapai konsentrasi kurang
lebih 34%, nukleus akan memadat sampai ukurannya menjadi kecil dan
terdorong dari sel. Sel-sel ini di sebut retikulosit. Retikulosit berkembang
menjadi eritrosit dalam satu sampai dua hari setelah di lepaskan dari
sumsum tulang dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah, yang kemudian
akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah
itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan
terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung zat besi (Fe)
yang berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu
zat yang terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen
dan karbon dioksida. Eritrosit yang telah tua akan dimakan oleh sel-sel
fagosit yang ada di dalam hati dan limpa. Di dalam hati hemoglobin akan
di ubah menjadi pigmen empedu (Bilirubin) yang berwarna kehijauan
Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 15 gram
dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0
mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari
asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit
seimbang zat besi
Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang,
demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila
kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya
disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit,
dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.

2) Sel darah putih (Leukosit)


Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila
kita lihat di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat
berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu
(pseudopodia), mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat
dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna),
banyaknya dalam 1 mm3 darah kira-kira 6000-9000. Leukosit memiliki
sebuah nukleus, tidak berwarna dan menunukkan gerakan amuboid.
Leukosit keluar dari pembuluh kapiler apabila ditemukan antigen. Proses
keluarnya leukosit disebut dengan Diapedesis. Rentang kehidupan
Leukosit, setelah diproduksi di sumsum tulang, leukosit bertahan kurang
lebih satu hari dalam sirkulasi sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap
dalam jaringan selama beberapa hari, beberapa minggu, atau beberapa
bulan, tergantung jenis leukositnya.
Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan
memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES
(sistem retikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam limpa dan
kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat
lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.
Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga
terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit
disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang
ada di dalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan
sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang
beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit
tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10000/mm3 disebut
leukositosis/leukimia dan kurang dari 6000 disebut leukopenia.
Sedangkan Leukosita ini menyebabkan mudah alergi.
Macam- macam leukosit meliputi:
a. Agranulosit
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri
dari:
a) Limfosit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan
kelenjar limfe, bentuknya ada yang besar dan kecil, di dalam
sitoplasmanya tidak terdapat glandula dan intinya besar,
banyaknya kira- kira 20%-15% dan fungsinya membunuh dan
memakan bakteri yang masuk ke dalam jarigan tubuh. Rentang
hidupnya dapat mencapai beberapa tahun. Struktur : limfosit
mengandung nukleus bulat berwarna biru gelap yang dikelilingi
lapisan tipis sitoplasma. Ukurannya bervariasi ; ukuran kecil 5m
sampai 8 m. Ukuran terbesar 15 m. Asal dan fungsi : limfosit
berasal dari sel-sel batang sumsum tulang merah, tetapi
melanjutkan diferensiasi dan poliferasinya dalam organ lain. Sel
ini berfungsi dalam reaksi imunologis
b) Monosit, Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari
limfosit, mencapai 3-8% jumlah total Struktur: merupakan sel
darah terbesar. Di bawah mikroskop terlihat bahwa
protoplasmanya lebar, warna biru abu-abu mempunyai bintik-
bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat dan panjang, warnanya
lembayung muda. Fungsi : sangat fagositik dan sangat aktif. Sel
ini siap bermigrasi melalui pembuluh darah. Jika monosit telah
meninggalkan aliran darah, maka sel ini menjadi histiosit jaringan
(makrofag tetap)
b. Granulosit
Disebut juga leukosit granular terdiri dari:
a) Neutrofil, Atau disebut juga (polimorfonuklear leukosit)
banyaknya mencapai 60%-50%. Struktur : neutrofil memiliki
granula kecil berwarna merah muda dalam sitoplasmanya dan
banyak bintik-bintik halus / glandula. Nukleusnya memiliki tiga
sampai lima lobus yang terhubungkan dengan benang kromatin
tipis. Diametrnya mencapain9 m -12 m
b) Eusinofil, mencapai 1-3% jumlah sel darah putih. Struktur :
memiliki granula sitoplasma yang kasar dan besar, dengan
pewarnaan oranye kemerahan. Sel ini memiliki nukleus berlobus
dua, dan berdiameter 12m-15m. Fungsi : merupakan fagositik
lemah, jumlahnya akan menigkat saat terjadi alergi atau penyakit
parasit , tetapi akan berkurang selama sters berkepanjangan. Sel
ini berfungsi dalam detoksifikasi hestamin yang diproduksi sel
mast dan jaringan yang cedera saat inflamasi berlangsung.
c) Basofil , mencapai kurang dari 1% jumlah leukosit Struktur :
memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya
tidak beraturan dan akan berwarna keunguan sampai hitam serta
memperlihatkan nukleus berbentuk S. diameternya 12m-15m.
Fungsi : basofil menyerupai sel mast. Sel ini mengandung
histamin mungkin untuk menigkatkan aliran darah ke jaringan
yang cedera dan juga antiglukagon heparin mungkin untuk
membantu mencegah penggumpalan darah intravaskuler, fungsi
sebenarnya belum diketahui.
c. Sel Pembeku (Trombosit)/ Keping Darah
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang
bentuk dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan
lonjong, warnanya putih, normal pada orang dewasa 200.000-
300.000/mm3.bagian ini merupakan fragmen sel tanpa nukleus yang
berasal dari sumsum tulang. Ukuran trombosit mencapai setengah
ukuran sel darah merah. Sitoplasmanya terbungkus suatu membran
plasma dan mengandung berbagai jenis granula yang berhubungan
dengan proses koagulasi darah. Fungsinya memegang peranan
penting dalam pembekuan darah (hemostasis). Jika banyaknya
kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku
sehingga timbul perdarahan yang terus- menerus. Trombosit lebih
dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari
200.000 disebut trombositopenia. Trombosit memiliki masa hidup
dalam darah antara 5-9 hari. Trombosit yang tua atau mati diambil
dari sistem peredaran darah, terutama oleh makrofag jaringan. Lebih
dari separuh trombosit diambil oleh makrofag dalam limpa, pada
waktu darah melewati organ tersebut. Di dalam plasma darah
terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa
pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai
bekerja apabila tubuh mendapat luka. ketika kita luka maka darah
akan keluar, trombosit pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan
trombokinase. Trombokinasi ini akan bertemu dengan protrombin
dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan
bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk
jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah,
dengan demikian terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam
hati dan untuk membuatnya diperlukan vitamin K, dengan demikian
vitamin K penting untuk pembekuan darah.

3) Plasma Darah
Bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan,
merupakan media sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel
darah merah, sel darah putih, dan sel pembeku darah juga sebagai media
transportasi bahan organik dan anorganik dari suatu jaringan atau organ.
Plasma darah adalah bagian darah yang cair. Plasma darah tersusun dari
91,5% air dan 8,5% zat-zat terlarut. Dalam plasma darah terlarut molekul-
molekul dan berbagai ion, yang meliputi glukosa sebagai sumber utama
energi untuk sel-sel tubuh dan asam-asam amino. Ion-ion yang banyak
terdapat dalam plasma darah adalah natrium (Na+) dan klor (Cl-). Ion-ion
dan molekul tersebut akan diedarkan ke seluruh tubuh atau berfungsi
untuk membentuk peredaran zat-zat lainnya. Kira-kira 7% plasma darah
terdiri dari molekul-molekul protein, yaitu serum albumin 4%; serum
globulin 2,7%; dan fibrinogen 0,3%. Serum adalah cairan darah yang
tidak mengandung fibrinogen (komponen untuk proses pembekuan darah
). Albumin adalah protein plasma yang terbanyak ,tetapi ukurannya
paling kecil. Albumin disintesis di hati dan bertanggung jawab untuk
tekanan osmotik koloid darah. Globulin membentuk sekitar 30% protein
plasma. Ada dua globulin yaitu : alfa dan beta globulin dan gamma
globulin. Fibrinogen disintesis di hati dan merupakan komponen asensial
dalam mekanisme pembekuan darah.
Protein plasma juga berperan sebagai antibodi. Antibodi
merupakan protein yang dapat mengenali dan mengikat antigen tertentu.
Sedangkan antigen merupakan molekul (protein) asing yang memacu
pembentukan antibodi. Antibodi terebntuk jika ada antigen yang masuk
ke dalam tubuh. Antibodi ini berasal dari globulin dalam sel-sel plasma.
Antibodi bekerja melalui dua cara yang berbeda untuk mempertahankan
tubuh terhadap penyebab penyakit, yaitu dengan menyerang langsung
penyebab penyakit tersebut, atau dengan mengaktifkan sistem
komplemen yang kemudian akan merusak penyebab penyakit tersebut.
Antibodi dapat melemahkan penyebab penyakit dengan cara sebagai
berikut:
1. Aglutinasi: terbentuknya gumpalan-gumpalan yang terdiri dari struktur
besar berupa antigen pada permukaannya, misalnya bekteri atau sel
darah merah.
2. Presipitasi : terbentuknya molekul yang besar antara antigen yang
larut, misalnya racun tetanus dengan sehingga berubah menjadi tidak
larut dan akan mengendap
3. Netralisasi: Antibodi yang bersifat antigenik akan menutupi tempat-
tempat yang toksik dari agen penyebab penyakit
4. Lisis : beberapa antibodi yang bersifat antigenik yang sangat kuat
kadamg-kadang mampu langsung menyerang membran sel agen
penyebab penyakit sehingga menyebabkan sel-sel tersebut rusak.
Pada penyakit ginjal plasma albumin turun sehingga terdapat kebocoran
albumin yang besar melalui glomerulus ginjal. Hampir 90% dari plasma
darah terdiri dari air, di samping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut
di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anjasari (2012). Anatomi fisiologi Manusia. Tersedia di


http://fianaanjasari.blogspot.com/2012/03/anatomi-fisiologi-darah.html

Evelyn Pearce.2001. Anaotmi Fisiolog. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai