Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Ada tiga hal yang menentukan pemilihan jenis benang jahit, yaitu jenis bahannya, kemampuan
tubuh untuk menyerapnya dan susunan filamentnya.
Benang yang dapat diserap melalui reaksi enzimatik pada cairan tubuh kini banyak dipakai.
Penyerapan benang oleh jaringan dapat berlangsung antara tiga hari sampai tiga bulan tergantung
jenis benang dan kondisi jaringan yang dijahit.
Menurut bahan asalnya, benang dibagi dalam benang yang terbuat dari usus domba meskipun
namanya catgut dan dibedakan dalam catgut murni yang tanpa campuran dan catgat kromik yang
bahannya bercampur larutan asam kromat. Catgut murni diserap cepat, kira kira dalam waktu
satu minggu sedangkan catgut kromik diserap lebih lama kira kira 2-3 minggu.
Disamping itu ada benang yang terbuat dari bahan sintetik, baik dari asam poliglikolik maupun
dari poliglaktin-910 yang inert dan memiliki daya tegang yang besar. Benang ini dalam dipakai
pada semua jaringan termasuk kulit. Benang yang dapat diserap menimbulkan reaksi jaringan
setempat yang dapat menyebabkan fistel benang atau infiltrate jaringan yang mungkin ditandai
adanya indurasi.
Benang yang tidak dapat diserap oleh tubuh terbuat umumnya dari bahan yang tidak
menimbulkan reasksi jaringan karena bukan merupakan bahan biologik. Benang ini dapat berasal
dari sutera yang sangat kuat dan liat, dari kapas yang kurang kuat dan mudah terurai, dan dari
polyester yang merupkan bahan sintetik yang kuat dan biasanya dilapisi Teflon. Selain itu
terdapat juga benang nailon yang berdaya tegang besar, yang terbuat dari polipropilen yang
terdiri atas bahan yang sangat inert dan baja yang terbuat dari baja tahan karat.
Karena tidak dapat diserap maka benang akan tetap berada di jaringan tubuh. Benang jenis ini
biasanya di gunakan pada jaringan yang sukar sembuh. Bila terjadi infeksi akan terbentuk fistel
yang baru dapat sembuh setelah benang yang bersifat benda asing dikeluarkan.
Benang alami terbuat dari sutera atau kapas. Kedua bahan alami ini dapat bereaksi dengan
jaringan tubuh meskipun minimal karena mengandung juga bahan kimia alami. Daya tegangnya
cukup dan dapat diperkuat bila dibasahi terlebih dahulu dengan larutan garam sebelum
digunakan.
Bahan sintetik terbuat dari polyester, nailon atau polipropilen yang umumnya dilapisi oleh bahan
pelapis Teflon atau Dacron. Dengan lapisan ini, permukaannya lebih mulus sehingga tidak
mudah bergulung atau terurai. Benang mempunyai daya tegang yang besar dan dipakai untuk
jaringan yang memerlukan kekuatan penyatuan yang besar.
Menurut bentuk untaian seratnya, benang dapat berupa monofilament bila hanya terdiri dari satu
serat saja, dan polifilamen bila terdiri atas banyak serat yang diuntai menjadi satu. Cara
menguntainya dapat sejajar dibantu bahan pelapis atau di untai bersilang sehingga
penampangnya lebih bulat, lebih lentur dan tidak mudah bergulung.
Benang baja dapat berbentuk monofilament atau polifilamen, sering dipakai pada sternum
setelah torakotomi, jika terkontaminasi mudah terjadi infeksi.
Seide (silk/sutera)
Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat, tidak diserap
tubuh. Pada penggunaan disebelah luar maka benang harus dibuka kembali.
Warna : hitam dan putih
Ukuran : 5,0-3
Kegunaan : menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (arteri besar) dan sebagai teugel (kendali)
Plain catgut
Diserap tubuh dalam waktu 7-10 hari
Warna : putih dan kekuningan
Ukuran : 5,0-3
Kegunaan : untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subkutis dan dapat pula
dipergunakan untuk menjahit kulit terutama daerah longgar (perut, wajah) yang tak banyak
bergerak dan luas lukanya kecil.
Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh akan mengembang.
Chromic catgut
Berbeda dengan plain catgut, sebelum dipintal ditambahkan krom, sehinggan menjadi lebih keras
dan diserap lebih lama 20-40 hari.
Warna : coklat dan kebiruan
Ukuran : 3,0-3
Kegunaan : penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu 10 hari, untuk menjahit
tendo untuk penderita yang tidak kooperatif dan bila mobilisasi harus segera dilakukan.
Ethilon
Benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang langsung bersatu dengan jarum jahit) dan
terbuat dari nilon lebih kuat dari seide atau catgut. Tidak diserap tubuh, tidak menimbulkan
iritasi pada kulit dan jaringan tubuh lain
Warna : biru dan hitam
Ukuran : 10,0-1,0
Penggunaan : bedah plastic, ukuran yang lebih besar sering digunakan pada kulit, nomor yang
kecil digunakan pada bedah mata.
Ethibond
Benang sintetis(polytetra methylene adipate). Kemasan atraumatis. Bersifat lembut, kuat, reaksi
terhadap tubuh minimum, tidak terserap.
Warna : hiaju dan putih
Ukuran : 7,0-2
Penggunaan : kardiovaskular dan urologi
Vitalene
Benang sintetis (polimer profilen), sangat kuat lembut, tidak diserap. Kemasan atraumatis
Warna : biru
Ukuran : 10,0-1
Kegunaan : bedah mikro terutama untuk pembuluh darah dan jantung, bedah mata, plastic,
menjahit kulit
Vicryl
Benang sintetis kemasan atraumatis. Diserap tubuh tidak menimbulkan reaksi jaringan. Dalam
subkuitis bertahan 3 minggu, dalam otot bertahan 3 bulan
Warna : ungu
Ukuran : 10,0-1
Penggunaan : bedah mata, ortopedi, urologi dan bedah plastic
Supramid
Benang sintetis dalam kemasan atraumatis. Tidak diserap
Warna : hitam dan putih
Kegunaan : penjahitan kutis dan subkutis
Linen
Dari serat kapas alam, cukup kuat, mudah disimpul, tidak diserap, reaksi tubuh minimum
Warna : putih
Ukuran : 4,0-0
Penggunaan : menjahit usus halus dan kulit, terutama kulit wajah
Steel wire
Merupakan benang logam terbuat dari polifilamen baja tahan karat. Sangat kuat tidak korosif,
dan reaksi terhadap tubuh minimum. Mudah disimpul
Warna : putih metalik
Kemasan atraumatuk
Ukuran : 6,0-2
Kegunaan : menjahit tendo
Ukuran benang
Ukuran benang dinyatakan dalam satuan baku eropa atau dalam satuan metric. Ukuran terkecil
standar eropa adalah 11,0 dan terbesar adalah ukuran 7.
Ukuran benang merupakan salah satu factor yang menentukan kekuatan jahitan. Oleh karena itu
pemilihan ukuran benang untuk menjahit luka bedah bergantung pada jaringan apa yang dijahit
dan dengan pertimbangan factor kosmetik. Sedangkan kekuatan jahitan ditentukan oleh jumlah
jahitan, jarak jahitan, dan jenis benangnya. Pada wajah digunakan ukuran yang kecil (5,0 atau
6,0)
1. Benang yang dapat diserap (plain catgut): terbuat dari jaringan ikat usus domba.Larut dalam
seminggu, namun catgut yang direndam dalam larutan khromik oksida (chromic catgut)
lebih lama absorpsinya dan bertahan selama 10-40 hari. Catgut chromic baik untuk
penjahitan luka episiotomi dan robekan akibat persaiinan. Benang buatan/sintetis (vicryl
atau polyglatin 910) juga dapat diserap dalam 60-90 hari.
2. Benang yang tidak diserap.
a. Terbuat dari katun, sutera jaringan tumbuh-tumbuhan, logam, dan bahan sintetis.
b. Cenderung menimbulkan reaksi jaringan.
Benang yang digunakan untuk menjahit luka perineum adalah cat gut kromik. Cat gut
adalah benang yang dapat diserap karena terbuat dari usus sapi yang bahan utamanya terdiri dari
kolagen. Kolagen adalah suatu protein asing dalam tubuh manusia dan terurai oleh kerja enzim
pencernaan (proteolisis)
Cat gut kromik adalah benang cat gut yang telah dikombinasi dengan garam-garaman
krom. Fungsi garam-garaman krom adalah menunda proses proteolisis yang menyebabkan cat
gut diabsorpsi, sehingga memperpanjang waktu agar benang dapat dipertahankan dalam jaringan
bersama-sama selama proses penyembuhan. Cat gut akan diabsorpsi kurang lebih selama satu
minggu dan akan mulai kehilangan kekuatannya setelah 3 hari. Cat gut kromik menunda absorpsi
selama 10-40 hari bergantung jumlah garam-garaman yang digunakan, tetapi umumnya dapat
mempertahankan kekuatannya selama 2-3 minggu.8
Benang yang ideal untuk episiotomi/perlukaan jalan lahir adalah 2/0 atau 3/0. Hal yang
perlu dipertimbangkan dalam memilih ukuran diameter benang adalah bahwa otot memerlukan
benang yang lebih kuat. Semakin besar nomor benang maka benang semakin halus (misalnya 4-
0, 6-0, 8-0). Semakin kecil nomor benang maka semakin berat benang dan semakin kuat
tegangan benang (misalnya 2-0, 1-0).
Dapat Diserap
1. Catgut murni
2. Kromik
Dengan campuran larutan asam kromat
b. Sintetik
Asam polglikolik
Poliglatin 910 (inert dan mempunyai daya tegang yang besar). Bisa digunakan untuk jaringan
termasuk kulit.
Daya tegang cukup dan dapat diperkuat jika dibasahi dengan larutan garam sebelum digunakan
b. Sintetis (monofilament) : nilon, polipropamid yang dilapisi Teflon atau dakron, polyester
Benang tidak diserap biasa digunakan pada jaringan yang sukar sembuh
Ukuran Benang
Dinyatakan dalam satuan metric atau satuan baku eropa. Ukuran terkecil standar Eropa adalah
11.0 (11.0) konversi metric 0.1 dan terbesar adalah 7 konversi dalam metric 0.5
JENIS JARUM
Menurut kelengkungannya: lurus, lengkung. Jarum yang sangat lengkung untuk luka yang
dalam. Pemilihannya tergantung kedalaman jaringan yang berbeda.
Luka sayat bersih atau permukaan superficial lecet-lecet, perlukaaan atau luka bakar yang belum
mendapatkan perawatan sesudah 6 jam : luka tusuk, luka terinfeksi, fraktur terbuka, perlukaan
dengan banyak jaringan mati, terkontaminasi dengan tanah atau pupuk kandang, gigitan binatang
tau manusia.
Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2193798-jenis-benang-
jahit/#ixzz2Lb6YszWW
Obat-obat uterotonika
Uterotonika/oksiktoksik adalah :
1. obat yang merangsang kontraksi uterus.
2. meningkatkan motilitas uterus dg merangsang kontraksi otot polos uterus
Oksitosik yang efektif:
Oksitosin dan derivatnya
Alkaloid ergot dan derivatnya
Prostaglandin semisintetik
Obat-obat uterotonika :
1. Alkaloid ergot
Sumber : jamur gandum clavikus purpurea
Berdasarkan efek dan struktur kimia alkaloid ergot dibagi menjadi 3 :
a. Alkaloid asam amino (ergotamin)
Merupakan obat yang paling kuat dari kelompok alkaloid asam amino
b. Derivat dihidro alkaloid asam amino (dihiro ergotamin)
c. Alkaloid amin
Farmakokinetik :
Ergotamin diabsorbsi lambat dan tidak sempurna di saluran cerna
Kadar puncak plasma dicapai setelah 2 jam
Pemberian kofein akan meningkatkan kadar puncak plasma 2 kali lipat
Dosis ergotamin IM 1/10 dosis oral absorbsi di tempat suntikan lambat reaksi
perlu waktu 20 menit
Dosis ergotamin IV dosis IM efek perangsangan uterus setelah 5 menit
Ekskresi ergotamin melalui: empedu sedikit yang melalui urine
Pada pemberian oral bromokriptin diabsorbsi lebih baik drpd ergotamin, dan
dieliminasi lebih lambat
Ekskresi 90% melalui empedu
Farmakodinamik :
Efeknya sebanding dengan dosis yang diberikan.
Kepekaan uterus terhadap alkaloid ergot bervariasi tergantung maturitas dan umur
kehamilan.
Ergotamin dan alkaloid sejenis menimbulkan vasokonstriksi dan merusak endotel
kapiler.
Ergotamine efektif mengurangi gejala migren melalui pengurangan amplitude pulsasi
arteri karotis eksterna terjadi penguranan aliran darah arteri basiler.
Efek pada uterus :
1. Dosis kecil menyebabkan kontraksi, dosis besar menyebabkan tetani
2. Kepekaan uterus tergantung maturitas dan kehamilan
3. Semua alkaloid ergot meningkatkan kontraksi uterus secara nyata
Efek pada kardiovaskuler :
1. Menyebabkan vasokontriksi perifer
2. Pembendungan dan trombosis pada gangren dapat terjadi akibat vasokontriksi
3. Efek paling kuat: ergotamin, sedang (dihidroergotamin), tidak berefek
(dihidroergotoksin)
Efek samping :
1. Ergotamine merupakan ergotamin merupakan alkaloid yang paling toksik.2.
2. Dosis besar dapat menyebabkan : mual, muntah, diare, gatal, kulit dingin, nadi lemah
dan cepat, bingung dan tidak sadar
3. Dosis keracunan fatal: 26 mg per oral selama beberapa hari, atau dosis tunggal 0,5-
1,5 mg parenteral
4. Gejala keracunan kronik: perubahan peredaran darah ( tungkai bawah, paha, lengan
dan tangan jadi pucat), nyeri otot, denyut nadi melemah, gangren, angina pectoris,
bradikardi, penurunan atau kenaikan tekanan darah
5. Keracunan biasanya disebabkan: takar lajak dan peningkatan sensitivitas
Indikasi alkaloid ergot :
1. Indikasi oksitoksik :
Induksi partus aterm
Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan.
Merangsang konstraksi setelah operasi Caesar/operasi uterus lainnya
Induksi abortus terapeutik
Uji oksitoksin
2. Uterotonika dan pengobatan Migren
3. Dosis: 0,25-0,5 mg SK atau IM
Kontra indikasi :
1. Dapat menyebabkan gangren tidak boleh diberikan pada penderita Sepsis.
2. Penyakit pembuluh darah (arterosklerosis).
3. Penyakit pembuluh darah koroner.
4. Tromboflebitis
5. Penyakit hati dan ginjal
Sediaan Ergot
1. Ergotamin tatrat:
2. Tablet oral 1 mg
3. Tablet sublingual 2 mg
4. Injeksi 0,5 mg/ml ampul 1ml
Ergonovin maleat:
Tablet oral 0,2 mg
Injeksi 0,2 mg/ml
OKSITOSIN
Oksitosin merangsang frekuensi dan kekuatan kontraksi otot polos uterus dan kelenjar
mamae. Efek ini tergabtung dari kadar estrogen. Reseptor oksitosin terletak pada
mimometrium dalam membrane plasma sel otot polos.
Stimulus sensoris pada serviks, vagina dan payudara merangsang hipofisis posterior
melepaskan oksitosin.
Efek pada Uterus:
Merangsang frekuensi dan kontraksi uterus
Efek pada uterus menurun jika estrogen menurun
Uterus imatur kurang peka thd oksitosin
Infus oksitoksin perlu diamati menghindari tetani respon uterus meningkat 8 x lipat
pada usia kehamilan 39 minggu
Farmakokinetik Oksitosin
Hasil baik pada pemakaian parenteral
Cepat diabsorbsi oleh mukosa mulut Efektif untuk pemberian tablet isap
Selama hamil ada peningkatkan enzim Oksitosinase atau sistil aminopeptidase
berfungsi mengaktifkan oksitoksin enzim tersebut berkurang setelah melahirkan,
diduga dibuat oleh plasenta
Farmakodinamik:
IM: mula 3 5 menit, P: TD, L: 2 3 jam
IV: M: segera, P: TD, L: 1 jam
Inhal: M: menit, P: TD, L: 20 menit
Efek :
Efek terapeutik: induksi persalianan, mengeluarkan ASI
Efek samping: hipo/hipertensi, mual, muntah, konstipasi, berkurangnya aliran darah
uterus, ruam kulit, anoreksia
Reaksi merugikan: kejang, intoksikasi air, perdarahan intrakranial, disritmia, asfiksia,
janin: ikterus, hipoksia
Kontradiksi :
Kontraindikasi: toksemia, disproporsi sefalofelfik, distres janin, hipersensitivitas,
persalianan non vaginal yg telah diantisipasi, kehamilan (intranasal)
Sediaan Oksitosin
Injeksi Oksitosin (Pitosin) 10 unit USP/ml IM atau IV
Semua sediaan sintetis, yang alam mahal
Semprot hidung: 40 unit USP/ml
Tablet sublingual: 200 unit USP
Indikasi :
1. Indikasi oksitosik.
2. Induksi partus aterm
3. Mengontrol perdarahan dan atuni uteri pasca persalinan
4. Merangsang konstraksi uterus setelah operasi Caesar
5. Uji oksitoksik
6. Menghilangkan pembengkakan payudara.
PROSTAGLANDIN
Ditemukan dalam ovarium, miometrium, darah menstruasi
Post coitus juga ditemukan prostaglandin di vagina
Jenis prostaglandin adalah: PGE dan PGF
PGF merangsang uterus hamil dan tidak hamil
PGE merelaksasi uterus tidak hamil, dan merangsang kontraksi uterus hamil
Sediaan Prostaglandin
Karbopros trometamin: Injeksi 250 ug/ml
Dinoproston (PGE): Supositoria vaginal 20 mg
Gemeprost: Pesari 1mg ( melunakan uterus)
Sulpreston: Injeksi 25, 50, 100 ug/ml IM atau IV
Indikasi Prostaglandin
Induksi partus aterm
Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan
Merangsang kontraksi uterus post sc atau operasi uterus lainya
Induksi abortus terapeutik
Uji oksitosin
Menghilangkan pembengkakan mamae
Obat Uterotonik adalah zat yang meningkatkan kontraksi uterus. Uterotonik banyak digunakan
untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan post partum,
penegndapan perdarahan akibat abortus inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala III
persalinan.
1. Metergin
Dosis :
1. Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari
2. IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 2
3. 4 jam bila perdarahan hebat.
2. Oksitosin
Pengertian Oksitosin adalah hormone peptide yang disekresi olah pituitary posterior yang
m,enyebabkan ejeksi air susu pada wanita dalam masa laktasi. Oksitosin diduga berperan pada
awal kelahiran.
1. Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung pada otot polos
maupun lewat peningkatan produkdsi prostaglandin
2. Konstriksi pembuluh darah umbilicus
3. Kontraksi sel-sel miopital ( refleks ejeksi ASI )
4. Oksitosin bekerja pada reseptor hormone antidiuretik ( ADH ) untuk menyebabkan
5. Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah 9 diastolik ) karena
terjadinya vasodilatasi
6. Retensi air
Catatan :
oksitosin dan hormone antyi diuretic memiliki rumus bangun yang sangat mirip sehingga
menjelaskan mengapa fungsi kedua substansi ini saling tumpang tindih.
Sttres.
Stres dalam persalinan dapat memacu partus presipitatus yang dikenal dengan istilah refleks
ejeksi fetus. Stres uyang disebabkan oleh tangisan bayi akan menstimulasi produksi ASI.
3. Misoprostol
Pengertian Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin Elsintetik yang menghambat sekresi
asam lambung dan menaikkan proteksi mukosa lambung.
> Mekanisme/cara kerja :
Setelah penggunaan oral misprostol doabsobrsi secara ekstensif dan cepat dide-esterifikasi
menjadi obat
aktif : asam misoprostol. Kadar puncak serum asam misoprostol
dareduksi jika misoprostol diminum bersama makanan.
> Indikasi :
1. oksitosik
2. menstimulus kontraksi uterus
http://aririen-carter2388.blog.friendster.com/2007/10/uterotonik-dan-anti-perdarahan/
ANASTESI LOKAL
Anastesi local atau zat penghilang rasa setempat adalah obat yang pada penggunaan local
merintangi secara reversible penerusan impuls saraf ke SSP dan dengan demikian
menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal gatal, rasa panas atau dingin. Banyak
persenyawaan lain juga memiliki daya kerja demikian, tetapi efeknya tidak reversible dan
menyebabkan kerusakan permanen terhadap sel-sel saraf.
Anastesi local pertama adalah kokain, yaitu suatu alkaloid yang diperoleh dari daun suatu
tumbuhan alang-alang di pegunungan Andes (Peru).
PERSYARATAN
Ada beberapa criteria yang harus dipenuhi untuk suatu jenis obat yang digunakan sebagai
anastetikum local, antara lain :
1. Tidak merangsang jaringan
2. Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf
3. Toksisitas sistemis yang rendah
4. Efektif dengan jalan injeksi atau penggunaan setempat pada selaput lender
5. Mulai kerjanya sesingkat mungkin, tetapi bertahan cukup lama
6. Dapat larut dalam air dan menghasilkan larutan yang stabil, juga terdapat sterilisasi
MEKANISME KERJANYA
Anatetika local mengakibatkan kehilangan rasa dengan jalan beberapa cara. Misalnya dengan
jalan menghindarkan untuk sementara pembentukan dan transmisi impuls melalui sel saraf
ujungnya. Pusat mekanisme kerjanya terletak di membrane sel. Seperti juga alcohol dan
barbital, anastetika local menghambat penerusan impuls dengan jalan menurunkan
permeabilitas membrane sel saraf untuk ion-natrium, yang perlu bagi fungsi saraf yang layak.
Hal ini disebabkan adanya persaingan dengan ion-kalsium yang berada berdekatan dengan
saluran-saluran natrium di membrane neuron. Pada waktu bersamaan, akibat turunnya laju
depolarisasi, ambang kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat laun meningkat, sehingga
akhirnya terjadi kehilangan rasa setempat secara reversible.
Selain khasiat anatetikanya anastetika local masih memiliki sejumlah efek lain, a.l
mengganggu fungsi semua organ dimana terjadi konduksi/transmisi dari beberapa impuls.
1. Menekan SSP
2. Menekan sistem kardiovaskuler
3. Vasodilatasi
KINETIK
Resorpsinya dari kulit dan selaput lender dapat berlangsung sangat cepat dan baik, misalnya
pada kokain, lidokain, prilokain dan tetrakain. Distribusinya pun berlangsung dengan pesat
ke semua organ dan jaringan. Sebaliknya, resorpsi prokain di kulit buruk, sehingga tidak
berguna dalam sediaan local. Kecepatan daya kerja dan lamanya ditentukan oleh lipofilitas,
pKa, derajat pengikatan pada protein dan derajat vasodilatasinya.
FARMAKOKINETIK
Struktur obat anestetika lokal mempunyai efek langsung pada efek terapeutiknya. Semuanya
mempunyai gugus hidrofobik (gugus aromatik) yang berhubungan melalui rantai alkil ke
gugus yang relatif hidrofilik (amina tertier).
Kecepatan onset anestetika lokal ditentukan oleh:
a. kadar obat dan potensinya
b. jumlah pengikatan obat oleh protein dan pengikatan obat ke jaringan local
c. kecepatan metabolism
d. perfusi jaringan tempat penyuntikan obat.
FARMAKODINAMIK
Onset, intensitas, dan durasi blokade saraf ditentukan oleh ukuran dan lokasi anatomis saraf.
Saluran Na+ penting pada sel otot yang bisa dieksitasi seperti jantung. Efeknya terhadap
saluran Na+ jantung adalah dasar terapi anestetika lokal dalam terapi aritmia tertentu
(biasanya yang dipakai lidokain). Anestetika lokal umumnya kurang efektif pada jaringan
yang terinfeksi dibanding jaringan normal, karena biasanya infeksi mengakibatkan asidosis
metabolik lokal, dan menurunkan pH.
1. Prokain
a. Farmakodinamik
* Dosis 100-800 mg : analgesik ringan , efek maks 10-20 , hilang stlh 60
* Dhidrolisis mjd PABA (para amino benzoic acid) dapat hambat kerja sulfonamid
b. Farmakokinetik
Esterase
* Absorpsi cepat PABA + dietilaminoetanol
Hidrolisis
* PABA diekskresi dlm urin (btk utuh & terkonjugasi)
c. Indikasi
* Anestesi infiltrasi, blokade saraf, epidural, kaudal & spinal
* Geriatri : perbaiki aktivitas seksual & fgs kel endokrin (conflicted)
d. Sediaan
* Prokain HCl 1-2 %adalah anestesi infiltrat, 5-20% ; anestesi spinal
2. Lidokain
a. Farmakodinamik
* Anestesi lokal kuat . Tjd lebih cepat, lbh kuat, lbh lama & lbh ekstensif dp prokain
* Lar lidokain 0,5% adalah anestesi infiltrat, 1-2% ; anestesi blok & topikal
* Efektif bila tanpa vasokonstriktor, kec absorpsi & tox , masa kerja lbh pendek
b. Farmakokinetik
* Mudah diserap dr tmpt injeksi
* Dapat tembus sawar darah otak
* Metab : hati; eks : urin
c. Indikasi
* Injeksi : anestesi infiltrasi, blokade saraf, anest epidural, anest kaudal, anest mukosa
* Anest infiltrat : lar 0,25-0,50% dg atau tanpa adrenalin
* Kedok gigi : lar 1-2% lido dg adrenalin
* Anest permukaan , anest kornea mata (lidokain 2% + adrenalin)
* Turunkan iritabilitas jantung
3. Dibukain
* Anest lokal plg kuat,plg toksik, masa kerja panjang
* 15x lbh kuat & toksik dg masa kerja 3x lbh panjang dp prokain
* Kdr 0,05-0,1% : anest injeksi; anest uretra 0,05-0,2%; anest spinal : 7,5-10 mg
4. Mepivakain HCl
* Mirip lidokain
* Anest infiltra , blokade saraf regional, anest spinal
* Sediaan :Injeksi adalah larutan 1%,1,5%,2%
5. Piperakain HCl
* i.v : toks 3x prokain
* Kekuatan anest = prokain
* Pemakaian topikal : lar 2% utk kornea, salep 4% utk mata; blokade saraf : lar 0,5-1%
6. Tetrakain
* Derivat PABA
* Adalah anestesi local yang menembus kornea dan konjungtiva, obat ini efektif setelah
pemberian topical pada mata dalam 30 dtk dan anestesi bertahan selama min. 15 mnt
* i.v = 10x lbh aktif & lbh toksik dp prokain
* Dosis dan pemberian: pada mata 1 atau 2 tetes larutan 0,5%; THT : lar 2%
* Kontraindikasi : diketahui adanya hipersensitiv terhadap tetrakain, inflamasi okuler atau
infeksi
* Tindakan pencegahan : Mata yang teranestesi harus dilindungi dari debu dan kontaminasi
bakteriologi samapai sensasi pulih sepenuhnya. Pemakaian yang lama dapat menimbulkan
opasitas pada kornea
* Efek merugikan : Perasaan terbakar setempat dapat timbul dan yang lebih jarang adalah
lakrimasi dan fotofobia
* Penyimpanan: Tetrakain tetes mata harus disimpan dalam wadah tertutup rapat terlindung
dari cahaya dan jangan didinginkan
7. Prilokain HCL
* Efek fkologi mrp lidokain
* Mula & lama kerja lbh lama dp lidokain
* Sediaan : kdr 1,2,3 %
8. Bupivakain
Zat ini menghambat inisiasi dan transmisi impul saraf pada tempat pemberian dengan
menstabilkan membrane saraf. Senyawa ini dimetabolisme di hati. Dan biasanya anestesi
bekerja selama 2-4 jam
Kegunaan
* Anestesi infiltrasi
* Blok saraf perifer dan simpatis
* Anestesi gigi
* Anestesi spinal
* Anestesi epidural dan kaudal
* Bupivakain tidak cocok untuk anestesi regional intravena atau penggunaan topikal
Kontraindikasi
* Infeksi kulit yang berdekatan dengan tempat injeksi atau adanya kecenderungan
perdarahan abnormal
* Anemia berat
* Penyakit jantung
* Anestesi lokal dan epidural jangan dilakukan pada pasien dehidrasi dan hipovolemia
* Kadar bupivakain yang tinggi dalam darah harus dihindari pada pasien dengan gangguan
hepar
EFEK SAMPING
Efek sampingnya adalah akibat dari efek depresi terhadap SSP dan efek kardio-depresifnya
(menekan fungsi jantung) dengan gejala penghambatan pernapasan dan sirkulasi darah.
Anastetika local dapat pula mengakibatkan reaksi hipersensitasi yang sering kali berupa
exantema, urticaria, dan bronchopasme alergis sampai ada kalanya shock anafilaktis yang
dapat mematikan. Yang terkenal dalam hal ini adalah zat-zat kelompok ester prokain dan
tetrakain, yang karena itu tidak digunakan lagi dalam sediaan local. Rekasi hipersensitasi
tersebut diakibatkan oleh PABA (para-amino-benzoic acid) yang terbentuk melalui hidrolisa.
PABA ini dapat meniadakan efek antibakteril dari sulfonamide, yang berdasarkan
antagonisme persaingan dengan PABA, oleh karena itu terapi dengan sulfa tidak boleh
dikombinasi dengan penggunaan ester-ester tersebut.
PENGGUNAAN
A. Secara Parenatal
Anastetika local seering kali digunakan pada pembedahan untuk mana anastesia umum tidak
perlu atau tidak diinginkan. Jenis anatesia local yang paling banyak digunakan sebagai
suntikan adalah sbb :
Anastesia Infiltrasi
Anastesia Konduksi
Anastesia Spinal (intrathecal)
Anastesia epidural
Anatesia Permukaan
B. Cara penggunaan lain secara oral
Anastetika local digunakan sebagai larutan untuk nyeri di mulut atau tablet isap (sakit
tenggorok) juga dalam bentuk tetes-mata untuk mengukur tekanan intraokuler atau
mengeluarkan benda asing, begitu pula sebagai salep untuk gatal-gatal atau nyeri luka bakar
dan dalam pil-taruh anti-wasir.
Senyawa ester sering menimbulkan reaksi alergi kulit, maka sebaiknya dugunakan suatu
senyawa-amida yang lebih jarang mengakibatkan hipersensitasi.