Anda di halaman 1dari 24

PEMILIHAN BENANG JAHIT BEDAH UNTUK LUKA OPERASI

Ada tiga hal yang menentukan pemilihan jenis benang jahit, yaitu jenis bahannya, kemampuan
tubuh untuk menyerapnya dan susunan filamentnya.
Benang yang dapat diserap melalui reaksi enzimatik pada cairan tubuh kini banyak dipakai.
Penyerapan benang oleh jaringan dapat berlangsung antara tiga hari sampai tiga bulan tergantung
jenis benang dan kondisi jaringan yang dijahit.
Menurut bahan asalnya, benang dibagi dalam benang yang terbuat dari usus domba meskipun
namanya catgut dan dibedakan dalam catgut murni yang tanpa campuran dan catgat kromik yang
bahannya bercampur larutan asam kromat. Catgut murni diserap cepat, kira kira dalam waktu
satu minggu sedangkan catgut kromik diserap lebih lama kira kira 2-3 minggu.
Disamping itu ada benang yang terbuat dari bahan sintetik, baik dari asam poliglikolik maupun
dari poliglaktin-910 yang inert dan memiliki daya tegang yang besar. Benang ini dalam dipakai
pada semua jaringan termasuk kulit. Benang yang dapat diserap menimbulkan reaksi jaringan
setempat yang dapat menyebabkan fistel benang atau infiltrate jaringan yang mungkin ditandai
adanya indurasi.
Benang yang tidak dapat diserap oleh tubuh terbuat umumnya dari bahan yang tidak
menimbulkan reasksi jaringan karena bukan merupakan bahan biologik. Benang ini dapat berasal
dari sutera yang sangat kuat dan liat, dari kapas yang kurang kuat dan mudah terurai, dan dari
polyester yang merupkan bahan sintetik yang kuat dan biasanya dilapisi Teflon. Selain itu
terdapat juga benang nailon yang berdaya tegang besar, yang terbuat dari polipropilen yang
terdiri atas bahan yang sangat inert dan baja yang terbuat dari baja tahan karat.
Karena tidak dapat diserap maka benang akan tetap berada di jaringan tubuh. Benang jenis ini
biasanya di gunakan pada jaringan yang sukar sembuh. Bila terjadi infeksi akan terbentuk fistel
yang baru dapat sembuh setelah benang yang bersifat benda asing dikeluarkan.
Benang alami terbuat dari sutera atau kapas. Kedua bahan alami ini dapat bereaksi dengan
jaringan tubuh meskipun minimal karena mengandung juga bahan kimia alami. Daya tegangnya
cukup dan dapat diperkuat bila dibasahi terlebih dahulu dengan larutan garam sebelum
digunakan.
Bahan sintetik terbuat dari polyester, nailon atau polipropilen yang umumnya dilapisi oleh bahan
pelapis Teflon atau Dacron. Dengan lapisan ini, permukaannya lebih mulus sehingga tidak
mudah bergulung atau terurai. Benang mempunyai daya tegang yang besar dan dipakai untuk
jaringan yang memerlukan kekuatan penyatuan yang besar.
Menurut bentuk untaian seratnya, benang dapat berupa monofilament bila hanya terdiri dari satu
serat saja, dan polifilamen bila terdiri atas banyak serat yang diuntai menjadi satu. Cara
menguntainya dapat sejajar dibantu bahan pelapis atau di untai bersilang sehingga
penampangnya lebih bulat, lebih lentur dan tidak mudah bergulung.
Benang baja dapat berbentuk monofilament atau polifilamen, sering dipakai pada sternum
setelah torakotomi, jika terkontaminasi mudah terjadi infeksi.

Seide (silk/sutera)
Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat, tidak diserap
tubuh. Pada penggunaan disebelah luar maka benang harus dibuka kembali.
Warna : hitam dan putih
Ukuran : 5,0-3
Kegunaan : menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (arteri besar) dan sebagai teugel (kendali)

Plain catgut
Diserap tubuh dalam waktu 7-10 hari
Warna : putih dan kekuningan
Ukuran : 5,0-3
Kegunaan : untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subkutis dan dapat pula
dipergunakan untuk menjahit kulit terutama daerah longgar (perut, wajah) yang tak banyak
bergerak dan luas lukanya kecil.
Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh akan mengembang.

Chromic catgut
Berbeda dengan plain catgut, sebelum dipintal ditambahkan krom, sehinggan menjadi lebih keras
dan diserap lebih lama 20-40 hari.
Warna : coklat dan kebiruan
Ukuran : 3,0-3
Kegunaan : penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu 10 hari, untuk menjahit
tendo untuk penderita yang tidak kooperatif dan bila mobilisasi harus segera dilakukan.

Ethilon
Benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang langsung bersatu dengan jarum jahit) dan
terbuat dari nilon lebih kuat dari seide atau catgut. Tidak diserap tubuh, tidak menimbulkan
iritasi pada kulit dan jaringan tubuh lain
Warna : biru dan hitam
Ukuran : 10,0-1,0
Penggunaan : bedah plastic, ukuran yang lebih besar sering digunakan pada kulit, nomor yang
kecil digunakan pada bedah mata.

Ethibond
Benang sintetis(polytetra methylene adipate). Kemasan atraumatis. Bersifat lembut, kuat, reaksi
terhadap tubuh minimum, tidak terserap.
Warna : hiaju dan putih
Ukuran : 7,0-2
Penggunaan : kardiovaskular dan urologi

Vitalene
Benang sintetis (polimer profilen), sangat kuat lembut, tidak diserap. Kemasan atraumatis
Warna : biru
Ukuran : 10,0-1
Kegunaan : bedah mikro terutama untuk pembuluh darah dan jantung, bedah mata, plastic,
menjahit kulit

Vicryl
Benang sintetis kemasan atraumatis. Diserap tubuh tidak menimbulkan reaksi jaringan. Dalam
subkuitis bertahan 3 minggu, dalam otot bertahan 3 bulan
Warna : ungu
Ukuran : 10,0-1
Penggunaan : bedah mata, ortopedi, urologi dan bedah plastic

Supramid
Benang sintetis dalam kemasan atraumatis. Tidak diserap
Warna : hitam dan putih
Kegunaan : penjahitan kutis dan subkutis

Linen
Dari serat kapas alam, cukup kuat, mudah disimpul, tidak diserap, reaksi tubuh minimum
Warna : putih
Ukuran : 4,0-0
Penggunaan : menjahit usus halus dan kulit, terutama kulit wajah

Steel wire
Merupakan benang logam terbuat dari polifilamen baja tahan karat. Sangat kuat tidak korosif,
dan reaksi terhadap tubuh minimum. Mudah disimpul
Warna : putih metalik
Kemasan atraumatuk
Ukuran : 6,0-2
Kegunaan : menjahit tendo

Ukuran benang

Ukuran benang dinyatakan dalam satuan baku eropa atau dalam satuan metric. Ukuran terkecil
standar eropa adalah 11,0 dan terbesar adalah ukuran 7.
Ukuran benang merupakan salah satu factor yang menentukan kekuatan jahitan. Oleh karena itu
pemilihan ukuran benang untuk menjahit luka bedah bergantung pada jaringan apa yang dijahit
dan dengan pertimbangan factor kosmetik. Sedangkan kekuatan jahitan ditentukan oleh jumlah
jahitan, jarak jahitan, dan jenis benangnya. Pada wajah digunakan ukuran yang kecil (5,0 atau
6,0)

Lokasi penjahitan Jenis benang Ukuran


Fasia Semua 2,0-1
Otot Semua 3,0-0
Kulit Tak diserap 2,0-6,0
Lemak Terserap 2,0-3,0
Hepar Kromik catgut 2,0-0
Ginjal Semua catgut 4,0
Pancreas Sutera atau kapas 3,0
Usus halus Catgut, sutera, kapas 2,0-3,0
Usus besar Kromik catgut 4,0-0
Tendon Tak terserap 5,0-3,0
Kapsul sendi Tak terserap 3,0-2,0
Peritoneum Kromik catgut 3,0-2,0
Bedah mikro Tak terserap 7,0-11,0

Sumber : Buku ajar ilmu bedah, R Sjamsuhidajat dan Wim de Jong


Bedah minor, dr. Sumiardi Karakata dan dr. Bob Bachsinar

Read more: Pemilihan benang jahit bedah untuk luka operasi


http://easthomas.blogspot.com/2010/11/pemilihan-benang-jahit-bedah-untuk-
luka.html#ixzz2Lb5arlZu

PEMILIHAN BENANG JAHIT8

Benang jahit terdiri atas dua macam yaitu sebagai berikut :

1. Benang yang dapat diserap (plain catgut): terbuat dari jaringan ikat usus domba.Larut dalam
seminggu, namun catgut yang direndam dalam larutan khromik oksida (chromic catgut)
lebih lama absorpsinya dan bertahan selama 10-40 hari. Catgut chromic baik untuk
penjahitan luka episiotomi dan robekan akibat persaiinan. Benang buatan/sintetis (vicryl
atau polyglatin 910) juga dapat diserap dalam 60-90 hari.
2. Benang yang tidak diserap.
a. Terbuat dari katun, sutera jaringan tumbuh-tumbuhan, logam, dan bahan sintetis.
b. Cenderung menimbulkan reaksi jaringan.

Benang yang digunakan untuk menjahit luka perineum adalah cat gut kromik. Cat gut
adalah benang yang dapat diserap karena terbuat dari usus sapi yang bahan utamanya terdiri dari
kolagen. Kolagen adalah suatu protein asing dalam tubuh manusia dan terurai oleh kerja enzim
pencernaan (proteolisis)
Cat gut kromik adalah benang cat gut yang telah dikombinasi dengan garam-garaman
krom. Fungsi garam-garaman krom adalah menunda proses proteolisis yang menyebabkan cat
gut diabsorpsi, sehingga memperpanjang waktu agar benang dapat dipertahankan dalam jaringan
bersama-sama selama proses penyembuhan. Cat gut akan diabsorpsi kurang lebih selama satu
minggu dan akan mulai kehilangan kekuatannya setelah 3 hari. Cat gut kromik menunda absorpsi
selama 10-40 hari bergantung jumlah garam-garaman yang digunakan, tetapi umumnya dapat
mempertahankan kekuatannya selama 2-3 minggu.8

Jenis dan ukuran benang untuk penjahitan luka perineum.


1. Cat gut kromik 4-0
a Perbaikan dinding anterior rectum pada laserasi derajat 4
b Perbaikan laserasi klitoris
c Perbaikan di tempat lain apabila memerlukan benang yang sangat halus
2. Cat gut kromik 3-0
a Perbaikan mukosa vagina
b Jahitan subkutan
c Jahitan subkutikula
d Perbaikan laserasi periurethra
3. Cat gut kromik 2-0
a. Perbaikan sfingter ani ekstra
b. Perbaikan laserasi serviks
c. Perbaikan laserasi dindin vagina lateral
d. Jahitan dalam terputus-putus pada otot pelvis

Benang yang ideal untuk episiotomi/perlukaan jalan lahir adalah 2/0 atau 3/0. Hal yang
perlu dipertimbangkan dalam memilih ukuran diameter benang adalah bahwa otot memerlukan
benang yang lebih kuat. Semakin besar nomor benang maka benang semakin halus (misalnya 4-
0, 6-0, 8-0). Semakin kecil nomor benang maka semakin berat benang dan semakin kuat
tegangan benang (misalnya 2-0, 1-0).

Prinsip pengikatan simpul adalah sebagai berikut.


1. Simpul harus terikat kuat.
2. Simpul harus sekecil mungkin.
3. Ujung benang dipotong 1 cm dari simpul.
4. Simpul mati adalah yang terbaik

Dapat Diserap

a. Catgut (dari usus domba)

1. Catgut murni

Tanpa campuran apapun

Diserap kira-kira dalam waktu I minggu

Untuk jahitan yang diharapkan penyembuhannya 5-7 hari.

Untuk jahitan mukosa kandung kemih

2. Kromik
Dengan campuran larutan asam kromat

Diserap dalam waktu 2-3 minggu

Baik untuk ligasi dan mendekatkan jaringan

b. Sintetik

Asam polglikolik

Poliglatin 910 (inert dan mempunyai daya tegang yang besar). Bisa digunakan untuk jaringan
termasuk kulit.

Tidak Dapat Diserap

a. Alami (pilinan) : sutera, linen, kapas

Untuk jahitan terputus (interrupted)

Daya tegang cukup dan dapat diperkuat jika dibasahi dengan larutan garam sebelum digunakan

b. Sintetis (monofilament) : nilon, polipropamid yang dilapisi Teflon atau dakron, polyester

Untuk jahitan kontinyu

Daya tegang tinggi

Benang tidak diserap biasa digunakan pada jaringan yang sukar sembuh

Ukuran Benang

Dinyatakan dalam satuan metric atau satuan baku eropa. Ukuran terkecil standar Eropa adalah
11.0 (11.0) konversi metric 0.1 dan terbesar adalah 7 konversi dalam metric 0.5

JENIS JARUM

Menurut matanya : bermata (traumatic), tidak bermata (atraumatik)

Menurut kelengkungannya: lurus, lengkung. Jarum yang sangat lengkung untuk luka yang
dalam. Pemilihannya tergantung kedalaman jaringan yang berbeda.

Menurut penampang jarum

1. Bulat : unutk jaringan lunak

2. Bersegi tajam : untuk jaringan kulit


CARA PENGANGKATAN JAHITAN

1. Jahitan dipegang dengan pinset pada simpul

2. Jahitan digunting tepat diatas permukaan kulit dibawah simpul

3. Tarik simpul dengan pinset tadi sejajar dengan jahitan semula

Luka sayat bersih atau permukaan superficial lecet-lecet, perlukaaan atau luka bakar yang belum
mendapatkan perawatan sesudah 6 jam : luka tusuk, luka terinfeksi, fraktur terbuka, perlukaan
dengan banyak jaringan mati, terkontaminasi dengan tanah atau pupuk kandang, gigitan binatang
tau manusia.

Penanganan Luka Gigitan

- Manusia strep. Viridians, bacteroides spp, S. epidermidis, Corynebacterium sp, S.aureus,


peptostreptecoccus sp, eikenella sp- amoxicillin/clavulanate eikenelle, cefoxitin atau ampicilin

- Anjing S.viridans, pasteurella multocide, Bacteroides sp, Fusobact spp Penicilin V/


Ampicillin

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2193798-jenis-benang-
jahit/#ixzz2Lb6YszWW

Obat-obat uterotonika

Uterotonika/oksiktoksik adalah :
1. obat yang merangsang kontraksi uterus.
2. meningkatkan motilitas uterus dg merangsang kontraksi otot polos uterus
Oksitosik yang efektif:
Oksitosin dan derivatnya
Alkaloid ergot dan derivatnya
Prostaglandin semisintetik

Obat-obat uterotonika :
1. Alkaloid ergot
Sumber : jamur gandum clavikus purpurea
Berdasarkan efek dan struktur kimia alkaloid ergot dibagi menjadi 3 :
a. Alkaloid asam amino (ergotamin)
Merupakan obat yang paling kuat dari kelompok alkaloid asam amino
b. Derivat dihidro alkaloid asam amino (dihiro ergotamin)
c. Alkaloid amin
Farmakokinetik :
Ergotamin diabsorbsi lambat dan tidak sempurna di saluran cerna
Kadar puncak plasma dicapai setelah 2 jam
Pemberian kofein akan meningkatkan kadar puncak plasma 2 kali lipat
Dosis ergotamin IM 1/10 dosis oral absorbsi di tempat suntikan lambat reaksi
perlu waktu 20 menit
Dosis ergotamin IV dosis IM efek perangsangan uterus setelah 5 menit
Ekskresi ergotamin melalui: empedu sedikit yang melalui urine
Pada pemberian oral bromokriptin diabsorbsi lebih baik drpd ergotamin, dan
dieliminasi lebih lambat
Ekskresi 90% melalui empedu
Farmakodinamik :
Efeknya sebanding dengan dosis yang diberikan.
Kepekaan uterus terhadap alkaloid ergot bervariasi tergantung maturitas dan umur
kehamilan.
Ergotamin dan alkaloid sejenis menimbulkan vasokonstriksi dan merusak endotel
kapiler.
Ergotamine efektif mengurangi gejala migren melalui pengurangan amplitude pulsasi
arteri karotis eksterna terjadi penguranan aliran darah arteri basiler.
Efek pada uterus :
1. Dosis kecil menyebabkan kontraksi, dosis besar menyebabkan tetani
2. Kepekaan uterus tergantung maturitas dan kehamilan
3. Semua alkaloid ergot meningkatkan kontraksi uterus secara nyata
Efek pada kardiovaskuler :
1. Menyebabkan vasokontriksi perifer
2. Pembendungan dan trombosis pada gangren dapat terjadi akibat vasokontriksi
3. Efek paling kuat: ergotamin, sedang (dihidroergotamin), tidak berefek
(dihidroergotoksin)
Efek samping :
1. Ergotamine merupakan ergotamin merupakan alkaloid yang paling toksik.2.
2. Dosis besar dapat menyebabkan : mual, muntah, diare, gatal, kulit dingin, nadi lemah
dan cepat, bingung dan tidak sadar
3. Dosis keracunan fatal: 26 mg per oral selama beberapa hari, atau dosis tunggal 0,5-
1,5 mg parenteral
4. Gejala keracunan kronik: perubahan peredaran darah ( tungkai bawah, paha, lengan
dan tangan jadi pucat), nyeri otot, denyut nadi melemah, gangren, angina pectoris,
bradikardi, penurunan atau kenaikan tekanan darah
5. Keracunan biasanya disebabkan: takar lajak dan peningkatan sensitivitas
Indikasi alkaloid ergot :
1. Indikasi oksitoksik :
Induksi partus aterm
Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan.
Merangsang konstraksi setelah operasi Caesar/operasi uterus lainnya
Induksi abortus terapeutik
Uji oksitoksin
2. Uterotonika dan pengobatan Migren
3. Dosis: 0,25-0,5 mg SK atau IM
Kontra indikasi :
1. Dapat menyebabkan gangren tidak boleh diberikan pada penderita Sepsis.
2. Penyakit pembuluh darah (arterosklerosis).
3. Penyakit pembuluh darah koroner.
4. Tromboflebitis
5. Penyakit hati dan ginjal
Sediaan Ergot
1. Ergotamin tatrat:
2. Tablet oral 1 mg
3. Tablet sublingual 2 mg
4. Injeksi 0,5 mg/ml ampul 1ml
Ergonovin maleat:
Tablet oral 0,2 mg
Injeksi 0,2 mg/ml

Metilergonovin maleat (Methergin)


Tablet oral 0,2 mg
Injeksi 0,2 mg/ml
Metisergid maleat
Tablet oral 2 mg
Ergotarmin tartrat
Supositoria 1-2mg dengan kofein 100mg

OKSITOSIN
Oksitosin merangsang frekuensi dan kekuatan kontraksi otot polos uterus dan kelenjar
mamae. Efek ini tergabtung dari kadar estrogen. Reseptor oksitosin terletak pada
mimometrium dalam membrane plasma sel otot polos.
Stimulus sensoris pada serviks, vagina dan payudara merangsang hipofisis posterior
melepaskan oksitosin.
Efek pada Uterus:
Merangsang frekuensi dan kontraksi uterus
Efek pada uterus menurun jika estrogen menurun
Uterus imatur kurang peka thd oksitosin
Infus oksitoksin perlu diamati menghindari tetani respon uterus meningkat 8 x lipat
pada usia kehamilan 39 minggu

Efek pada mamae:


Menyebabkan kontraksi otot polos mioepitel susu mengalir (ejeksi susu)
Sediaan oksitosin berguna untuk memperlancar ejeksi susu, serta mengurangi
pembengkakan payudara pasca persalinan
Efek Kardiovaskuler:
Relaksasi otot polos pembuluh darah (dosis besar)
Penurunan tekanan sistolik, warna kulit merah, aliran darah ke ekstremitas menurun,
takikardi dan curah jantung menurun

Farmakokinetik Oksitosin
Hasil baik pada pemakaian parenteral
Cepat diabsorbsi oleh mukosa mulut Efektif untuk pemberian tablet isap
Selama hamil ada peningkatkan enzim Oksitosinase atau sistil aminopeptidase
berfungsi mengaktifkan oksitoksin enzim tersebut berkurang setelah melahirkan,
diduga dibuat oleh plasenta

Absorpsi: baik lewat mukosa hidung


Distribusi: PP rendah
Metabolisme: t 1 9 menit
Eliminasi: ginjal

Farmakodinamik:
IM: mula 3 5 menit, P: TD, L: 2 3 jam
IV: M: segera, P: TD, L: 1 jam
Inhal: M: menit, P: TD, L: 20 menit

Efek :
Efek terapeutik: induksi persalianan, mengeluarkan ASI
Efek samping: hipo/hipertensi, mual, muntah, konstipasi, berkurangnya aliran darah
uterus, ruam kulit, anoreksia
Reaksi merugikan: kejang, intoksikasi air, perdarahan intrakranial, disritmia, asfiksia,
janin: ikterus, hipoksia

Kontradiksi :
Kontraindikasi: toksemia, disproporsi sefalofelfik, distres janin, hipersensitivitas,
persalianan non vaginal yg telah diantisipasi, kehamilan (intranasal)

Interaksi: vasopresor, anestetik siklopropan

Sediaan Oksitosin
Injeksi Oksitosin (Pitosin) 10 unit USP/ml IM atau IV
Semua sediaan sintetis, yang alam mahal
Semprot hidung: 40 unit USP/ml
Tablet sublingual: 200 unit USP

Indikasi :
1. Indikasi oksitosik.
2. Induksi partus aterm
3. Mengontrol perdarahan dan atuni uteri pasca persalinan
4. Merangsang konstraksi uterus setelah operasi Caesar
5. Uji oksitoksik
6. Menghilangkan pembengkakan payudara.

PROSTAGLANDIN
Ditemukan dalam ovarium, miometrium, darah menstruasi
Post coitus juga ditemukan prostaglandin di vagina
Jenis prostaglandin adalah: PGE dan PGF
PGF merangsang uterus hamil dan tidak hamil
PGE merelaksasi uterus tidak hamil, dan merangsang kontraksi uterus hamil

Sediaan Prostaglandin
Karbopros trometamin: Injeksi 250 ug/ml
Dinoproston (PGE): Supositoria vaginal 20 mg
Gemeprost: Pesari 1mg ( melunakan uterus)
Sulpreston: Injeksi 25, 50, 100 ug/ml IM atau IV

Indikasi Prostaglandin
Induksi partus aterm
Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan
Merangsang kontraksi uterus post sc atau operasi uterus lainya
Induksi abortus terapeutik
Uji oksitosin
Menghilangkan pembengkakan mamae

Obat Uterotonik adalah zat yang meningkatkan kontraksi uterus. Uterotonik banyak digunakan
untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan post partum,
penegndapan perdarahan akibat abortus inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala III
persalinan.

Uterotonik yang bisa digunakan ada 3 macam, yaitu :

1. Metergin

> Mekanisme /cara kerja :


1. Mempengaruhi otot uterus berkontraksi terus-menerus sehingga memperpendek kala III.
2. Menstimulssi otot-otot polos terutama dari pembuluih darah perifer dan rahim.
3. Pembuluh darah mengalami vasokonstriksi sehingga tekanan darah naik dan terjadi efek
oksitosuk pada kandungan mature.
> Indikasi :
Oksitosik
Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan atau paska abortus.

> Efek samping :


1. Kontraksi uterus
2. Kontraksi dapat terjadi begitu kuat sehingga resiko retensio plasenta akan meningkat. Keadaan
ini
disebabkan oleh kontraksi segmen bawah uterus yang terjadi berurutan sehingga perlepasan
plasenta terhalang.
3. Diare dan muntah
4. Kerja metergin menyerupai kerja dopamine yang kerap kali menimbulkan mual dan muntah
pada 20-30 % ibu melahirkan.
5. Pengliatan kabur, sakit kepala, kejang, diare, kulit dingin, nadi lemah dan cepat, bingung,
koma,
meninggal.

> Kontra indikasi :


1. Persalinan kalaI dan II
2. Hipersensitif
3. Penyakit vascular
4. Penyakit jantubn parah
5. Fungsi paru menurun
6. Fungsi hati dan ginjal menurun
7. Hipertensi yang parah
8. eklampsi

> Cara pakai dan dosis :


1. Oral mulai kerja setelah sepuluh menit
2. Injeksi intravena mulai kerja 40 detik
3. IM mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan karena efek samping lebih sedikit.

Dosis :
1. Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari
2. IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 2
3. 4 jam bila perdarahan hebat.

> Contoh obat :


1. Nama generic : metal ergometrin, metal ergometrina, hydrogen maleat
2. Nama paten : methergin, met6hernial, methorin, metilat, myomergin.

2. Oksitosin

Pengertian Oksitosin adalah hormone peptide yang disekresi olah pituitary posterior yang
m,enyebabkan ejeksi air susu pada wanita dalam masa laktasi. Oksitosin diduga berperan pada
awal kelahiran.

> Mekanisme/cara kerja :


Bersama dengan factor-faktor lainnya
oksitosin memainkan peranan yang sangat penting dalam persalinan dan
ejeksi ASI. Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk
menyebabkan :

1. Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung pada otot polos
maupun lewat peningkatan produkdsi prostaglandin
2. Konstriksi pembuluh darah umbilicus
3. Kontraksi sel-sel miopital ( refleks ejeksi ASI )
4. Oksitosin bekerja pada reseptor hormone antidiuretik ( ADH ) untuk menyebabkan
5. Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah 9 diastolik ) karena
terjadinya vasodilatasi
6. Retensi air

Catatan :
oksitosin dan hormone antyi diuretic memiliki rumus bangun yang sangat mirip sehingga
menjelaskan mengapa fungsi kedua substansi ini saling tumpang tindih.

>Kerja oksitosin yang lain meliputi :


kontraksi tuba falopi untuk membantu pengangkutan sperma, luteolitis (involusi korpus luteum),
peranan neurotransmitter yang lkain dalam system saraf pusat. Oksitosin disintesis dalam
hipotalamus, kelenjar gonad, plasenta dan uterus. Muylai dari usia kehamilan 32 minggu dan
selanjutnya, konsentrasi oksitosin dan demikian pula aktifitas uterus akan lebih tinggi pada
malam harinya ( Hirst et al, 1993 ).

Pelepasan oksitosin endogenus ditingkatkan oleh :


1. Persalinan
2. Stimulasi serviks vagina atau parudara
3. Estrogen yang beredar dalam darah
4. Peningkatan osmolalitas / konsentrasi plasma
5. Volume carian yang rendah dalam sirkulasi darah

Sttres.
Stres dalam persalinan dapat memacu partus presipitatus yang dikenal dengan istilah refleks
ejeksi fetus. Stres uyang disebabkan oleh tangisan bayi akan menstimulasi produksi ASI.

Pelepasan oksitosin disupresi oleh :


1. Alcohol
2. Relaksin
3. Penurunan osmolalitas plasma
4. Volume cairan yang tinggi dalam sirkulasi darah ( Graves, 1996 )
> Indikasi :
oksitosik
mengurangi pembengkakan payudara

> Efek samping :


1. Spasme uterus ( pada dosis rendah )
2. Hiper stimulasi uterus 9 membahayan janin : kerusakan jaringan lunak / rupture uterus )
3. Keracunan cairan dan hiporatremia ( pada dosis besar )
4. Mula, muntah, aritmia, anafilaksis, ruam kulit, aplasia plasenta, emboli amnion.
5. Kontraksi pembuluh darah tali pusat
6. Kerja antidiuretik
7. Reaksi hipersensitifitas

> Kontra indikasi :


1. Kontraksi uterus hipertonik
2. Distress janin
3. Prematurisasi
4. Letak bati tidak normal
5. Disporposi sepalo pelvis
6. Predisposisi lain untuk pecahnya rahim
7. Obstruksi mekanik pada jalan lahir
8. Preeklamsi atau pemnyakit kardiovaskuler atu pada ibu hamil yang berusia 35 tahun
9. Resistensi dan mersia uterus
10. Uterus yang starvasi
11. Gawat janin

> Cara pakai dan dosis :


Untuk induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan menjadi 5-20 m U / menit
sampai terjadi pola
kontraksi secara fisiologis. Untuk perdarahan uteri pasca partus, ditambahkan 10-40 unit pada 1
L dari 5 % dextrose, dan kecepatan infuse dititrasi untuk mengawasi terjadinya atonia uterus.
Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat diberikan secara intramuskuler setelah lahirnya plasenta.
Untuk menginduksi pengaliran susu, 1satu tiupan ( puff ) disemprotkan ke dalam tiap lubang
hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum menyusui.

> Contoh obat :


Nama generic Nama paten / merk dagang

Tablet oksitosina Pitosin tablet (


PD )

3. Misoprostol

Pengertian Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin Elsintetik yang menghambat sekresi
asam lambung dan menaikkan proteksi mukosa lambung.
> Mekanisme/cara kerja :
Setelah penggunaan oral misprostol doabsobrsi secara ekstensif dan cepat dide-esterifikasi
menjadi obat
aktif : asam misoprostol. Kadar puncak serum asam misoprostol
dareduksi jika misoprostol diminum bersama makanan.

> Indikasi :
1. oksitosik
2. menstimulus kontraksi uterus

> Efek samping :


1. Dapat menyebabkan kontraksi uterin
2. Diare dilaporkan terjadi dalam 2 minggu pada terapi inisiasi dalam 14-40 % pasien dengan
AINS yang menerima 800g / hari. Diare biasanya akan membaik dalam kurang lebih satu
minggu terapi. Wanita-wanita yang menggunaklan misoprostol kadang-kadang mengalami
gangguan ginekologi termasuk kram atau perdarahan vaginal.

> Kontra indikasi :


Untuk proteksi GI, misoprostol dikontraindikasikan pada kehamilan karena resiko aborsi. Pasien-
pasien harus diberi tahu untuk tidak memberikan misoprostol kepada orang lain. Pasien-pasien
yang menerima terapiu jangka lama AINSS untuk reumotoid arthritis, misoprostol 200g qid
lebih baik daripada antagonis reseptor H2 atau sukralfat dalam mencegah gastric ulcer yang
induksinya oleh AINS. Walaupun demikian misoprostol tidak menghilangkan nyeri G1 atau rasa
tidak enak yang dihubungkan dengan pengunaan AINS.

> Cara pakai dan dosis :


Peroral untuk proteksi GI selalma terapi AINS : 200 gqid. Diberiksan bersama makanan, jika
dosis ini tidak ditilerir : 100g qid dapat digunakan. Bentuk sediaan, tablet 100,200g.
Misoprostol juga tersedia dalam kombinasi dengan diklofenak.

> Contoh obat :


Misoprostol
Tablet : Gastrul isi : misoprostol 200 mcg / tablet.

http://aririen-carter2388.blog.friendster.com/2007/10/uterotonik-dan-anti-perdarahan/

ZAT ZAT TERSENDIRI


Eter (F.I) : diethylether, Ether ad narcosin
Trikloretilen : trilene, Cl2C = CCl
Nitrogenoksida : gas tertawa
Halotan : Fluothane
Enfluran : Enthrane, Alyrane
Propofol : diprivan
Ketamin : Ketalar
Tiopental (F.I) = thiopentone, penthiobarbital, pentothal
Midazolam : dormicum
Droperidol : thalamonal

ANASTESI LOKAL

Anastesi local atau zat penghilang rasa setempat adalah obat yang pada penggunaan local
merintangi secara reversible penerusan impuls saraf ke SSP dan dengan demikian
menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal gatal, rasa panas atau dingin. Banyak
persenyawaan lain juga memiliki daya kerja demikian, tetapi efeknya tidak reversible dan
menyebabkan kerusakan permanen terhadap sel-sel saraf.
Anastesi local pertama adalah kokain, yaitu suatu alkaloid yang diperoleh dari daun suatu
tumbuhan alang-alang di pegunungan Andes (Peru).

PERSYARATAN

Ada beberapa criteria yang harus dipenuhi untuk suatu jenis obat yang digunakan sebagai
anastetikum local, antara lain :
1. Tidak merangsang jaringan
2. Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf
3. Toksisitas sistemis yang rendah
4. Efektif dengan jalan injeksi atau penggunaan setempat pada selaput lender
5. Mulai kerjanya sesingkat mungkin, tetapi bertahan cukup lama
6. Dapat larut dalam air dan menghasilkan larutan yang stabil, juga terdapat sterilisasi

PENGGOLONGAN ANASTESI LOKAL


Struktur dasar anstetika local pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yakni suatu gugus-
amino hidrofil (sekunder atau tersier) yang dihubungkan oleh suatu ikatan ester (alcohol)
atau amida dengan suatu gugus-aromatis lipofil. Semakin panjang gugus alkoholnya,
semakin besar daya kerja anastetiknya, tetapi toksisitasnya juga meningkat.
Anastetika local dapat digolongkan secara kimiawi dalam beberapa kelompok sbb :
a. Senyawa-ester : kokain dan ester-PABA (benzokain, prokain, oksibuprokain, tetrakain)
b. Senyawa-amida : lidokain dan prilokain, mepivakain, bupivakain, dan cinchokain
c. Lainnya : fenol, benzialkohol dan etilklorida
Semua obat tersebut di atas adalah sintetris kecuali kokain yang alamiah.

MEKANISME KERJANYA

Anatetika local mengakibatkan kehilangan rasa dengan jalan beberapa cara. Misalnya dengan
jalan menghindarkan untuk sementara pembentukan dan transmisi impuls melalui sel saraf
ujungnya. Pusat mekanisme kerjanya terletak di membrane sel. Seperti juga alcohol dan
barbital, anastetika local menghambat penerusan impuls dengan jalan menurunkan
permeabilitas membrane sel saraf untuk ion-natrium, yang perlu bagi fungsi saraf yang layak.
Hal ini disebabkan adanya persaingan dengan ion-kalsium yang berada berdekatan dengan
saluran-saluran natrium di membrane neuron. Pada waktu bersamaan, akibat turunnya laju
depolarisasi, ambang kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat laun meningkat, sehingga
akhirnya terjadi kehilangan rasa setempat secara reversible.

EFEK EFEK LAIN

Selain khasiat anatetikanya anastetika local masih memiliki sejumlah efek lain, a.l
mengganggu fungsi semua organ dimana terjadi konduksi/transmisi dari beberapa impuls.
1. Menekan SSP
2. Menekan sistem kardiovaskuler
3. Vasodilatasi

KINETIK
Resorpsinya dari kulit dan selaput lender dapat berlangsung sangat cepat dan baik, misalnya
pada kokain, lidokain, prilokain dan tetrakain. Distribusinya pun berlangsung dengan pesat
ke semua organ dan jaringan. Sebaliknya, resorpsi prokain di kulit buruk, sehingga tidak
berguna dalam sediaan local. Kecepatan daya kerja dan lamanya ditentukan oleh lipofilitas,
pKa, derajat pengikatan pada protein dan derajat vasodilatasinya.

FARMAKOKINETIK

Struktur obat anestetika lokal mempunyai efek langsung pada efek terapeutiknya. Semuanya
mempunyai gugus hidrofobik (gugus aromatik) yang berhubungan melalui rantai alkil ke
gugus yang relatif hidrofilik (amina tertier).
Kecepatan onset anestetika lokal ditentukan oleh:
a. kadar obat dan potensinya
b. jumlah pengikatan obat oleh protein dan pengikatan obat ke jaringan local
c. kecepatan metabolism
d. perfusi jaringan tempat penyuntikan obat.

Pemberian vasokonstriktor (epinefrin) + anestetika lokal dapat menurunkan aliran darah


lokal dan mengurangi absorpsi sistemik. Vasokonstriktor tidak boleh digunakan pada daerah
dengan sirkulasi kolateral yang sedikit dan pada jari tangan atau kaki dan penis. Golongan
ester (prokain, tetrakain) dihidrolisis cepat menjadi produk yang tidak aktif oleh
kolinesterase plasma dan esterase hati. Bupivakain terikat secara ekstensif pada protein
plasma.

FARMAKODINAMIK

Onset, intensitas, dan durasi blokade saraf ditentukan oleh ukuran dan lokasi anatomis saraf.
Saluran Na+ penting pada sel otot yang bisa dieksitasi seperti jantung. Efeknya terhadap
saluran Na+ jantung adalah dasar terapi anestetika lokal dalam terapi aritmia tertentu
(biasanya yang dipakai lidokain). Anestetika lokal umumnya kurang efektif pada jaringan
yang terinfeksi dibanding jaringan normal, karena biasanya infeksi mengakibatkan asidosis
metabolik lokal, dan menurunkan pH.

NAMA - NAMA OBAT

1. Prokain
a. Farmakodinamik
* Dosis 100-800 mg : analgesik ringan , efek maks 10-20 , hilang stlh 60
* Dhidrolisis mjd PABA (para amino benzoic acid) dapat hambat kerja sulfonamid
b. Farmakokinetik
Esterase
* Absorpsi cepat PABA + dietilaminoetanol
Hidrolisis
* PABA diekskresi dlm urin (btk utuh & terkonjugasi)
c. Indikasi
* Anestesi infiltrasi, blokade saraf, epidural, kaudal & spinal
* Geriatri : perbaiki aktivitas seksual & fgs kel endokrin (conflicted)
d. Sediaan
* Prokain HCl 1-2 %adalah anestesi infiltrat, 5-20% ; anestesi spinal

2. Lidokain
a. Farmakodinamik
* Anestesi lokal kuat . Tjd lebih cepat, lbh kuat, lbh lama & lbh ekstensif dp prokain
* Lar lidokain 0,5% adalah anestesi infiltrat, 1-2% ; anestesi blok & topikal
* Efektif bila tanpa vasokonstriktor, kec absorpsi & tox , masa kerja lbh pendek
b. Farmakokinetik
* Mudah diserap dr tmpt injeksi
* Dapat tembus sawar darah otak
* Metab : hati; eks : urin
c. Indikasi
* Injeksi : anestesi infiltrasi, blokade saraf, anest epidural, anest kaudal, anest mukosa
* Anest infiltrat : lar 0,25-0,50% dg atau tanpa adrenalin
* Kedok gigi : lar 1-2% lido dg adrenalin
* Anest permukaan , anest kornea mata (lidokain 2% + adrenalin)
* Turunkan iritabilitas jantung

3. Dibukain
* Anest lokal plg kuat,plg toksik, masa kerja panjang
* 15x lbh kuat & toksik dg masa kerja 3x lbh panjang dp prokain
* Kdr 0,05-0,1% : anest injeksi; anest uretra 0,05-0,2%; anest spinal : 7,5-10 mg

4. Mepivakain HCl
* Mirip lidokain
* Anest infiltra , blokade saraf regional, anest spinal
* Sediaan :Injeksi adalah larutan 1%,1,5%,2%

5. Piperakain HCl
* i.v : toks 3x prokain
* Kekuatan anest = prokain
* Pemakaian topikal : lar 2% utk kornea, salep 4% utk mata; blokade saraf : lar 0,5-1%

6. Tetrakain
* Derivat PABA
* Adalah anestesi local yang menembus kornea dan konjungtiva, obat ini efektif setelah
pemberian topical pada mata dalam 30 dtk dan anestesi bertahan selama min. 15 mnt
* i.v = 10x lbh aktif & lbh toksik dp prokain
* Dosis dan pemberian: pada mata 1 atau 2 tetes larutan 0,5%; THT : lar 2%
* Kontraindikasi : diketahui adanya hipersensitiv terhadap tetrakain, inflamasi okuler atau
infeksi
* Tindakan pencegahan : Mata yang teranestesi harus dilindungi dari debu dan kontaminasi
bakteriologi samapai sensasi pulih sepenuhnya. Pemakaian yang lama dapat menimbulkan
opasitas pada kornea
* Efek merugikan : Perasaan terbakar setempat dapat timbul dan yang lebih jarang adalah
lakrimasi dan fotofobia
* Penyimpanan: Tetrakain tetes mata harus disimpan dalam wadah tertutup rapat terlindung
dari cahaya dan jangan didinginkan

7. Prilokain HCL
* Efek fkologi mrp lidokain
* Mula & lama kerja lbh lama dp lidokain
* Sediaan : kdr 1,2,3 %

8. Bupivakain
Zat ini menghambat inisiasi dan transmisi impul saraf pada tempat pemberian dengan
menstabilkan membrane saraf. Senyawa ini dimetabolisme di hati. Dan biasanya anestesi
bekerja selama 2-4 jam
Kegunaan
* Anestesi infiltrasi
* Blok saraf perifer dan simpatis
* Anestesi gigi
* Anestesi spinal
* Anestesi epidural dan kaudal
* Bupivakain tidak cocok untuk anestesi regional intravena atau penggunaan topikal
Kontraindikasi
* Infeksi kulit yang berdekatan dengan tempat injeksi atau adanya kecenderungan
perdarahan abnormal
* Anemia berat
* Penyakit jantung
* Anestesi lokal dan epidural jangan dilakukan pada pasien dehidrasi dan hipovolemia
* Kadar bupivakain yang tinggi dalam darah harus dihindari pada pasien dengan gangguan
hepar

EFEK SAMPING

Efek sampingnya adalah akibat dari efek depresi terhadap SSP dan efek kardio-depresifnya
(menekan fungsi jantung) dengan gejala penghambatan pernapasan dan sirkulasi darah.
Anastetika local dapat pula mengakibatkan reaksi hipersensitasi yang sering kali berupa
exantema, urticaria, dan bronchopasme alergis sampai ada kalanya shock anafilaktis yang
dapat mematikan. Yang terkenal dalam hal ini adalah zat-zat kelompok ester prokain dan
tetrakain, yang karena itu tidak digunakan lagi dalam sediaan local. Rekasi hipersensitasi
tersebut diakibatkan oleh PABA (para-amino-benzoic acid) yang terbentuk melalui hidrolisa.
PABA ini dapat meniadakan efek antibakteril dari sulfonamide, yang berdasarkan
antagonisme persaingan dengan PABA, oleh karena itu terapi dengan sulfa tidak boleh
dikombinasi dengan penggunaan ester-ester tersebut.

PENGGUNAAN

A. Secara Parenatal
Anastetika local seering kali digunakan pada pembedahan untuk mana anastesia umum tidak
perlu atau tidak diinginkan. Jenis anatesia local yang paling banyak digunakan sebagai
suntikan adalah sbb :
Anastesia Infiltrasi
Anastesia Konduksi
Anastesia Spinal (intrathecal)
Anastesia epidural
Anatesia Permukaan
B. Cara penggunaan lain secara oral
Anastetika local digunakan sebagai larutan untuk nyeri di mulut atau tablet isap (sakit
tenggorok) juga dalam bentuk tetes-mata untuk mengukur tekanan intraokuler atau
mengeluarkan benda asing, begitu pula sebagai salep untuk gatal-gatal atau nyeri luka bakar
dan dalam pil-taruh anti-wasir.
Senyawa ester sering menimbulkan reaksi alergi kulit, maka sebaiknya dugunakan suatu
senyawa-amida yang lebih jarang mengakibatkan hipersensitasi.

ZAT ZAT TERSENDIRI


A. SENYAWA ESTER
Kokain : benzoylmetilekgonin
Benzokain : anestesin, etilaminoobenzoat, *benzomid, *rako.
Prokain : novocaine, etokain, *gerovital (drAslan)
Lidokain : lignokain, xylocaine, *emla
Mepivakain : scandicaine, *estradurin
B. SENYAWA AMIDA
Cinchokain : dibukain, *proctosedyl, *scheriproct
Artikain : carticaine, *ultracain
C. LAINNYA
Etilklorida : kloretan, kloretil
Fenol : asam karbol, acidum carbolicum, *calamine lotion
Benzialkohol
1. Saifudin, Abdul Bari. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiohardjo.edisi 4. Jakarta . PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2008
2. Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu kandungan. Edisi 2. Jakarta.Yayasan Bina Sarwono
Prawirohardjo. 2005
3. Kamus kedokteran Dorlan. Jakarta . EGC. 1994
4. Snell, Richard S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta. EGC.
2000
5. Wiknjosastro , Hanifa. Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi Pertama. Jakarta. Yayasan Bina
Sarwono Prawirohardjo.2007
6. Cunningham FG et al. William Obstetrics. 22nd . New York. McGraw-Hill.2005
7. DEPKES RI. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. 2008

Anda mungkin juga menyukai