Anda di halaman 1dari 19

Sejarah Perkembangan Mikrobiologi

Sejarah Mikrobiologi dan Perkembangbiakannya

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil
sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan mikroskop.
Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang
disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik.

Dunia mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme, yaitu bakteri, protozoa, virus,
algae, dan cendawan. Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Beberapa diantaranya bermanfaat dan yang lain merugikan. Mikroorganisme yang
bermanfaat antara lain: yang menghuni tubuh (flora normal), beberapa mikroorganisme yang
terlibat dalam proses fermentasi makanan: pembuatan keju, anggur, yoghurt, tempe/oncom,
kecap, dll, produksi penisilin, sebagai agens biokontrol, serta yang berkaitan dengan proses
pengolahan limbah. Mikroorganisme yang merugikan, antara lain yang sering menyebabkan
berbagai penyakit (hewan, tumbuhan, manusia), diantaranya: flu burung yang akhir-akhir ini
menggemparkan dunia termasuk Indonesia, yang disebabkan oleh salah satu jenis
mikroorganisme yaitu virus. Selain itu, juga terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang
dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

Asal-usul Kehidupan mikroorganisme

Asal usul kehidupan mikroorganisme diawali dengan kegemaran seorang ilmuwan bernama
Leeuwenhoek yang mengamati mikroorganisme pada air hujan, air laut, dan kotoran gigi.
Ternyata pada berbagai bahan tadi banyak ditemukan jasad renik, diantaranya protozoa,
khamir, dan bakteri. Walaupun saat itu, Leeuwenhoek hanya menggunakan jenis mikroskop
yang sangat sederhana.

Kemudian berkembang, munculnya jasad renik berasal dari dekomposisi jaringan


tumbuhan/hewan yang telah mati atau dengan kata lain kehidupan muncul begitu saja dan
berasal dari bahan mati, sehingga dikenal dengan teori Generatio Spontanea: Abiogenesis
(abio: tidak hidup, genesis: asal). Teori tersebut diperkuat dengan pembuktian bahwa daging
yang dibiarkan membusuk akan menghasilkan belatung.

Namun, teori tersebut dapat dipatahkan oleh Francesco Redi, dkk. melalui beberapa
percobaan yang dilakukannya, sehingga berkembang teori baru yang dikenal dengan
Generatio Spontanea: Biogenesis yang menyatakan bahwa kehidupan berasal dari bahan yang
hidup. Hal ini dibuktikan bahwa belatung pada daging yang membusuk tidak terjadi secara
mendadak dan berasal dari bahan mati. Tetapi, lalat tertarik dengan daging yang membusuk,
kemudian bertelur di atas kain yang menutupi dagingnya, baru kemudian tumbuh belatung.
Teori itupun akhirnya disanggah lagi oleh beberapa tokoh yang menyatakan bahwa
mikroorganisme terjadi tidak secara tiba-tiba. Tokoh-tokoh tersebut antara lain: John
Needham, Lazzaro Spallanzani. Sedangkan John Tyndall dan Louis Pasteur adalah tokoh-
tokoh yang memberikan sanggahan akhir terhadap teori generation spontanea dengan
dibuktikannya proses fermentasi, dengan menyatakan bahwa mikroorganisme hanya dapat
muncul atau timbul akibat dari aktivitas jasad renik lain.
Saat ini informasi yang diperoleh dari mikrobiologi memberikan sumbangan besar,
khususnya dalam mengawasi penyakit menular. Selain itu, mikroorganisme telah digunakan
untuk mempelajari berbagai proses biokimia yang diketahui terjadi pula pada bentuk
kehidupan yang lebih tinggi. Banyak fakta tentang metabolisme manusia yang diketahui
sekarang mula-mula diketahui terjadi pada mikroorganisme. Demikian pula dengan teknologi
yang sekarang sedang popular, misal Rekayasa Genetik, yang tidak lain merupakan
perkembangan genetika molekuler yang menjelaskan bagaimana gen mengatur aktivitas sel.
Semua ini berasal dari studi tentang mikroorganisme.

Jadi, bidang mikrobiologi tidak hanya studi tentang penyebab penyakit tetapi merupakan
studi tentang semua aktivitas hayati mikroorganisme. Diharapkan di waktu mendatang, dapat
mengendalikan kelainan genetika dan penyakit seperti kanker. Selain itu, juga diharapkan
dapat diperoleh berbagai varietas hewan/tumbuhan yang berkualitas (cepat panen, tahan
penyakit, dan produktivitasnya tinggi).

Pembiakan dan Pertumbuhan Mikroorganisme

Pada bahasan berikut ini dititikberatkan pada metode/prosedur untuk menumbuhkan


(membiakan) mikroorganisme di laboratorium. Terdapat beberapa mikroorganisme
memerlukan keadaan yang sangat khusus, misalnya tidak ada O2 sama sekali (kondisi an
aerob), sedikit O2 (microaerofilik), mutlak ada O2 (aerob), ada/tidak ada O2 (fakultatif).
Selain itu, biasanya mikroorganisme di alam masih terdapat dalam bentuk campuran, dengan
kata lain terdiri dari beberapa jenis mikroorganisme atau belum murni. Oleh karena itu, di
dalam penelaahan terhadap suatu mikroorganisme, selain ditumbuhkan juga perlu dilakukan
isolasi. Berikut ini akan dibahas tentang beberapa teknik isolasi mikroba dan
pertumbuhan/pembiakannya.

A. Isolasi Mikroba
Beratus-ratus spesies mikroba dapat menghuni berbagai macam bagian tubuh kita, misal:
mulut, saluran pencernaan, kulit, dll. Sekali bersin dapat menyebarkan beribu-ribu
mikroorganisme. Satu gram kotoran manusia/hewan dapat mengandung jutaan bakteri.
Udara, air, tanah, juga dihuni oleh sekumpulan mikroorganisme.

Populasi mikroorganisme tersebut pada umumnya terdapat dalam populasi campuran. Amat
jarang mikroorganisme tersebut dijumpai sebagai satu spesies tunggal. Di sisi lain, untuk
mencirikan dan mengidentifikasikan suatu spesies mikroorganisme tertentu, yang pertama
harus dilakukan adalah memisahkannya dari organisme lain, hingga diperoleh biakan murni.
Biakan murni adalah biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal.

Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua


pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu
populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal
dengan Isolasai Mikroba. Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu: 1) isolasi pada
agar cawan, 2) isolasi pada medium cair, dan 3) Isolasi sel tunggal

1) Isolasi pada agar cawan


Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga
diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang
terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal.
Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran,
dan metode agar cawan tuang
Metode gores kuadran. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan
terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel.

Metode agar tuang. Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan
medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50oC), yang kemudian dicawankan.
Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-
koloni yang terpisah di atas permukaan/di dalam cawan.

2) Isolasi pada medium cair


Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada
agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga
perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi
pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.

3) Isolasi sel tunggal


Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar
yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme
dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan
dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang
dilakukan secara aseptis.

B. Isolasi Mikroba
Setelah diperoleh biakan murni (koloni yang berasal dari sel tunggal), mikroorganisme
tersebut siap dilakukan telaah dan identifikasi, dan kemudian ditumbuhkan sesuai tujuan.

Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan jumlah atau total massa
sel yang melebihi inokulum asalnya. Telah dijelaskan pada bahasan sebelumnya, bahwa
sistem reproduksi bakteri adalah dengan cara pembelahan biner melintang, satu sel membelah
diri menjadi 2 sel anakan yang identik dan terpisah. Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel
untuk membelah diri menjadi dua kali lipat disebut sebagai waktu generasi. Waktu generasi
pada setiap bakteri tidak sama, ada yang hanya memerlukan 20 menit bahkan ada yang
memerlukan sampai berjam-jam atau berhari-hari.

Bila bakteri diinokulasikan ke dalam medium baru, pembiakan tidak segera terjadi tetapi ada
periode penyesuaian pada lingkungan yang dikenal dengan pertumbuhan. Kemudian akan
memperbanyak diri (replikasi) dengan laju yang konstan, sehingga akan diperoleh kurva
pertumbuhan. Pada kurva pertumbuhan dikenal beberapa fase pertumbuhan, yaitu:

1) fase lamban/lag phase/fase adaptasi


2) fase cepat/fase log/eksponensial
3) fase statis
4) fase kematian
Fase lamban
Fase lamban merupakan periode awal dan merupakan fase penyesuaian diri (adaptasi),
sehingga tidak ada pertambahan jumlah sel bahkan kadang-kadang jumlah sel menurun.

Fase cepat
Fase cepat merupakan periode pembiakan yang cepat. Pada periode ini dapat teramati ciri-ciri
sel yang aktif. Waktu generasi pada setiap bakteri dapat ditentukan pada fase cepat ini. Pada
fase tersebut dapat terlihat beberapa sel mulai membelah, yang lainnya setengah membelah,
dan yang lainnya lagi selesai membelah.

Fase statis
Pada fase statis pembiakan mulai berkurang dan beberapa sel mati. Apabila laju pembiakan
sama dengan laju kematian, maka secara keseluruhan jumlah sel tetap konstan. Hal ini dapat
disebabkan karena berkurangnya nutrien ataupun terbentuknya produk metabolisme yang
cenderung menumpuk mungkin menjadi racun bagi bakteri yang bersangkutan.

Fase kematian
Fase kematian merupakan fase dimana proses pembiakan telah berhenti. Sel-selnya sudah
mati, yang kemudian akan diikuti dengan proses lisis. Apabila laju kematian melampaui laju
pembiakan, maka jumlah sel sebenarnya menurun.
Sumber buku Mikrobiologi Karya Inggit Winarni

Tentang Mikrobiologi
Apakah Mikrobiologi itu?

Mikrobiologi adalah kajian tentang mahluk hidup (organisme)


berukuran terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata
telanjang. Mikroorganisme meliputi protozoa, algae
(ganggang), fungi (jamur), lichenes, bakteri, dan virus.
Keseluruhan mikroorganisme tersebut berpengaruh penting
pada pertanian. Mikrobiologi merupakan salah satu cabang
ilmu biologi yang terpenting dan mengasyikkan untuk
dipelajari. Tidak hanya sebagai ilmu biologi dasar yang
memberikan pengertian-pengertian tentang asas-asas kimia
dan fisika dalam proses kehidupan, tetapi juga sebagai ilmu
terapan yang penting.

Beberapa mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit pada tanaman, walaupun demikian


jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan mikroorganisme yang menguntungkan
dalam arti dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan tanaman. Mikroorganisme
memiliki peranan kunci dalam menjaga, memulihkan, dan meningkatkan kualitas tanah, serta
memacu pertumbuhan tanaman. Di tanah banyak dijumpai mikroorganisme yang mampu
menyediakan Nitrogen, Fosfor, Sulfur, Logam-logam (Fe, Cu, Mn), dan zat pemacu tumbuh
bagi tanaman. Terdapat juga mikroorganisme yang mampu menekan populasi
mikroorganisme penyebab penyakit, dan mikroorganisme yang mampu menghilangkan
cemaran organik / anorganik.

http://www.faperta.ugm.ac.id/mikrobiologi/pages/faq/faq1.php

Makalah Mikrobiologi

I . PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil
sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan mikroskop.
Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut
sebagai mikroba, ataupun jasad renik (Anonymous. 2008).

Mikroorganisme yang bermanfaat antara lain: yang menghuni tubuh (flora normal),
beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi makanan: pembuatan keju, anggur,
yoghurt, tempe/oncom, kecap, dll, produksi penisilin, sebagai agen biokontrol, serta yang berkaitan
dengan proses pengolahan limbah. Mikroorganisme tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan biotik
maupun lingkungan abiotik dari suatu ekosistem karena berperan sebagai pengurai. Oleh karena itu
organisme yang hidup di dalam tanah berperan aktif dalam proses-proses pembusukan, humifikasi
dan mineralisasi. Ada juga mikroorganisme tertentu yang dapat mengikat zat lemas (N) dari udara
bebas sehingga dapat menyuburkan tanah.

Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan peran sebagai
bukti keberadaannya. Mulai dari pembentukan minyak bumi di dasar-dasar samudra sampai proses
pembuatan tempe, semuanya merupakan pekerjaan mikroorganisme. Bukan cuma itu, sekarang
mikroorganisme telah digunakan dalam pembuatan antibiotika, berbagai bahan makanan, sampai
pada teknik rekayasa genetika modern. Begitu banyak dan dominannya peranan mikroorganisme
dalam kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan mikrobiologi (Ali, Iqbal. 2008).

Mikroorganisme yang merugikan, antara lain yang sering menyebabkan berbagai penyakit
(hewan, tumbuhan, manusia), diantaranya: flu burung dan flu babi yang akhir-akhir ini
menggemparkan dunia termasuk Indonesia, yang disebabkan oleh salah satu jenis mikroorganisme
yaitu virus. Selain itu, juga terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan.

1.2 Tujuan penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini antara lain ;
1. Agar mahasiswa dapat memahami apa itu mikrobiologi
2. Agar mahasiswa mengetahui sejarah perkembangan mikrobiologi
3. Agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis dari mikrobiologi

II . PEMBAHASAN

A. Pengertian Mikrobiologi dan Perkembangannya


Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme.
Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop,
khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea (Anonymous, 2009). Virus sering
juga dimasukkan walaupun sebenarnya ia tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.

Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, micros = kecil, bios = hidup dan logos = ilmu.
Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisme sudah dikenal lebih kurang 4 juta tahun yang lalu
dari senyawa organik kompleks yang terdapat di laut, atau mungkin dari gumpalan awan yang sangat
besar yang mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup pertama di bumi, mikroorganisme diduga
merupakan nenek moyang dari semua makhluk hidup.

Beberapa aspek yang dibahas dalam mikrobiologi, antara lain mengkaji tentang :

1. Karakteristik sel hidup dan bagaimana mereka melakukan kegiatan


2. Karakteristik mikroorganisme, suatu kelompok organisme penting yang mampu hidup bebas,
khususnya bakteri.
3. Keanekaragaman dan evolusi, membahas perihal bagaimana dan mengapa muncul macam-macam
mikroorganisme.
4. Keberadaan mikroorganisme pada tubuh manusia, hewan dan tumbuhan.
5. Peranan mikrobiologi sebagai dasar ilmu pengetahuan biologi
6. Bagaimana memahami karakteristik mikroorganisme dapat membantu dalam memahami proses-
proses biologi organisme yang lebih besar termasuk manusia.

Secara garis besar mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang
yang sangat penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi
anggur (wine) dan membuat serum rabies. Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19
terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting lain,
yaitu: biokimia. Awal perkembangan ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 oleh beberapa
ilmuwan dan telah membuktikan bahwa mikroorganisme berasal dari mikroorganisme sebelumnya
bukan dari tanaman ataupun hewan yang membusuk. Selanjutnya ilmuwan membuktikan bahwa
mikroorganisme bukan berasal dari proses fermentasi tetapi merupakan penyebab proses
fermentasi, misalnya buah anggur menjadi minuman yang mengandung alkohol. Ilmuwan juga
menemukan bahwa mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu.

Pengetahuan ini merupakan awal pengenalan dan pemahaman akan pentingnya


mikroorganisme bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Awal abad 20 ahli mikrobiologi telah
meneliti bahwa mikroorganisme mampu menyebabkan berbagai macam perubahan kimia baik
melalui penguraian maupun sintesis senyawa organik yang baru. Hal inilah yang disebut dengan
biohemial diversity atau keaneka ragaman biokimia yang menjadi ciri khas mikroorganisme.
Disamping itu, yang penting lainnya adalah mekanisme perubahan kimia oleh mikroorganisme
sangat mirip dengan unity in biochemistry yang artinya bahwa proses biokimia pada mikroorganisme
adalah sama dengan proses biokimia pada semua makhluk hidup termasuk manusia. Bukti yang lebih
baru menunjukkan bahwa informasi genetik pada semua organisme dari mikroba hingga manusia
adalah DNA. Pengambilan informasi genetika dari mikrorganisme karena sifatnya sederhana dan
perkembangbiakan yang sangat cepat serta adanya berbagai variasi metabolisma. Saat ini
mikroorganisme diteliti secara insentif untuk mengetahui dasar fenomena biologi.

Mikroorganisme juga merupakan sebagai sumber produk dan proses yang menguntungkan
masyarakat, misalnya: alkohol yang dihasilkan melalui proses fermentasi dapat digunakan sebagai
sumber energi. Strain-strain dari mikroorganisme yang dihasilkan melalui proses rekayasa genetika
dapat diterima. Sekarang insulin yang dibutuhkan manusia dapat diproduksi dalam jumlah tak
terhingga oleh bakteri yang telah direkayasa.

Mikroorganisme juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk membersihkan


lingkungan, misalnya: dari tumpukan minyak di lautan dipergunakan sebagai herbisida dan
insektisida di bidang pertanian. Hal ini karena mikroorganisme mempunyai kemampuan untuk
mendekomposisi/menguraikan senyawa kimia komplek. Kemampuan mikroorganisme yang telah
direkayasa untuk tujuan tertentu menjadikan lahan baru dalam mikrobiologi industri yang dikenal
dengan bioteknologi. Jika anda membaca tentang mikroorganisme anda akan menghargai,
mengagumi mikroorganisme seperti bakteri, alga, protozoa dan virus merupakan organisme yang
sering tidak terlihat. Beberapa diantaranya bersifat patogen bagi manusia, hewan maupun
tumbuhan. Beberapa dapat menyebabkan lapuknya kayu dan besi. Tetapi banyak diantaranya
berperan penting dalam lingkungan sebagai dekomposer. Beberapa diantaranya digunakan dalam
menghasilkan (manufacture) substansi yang penting di bidang kesehatan maupun industri makanan
(Minasari. 2008) .

B. Antony Van Leeuwenhoek dan Mikroskopnya

Antony Van Leeuwenhoek (16321723) sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang
profesional. Profesi sebenarnya adalah sebegai wine taster di kota Delf, Belanda. Ia biasa
menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-serat pada kain. Sebenarnya ia bukan orang
pertama dalam penggunaan mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta
menjadikannya salah seorang penemu mikrobiologi.

Leeuwenhoek menggunakan mikroskopnya yang sangat sederhana untuk mengamati air


sungai, air hujan, saliva, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda
bergerak tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan
animalcule yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil. Penemuan ini
membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan fungsi
mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumpuk lebih banyak lensa dan memasangnya di
lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang mampu memperbesar 200
300 kali. Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil pengamatan tersebut dan mengirimkannya ke
British Royal Society. Salah satu isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September 1974 ia
menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil, sekarang dikenal dengan protozoa. Antara tahun
16321723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah
satu diantaranya adalah bentuk batang, kokus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri.
Penemuan-penemuan tersebut membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan yang sangat
kecil dan akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi.

Penemuan Leewenhoek tentang animalcules menjadi perdebatan dari mana asal


animalcules tersebut. Ada dua pendapat, satu mengatakan animacules ada karena proses
pembusukan tanaman atau hewan, melalui fermentasi misalnya. Pendapat ini mendukung teori yang
mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari proses benda mati melalui abiogenesis. Konsep ini
dikenal dengan generatio spontanea. Kedua mengatakan bahwa animalcules berasal dari
animalcules sebelumnya seperti halnya organismea tingkat tinggi. Pendapat atau teori ini disebut
biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang sampai perdebatan tersebut terselesaikan dengan
dibuktikannya kebenaran teori biogenesis. Pembuktian ini dilakukan berbagai macam eksperimen
yang nampaknya sederhana tetapi memerlukan waktu lebih dari 100 tahun (Minasari. 2008).

C. Kemenangan Teori Biogenesis

Franscesco Redi (16261697) menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam daging busuk adalah
larva, yang berasal dari telur lalat, bukan hasil dari generatio spontanea. Bagaimana dengan asal dari
mikroorganisme yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop?

John Needham (17131781) memasak sepotong daging untuk menghilangkan organisme


yang ada dan menempatkannya dalam toples yang terbuka. Akhirnya ia mengamati adanya koloni
pada permukaan daging tersebut. Ia menyimpulkan bahwa mikroorganisme terjadi spontan dari
daging.
Lazarro Spalanzani (17291799) merebus kaldu daging selama 1 jam dan menempatkannya
pada toples yang disegel/ditutup rapat menunjukkan tidak ditemukannya mikroorganisme dalam
kaldu tersebut. Jadi eksperimen ini menentang teori abiogenesis. Tetapi Neddham mengatakan
bahwa sumber makhluk hidup tadi adalah udara dimana pada percobaan Spalanzani tersebut tidak
berinteraksi langsung dengan udara.

Hampir 100 tahun setelah percobaan Needham ada 2 peneliti yang mencoba memecahkan
kontroversi tentang peran udara. Pada tahun 1836, Franz Schulze melewatkan larutan asam kuat ke
dalam tabung tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Tahun 1837, Theodor Schwann
mengalirkan udara panas melalui pipa ke dalam tabung tertutup yang berisi kaldu. Keduanya tidak
menemukan adanya mikroba sebab mikroba telah mati oleh adanya asam kuat maupun oleh panas.
Tetapi para pendukung teori generatio spontanea berpendapat bahwa adanya asam dan panas akan
mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan mikroba. Sampai akhirnya tahun 1954
peneliti menyelesaikan perdebatan tersebut dengan melakukan percobaan menggunakan tabung
tertutup berisi kaldu yang telah dipanaskan. Ke dalam tabung tersebut dimasukkan pipa yang
sebagiannya diisi dengan kapas dan ujungnya dibiarkan terbuka. Dengan demikian mikroba akan
tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak ditemukannya mikroba dalam kaldu daging
tersebut membuktikan bahwa teori generatio spontanea adalah salah.

D. Bukti Teori Biogenesis

Pada periode yang sama muncul ilmuwan baru dari Fransis Louis Pasteur (18221895)
seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada mikroorganisme. Oleh karena itu ia tertarik untuk
meneliti peran mikroba dalam industri anggur dalam pembuatan alkohol. Salah satu pendukung
teori generatio spontanea yang hidup pada masa Louis Pasteur adalah Felix Archimede Pouchet
(18001872). Pada tahun 1859 ia banyak mempublikasikan tulisan yang mendukung abiogenesis.
Tetapi ia tidak dapat membantah penemuan-penemuan Pasteur.

Untuk memastikan pendapatnya, Pasteur melakukan serangkaian eksperimen, ia


menggunakan bejana dengan leher panjang dan dibengkokkan yang dikenal dengan leher angsa.
Bejana ini diisi dengan kaldu kemudian dipanaskan. Udara dapat dengan bebas melewati tabung
atau pipa leher angsa tersebut tetapi tidak ditemukan adanya mikroorganisme di kaldu tadi. Dalam
hal ini mikroba beserta debu atau asap akan mengendap pada bagian tabung yang berbentuk U
sehingga tidak dapat mencapai kaldu. Ia juga membawa tabung tersebut ke pegunungan Pyrenes
dan Alpen. Pasteur menemukan bahwa mikroorganisme terbawa debu oleh udara dan ia
menyimpulkan bahwa semakin bersih/murni udara yang masuk ke dalam bejana, semakin sedikit
kontaminasi yang terjadi. Pada tanggal 7 April 1864 ia mengatakan bahwa: For I hape kept them and
am still keeping from them, that one thing that is above the power of man to make; i have kept from
them, the germ that float in the air, i have kept them from file.

Salah satu argumen klasik untuk menantang biogenesis adalah bahwa panas yang digunakan
untuk mensterilkan udara atau bahan juga dianggap merusak vital force. Mereka yang mendukung
teori abiogenesis berpendapat bahwa tanpa adanya kekuatan vital force tersebut mikroorganisme
tidak dapat muncul serta spontan. Untuk merespon argumen tersebut John Tyndall mengatakan
udara dapat dengan mudah dibebaskan dari mikroorganisme dengan cara melakukan pecobaan
dengan meletakkan tabung reaksi berisi kaldu steril ke dalam kotak tertutup. Udara dari luar masuk
ke dalam kotak melalui pipa yang sudah dibengkokkan membentuk dasar U seperti spiral. Terbukti
bahwa meskipun udara luar dapat masuk ke dalam kotak yang berisi tabung dengan kaldu di
dalamnya, namun tidak ditemukan adanya mikroba. Hasil percobaan Pasteur dan Tyndall memacu
diterimanya konsep biogenesis. Selanjutnya Pasteur lebih memfokuskan penelitiannya pada peran
mikroba dalam pembuatan anggur dan mikroba yang menyebabkan penyakit.

http://mahyudin1.blogspot.com/2013/10/makalah-mikrobiologi.html

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sel adalah unit terkecil dalam organisme hidup, baik dalam dunia tumbuh-tumbuhan maupun
hewan. Sel terdiri atas protoplasma, yaitu, isi sel yang terbungkus oleh suatu membran atau selaput
sel. Evolusi sains seringkali berada sejajar dengan penemuan peralatan yang memperluas indera
manusia untuk bisa memasuki batas-batas baru.

Setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua jenis sel yang secara struktural
berbeda, sel prokariotik dan sel eukariotik. Hanya bakteri dan arkhea; alga hijau biru yang memiliki
sel prokariotik. Sedangkan protista, tumbuhan, jamur dan hewan semuanya mempunyai sel
eukariotik.

Sel Prokariotik. Kata prokariota (prokaryote) berasal dari bahasa Yunani, pro yang berarti
sebelum dan karyon yang artinya kernel atau juga disebut nukleus. Sel prokariotik tidak memiliki
nukleus. Materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleoid, tetapi
tidak ada membran yang memisahkan daerah nukleoid ini dengan bagian sel lainnya. Sedangkan sel
eukariotik, eu berarti sebenarnyadan karyon berarti nukleus. Eukariotik mengandung pengertian
memiliki nukleus sesungguhnya yang dibungkus oleh selubung nukleus.

Perbedaan struktur sel prokariotik dan sel eukariotik sangat penting untuk diketahui, karena
dapat digunakan untuk menentukan suatu makhluk hidup apakah dia prokariot atau eukariot.
Olehnya itu pengkajian lebih jauh tentang struktur kedua jenis sel tersebut perlu dilakukan. Hal
inilah yang melatar belakangi penulisan makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan maslah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah perbedaan struktur
sel prokariotik dan sel eukariotik.
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahhui perbedaan struktur
sel prokariotik dan sel eukariotik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sel Prokariotik

Prokariotik meliputi archaebakteria (bakteri purba) dan eubakteria (bakteri modern/bakteri


sejati) yang beranggotakan bakteri, mikoplasma dan alga hijau-biru. Ukuran sel prokariotik berkisar
antara 0,5 -3 mm. Struktur umum sel prokariotik yang diwakili oleh bakteri berturut-turut mulai dari
luar ke dalam adalah dinding sel, membran sel, mesosom, sitoplasma, ribosom dan materi inti (DNA
dan RNA).

Dinding sel bakteri berfungsi untuk menahan tekanan osmotic sitoplasma, sehingga sel tidak
mudah pecah akibat masuknya air kedalam sel, dinding sel bakteri tersusun atas peptidoglikan atau
mukopepetida yang dapat dipergunakan sebagai dasar penggolongan bakteri menjadi dua golongan
, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Pada bajteri gram positif, hamper 90%
komponen dinding selnya tersusun atas peptidoglikan, sedangkan pada bakteri gram negative
berkisar antara 5 20%.

Selaput sitoplasma atau membran sel bakteri berfungsi dalam seleksi dan pengangkutan
larutan ke dalam sel; berperan dalam transfer elektron dan fosforilasi oksidatil; pada bakteri aerob
berperan dalam pengeluaran enzim hidrolitik; sebagai tempat enzim dan molekul pembawa yang
berfungsi dalam biosintesis DNA, polimer dinding sel dan lipid selaput.

Komponen utama membran sel tersusun atas lipid dan protein atau lipoprotein. Membran
sel bakteri dan sianobakteri membentuk lipatan ke dalam yang dinamakan mesosom. Pada beberapa
bakteri, mesosom berperan dalam pembelahan sel. Sedangkan pada sianobakteri, mesosom
berfungsi sebagai kompleks fotosintetik yang mengadung pigmen fotosintesis.

Di dalam sitoplasma terdapat kurang lebih 20.000 - 30.000 ribosom yang tersusun atas RNA
dan protein. Ribosom merupakan tempat sintesis protein. Ribosom prokariotik tersusun atas sub
unit kecil dan sub unit besar yang berukuran 30 S dan 50 S (Svedberg). Pada saat proses transaksi,
kedua sub unit ini bersatu untuk menjalankan fungsinya. Di dalam sitoplasma juga terdapat molekul
protein dan enzim yang digunakan dalam setiap reaksi kimia di dalam sitoplasma. Bakteri juga
menyimpan cadangan makanan di sitoplasma dalam bentuk granula-granula tidak larut air. Materi
genetik sel prokariotik membentuk suatu struktur yang dinamakan nukleoid, merupakan kromosom
tunggal. Antara materi inti dengan sitoplasma tidak terdapat pembatas atau tidak memiliki
membrane inti. Sel prokariotik mengandung sejumlah kecil DNA dengan total panjang antara 0,25
mm sampai 3 mm yang mampu mengkode 2000 3000 protein.

2.2 Sel Eukariotik

Sel eukariotik biasanya merupakan penyusun struktur makhluk hidup multi


seluler. Sel eukariotik tersusun atas membrane sel, sitoplasma, nukleus, sentriol,
retikulum endoplasma, ribosom, komplek golgi, lisosom, badan mikro, mitrokondria,
mikrotubulus dan mikro filamen. Organelorganel di dalam sel memiliki peran yang
sangat penting bagi kelangsungan hidup sel tersebut. Setiap organel di dalam sel
memiliki fungsi yang berbeda - beda.

Berikut ini akan diuraikan tentang struktur dan fungsi :

a. Membran Sel
Sel memiliki struktur khusus yang berfungsi untuk memisahkan isi sel dengan lingkungan
luarnya, struktur ini dinamakan membrane plasma atau membran sel. Membran plasma ini memiliki
ketebalan antara 5 sampai 10 nm (nanometer), oleh karena itu hanya dapat dilihat dengan
mikroskop elektron. Membran sel memiliki beberapa fungsi, antara lain yaitu:
1) Sebagai pembungkus isi sel dan membentuk sistem endomembran di dalam sel, misalnya
retikulum endoplasma, aparatus Golgi, dan lisosom.

2) Menyediakan selaput atau penghalang yang bersifat selektif permeabel. Membran sel berfungsi
untuk menyaring masuknya zat-zat ke dalam sel sehingga tidak semua zat dapat menembus
membran sel.

3) Sebagai sarana transpor larutan dari dan ke dalam sel. Membran sel berfungsi dalam membantu
memasukkan dan mengeluarkan senyawa senyawa tertentu dari dan ke dalam sel.

4) Merespons terhadap sinyal dari luar. Pada membran sel terdapat protein integral yang berfungsi
sebagai reseptor untuk menerima sinyal dari lingkungan sel.

5) Untuk interaksi interseluler. Protein - protein membran sel dan glikoprotein sebagai perantara sel
untuk berinteraksi dengan sel lain atau dengan lingkungan luarnya.

6) Tempat aktivitas biokimiawi. Beberapa reaksi kimia dikatalisis oleh protein integral membran yang
berfungsi sebagai katalisator.

7) Untuk transduksi energi. Membran dalam (inner membrane) kloroplas berfungsi untuk mengubah
energi cahaya menjadi energi kimia dalam proses fotosintesis.

Semua membran sel terdiri atas dua komponen utama, yaitu lemak (lipid) dan
protein yang terikat secara non kovalen dan tersusun dalam suatu struktur yang
menyerupai lembaran. Lembaran tersebut tersusun atas dua lapisan lemak yang
dinamakan lipid bilayer. sedangkan protein terletak di antara lemak atau di permukaan
lapisan lipid bilayer.

b. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan sel yang dibungkus oleh membrane plasma. sitoplasma
mengandung gula, asam amino, lemak,ion-ion dan senyawa kimia lain yang digunakan untuk
metabolisme sel. Di dalam sitoplasma terdapat membran intrasel yang membungkus organel sel,
misalnya membran yang membungkus mitokrondria, kloroplas, lisosom, peroksisom, retikulum
endoplasma, dan badan Golgi. Bagian sitoplasma yang berada di antara organel dinamakan sitosol.
Volume sitosol lebih kurang 50% dari volume sel. Di dalam sitosol juga terdapat protein dan enzim-
enzim untuk reaksi kimia.

c. Mitokondria
Ukuran mitokondria bervariasi, tetapi rata-rata ukuran diameternya antara 0,2 - 0,7
mikrometer (pm) dan panjangnya antara 1 - 4 mikrometer. Ukuran mitokondria ini hampir sama
dengan ukuran bakteri yang menunjukkan salah satu bukti evolusi bahwa mitokondria merupakan
bakteri yang bersimbiosis dengan sel eukoriotik. Bentuk mitokondria bervariasi, tergantung dari jenis
selnya, misalnya pada sel-sel awal embrio, bentuk mitokondrianya bulat atau oval, sedangkan pada
sel-sel lain bentuknya seperti gelendong dan ada juga yang berbentuk pipa. Karena ukurannya yang
relatif besat mitokondria dapat terlihat cukup jelas di bawah mikroskop cahaya.

Pada umumnya, mitokondria tersebar secara acak di dalam sel dan cenderung berkumpul
pada bagian sel yang banyak memerlukan energi, misalnya di sekitar gelendong pembelahan, atau di
sekitar memmbran yang melakukan endositosis. Jumlah mitokondria di dalam sel bervariasi
tergantung dari jenis sel, spesies organisme, dan keadaan fisiologi sel. Selsel yang metabolismenya
aktif banyak mengandung mitokondria dibandingkan sel-sel yang tidak aktif.

d. Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE) merupakan bentukan membran yang sangat berlipat-lipat
membatasi suatu ruangan yang disebut lumen (sisterna). Antara lumen RE dengan sitosol hanya
dipisahkan oleh selapis membran sehingga memudahkan terjadinya pertukaran zat antara lumen RE
dengan sitosol. Berdasarkan ada tidaknya ribosom yang menempel pada permukaan luar membran,
RE dibedakan menjadi dua, yaitu Retikulum Endoplasma Halus (Smooth Endoplasmic Reticulumi
/SER) dan Retikulum Endoplasma Kasar(Rough Endoplasmic Reticulum / RER). Pada RER permukaan
luar membrannya banyak ditempeli oleh ribosom.sebaliknya pada SER permukaan luar membrannya
tidak ditempeli oleh ribosom. RER banyak dijumpai pada sel-sel yang aktif mensekresikan protein
misalnya sel sel pancreas, kelenjar ludah, dan kelenjar lainnya.

e. Aparatus Golgi atau Kompleks Golgi.


Aparatus Golgi (AG) atau Kompleks Golgi pertama kali ditemukan oleh Camilio Golgi tahun
1898 di dalam sitoplasma sel saraf. AG dijumpai hampir pada semua sel tumbuhan dan sel hewan.

Organel ini terdiri atas setumpuk saku-saku pipih yang masing-masing dibatasi oleh selapis
membian. Dengan menggunakan mikroskop elektron, tampak bahwa AG tersusun atas tiga bentukan
membran, yaitu:

1) kantung-kantung pipih yang disebut sisterna atau sakulus, kantung kantung pipih tersebut
tersusun bertumpuk membentuk diktiosom,

2) vesikel-vesikel kecil berdiameter kurang lebih 50 mikrometer yang terletak pada sisi yang
berbatasan dengan RE, vesikel ini dinamakan vesikel tiansisi atau vesikel peralihan, fungsi vesikel
adalah membawa protein dan lipid dari RE ke AG dan dari sakulus satu ke sakulus lainnya,

3) vesikel besar yang terletak pada sisi yang berhadapan dengan membrane plasma, vesikel ini
dinamakan vesikel sekretori,vesikel sekretori adalah membawa protein atau lipid yang telah
mengalami Pemrosesan di dalam lumen sakulus.

f. Lisosom
Lisosom pertama kali ditemukan pada tahun 1949 oleh De Duve di dalam serpihan sel-sel
hati. Organel ini berbentuk semacam kantung yang berisi enzim hidrolitik. Selama masih terbungkus
membran, enzim hidrolitik bersifat stabil. Terdapat lebih kurang 40 macam enzim hidrolitik yang
ditemukan di dalam lisosom. Enzim-enzim tersebut meliputi protease,nuklease, glikosidase, lipase,
fosfolipase, fosfatase dan sulfatase. Enzim enzim tersebut hanya akan dapat bekerja optimal pada
pH sekitar 5.membran lisosom mengandung protein transfer untuk membawa hasil pencernaan ke
sitosol. Membran lisosom tidak akan tercerna oleh enzim yang dikandungnya sendiri karena
kandungan karbohidrat yang tinggi pada membrannva.

Lisosom tergolong organel yang polimorfik karena memiliki bentuk dan ukuran yang
bervariasi. Ada empat macam bentuk lisosom, yaitu satu macam lisosom primer dan tiga macam
lisosom sekunder. Lisosom primer adalah lisosom yang baru terbentuk dari AG dan belum berfusi
(bergabung) dengan materi yang akan dicerna. Lisosom sekunder ada tiga macam,yaiitu:
(1) heterofagosom, merupakan gabungan antara lisosom primer dengan fagosom,
(2) Sitolisosom merupakan gabungan antara lisosom primer dengan autosom,

( 3) badan residu, adalah vakuola yang berisi sisa materi yang tidak tercerna

Fungsi utama lisosom adalah untuk pencernaan intra sel. Materi yang dicerna oleh lisosom
dapat berasal dari luar sel atau dari dalam sel itu sendiri. Materi dari luar sel masuk ke dalam
sitoplasma melalui pinositosis dan fagositosis. Pencernaan intra sel selalu terjadi di dalam lisosom,
enzim, hidorolitik tidak pernah keluar dari dalam lisosom sehinggan pencernaan berlangsung
optimal.

h. Ribosom
Ribosom merupakan salah satu organel tidak bermembran yang ditemukan pada semua sel,
baik sel prokariotik maupun eukariotik. Pada eukariotik , organel ini terdapat pada sitoplasma,
menempel pada permukaan luar retikulum endoplasma, didalam metriks mitokondria dan didalam
stroma kloroplas.

Ribosom terdiri atas dua sub unit yaitu sub unit besar darn sub unit kecil. Kedua sub unit ini
akan berfusi jika proses trnaslasi berlangsung.Sub unit ribosom dinyatakan dengan satuan S
(Svedberg) yang merupakan nama penemunya, satuan ini menunjukkan kecepatan pengendapan
pada saat sub unit tersebut disentrifugasi, misalnya sub unit kecil dan sub unit besar ribosom pada
eukariotik adalah 40S dan 60s. Komponen penyusun besar ribosom terdiri atas protein ribosom dan
ARN ribosom (ARN-r). Protein ribosom disintesis oleh bebas yang terdapat di dalam sitoplasma,
sedangkan ARN-r ditranskripsi di dalam anak inti (nukleous).

i. Sitoskeleton
Di dalam sitosol juga ditemukan adanya sitoskeleton yang tersusun atas mikrotubulus,
mikrofilamen dan filamen intermediat. Sitoskeleton berfungsi untuk menyokong bentuk sel dan
memungkin terjadinya gerakan-gerakan organel di dalam sitoplasma. Mikrotubulus ada yang
Ietaknya terbenam di dalam sitosol, dinamakan mikrotubulus sitoplasmik dan ada juga yang
berfungsi sebagai penyusun organel , sepe'rti silia, flagela,
dan sentriol. Mikrofilamen merupa kan protein konEaktil yang berfr-rngsi
untuk pergerakan di dalam sitoplasma, misalnya aliran sitoplasma cii clalanr
sel tumbuhan dan gerak amoeboid pada leukosit.

1) Mikrotubulus
Mikrotubulus tersusun atas molekul protein tubulin. Ada dua jenis protein tubulin penyusun
tubulin, yaitu tubulin dan tubulin . Setiap mikrotubulus tersusun atas 13 protofilamen yang
tersusun paralel mengelilingi suatu sumbu. Ada dua macam mikrotubulus di dalam sel yang
dibedakan atas stabilitasnya, yaitu mikrotubulus stabil dan mikrotubulus labil. Contoh mikrotulus
stabil adalah pembentuk silia dan flagela. Sedangkan mikrotubulus labil contohnva mikrotubulus
pembentuk gelendong pembelahan.

Mikrotubulus sitoplasmik didalam sel berfungsi sebagi keranga dalam yang menetukan bentuk
sel dan untuk transfer molekul di dalam sel. Mikrotubulus ini berbentuk serabut tunggal dengan
diameter lebih kurang 25 nanometer. Beberapa organel yang tersusun dari mikrotubulus adalah
sentriol, silia dan flagella.

2) Mikrofilamen
Mikrofilamen biasanya banyak terdistribusi dibawah permukaan membrane plasma.
Panjang mikrofilamen bervariasi, dengan diameter lebih kurang 7 m. Mikrofilamen tersusun atas
protein, terutama aktin dan miosin. Hampir semua jenis sel hewan mengandung aktin. Aktin dan
miosin banyak ditemukan terutama pada sel otot, dengan komposisi miosin yang lebih sedikit
dibandingkan aktin. Kedua jenis protein ini berperan untuk pergerakan, misalnya aliran sitoplasma
pada sel tumbuhan (siklosis), dan gerak amoeboid pada Protozoa.

3). Filamen lntermediet


Filamen intermediet memiliki diameter antara 8-10 pm, berbentuk pembuluh, tersusun atas
4-5 protofilamen yang tersusun melingkar, bersifat liat, stabil, dan tersusun atas protein fibrosa.
Sebagaian besar filamen intermediet berfungsi untuk menyokong sel dan inti sel. Letak filamen
inibiasanya terpusat disekitar inti. Pada sel epitel, filamen intermediet membentuk anyaman yang
berfungsi untuk menahan tekanan dari luar.

j. Inti Sel (Nucleus)


Pada sel eukariotik, materi intinya telah diselubungi oleh suatu membran dan membentuk
struktur inti sel atau nukleus. Bagian bagian yang menyusun inti sel antara lain adalah membran
inti, pori membran,matriks inti sel (matriks), kromatin atau kromosom, dan anak inti (nukleolus).

Pada umumnya, inti sel berbentuk bulat, tetapi ada juga yang bentuknya seperti gelendong.
Sel eukariotik umumnya memiliki satu inti sel, tetapi ada juga beberapa jenis sel yang memiliki inti
lebih dari satu.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adpaun kesimpulan yang dapat ditarik sesui tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut:

Tabel perbedaan struktur sel prokariotik dans eukariotik.

Struktur Prokariotik Eukariotik


Membran nukleus - +
Membran plastida - +
Nukleus - +
Nukleolus - +
Plastida - +/-
Mitokondria - +
Badan golgi - +
Kromosom + (tunggal) + (ganda)
DNA + (telanjang) + (dengan protein)
RNA + +
Histon - +
Pigmen + +
Pembelahan amitosis Mitosis/meiosis
3.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah agar pembaca dapat mengambil segala
manfaat dari makalah ini dan digunakan sebaik-baiknya demi kepentingan pendidikan.
http://zhoelnaen.blogspot.com/2014/01/sejarah-perkembangan-mikrobiologi.html

Anda mungkin juga menyukai