Anda di halaman 1dari 4

1.

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin adalah penduduk yang dibagi menjadi cohort atau
kelompok jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Struktur penduduk menurut jenis kelamin
di suatu wilayah dapat dianalisis dengan menghitung rasio jenis kelamin (sex ratio) di wilayah
tersebut.

Rasio jenis kelamin adalah angka yang didapat dari perbandingan jumlah penduduk laki-laki
dengan jumlah penduduk perempuan pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu.

Besar kecilnya rasio jenis kelamin dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:

Rasio jenis kelamin waktu lahir, yaitu perbandingan jumlah kelahiran bayi laki-laki dan
perempuan
Pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan perempuan. Jika kematian penduduk laki-
laki lebih besar dari penduduk perempuan maka rasio jenis kelamin akan semakin kecil
Pola migrasi antara penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan. Jika rasio jenis
kelamin di wilayah tersebut menunjukkan angka lebih dari 100, berarti jumlah penduduk laki-laki
lebih banyak. Sebaliknya, jika rasio jenis kelamin di wilayah tersebut menunjukkan angka kurang
dari 100, maka jumlah penduduk perempuan yang lebih banyak, dengan kata lain angka fertilitas
atau kelahiran akan meningkat.

Rasio jenis kelamin terkait dengan penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana serta
tingkat kesejahteraan penduduk di wilayah tersebut.

Angka yang menunjukkan rasio jenis kelamin pada suatu wilayah dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
SR : Rasio jenis kelamin (sex ratio)
M : Jumlah penduduk laki-laki pada suatu wilayah (jiwa)
F : Jumlah penduduk perempuan pada suatu wilayah (jiwa)
k : Konstanta (100)

2. Piramida Penduduk

Distribusi usia dan jenis kelamin penduduk dalam negara atau wilayah tertentu dapat
digambarkan dengan suatu piramida penduduk. Grafik ini berbentuk segitiga, dimana jumlah
penduduk pada sumbu X, sedang kelompok usia (cohort) pada sumbu Y. Penduduk lak-laki
ditunjukkan pada bagian kiri sumbu vertikal, sedang penduduk perempuan di bagian kanan.
Piramida penduduk menggambarkan perkembangan penduduk dalam kurun waktu tertentu.
Negara atau daerah dengan angka kematian bayi yang rendah dan memiliki usia harapan hidup
tinggi, bentuk piramida penduduknya hampir menyerupai kotak, karena mayoritas penduduknya
hidup hingga usia tua. Sebaliknya yang memiliki angka kematian bayi tinggi dan usia harapan
hidup rendah, piramida penduduknya berbentuk menyerupai genta (lebar di tengah), yang
menggambarkan tingginya angka kematian bayi dan tingginya risiko kematian.

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam bentuk grafik
yang disebut piramida penduduk. Bentuk piramida penduduk dibedakan menjadi tiga macam
yaitu:

a. Bentuk Limas (Expansive)

Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah
sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini mencirikan
sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda.

b. Bentuk Granat (Stationer)

Suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah
(seimbang).

c. Bentuk Batu Nisan (Constructive)


Suatu wilayah memiliki angka kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat kematian yang
rendah. Piramida ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda lebih sedikit dibanding
kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara yang sudah maju, misalnya Amerika
Serikat.

3. Komposisi Penduduk Menurut Agama

Jumlah penduduk menurut agama adalah penduduk yang dibagi berdasarkan keyakinan atau
kepercayaan yang dianut, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha.

Struktur penduduk menurut jumlah penganut agama berguna untuk berbagai keperluan
mengenai integrasi di bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Selain itu, diperlukan pula untuk
penyediaan sarana dan prasarana yang memadai bagi para pemeluknya. Dengan mengetahui
jumlah penganut agama di suatu wilayah, kita dapat menelusuri lebih lanjut apa sebab dan
akibat suatu agama di wilayah itu berkembang atau tidak. Perhitungannya dapat dilakukan
dengan menghitung persentase dari jumlah keseluruhan penganut agama di wilayah tersebut.

4. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan

Jumlah penduduk menurut pendidikan adalah penduduk yang digolongkan berdasarkan tingkat
pendidikan terakhir yang telah ditempuh. Dalam hal ini, penduduk dibagi menjadi kelompok
belum sekolah, tidak tamat sekolah, tamat Sekolah Dasar (SD) atau sederajat, tamat Sekolah
Menengah Pertama (SMP) atau sederajat, tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat,
tamat akademi atau sederajat, tamat Perguruan Tinggi (PT) atau sederajat, dan buta huruf.

Struktur penduduk menurut tingkat pendidikan berguna untuk mengetahui jenis pendidikan apa
yang mendominasi di suatu wilayah. Selain itu, struktur ini dapat pula digunakan untuk
mengetahui kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di wilayah tersebut agar di kemudian hari
pemerintah daerah setempat dapat meninjau berbagai aspek untuk meningkatkan kualitas SDM
penduduknya demi kesejahteraan wilayah tersebut. Cara perhitungannya dapat dilakukan
dengan cara menghitung presentase dari jumlah keseluruhan penduduk yang menempati
berbagai tingkat pendidikan.

5. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian


Analisis jumlah penduduk menurut mata pencaharian adalah penduduk yang dibagi menjadi
beberapa golongan berdasarkan pekerjaan atau mata pencahariannya, seperti petani, nelayan,
pengusaha besar atau sedang, pengrajin atau industri kecil, buruh industri, buruh bangunan,
buruh pertambangan, buruh perkebunan, pedagang, pengangkutan, Pegawai Negeri Sipil (PNS),
ABRI, pensiunan baik pegawai negeri maupun ABRI, peternak, dan lain-lain.

Struktur penduduk menurut mata pencaharian berkaitan dengan distribusi atau penyebaran
tenaga kerja, penyediaan lapangan pekerjaan, serta penyediaan fasilitas yang dapat memenuhi
kebutuhan sesuai dengan jenis-jenis mata pencaharian di wilayah tersebut.

Perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan presentase dari total jumlah pekerja dari
berbagai jenis mata pencaharian agar dapat diketahui jenis pekerjaan apa yang mendominasi di
wilayah tersebut. Selain itu, struktur penduduk menurut mata pencaharian digunakan pula untuk
mengetahui mata pencaharian mana yang menjadi ketergantungan daerah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai