KSKSKSKSKSJSKSJSK
KSKSKSKSKSJSKSJSK
LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk social, yang terus menerus membutuhkan adanya orang lain di
sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi dengan sesame
manusia. Interaksi ini dilakukan tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh individu. Sedingga mungkin terjadi suatu gangguan
terhadap kemampuan individu untuk interaksi dengan orang lain.
Salah satu contoh gangguan interaksi dengan orang lain (gangguan berhubungan
social) klien menarik diri, curiga. Alas an untuk memilih menarik diri, curiga
dalam terapi aktivitas kelompok, karena banyak klien menarik diri yang ditemui di
ruangan dan sesuai dengan kebutuhan ruangan sebagai transisi dimana klien perlu
belajar untuk interaksi.
Kelompok adalah kumpulan individu yang memilih hubungan satu dengan yang lain
(struart & Laraia 2001). Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar
belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut,
kebencian, kompetitif, kesamaan ketidaksamaan, kesukaan dan menarik (Yalom, 1995
dalam Stuart & Laria 2001).
Terapi kelompok adalah suatu psikotherapi yang dilakukan oleh sekelompok penderita
bersama-sama dengan jalan diskusi satu sama lain yang dipimpin, diarahkan oleh
terapis/ petugas kesehatan yang telah dilatih.
Terapi aktivitas kelompok itu sendiri mempermudah psikoterapi dengan sejumlah klien
dalam waktu yang sama. Manfaat terapi aktivitas kelompok, agar klien dapat belajar
kembali bagaimana cara bersosialisasi dengan orang lain, sesuai dengan kebutuhannya
memperkenalkan dirinya. Menanyakan hal-hal yang sederhana dan memberikan respon
terhadap pertanyaan yang lain. Sehingga klien dapat berinteraksi dengan orang lain
dan dapat merasakan arti berhubungan dengan orang lain.
Pada klien dengan perilaku kekerasan selalu cenderung untuk melakukan kerusakan
atau mencederai diri, orang lain, atau lingkungan. Dan perilaku kekerasan tidak
jauh dari kemarahan. Kemarahan adaah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon
terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman. (Keliat, 1996)
Ekspresi marah yang segera karena suatu sebab adalah wajar dan hal ini kadang
menyulitkan karena secara cultural ekspresi marah yang tidak diperbolehkan. Oleh
karena itu, marah sering diekspresikan secara tidak langsung.
Sedangkan menurut Depkes RI, Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan
penyakit jiwa, Jilid III Edisi I, Hlm 52 tahun 1996 : Marah adalah pengalaman
emosi yang kuat dari individu dimana hasil / tujuan yang harus dicapai terhambat.
Kemarahan yang ditekan atau pura-pura tidak marah akan mempersulit sendiri dan
mengganggu hubungan interpersonal. Pengungkapan kemarahan dengan langsung dan tidak
konstruktif pada waktu terjadi akan melegakan individu dan membantu mengetahui
tentang respon kemarahan seseorang dan fungsi positif marah.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan terapi aktivitas kelompok (TAK)
klien dengan perilaku kekerasan dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah klien yang
mampu mengontrol dirinya dari perilaku kekerasan sehingga saat TAK klien dapat
bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok lain.
PENGERTIAN TAK
Terapi Aktivitas Kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok
penderita bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin,
diarrahkan oleh seorang terapis/petugas kesehatan yang telah terlatih.
TUJUAN
a. Tujuan Umum
Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok.
b. Tujuan Khusus
Klien dapat memperkenalkan dirinya
Klien bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan kepada orang lain
Klien dapat menyalurkan emosi memberi kesempatan untuk menyalurkan
emosinya dan di dengar serta dimengerti oleh anggota kelompok lainnya.
Meningkatkan ketrampilan hubungan social untuk diterapkan sehari-hari.
Melatih kesabaran, konsentrasi dan kreatifitas.
LANDASAN TEORI
Definisi Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan
untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. (Berkowitz, 1993)
Berdasarkan definisi ini maka perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua yaitu
perilaku kekerasan secara verbal dan fisik. (Keltner et al, 1995)
Sedangkan marah tidak harus memiliki tujuan khusus. Marah lebih menunjuak kepada
suatu perangkat perasaan-perasaan tertentu dengan perasaan marah. (Berkowitz, 1993)