Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Misi Indonesia Sehat 2020 salah satunya adalah mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat dan mempertahankan kesehatan secara mandiri.
Berbagai program kesehatan dilaksanakan dengan tujuan sampai akhir tahun
2020, diharapkan seluruh masyarakat dapat melakukan upaya mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatan secara mandiri.
Kendala yang sering ditemui dalam pelaksanaan pencapaian misi hidup
sehat adalah kurangnya kesadaran dan kemampuan masyarakat baik dalam
pengetahuan, SDM, dana dan motivasi masyarakat tentang hidup sehat. Kondisi
ini membutuhkan adanya individu atau kelompok yang mampu menjadi agent
perubahan pada masyarakat. Salah satu bentuk atau upaya menciptakan adanya
change agent dalam masyarakat, khususnya dibidang kesehatan adalah dengan
kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, dimana dengan adanya program
tersebut diharapkan tenaga kesehatan dapat menjadi agent perubahan dalam
merubah dan menuntun perilaku kesehatan masyarakat dari kurang atau tidak
sehat menuju perilaku yang sehat, sehingga dapat mencapai misi yang telah
ditetapkan..
Sejalan dengan misi tersebut, Program DIII Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Pontianak, setiap tahunnya melaksanakan program Praktik klinik
keperawatan komunitas sebagai salah satu program profesi bagi mahasiswa yang
akan menyelesaikan pendidikan akademik (Diploma/DIII). Dalam program ini,
mahasiswa bersama masyarakat menggali data kesehatan yang ada pada
masyarakat, kemudian data yang terkumpul dianalisa untuk mengetahui masalah
kesehatan yang ada pada masyarakat. Selanjutnya bersama masyarakat
mahasiswa menyusun perencanaan dan melaksanakan perawatan kesehatan dan
diakhiri dengan evaluasi pencapaian program kegiatan. Melalui program ini
diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan kondisi
kesehatan yang ada pada keluarga dan lingkungannya dan mencari alternatif

1
pemecahan masalah yang pada akhirnya masyarakat mampu meningkatkan derajat
kesehatannya secara mandiri.
Kegiatan Kuliah Praktek klinik keperawatan komunitas merupakan salah
satu metoda untuk membangkitkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam
berperilaku hidup sehat. Melalui program ini diharapkan mahasiswa dapat
bekerjasama dengan masyarakat untuk menggali kemampuan dam meberdayakan
masyarakat dalam perawatan kesehatan berdasarkan data base yang diperoleh dari
masyarakat sendiri.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan kuliah Praktek klinik keperawatan
komunitas, diharapkan mahasiswa mampu menerapkan upaya pemecahan
masalah kesehatan masyarakat pada tingkat komunitas dengan pendekatan
proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan kegiatan kuliah Praktek klinik keperawatan
komunitas, diharapkan mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan komunitas berdasar data yang
ditemukan
c. Menyusun perencanaan keperawatan komunitas, meliputi memprioritaskan
masalah, perumusan tujuan, dan intervensi.
d. Melaksanakan perencanaan sesuai dengan kesepakatan dengan masyarakat
e. Melakukan evaluasi terhadap pencapaian tujuan sesuai waktu yang telah
ditetapkan.

C. Strategi
Beberapa strategi yang dilakukan dalam penerapan asuhan keperawatan
komunitas,diuraikan sebagai berikut :

2
a. Penjajakan Umum (MMRT I)
1. Pendekatan dan penjelasan program kepada pihak berwenang dan
yang terkait diantaranya tokoh masyarakat, ketua RT, kader
Posyandu dan Puskesmas. Kegiatan ini dilaksanakan dalam
Musyawarah Masyarakat Rukun Tetangga I atau MMRT I
2. Orientasi wilayah
Mahasiswa melakukan survai batas-batas wilayah RT
b. Pengumpulan data,melalui :
1. Wawancara dan observasi lingkungan pemukiman penduduk secara
keseluruhan dengan cara mendatangi setiap rumah warga
2. Wawancara dengan para tokoh masyarakat dan pencarian data
sekunder di Puskesmas.
c. Melaksanakan Kegiatan MMRT II ;
Pertemuan dengan masyarakat dengan tujuan menganalisa hasil
pendataan untuk menemukan permasalahan kesehatan yang ada serta
mencari solusi atas temuan yang ada kegiatan ini dilakukan dengan
melibatkan tokoh masyarakat dan pihak Puskesmas untuk menyamakan
persepsi terhadap permasalahan yang ada.Menetapkan prioritas
pemecahan masalah yang ditemukan. Pada MMRT ini diharapakan ada
kesepakatan tentang rencana tindakan yang akan dilakukan.
d. Mengimlementasikan Perencanaan
Mahasiswa bersama masyarakat melaksanakan rencana kegiatan yang
telah disepakati.
e. Melaksanakan kegiatan MMRT III
Pertemuan dengan masyarakat untuk mengevaluasi pencapaian tindakan
dan pemecahan masalah sesuai tujuan dan waktu yang telah ditentukan.
Penting dalam tahap ini adalah follow up terhadap masalah atau
perencanaan yang belum terlaksanakan atau terselesaikan untuk
selanjutnya dikoordinasikan dengan instasnsi kesehatan terkait.

3
D. Waktu dan Tempat Kegiatan
Praktek klinik keperawatan komunitas dilaksanakan di Desa Pal XI, dusun
dua RT 36/ RW 10 dengan periode waktu dari tanggal 09 Agustus s/d 21
Agustus 2017.

E. Subjek Kegiatan
Perawatan kesehatan masyarakat dengan program Kuliah Praktek klinik
keperawatan komunitas dilaksanakan di 1 RT, di Desa Pal IX, oleh mahasiswa
Program DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Singkawang kelompok Sungai
Kakap.

A. Konsep Dasar masalah Keperawatan Komunitas yang menjadi pokok


permasalahan
1. Kesehatan Lingkungan
2.

4
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

Keperawatan kesehatan masyarakat atau asuhan keperawatan komunitas,


dilaksanakan di Dusun 02 RT 36, RW 10 Desa Pal IX Kecamatan Sungai Kakap,
mulai tanggal 09 Agustus s.d. 21 Agustus 2017, dengan pendekatan proses
keperawatan mulai pengkajian sampai evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal proses keperawatan masyarakat. Tahap
ini merupakan kunci dari tahap-tahap berikutnya. Secara konsep pengkajian
dilaksanakan setelah diadakan MMRT I (Musyawarah Masyarakat Rukun
Tetangga ), setelah mahasiswa melakukan perkenalan sekaligus penjelasan misi
dan program dari kegiatan Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat. Kelompok
melaksanakan pengkajian setelah MMRT I, yang dilaksanakan bersama tokoh
masyarakat, kepala desa, ketua RT, ketua DPD, dan kader Posyandu.
Strategi yang ditempuh kelompok untuk memudahkan pengkajian adalah
dengan meminta ijin secara langsung kepada kepala desa dan ketua RT 36 dan
RW 10, dengan membagi mahasiswa dalam bentuk penanggung jawab pengkajian
per KK dalam satu RT. Metode pengkajian dilakukan dengan menggunakan
teknik wawancara dan pengamatan ke keluarga serta tokoh-tokoh masyarakat
dengan instrumen yang digunakan adalah kuisioner, Jumlah sampel yang
diambil adalah 21 KK dengan jumlah populasi sebanyak 1 RT dan teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah wawancara

1. Data Umum

a. Data Pemerintahan
Wilayah RT 36 merupakan bagian dari Dusun Dua Desa Pal IX,
Kecamatan Sungai Kakap. Secara struktural Desa Pal IX terbagi menjadi
lima dusun, 18 RW, dan 126 RT. Dalam upaya peningkatan keehatan
masyarakat Desa Pal IX mempunyai 2 puskesmas pembantu, 2 poskesdes,

5
dengan 3 tenaga perawat dan 4 orang bidan yang tersebar di tiap dusun,
serta masuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas Sungai Kakap
b. Data Geografis
RT 36/ RW 10 Dusun Dua, Desa Pal IX, Kecamatan Sungai Kakap
memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Timur berbatasan dengan Parit Haruna
Sebelah Barat berbatasan dengan RT 35
Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Raya Kakap Lama
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kalimas Hulu

c. Data Demografi
Berdasarkan hasil survey dan pendataan yang dilakukan dalam rangka
Praktek klinik keperawatan komonitas, jumlah penduduk RT 36 /RW 10
Dusun Dua Desa Pal IX secara keseluruhan berjumlah 60 jiwa, dengan
rincian sebagai berikut laki-laki berjumlah 30 jiwa dan perempuan 30
jiwa. Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 21 KK. Berdasarkan karakteristik
penduduk, mayoritas penduduk di RT39 RW 10 Dusun Dua Desa Pal IX ,
berada dalam rentang usia dewasa (25-54 tahun), kelompok lansia
sebanyak 7 jiwa atau sekitar 11 % dari total populasi. Pekerjaan terbanyak
kepala keluarga adalah pertani (swasta), tingkat pendidikan terbanyak
adalah tamatan SD/SR, agama yang dianut oleh penduduk RT36 RW 10
Dusun Dua Desa Pal IX adalah Islam (100%).

Tabel 1 : Komposisi jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin


Umur (tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah %
0 - 1 thn 1 0 1 1,8%
1 - 5 thn 3 4 6 11,8%
6 - 12 thn 3 3 6 10%
13 - 24 thn 5 4 9 15%
25 - 54 thn 5 15 28 46,4%
>55 thn 13 4 9 15%
Jumlah 30 30 60 100%

6
Dari tabel diatas tampak komposisi jumlah penduduk RT 36 yang
terbanyak adalah berumur 25-54 tahun yaitu 46,4%. Sedangkan penduduk dengan
umur 0-1 tahun (bayi) merupakan komposisi terendah yaitu 1,8%.

Tabel 2 : Komposisi penduduk menurut pekerjaan

No Pendidikan Frekuensi %
1 Belum sekolah 6 10%
2 Tidaksekolah 8 13,4%
3 TK 2 3,3%
4 SD 23 38,4%
5 SMP 12 20%
6 SMA 7 11,6%
7 Perguruan tinggi 2 3,3%
Total 60 100%

Dari tabel 2 menunjukkan komposisi pekerjaan swasta menduduki


prosentase tertinggi yaitu SD 38,4%. TK dan perguruan tinggi merupakan
pendidikan yang komposisi penduduknya paling sedikit yaitu masing-masing
3,3%, sedangkan yang tidak sekolah sebanyak 13,4% dari jumlah Penduduk.

Tabel 3 : Komposisi penduduk Berdasarkan Pekerjaan

No Jenispekerjaan Frekuensi %
1 Pelajar /belumbekerja 16 26,7%
2 Tidakbekerja 7 11,7%
3 PNS 0 0
4 TNI/Polri 0 0
5 Pensiunan 0 0
6 Swasta 37 61,6%
Total 60 100%

Tabel 3 menunjukan komposisi pekerjaan swasta menduduki prosentase


tertinggi yaitu 61,6%. Sedangkan penduduk yang tidak bekerja ada 11,7% .

7
Tabel 4 : Distribusi komposisi penduduk menurut agama

Agama Jumlah %
Islam 843 83%
Katholik 125 13%
Protestan 46 4%
Hindu 0 0%
Budha 0 0%
Jumlah 1031 100%

Dari Tabel 4 diketahui bahwa semua penduduk RT 36 beragama Islam dan


kehidupan spiritualnya begitu melekat sekali terutama dalam kegiatan keagamaan

Tabel 5 : Kategori tipe perrumah

No Tiperumah Frekuensi %
1 Permanen 10 47,6%
2 Semi permanen 9 42,9%
3 Tidakpermanen 2 9,5%
Jumlah 21 100%

Tabel 5 menunjukkan bahwa penduduk yang mempunyai rumah permanen


47,6% dan penduduk yang mempunyai rumah yang tidak permanen hanya 9,5%

Tabel 6 : Kategori Status kepemilikan rumah

No Kepemilikan Frekuensi %
1 Milik sendiri 14 66,7%
2 Numpang 7 33,3%
3 Sewa 0 0
Total 21 100%

Dari tabel 6 sebagian besar kepala keluarga RT 36 memiliki rumah sendiri


yaitu 66,7%, sedangkan kepala keluarga yang masih bergabung dengan orang tua
hanya 33%.

8
Tabel 7 : kategori jarak rumah dengan tetangga

No JarakRumah Frekuensi %
1 Bersatu 0 0
2 Dekat 0 0
3 Terpisah 21 100%
Jumlah 21 100%

Tabel menunjukkan bahwa perumahan penduduk RT 36 letaknya terpisah


antara rumah satu dengan yang lainnya yaitu 100%.

Tabel 8 : Distribusi sumber air

No Sumber air Frekuensi %


1 PAM 0 0
2 Sumur 0 0
3 Air mineral/hujan 21 100%
Jumlah 21 100%
Tabel 2.8 menunjukkan bahwa seluruh masyarakat RT 36 menggunakan
sumber air hujan dimasak terlebih dahulu sebelum diminum yaitu 100%

Tabel 9 : Distribusi Sumber air untuk mencuci

No Sumber air Frekuensi %


1 PAM 0 0
2 Sumur 0 0
3 Air sungai atau jublang 21% 100%
Jumlah 21% 100%

Tabel 2.9 menunjukkan bahwa seluruh masyarakat RT 36 menggunakan


sumber air sungai untuk mandi dan mencuci yaitu 100%

Tabel 10 : komposisi tempat penampungan air sementara

No Penampungan Frekuensi %
1 Bak
2 Ember 0 0
3 Gentong/tempayan 21 100%
4 Lain-lain 0 0
Jumlah 21 100%

9
Tabel 10 menunjukkan bahwa semua rumah yang ada di RT 36
menggunakan tempayan atau gentong untuk tempat penampungan air sementara
yaitu 100%

Tabel 11 : Distribusi jentik dipenampungan air

No Jentik di penampungan air Frekuensi %


1 Ada 20 95,3%
2 Tidak 1 4,7%
Jumlah 21 100%

Dari tabel 11 menunjukan bahwa tempat penampungan air warga RT 36


masih banyak terdapat jentik yaitu 95,3% sedangkan yang tidak mempunyai jentik
hanya 4

Tabel 12 : Distribusi pembungan sampah

No SistemPembuangan Frekuensi %
1 Tempat pembuangan umum 0 0

2 Di sungai 0 0
3 Ditimbun 0 0
4 Dibakar 21 100%
5 Disembarangtempat 0 0
Jumlah 21 100%

Tabel 12 menunjukkan bahwa semua warga RT 36 pengolahan sampah


dengan cara dibakar yaitu 100%

Tabel 13 : Kebiasaan keluarga buang air besar

No Sistempembuangan Frekuensi %
1 WC 21 100%
2 Sungai 0 0
3 Sembarang tempat 0 0
Jumlah 21 100%

10
Tabel 13 menunjukkan bahwa semua warga RT 36 kebiasaan buang air
besar di WC yaitu 100%

Tabel 14 : Distribusi jenis jamban yang digunakan

No Jenisjamban Frekuensi %
1 Cemplung 0 0
2 Plengsengan 0 0
3 Leher angsa 21 100%
Jumlah 21 100%

Dari tabel 14 menunjukkan bahwa semua warga RT 36 menggunakan jenis


jamban leher angsa atau klosed yaitu 100%

Tabel 15 : kategori tempat berobat keluarga


No Tempat beroba tkeluarga Frekuensi %

1 Puskesmas 3 14,3%
2 Dokterpraktikswasta 0 0
3 Pustu/Poskesdes 18 85,7%
4 Balaipengobatan/klinik 0 0
Jumlah 21 100%

Tabel 15 menunjukan bahwa warga RT 36 banyak berobat di


bidan/perawat yaitu 85,7% sedangkan warga yang berobat ke puskesmas yaitu
14,3%

Tabel 16 : kebiasaan sebelum berobat


No Kebiasaansebelumberobat Frekuensi %

1 Beliobatbebas 17 80,9%
2 Jamu 0 0
3 Tidakada 4 19,1%
Jumlah 21 100%

Tabel 2.16 menunjukan kebiasaan warga RT 36 sebelum ke berobat ke


fasilitas kesehatan membeli obat bebas terlebih dahulu yaitu 80,9%

11
Tabel 17 : Sumber pendanaan kesehatan keluarga
No Pendanaan kesehatan Frekuensi %
1 Askes/astek 0 0
2 Dana sehat 0 0
3 BJPS/Askin/Jamkesmas 9 42,8 %
4 Umum 12 57,2%
Jumlah 21 100%

Tabel 17 menunjukan bahwa warga RT 36 masih banyak yang belum


menggunakaan bpjs sebagai pendanaan kesehatan yaitu 57,2% sedangkan warga
yang sudah menggunaksn bpjs yaitu 42,8%

Tabel 18 : kategori jenis penyakit yang diderita dalam 6 bulan terakhir


No Jenispenyakit Frekuensi %
1 Batuk pilek 15 25%
2 Asma 2 3,3 %
3 TBC 3 5%
4 Typhoid 1 1,6%
5 Asamurat 0 0
7 Lain-lain 39 65%
Jumlah 60 100

Tabel 18 menunjukan penyakit yang di derita warga RT 36 dalam 6 bulan


terakhir yaitu batuk/pilek (26%), TBC (5%), asma (3,3%), thypoid (1,6), lain-lain
(65%)

Tabel 19 : kategori PUS


No PUS Frekuensi %
1 Ya 11 52%
2 Tidak 10 47,6%
Jumlah 21 100%

Tabel 2.19 menunjukan bahwa jumlah PUS di RT 39 yaitu 52% sedangkan


yang tidak PUS yaitu 47,6%

12
Tabel 20 : distribusi jenis kontrasepsi yang digunakan
No Jeniskontrasepsi Frekuensi %
1 IUD 0 0
2 Suntik 4 36,3%
3 Pil 3 27,3%
4 Susuk 2 18,2%
5 Tubektomi 0 0
6 Kalender/tdk kb 2 18,2%
Jumlah 11 100%

Tabel 20 menunjukan bahwa jumlah PUS di RT 36 yang menggunakan


suntik lebih banyak yaitu (36,3% ), pil ( 27,3%), susuk (18,2%), kalender/tidak
ber KB (18,2%)

Tabel 21 : kategori jumlah balita


No Balita Frekuensi %
1 Ya, tergolongbalita 11 18,4%
2 Tidak, tergolongbalita 49 81,6%
Jumlah 60 100%

Tabel 21 menunjukan bahwa jumlah tergolong balita di RT 36 berjumlah


18,4%

Tabel 22 : Distribusi kebiasaan posyandu


No Kebiasaan Frekuensi %
1 KePosyandu 10 90,9%
2 Tidakkeposyandu 1 9,1%
Jumlah 11 100%

Tabel 22 menunjukan bahwa jumlah balita yang aktif dan rutin ke


posyandu di RT 39 yaitu 90,9% sedangkan yang tidak rutin ke posyandu yaitu
9,1%

13
Tabel 23 : Kategori Imunisasi
No Imunisasi Frekuensi %
1 Lengkap 9 81,8%
2 Belumlengkap 1 9,1%
3 Tidaklengkap 1 9,1%
Jumlah 11 100%

Tabel 23 menunjukan jumlah balita di RT 36 yang mendapatkan imunisasi


lengkap yaitu 81,8%, belum lengkap (9,1%), tidak lengkap (9,1%)

Tabel 24 : kategori Lansia


No Keluarga yang mempunyai Frekuensi %
lansia
1 Ya 6 28,5%
2 Tidak 15 71,5%
Jumlah 21 100%

Tabel 24 menunjukan jumlah keluarga yang mempunyai lansia di RT 36


yaitu 28,5% sedangkan yang tidak ada lansia 71,5%

Tabel 25 : Kategori jenis penyakit yang diserita lansia


No Jenispenyakit Frekuensi %
1 Asma 1 14,4%
2 TBC 2 28,4%
3 Hipertensi 2 28,4%
4 DM 1 14,4%
5 Rematik 1 14,4%
6 Katarak 0 0
Jumlah 7 100%

Tabel 25 menunjukan jumlah keluhan penyakit yang diderita lansia di RT 36


yang tertinggi yaitu TBC (28,5%), asma (16,6%), hipertensi (16,6%), Diabetes
miletus (16,6%),, rematik (16,6%).

14
3. Data Kualitatif
1) Kelompok mendapatkan data kualitatif/subyektif dari hasil wawancara
dengan warga, kader kesehatan, tokoh masyarakat, dan tenaga
puskesmas. Secara ringkas data kwalitatif yang kami peroleh adalah
sebagai berikut :
2) Tenaga puskesmas mengatakan jumlah penderita TBC tinggi adalah di
desa pal IX
3) Kader mengatakan khawatir kalau penyakit Demam Berdarah akan
terjadi di wilayahnya karena ternyata banyak ditemukan jentik
dipenampungan air hujan
4) sebagian masyarakat mengatakan tidak pernah dilakukan pemeriksaan
jentik berkala dan pembagian abate
5) Toko masyarakatmengatakan tidak tau penyebab dan cara penularan
penyakit TBC
6) Masyarakat yang sering batuk mengatakan jarang berobat kepuskesmas
untuk dilakukan pemeriksaaan
7) Keluarga lansia mengatakan tidak mengetahui bagai mana perawatan
pada lansia
8) Tokoh masyarakat dan kader mengatakan perlu adanya perhatian khusus
terhadap lansia
9) Tokoh masyarakat dan kader mengatakan baru mengetahui kalo di RT 36
terdapat penderita TBC

Analisa Data

NO PENYEBAB MASALAH
DATA
1. Data Subyektif
a. Tenaga puskesmas mengatakan jumlah Kurang pengetahuan Risiko
penderita TBC tinggi adalah di desa masyarakat tentang peningkatan
pal IX TBC, angka kejadian
b. Masyarakat yang sering batuk kurangnya TBC
mengatakan tidak pernah periksa ke pemanfaatan fasilitas
puskesmas/fasilitas kesehatan lain kesehatan.

15
Data Obyektif
a. Angka kejadian TBC 5%
b. Telah ditemukan penderita penyakit
TBC di RT 36 Sebanyak 3 kasus
2.
Data Subyektif
a. Tokoh masyarakat dan kader Kurangnya sarana Risiko
mengatakan perlu adanya perhatian yang menfasilitasi penurunan
khusus pada lansia lansia (posyandu derajat
b. Keluarga lansia mengatakan tidak lansia ) kesehatan lansia
mengetahui cara perawatan pada di RT 36 desa
lansia Pal IX
Data Obyektif
a. Jumlah keluarga yang mempunyai
lansia ada 7 ( 28,5%) dari 6 kepala
keluarga
b. Tidak adanya sarana kesehatan bagi
lansia (Posyandu lansia)

3. Data Subyektif
a. Kader mengatakan khawatir kalau Ditemukanya jentik Risiko
penyakit Demam Berdarah akan disebagian besar terjadinya
terjadi di wilayahnya karena ternyata penampungan air penyakit DBD
banyak ditemukan jentik warga di RT 36 desa
dipenampungan air hujan Pal IX
b. sebagian masyarakat mengatakan
tidak pernah dilakukan pemeriksaan
jentik berkala dan pembagian abate
c. Masyarakat mengkhawatirkan
terjadinya penyakit DBD

Data Obyektif
a. Ditemukan jentik di penampungan air
di sebagian besar rumah warga
b. Banyak pekarangan kosong yang
memungkinkan sebagai sarang
nyamuk/jentik (kaleng, pecahan
piring/gelas ds
c. Angka kejadian DBD di desa pal IX
.... %
d. Penampungan warga yang terdapat
jentik95,3

16
B. Diagnosa Keperawatan

1. Risiko peningkatan angka kejadian TBC di RT 36 desa Pal IX berhubungan


dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit TBC.
2. Risiko penurunan derajat kesehatan lansia di RT 36 desa Pal IX berhubungan
dengan Kurangnya sarana yang menfasilitasi lansia ( posyandu lansia )
3. Risiko terjadinya penyakit DBD di RT 36 desa Pal IX berhubungan dengan
Ditemukanya banyak jentik disebagian besar penampungan air warga

C. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini meliputi kegiatan penyusunan prioritas
masalah, perumusan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek, penentuan
kriteria evaluasi dan perumusan intervensi.
Penyusunan Prioritas Masalah
Masalah-masalah diatas bersama masyarakat disusun urutan prioritas
untuk memudahkan penyusunan perencanaan pemecahan masalah. Adapun
proses prioritas masalah dilaksanakan bersama masyarakat pada MMRT II hari
senin, 14 agustus 2017 di rumah ibu Syamsiah, sebagai berikut:
Masalah
No Uraian
I II III
1. 5 5 4
Sesuai peran CHN
2. Resiko terjadi 5 5 4
3. Resiko parah 5 4 3
4. Potensial untuk penkes 5 5 5
5. Minat masyarakat 3 4 5
6. Sesuai program pemerintah 5 5 5
7. Kemungkinan diatasi 3 3 5
8. Tempat 4 4 5
9. Dana 3 3 4
10. Waktu 3 3 4
11. Fasilitas 3 3 3
12. Petugas 3 3 3
Jumlah 47 47 50

17
Dari hasil scoring diatas didapatkan urutan prioritas pemecahan masalah sebagai
berikut:
1. Risiko terjadinya penyakit DBD di RT 36 desa Pal IX berhubungan
dengan Ditemukanya banyak jentik disebagian besar penampungan air
warga
2. Risiko peningkatan angka kejadian TBC di RT 36 desa Pal IX
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
penyakit TBC, kurangnya pemanfaatan fasilitas kesehatan.
3. Risiko penurunan derajat kesehatan lansia di RT 36 desa Pal IX
berhubungan dengan Kurangnya sarana yang menfasilitasi lansia (
posyandu lansia )

Perumusan Rencana Perawatan


Setelah masalah diprioritaskan, maka kelompok merumuskan rencana
perawatan yang meliputi perumusan tujuan jangka panjang (Tupan), Tujuan
jangka pendek (Tupen), 18riteria evaluasi dan intervensi. Lebih lanjut
perencanaan keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan masyarakat RT
36, RW 02 desa Pal IX, dapat dilihat pada kolom di bawah ini

No. Tujuan Jangka


Tujuan Jangka Pendek Intervensi
Dx Panjang
1. Tidak akan ada Setelah dilakukan 1. Berikan penyuluhan
kasus DBD di penyuluhan kesehatan kesehatn masyarakat
RT36, RW 02 di masyarakat, dapat tentang pengertian , cara
Desa Pal IX mengetahui penularan dan pencegahan
1. Cara penukaran dan penyakit DBD
pencegahan penyakit 2. Berikan penkes untuk tetap
DBD menjaga kesehatan
2. Setelah dilakukan lingkungan
penyuluhan kesehatan, 3. Melakukan abatesasi
masyarakat tetap bersama- sama waraga
menjaga kebersihan masyarakat.

18
lingkungan 4. Lakukan pemantauan jentik
3. Setelah dilakukan berkala bersama
abatesasi tidak masyarakat
ditemukan jentik didalam
penampungan air warga
RT 36/RW 10 Desa Pal
IX

2 Tidak ditemukan 1. Masyarakat dapat 1. Monitoring terjadinya


nya penderita mengetahui tentang Monitor program terapi
baru dengan TBC penyakit TBC, cara pada penderita TBC.
di RT 36/ RW 10 penularan dan 2. Monitor program terapi
Desa Pal IX pencegahannya penderita pada
dalam 1 tahun 2. Masyarakat dapat penderita TBC
terakhir memahami bahwa 3. Berikan penyuluhan
penyebab TBC adalah tentang penyakit TBC,
kuman yang mudah cara pencegahan dan
menular dan bukan cara penularannya
karena diguna guna 4. Fasilitasi penderita TBC
orang lain ke puskesmas
3. Masyarakat dapat 5. Jelaskan tentang faktor
membatu program resiko terkena penyakit
pengobatan penyakit TBC
TBC kepada penderita 6. Berikan penyuluhan
4. Masyarakat dapat tentang hubungan
mempertahankan lingkungan dan
lingkungan yang penularan penyakit
mendukung pencegahan TBC
dan penularan penyakit
TBC
5. Masyarakat mengetahui

19
faktor resiko terkena
penyakit TBC misalnya
merokok

3 Setelah dilakukan Setalah dilakukan penyuluhan 1. Penyuluhan kepada


tindakan kesehatan, masyarakat dapat masyarakat tentang
keperawatan : a. perubahan prilaku,
selama 10 hari a. Mengenal penyakit psikologi, dan sosial
warga penyakit yang sering pada lansia
masyarakan dapat diderita oleh lansia dan b. Menerima dan
melakukan perawatannya memahami bahwa
perawatan secara b. Meningkatkan derajat perubahan itu normal
mandiri sehingga kesehatan lansia 2. Penyuluhan pada lansia
derajat kesehatan c. Membentuk fasilitas untuk tetap bisa menjaga
lansia optimal kesehatan bagi lansia kesehatan dan melakukan
perawatan secara mandiri
sesuai dengan
kemampuan
3. Membentuk posyandu
lansia dan memberikan
latihan kepada kader

Strategi Penentuan Rencana Kegiatan


Untuk mempermudah perumusan rencana kegiatan perawatan selama
kelompok di masyarakat, maka kelompok mengklasifikasikan atau merangkum
intervensi untuk didiskusikan dengan masyarakat. Strategi ini penting untuk
mempermudah mahasiswa dan masyarakat menentukan waktu, sasaran, tempat
pelaksanaan serta ketersediaan dana.
Rencana kegiatan yang berhasil disepakati mahasiswa dengan
warga/masyarakat adalah sebagai berikut:

20
1. Pendidikan Kesehatan meliputi :
a. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
b. Penyakit TBC
c. Perawatan Lansia
d. Kesehatan Lingkungan
2. Pembentukan Posyandu Lansia :
a. Pelatihan Kader Lansia
b. Cara Pengukuran Tekanan Darah
c. Sistem Pencatatan dan Pelaporan
d. Proses Kegiatan Posyandu Lansia
3 Pembinaan secara intensif pada keluarga yang bermasalah.
Rencana kegiatan tersebut untuk selanjutnya kelompok konsolidasikan
dengan tokoh masyarakat, ketua RT/RW, kader posyandu dalam hal
pelaksanaanya secara lebih lanjut.

D. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini kelompok merealisasikan sebagian rencana


kegiatan untuk dilaksanakan bersama masyarakat.

Strategi Pelaksanaan
Strategi yang kelompok ambil untuk memudahkan koordinasi kegiatan
sehingga lebih efektif dan efisien, sehingga tujuan keperawatan tercapai adalah
dengan membentuk penanggung jawab dari masing-masing diagnosa keperawatan
yang ada di masyarakat. Tugas dari penanggung jawab adalah menyusun panitia
kecil untuk menjamin terlaksananya semua rencana kegiatan yang telah disusun.
Adapun susunan penanggung jawab untuk masing-masing diagnosa
keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Masalah DBD : Haily Sumarti
2. Masalah TBC : Nuraisyah
3. Masalah Lansia : Solikhatun

21
Pelaksanaan dari masing-masing kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat, dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Risiko terjadinya penyakit DBD di RT 36 desa Pal IX berhubungan


dengan Ditemukanya banyak jentik disebagian besar penampungan air
warga
No Hari, Tindakan Respon Masyarakat Ttd/Nama
Tanggal, Keperawatan (Eval Proses) Perawat
Tempat
1 Selasa, 15- Memberikan S : warga mengatakan Haily
8-2017 penyuluhan paham mengenai sumarti
rumah ibu kesehatn penyakit DBD, Solikhatun
Syamsiah mengenai cara pencegahan, satiyah
RT 36, RW DBD, cara penularan, dan
10 Desa Pal pencegahan, pertolongan
IX jam penularan, pertama pada
13.30 wiba dan penderita DBD
s/d 15.00 pertolongan O : warga yang hadir
wiba pertama pada sebanyak 13 orang
penderita ibu dan 4 orang
DBD bapak
Warga tampak
antusias
mendengarkan
penyuluhan dan
muncul dua
pertanyaan seputar
DBD

22
2. Selasa, 15-8- Membagikan S : Warga merasa senang Iskhak
2017. abate dengan pemberian Arianto
Rumah Ibu langsung ke abate langsung oleh Kadri
Syamsiah. tempat petugas, karena tidak
RT 36/RW penampungan khawatir akan Tiitin
10 Desa Pal air warga melebihi takaran sofiana
IX. O : - Warga tidak ada
Jam : 15.00 yang menolak
WIB s/d untuk diberikan
17.30 WIB abate di
penampungan air
mereka
- Warga tampak
semangat
menunjukkan dan
membuka
penampungan air
untuk dibubuhi
abate
3. Minggu, 20- Mengadakan S : Masyarakat paham Mahasiswa
8-2017. pemantauan akan pentingnya Kader
Sebagian jentik di pemantauan jentik Masyarakat
rumah warga sebagian secara berkala.
(9 rumah) rumah warga O : Terbukti semua
RT 36/RW rumah warga yang
10 Desa Pal dikunjungi tidak
IX. ditemukan jentik
Jam 08.00

2. Risiko peningkatan angka kejadian TBC berhubungan dengan kurangnya


pengetahuan masyarakat tentang penyakit TBC dan cara penularanya.

23
No Hari, Tanggal, Tindakan Respon Klien Ttd/Nama
Tempat Keperawatan (Eval Proses) Perawat
1 Kamis, 17-8-2017. Memberikan S: - Warga mengatakan Haily
Rumah Ibu penyuluhan mulai mengerti tentang Sumarti
Syamsiah. RT kesehatan tentang penyakit TBC,
36/RW 10, Desa : pencegahan, dan cara Nuraisyah
Pal IX. - Pengertian penularan, serta
Jam 13.30 WIB s/d TBC, perawatan pennyakit Titin
15.30 WIB Penularan, TBC Sofiana
Pencegahan, O : - Warga cukup
dan Perawatan antusias dalam Solikhatun
Penyakit TBC mendengarkan
- Faktor-faktor penyuluhan dan Satiyah
risiko terkena muncul 2 pertanyaan
penyakit TBC yang berhubungan
- Hubungan dengan TBC
lingkungan - Hadir dalam
dengan penyuluhan sebanyak
penularan 14 orang anggota
penyakit TBC
2 Kamis, 17-8- Memonitor S: Warga mengatakan Iskhak
2017.Rumah Ibu program terapi pengetahuan mereka Kadri
Syamsiah. RT pada penderita mengenai penyakit Arianto
36/RW 10, Desa TBC TBC bertambah.
Pal IX. O : - keluarga dari
Jam 15.30 WIB s/d penderita membuka
17.00 WIB diri dan berkonsultasi
langsung dengan
petugas yang
berkunjung

24
3. Resiko Penurunan derajat kesehatan lansia, berhubungn dengan kurangnya
pengetahuan dan sarana yang memfasilitasi lansi
No Hari, Tindakan Keperawatan Respon Masyrakat Ttd/Nama
Tanggal, (Eval Proses) Perawat
Tempat
1 Sabtu, 19-8- Memberikan penyuluhan S : warga masyarakat Arianto
2017. kesehatan kepada warga Mengatakan paham Iskhak
Rumah Ibu tentang : tentang perubahan- Solikhatun
Syamsiah. - Perubahan-perubahan perubahan yang terjadi Kadri
RT 36/RW yang terjadi pada pada lansia
10 desa Pal perilaku lansia O : - Dalam diskusi ada 3
IX. - Warga memahami dan pertanyaan
Jam 13.30 s/d menerima perubahan mengenai lansia
15.00 WIB yang terjadi itu normal - Dihadiri 12 orang
ibu
2 Sabtu, 19-8- Mendiskusikan usulan S: peserta diskusi tampak Mahasiswa
2017. pembentukan posyandu mendukung usulan
Rumah Ibu lansia pembentukan Posyandu Tokoh
Syamsiah. Lansia. Masyarakat
RT 36/RW O: - diantara peserta
10 desa Pal diskusi ada yang siap Ketua RT
IX. rumahnya digunakan
Jam 15.00 s/d sebagai tempat Posyandu Kader
16.30 WIB
3 Minggu, 20- Penyuluhan kesehatan bagi S: Lansia merasa senang Haily Sumarti
8-2017 lansia tentang : saat mendapat
Rumah Ibu - Perawatan kebersihan penyuluhan, karena Nuraisyah
Syamsiah. diri selama ini belum pernah
RT 36/ RW - Penyakit-penyakit yang diadakan Titin
10 desa Pal mudah diderita lansia

25
IX. O: dalam penyuluhan Satiyah
Jam 09.00 s/d hadir 6 orang lansia
10.30 WIB

E. Evaluasi
Evaluasi bertujuan mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan sesuai
masalah kesehatan atau diagnosa keperawatan yang ditemukan. Dikarenakan
waktu yang dibutuhkan dalam pencapaian tujuan pada masalah komunitas cukup
lama, sedang waktu yang diberikan pada kelompok hanya +- 12 hari, maka yang
dapat kami laporkan disini adalah evaluasi proses (formatif). Evaluasi kami
lakukan dengan cara wawancara dengan warga, tokoh masyarakat, ketua RT,
observasi dan memantau perkembangan kegiatan atau kondisi masyarakat sampai
batas waktu praktek
Hasil evaluasi dapat kami laporkan adalah sebagai berikut :
No.
Catatan Perkembangan/Evaluasi Proses
Dx
1. S : - Masyarakat mengatakan dapat memahami tentang penyakit,
penularan, pencegahan, dan pertolongan pertama penyakit demam
berdarah.
- Masyarakat menyadari bahwa kondisi lingkungan yang buruk dapat
memudahkan penularan demam berdarah, sehingga masyarakat akan
selalu menjaga kebersihan lingkungan
O : - Sampai berakhir masa praktek (21-8-2017) di RT 36/RW 10 Desa Pal
IX tidak ditemukan kasus baru demam berdarah
- Masyarakat selalu melakukan pemantauan jentik 2-3 minggu sekali
A : Pengetahuan masyarakat tentang penyakit, penularan, dan pencegahan
DBD telah meningkat
P : - Anjurkan pada warga untuk segera memeriksakan anaknya ke
puskesmas jika panas tinggi selama 3 hari berturut-turut
- Anjurkan pada warga agar tetap menjaga kebersihan lingkungan
dan pemantauan jentik berkala

26
- Follow Up dengan Puskesmas Sungai Kakap untuk pemantauan dan
bimbingan selanjutnya
2 S : - Masyarakat mengatakan dapat memahami bahwa penyakit TBC
dapat menular
- Masyarakat mengetahui pencegahan dan penularan penyakit TBC
- Keluarga penderita TBC mengatakan bersedia
mengawasi/memonitor program pengobatan bagi anggot yang sakit
O : - Hasil pengamatan tampak warga selalu menjaga kebersihan
lingkungan, dan ventilasi rumah selalu dibuka
- Banyak warga yang konsultasi pada mahasiswa tentang penyakit TBC
A : Pengetahuan dan kesadaran warga tentang pencegahan, penularan, dan
pengobatan penyakit TBC meningkat

P : - Anjurkan pada masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke


puskesmas jika menderita batuk selama 3 minggu
- Anjurkan pada masyarakat untuk tetap memonitor program
pengobatan warga yang menderita TBC
- Anjurkan pada keluarga untuk secara teratur melapokan
perkembangan pengobatan sesuai anjuran puskesmas
- follow up ke puskesmas sungai untuk tindakan monitoring
pengobatan penyakit TBC
3 S : - masyarakat sudah bisa memahami perubahan-perubahan perilaku
pada lansia
- masyarakat menyadari pentingnya dibentuk wadah untuk
pemantauan kesehatan lansia (Posyandu Lansia)
O : - Banyak lansia yang memeriksakan kesehatannya kepada mahasiswa
- Rencana pembentukan Posyandu Lansia telah sampai pada tahap
usulan kepada Kepala Desa Pal IX dan persetujuan Kepala
Puskesmas Sungai Kakap
A : Hingga masa praktek mahasiswa berakhir belum terbentuk posyandu
lansia

27
P : - Anjurkan pada tokoh masyarakat dan ketua RT untuk selalu
berkoordinasi kepada kepala desa dan kepala puskesmas Sungai
Kakap untuk pembentukan posyandu lansia
- Follow up dengan Puskesmas Sungai Kakap untuk memonitor
kesehatan lansia RT 36//RW 10 Desa Pal IX

28
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil penerapan proses keperawatan komunitas di RT 36/ RW 10 Desa Pal
IX, Kecamatan Sungai Kakap dari tanggal 09 s/d 21 Agustus 2017, dimana
penyampaian ke masyarakat terbagi atas tiga kali musyawarah masyarakat rukun
tetangga dengan rincian : (1) MMRT I pada tanggal 09 Agustus 2017; (2) MMRT
II tanggal 14 Agustus 2017; dan (3) MMRT III pada tanggal 21 Agustus 2017.
Berdasarkan hasil pengkajian masyarakat, dapat diidentifikasi 3 masalah
kesehatan yaitu : (1) Risiko terjadinya DBD; (2) Risiko Peningkatan jumlah
penderita TBC; dan (3) Risiko penurunan derajat kesehatan lansia
Berdasarkan masalah yang ada, disepakati beberapa program perencanaan
pemecahan masalah kesehatan antara lain penyuluhan kesehatan mengenai
penyakit Demam Berdarah, TBC, penyuluhan tentang kesehatan lansia, dan
pembinaan secara intensif keluarga yang mempunyai masalah kesehatan. Dari
seluruh perencanaan yang disepakati, sebagian telah dapat dilaksanakan, kecuali
untuk pembentukan Posyandu Lansia belum dapat terlaksana karena harus
mendapatkan persetujuan Kepala Desa dan Kepala Puskesmas.

B. Saran
Secara umum upaya perawatan kesehatan masyarakat di RT 36/RW 10
Desa Pal IX dapat ditindaklanjuti oleh masyarakat setempat. Hal ini dapat
terlaksana karena motivasi dan sikap masyarakat yang sangat baik tentang upaya
peningkatan derajat kesehatan di wilayahnya. Namun demikian ada beberapa
saran yang dapat kelompok sampaikan, antara lain :
1. Ketua RT bersama masyarakat harus tetap mempertahankan kebersihan
lingkungan.
2. Warga masyarakat harus tetap melakukan pemantauan jentik berkala
3. Ketua RT dan Tokoh Masyarakat tetap memfasilitasi warganya yang sakit
ke Puskesmas

29
4. Masyarakat, terutama ketua RT dan tokoh masyarakat hendaknya dapat
mempertahankan dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup
sehat.

30

Anda mungkin juga menyukai