Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1
2
3. Apa saja penyebab dan tanda dari glomerulo nefritis, typus abdominalis,
hepatitis dan batu pada saluran kemih?
4. Bagaimana tatalaksana diagnosis dari glomerulo nefritis, typus abdominalis,
hepatitis dan batu pada saluran kemih?
5. Bagaimana peran bidan dalam membantu klien mengatasi gangguan pada
sistem pencernaan selama kehamilan, melahirkan, dan nifas?
1.3. Tujuan
Makalah yang penulis susun bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan masyarakat mengenai definisi, jenis atau type, etiologi, predisposisi,
patofisiologis, gejala klinik, akibat atau dampat, pengobatan serta pencegahan
dalam gangguan pada sistem pencernaan selama kehamilan, melahirkan, nifas
dan bbl, dan indikator utamanya antara lain:
1. Untuk mengetahui apa saja gangguan pada sistem pencernaan
selama kehamilan, melahirkan, dan nifas
2. Untuk mengetahui pengertian dan jenis dari glomerulo nefritis,
typus abdominalis, hepatitis dan batu pada saluran kemih
3. Untuk mengetahui penyebab dan tanda dari glomerulo nefritis,
typus abdominalis, hepatitis dan batu pada saluran kemih
4. Untuk mengetahui tatalaksana diagnosis dari glomerulo nefritis,
typus abdominalis, hepatitis dan batu pada saluran kemih
5. Untuk mengetahui peran bidan dalam membantu klien mengatasi
gangguan pada sistem pencernaan selama kehamilan, melahirkan,
dan nifas
Dengan ditulisnya makalah ini, penulis berharap akan berguna bagi para
pembaca agar dapat memahami apa definisi, jenis atau type, etiologi,
predisposisi, patofisiologis, gejala klinik, akibat atau dampat, pengobatan
4
.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Glomerulonefritis
2.1.1 Definisi
hemolitikus grup A GNA pada anak yang dimaksud adalah GNA pasca
pada sebagian kecil kasus dapat terjadi gagal ginjal akut sehingga
memerlukan pemantauan.
janin.
2.1.2 Penyebab
hemolitikus grup A.
7
2.1.3 Etiologi
sampai 2 minggu. Setelah itu anak akan merasa lebih baik, diuresis
lancar, edem dan hipertensi hilang, LFG kembali normal. Penyakit ini
akan kembali normal pada 95% pasien setelah 8-12 minggu, edem
membaik dalam 5-10 hari, tekanan darah kembali normal setelah 2-3
glomerulonefritis kronik.
kemudian dan 1,4% pasien dengan hipertensi. Hanya sedikit urin dan
nyata dan hematuria masing-masing pada 13% dan 21% dari 63 pasien
Asimtomatik
Kasus klasik atau tipikal diawali dengan infeksi saluran napas atas
Edema
Hematuria
Gambar 2. Hematuria
Oligouri
Hipertensi
2.1.5 Patofisiologi
berikut ini:
angiotensin intrarenal.
hipertensi.
2.1.6 Prognosis
dilaporkan 0-7%.
yang kronis. Perkembangan ini terjadi pada sebanyak 30% dari pasien
14
dewasa dan 10% dari pasien anak. GNA merupakan penyebab paling
harus mereda, dan fungsi ginjal harus kembali normal. Pada orang
hanya dalam waktu setengah dari pasien, dan prognosis suram pada
15
cepat.
Sekitar 15% dari pasien pada 3 tahun dan 2% dari pasien pada
pengobatan infeksi.
2.1.7 Dampak
2.1.8 Pencegahan
siapa saja yang kontak dekat dengan seseorang yang terjangkit GNA
17
2.1.9 Penatalaksanaan
Perawatan
BUN > 50 mg, pasien dengan tanda dan gejala uremia, muntah,
2007).
Tirah baring
Diit
18
Diuretika
Antihipertensif
Hipertensi sedang (tekanan darah sistolik > 140 150 mmHg dan
m/kgBB/menit.
Pada krisis hipertensi (sistolik >180 mmHg atau diastolik > 120
Pemberian Antibiotik
mg/KgBB/kali).
Kontrol
Pemeriksaan Penunjang
subspesialis.
20
2.2 ThypoidAbdominalis
yang disebabkan oleh salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas
dalam sel fagosit mononuklear pada hati, limpa, kelenjar limfe usus dan
Peyer's patch.
Darmowandowo, 2006).
(hirschfeldii).
infeksi akut pada usus halus yang biasanya lebih ringan dan
pada suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15 41C (optimum
formaldehid.
penilaian.
2.2.4 Patofisiologis
humoral mukosa IgA usus kurang baik maka kuman akan menembus
sel fagosit dan kemudian berkembang biak di luar sel atau ruang
muncul 48 jam setelah terpapar antigen, namun ada pustaka lain yang
klinis demam tifoid tidak khas dan sangat lebar, dari asimtomatik atau
sampai dengan bentuk klinis yang berat baik berupa gejala sistemik
penyakit infeksi akut lain yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri
kali per menit), lidah yang berselaput (kotor di tengah, tepid an ujung
27
psikosis.
1) Demam >380C
2) Sakit Kepala
3) Nyeri Perut
6) Coated tongue
7) Nyeri otot
1) Uji Widal
pada uji widal adalah suspensi Salmonella yang sudah dimatikan dan
28
kuman.
menetap lebih lama antara 9-12 bulan. Oleh karena itu uji widal
hapusan (slide test) dan uji tabung (tube test). Uji hapusan dapat
diinkubasi selama 20 jam pada suhu 370C di dalam air. Tes ini dapat
2) Kultur Darah
darah)
3) Riwayat vaksinasi
2.2.7 Penatalaksanaan
lama.
a. Kloramfenikol
panas.
b. Tiamfenikol
32
c. Kotrimoksazol
hari.
f. Fluorokuinolon
g. Azitromisin
33
Dosis 2 x 500 mg
Salmonella.
Tatalaksana Umum
dosis.
Tatalaksana Khusus : -
2.2.8 Pencegahan
d) Imunisasi
dilakukan pengendalian.
35
1) Pada Kehamilan
dengan angka kematian janin 60%, dan angka kematian ibu 25%.
15 minggu
2) Pada Persalinan
3) Pada Nifas
ibu dan bayi , dari ibunya sendiri bias tertular lewat makanan
ini bisa juga menular pada bayinya lewat ASI ibu dan
2.3 HEPATITIS
sel-sel hati yang bisa disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, parasit),
oleh virus, obat-obatan dan bahan kimia toksik dengan gejala klinis
mirip untuk berbagai virus yang berlainan. Pada kasus yang klasik, hati
kadang ada edema, membesar dan pada palpasi terasa nyeri di tepian.
39
penyakit yang diderita oleh pasien. Berikut adalah gejala klinis dari
penyakit hapatitis.
otot, dan nyeri di perut kanan atas. Urin menjadi lebih cokelat.
cepat dari orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua, karena
2.3.4 HEPATITIS A
A. Definisi
enveloped RNA picornavirus dengan ukuran RNA 2-7 nm dari genus picorna
menimbulkan infeksi akut dan tidak menyebabkan infeksi kronis serta antibodi
VHA dan paling sering ditularkan melalui konsumsi air atau makanan yang
orang di daerah dengan sanitasi yang buruk telah terinfeksi virus ini. Infeksi virus
hepatitis A (VHA) jarang terjadi dalam kehamilan dan tidak menimbulkan infeksi
kronis dengan resiko perinatal yang rendah. Vaksin yang aman dan efektif sudah
Penyebaran virus ini melalui feco to oral yaitu melalui makanan dan minuman
mengeksresikan VHA ini kedalam feses dan dalam periode viremia yang relatif
41
singkat darah penderita juga bersifat infeksius. Periode inkubasi infeksi VHA adalah
2-7 minggu dimana darah dan feses penderita bersifat infeksius dalam periode ini.
Keluhan dan gejala kliniknya tidak spesifik sekali sehingga dapat terjadi tanpa
Gejala Umumnya :
2. Muntah-muntah.
3. Di daerah hatinya :
a) Nyeri, tegang
b) Nyeri, tekan
c) Hati membesar
hatinya.
a) Ensefalopati
ikterik.
Kasus fatal dilaporkan kurang dari 1,5 % dari seluruh pasien yang dirawat
karena ikterik. Deteksi dini VHA bisa melalui test serologik untuk mendeteksi IgM
42
antibody (anti-VHA) yang bisa terdeteksi 5-10 hari sebelum onset gejala dan dapat
Sedangkan IgG anti VHA terbentuk dan predominan pada masa konvalessensi
Bahan pangan yang dimasak dan di cuci dari air yang telah terkontaminasi
Diagnosisnya :
2. Pemeriksaan laboratoriumnya :
yang jarang dan tidak menimbulkan infeksi pada janin. Belum ditemukan bukti
bahwa infeksi VHA bersifat teratogenik. Resiko penularan pada janin tampaknya nol
dan pada bayi baru lahir cukup kecil Tetapi resiko kelahiran preterm cukup
meningkat untuk kehamilan yang dipersulit hepatitis A. Wanita hamil yang baru saja
kontak dengan penderita infeksi VHA harus mendapatkan terapi profilaksis dengan
D. Pencegahan
Suplai air bersih yang adekuat dengan pembuangan kotoran yang baik dan
baik, seperti teratur mencuci tangan, dapat mengurangi penyebaran dari HAV.
sebaiknya diberikan paling lambat 2 minggu sebelum perjalanan dan dapat bertahan
sampai 12 bulan setelah dosis tunggal dan sampai 20 tahun setelah dosis kedua.
yang divaksinasi dalam 1 bulan setelah pemberian dosis pertama. Pemberian dosis
kedua dapat menghasilkan level protektif terhadap VHA untuk jangka panjang lebih
dari 20 tahun.
E. Penatalaksanaan
dengan sendirinya sehingga tidak ada terapi yang dibutuhkan kecuali mungkin cairan
untuk rehidrasi. Jika infeksi terjadi dalam minggu awal dapat diberikan
2.3.5 HEPATITIS B
A. Definisi
45
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B
yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau kronis yang dapat berlanjut
VHB ditemukan pertama kali tahun 1965 oleh Dr.Blumberg ketika sedang
mempelajari tentang hemophilia. VHB merupakan double stranded DNA a42nm dari
klass Hepadnaviridae.
HBsAg yang bersirkulasi dalam darah sebagai partikel spheris dan tubuler dengan
ukuran 22 nm. Inti paling dalam dari virus mengandung HBcAg. VHB (partikel
dane), antigen inti (HBcAg), dan antigen permukaan (HBsAg) serta semua jenis
Virus hepatitis B (VHB) meliputi sekitar 40-45% kasus dari semua hepatitis.
Masa Inkubasi infeksi hepatitis B adalah 45-180 hari (rata-rata 60-90 hari ).
Onset penyakit ini sering tersembunyi dengan gejala klinik yang tergantung usia
penderita. Kasus yang fatal dilaporkan di USA sebesar 0,5-1 %. Sebagian infeksi akut
pengeluaran HBsAg dari darah dan produksi anti HBs yang dapat memberikan
kanker hati. Gejala akut dapat berupa mual, muntah, nafsu makan menurun, demam,
a) Darah
c) VHB dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi ke bayi pada saat
kelahiran
e) Penularan juga dapat terjadi melalui transfusi darah dan produk darah
dan 20 % dari anak yang terinfeksi melalui jalur ini akan berkembang
menjadi kanker hati primer atau sirosis hepatis pada usia dewasa.
Konsentrasi VHB dalam berbagai cairan tubuh dapat dibagi dalam 3 kategori
yaitu :
47
VHB 100 kali lebih infeksius daripada HIV dan paling sering mengenai usia
15-39 tahun. Penularan VHB dapat melalui kontak seksual ( 25 %), parenteral
seperti jarum suntik, dan penularan perinatal melalui kontak darah ibu penderita
Dilaporkan 10-20 % ibu hamil dengan HBsAg positif yang tidak mendapatkan
dengan seropositif untuk HBsAg dan HBeAg menularkan virus secara vertikal
kepada janinnya dengan insiden 10 % pada trimester I dan 80-90 % pada trimester
III.
Tes hepatitis B terhadap HBsAg dianjurkan pada semua wanita hamil pada
saat kunjungan antenatal pertama atau pada wanita yang akan melahirkan tapi belum
pernah diperiksa HbsAg-nya. Lebih dari 90 % wanita ditemukan HbsAg positif pada
skreening rutin yang menjadi karier VHB. Tetapi pemeriksaan rutin wanita hamil tua
untuk skreening tidak dianjurkan kecuali pada kasus-kasus tertentu seperti pernah
parenteral selama hamil, maka test HbsAg dapat dilakukan pada trimester III
48
kehamilan. HbsAg yang positif tanpa IgM anti HBc menunjukkan infeksi kronis
transplasenta.
resiko kematian akibat sirosis atau kanker hati sebesar 15-25 % pada usia dewasa
nantinya.
Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ) dan Prematuritas yang lebih tinggi diantara ibu
hamil yang terkena infeksi akut selama kehamilan. Dalam suatu studi pada infeksi
hepatitis akut pada ibu hamil (tipe B atau non B) menunjukkan tidak ada pengaruh
terhadap kejadian malformasi kongenital, lahir mati atau stillbirth, abortus, ataupun
malnutrisi intrauterine.
Pada wanita dengan karier VHB tidak akan mempengaruhi janinnya, tapi bayi
dapat terinfeksi pada saat persalinan (baik pervaginam maupun perabdominan) atau
melalui ASI atau kontak dengan karier pada tahun pertama dan kedua kehidupannya.
Pada bayi yang tidak divaksinasi dengan ibu karier mempunyai kesempatan sampai
49
menjadi karier jangka panjang dengan resiko sirosis dan kanker hepar dikemudian
harinya.
VHB dapat melalui ASI sehingga wanita yang karier dianjurkan mendapat
JB,dkk (dipublikasikan tahun 2002) di USA mengenai resiko transmisi VHB melalui
menurunkan resiko penularan. Sedangkan transmisi VHB dari bayi ke bayi selama
D. Pencegahan
alat seperti jarum, siringe, filter, spons, air dan tourniquet, dsb, tidak memakai
bersama alat-alat yang bisa terkontaminasi darah seperti sikat gigi, gunting kuku, dsb,
memakai pengaman waktu kerja kontak dengan darah, dan melakukan vaksinasi
Profilaksis pada wanita hamil yang telah tereksposure dan rentan terinfeksi adalah
sbb :
asetaminophen
sikat gigi,dsb.
E. Terapi
Terapi infeksi akut VHB adalah supportif. Terdapat 4 jenis obat dalm
Jika infeksi terjadi dalam fase inisial dapat diberikan Imunoglobulin hepatitis
samping terhadap embrio atau fetus. Data yang ada sangat terbatas tapi penggunaan
Tidak ada data yang mendukung fakta efek teratogenik lamivudin. Lamivudin
telah digunakan pada kehamilan lanjut sebagai usaha mencegah transmisi perinatal
VHB.
Tatalaksana:
a. Tatalaksana Umum
Setiap ibu hamil perlu dilakukan pemeriksaan HbsAg pada trimester pertama
kehamilannya.
b. Tatalaksana Khusus
Bila ibu dengan HbsAg positif maka bayi diberikan suntikan HBIG
lengan atas sisi lain pada saat yang sama kemudian pada usia 1 bulan
dan 6 bulan.
Bila ibu dengan HbsAg negatif maka bayi hanya diberikan vaksin
Tidak ada larangan pemberian ASI eksklusif pada bayi dengan ibu
HbsAg positif terutama bila bayi telah divaksinasi dan diberi HBIG
setelah lahir.
2.3.6 Hepatitis C
A. Definisi
infeksi hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan
dengan cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah. Populasi
yang paling sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, individu yang menerima
produk darah, potensial risiko terhadap pekerja perawatan kesehatan dan keamanan
Masa inkubasinya adalah selama 18-180 hari. VHC pertama kali ditemukan
pada tahun 1988. Virusnya tergolong RNA-flavivirus atau pestivirus. Yang bisa
VHC merupakan virus yang sangat tahan dan dapat hidup diluar tubuh dalam
jangka waktu yang cukup lama. Paling sedikit terdapat 6 genotipe yang berbeda dan
1. Infeksi Akut
infeksi berikutnya.
2. Infeksi Kronis
(scar) pada hepar. Sehingga terjadi gangguan fungsi hepar dan dapat
kronis terjadi pada 70 % penderita yang terkena infeksi kronis. Sirosis hepar
Masa inkubasi infeksi VHC adalah 2 minggu sampai 2 bulan dan tidak semua
1. Lemah
2. Letih
3. Lesu
5. Nyeri perut
Penularan VHC biasanya terjadi jika darah cairan tubuh penderita yang
terinfeksi VHC seperti saliva, cairan seminal dan sekresi vagina memasuki tubuh
orang yang tidak terinfeksi. VHC 100 kali lebih infeksius daripada HIV.
1. Aktifitas seksual yang tidak aman baik vaginal, anal maupun oral dengan
penderita VHC positif. Walaupun VHC lebih infeksius dari VHB dan HIV
tetapi jarang ditularkan melalui kontak seksual kecuali adanya kontak darah.
3. Penularan dari ibu keanak baik selama kehamilan maupun saat persalinan.
Janin mempunyai resiko 5 % terinfeksi dari ibu kejanin dan akan meningkat
(ALT)3-4x dari normal karena plasenta juga menghasilkan ALT. Kadar ALT dapat
juga meningkat jika terinfeksi VHC, adanya kerusakan hepar oleh obat-obatan, batu
mempunyai titer RNA-VHC yang tinggi atau adanya ko-infeksi dengan HIV. Oleh
karena belum ada imunoprofilaksis untuk VHC, maka tidak ada vaksinasi atau
imunoglobulin yang dapat diberikan pada bayi baru lahir untuk mencegah penularan
infeksi VHC. Sampai saat ini belum ada penelitian yang mendukung VHC dapat
Sebagian besar wanita hamil pada usia 20-40 tahun dimana insidens infeksi
virus hepatitis C meningkat sangat cepat. Seorang wanita dengan faktor resiko
terhadap infeksi VHC sebaiknya diskreening untuk VHC sebelum dan selama
kehamilan. Resiko wanita hamil menularkan VHC kepada bayi baru lahirnya telah
dihubungkan dengan level kuantitatif RNA dalam darahnya dan juga ko-infeksi
mengukur titer VHC dalam darah yang berhubungan dengan tingkat replikasi virus.
Level RNA-VHC dalam darah juga digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan
Resiko transmisi rendah (0-18 %) jika ibunya HIV negatif dan tidak ada
riwayat penggunaan obat suntik atau transfusi darah. Transmisi Virus kepada janin
sangat tinggi pada wanita dengan titer cRNA hepatitis lebih besar dari 1 juta kopi/ml,
dan wanita tanpa titer cRNA yang dapat terdeteksi tidak menularkan virus pada
janinnya. Belum ada tindakan preventif saat ini yang dapat mempengaruhi rata-rata
D. Pencegahan
Sampai saat ini belum ada vaksin untuk VHC, untuk itu tindakan preventif
Tidak menggunakan alat-alat yang bisa terkontaminasi darah seperti sikat gigi
E. Terapi
Pegylated Interferon (IFN) dan Ribavirin yang dapat membebaskan penderita dari
virus sampai 40 % pada genotipe 1 dan hingga 80 % pada genotip 2 dan 3. Genotipe
menyepakati untuk tidak hamil selama pengobatan dan 6 bulan sesudahnya dengan
yang bisa menimbulkan defek pada janin saat lahir dan abortus spontan. Wanita yang
58
terhadap HIV. Mengenai pemilihan yang mana lebih dahulu diterapi sangat
bergantung pada beberapa faktor, tapi indikator yang paling sering dipakai adalah
kadar CD4 dan tingkat kerusakan hepar. Kadart CD4 yang tinggi (>500)
indikator untuk mendahulukan terapi hepatitis C,dan jika hasil biopsi menunjukkan
gangguan yang berat, perlu penatalaksanaan yang cepat. Penderita dengan kadar CD4
yang rendah menunjukkan gangguan fungsi imun yang cukup berat sehingga terapi
hepatitis C-nya harus diundur dulu. Perlu terapi HIV dulu untuk meningkatkan sistem
imun sehingga dapat mencegah infeksi yang oppurtunistik. Terapi HIV dengan
HAART sering menimbulkan gangguan akut pada hepar karena bersifat hepatotoksik.
2.3.7 HEPATITIS D
A. Definisi
Hepatitis D disebabkan oleh virus hepatitis delta (HDV), virus RNA yang
rusak yang hanya dapat menyebabkan hepatitis pada orang yang terinfeksi HBV.
amplop yang penting untuk transmisi virus. Antigen delta pertama kali diidentifikasi
59
di nukleus hepatosit yang terinfeksi virus hepatitis B (HBV). Infeksi HDV dapat
terjadi sebagai koinfeksi dengan HBV atau sebagai superinfeksi pada infeksi HBV
kronis; Dengan demikian, pembawa HBV kronis berisiko terinfeksi HDV. Individu
yang tidak terinfeksi HBV dan belum diimunisasi terhadap HBV juga berisiko
terinfeksi HBV dengan infeksi simultan atau berikutnya dengan HDV. Inokulasi
dengan HDV jika tidak ada HBV tidak akan menyebabkan hepatitis D. Di Amerika
Serikat, sebagian besar kasus infeksi HDV ditemukan di antara pengguna narkoba
suntik / intravena (IV) dan di antara imigran dari negara-negara dimana skrining
produk darah untuk HBV tidak dilakukan secara rutin. dan di mana ada risiko
terpapar jarum suntik yang tidak steril. Prevalensi ini berkisar antara 2% di antara
Dari kira-kira 350 juta orang di seluruh dunia yang terinfeksi HBV kronis,
Mediterania dimana HDV bersifat endemik, bentuk utama transmisi adalah melalui
kontak pribadi yang erat. Prevalensi HDV akut dan kronis yang menurun di seluruh
dunia disebabkan oleh penurunan prevalensi pembawa HBsAg kronis pada populasi
umum. Dari 6 genotipe HDV yang dilaporkan, yang paling umum adalah tipe 1, yang
Tengah, dan Afrika Utara. Genotipe 1 dikaitkan dengan spektrum yang luas dari
penyakit kronis, yang parah dan ringan. Tipe 3 diamati hampir secara eksklusif di
60
bagian utara Amerika Selatan, tipe 2 terlihat di Timur Jauh, dan tipe 4-8 terlihat
Disebut juga dengan delta virus merupakan small circular RNA virus. Singe-
stranded RNA virus 37 nm ini pertama kali dilaporkan ole Rizzetto,dkk di Italy tahun
1977. Virus ini diidentifikasi dari penderita hepatitis B tapi berbeda dengan VHB
yang double stranded DNA virus. VHD membutuhkan VHB untuk bereplikasi.
Penularan infeksi dapat melalui kontak darah atau seksual dengan penderita.
Penularan VHD mirip dengan VHB. Transmisi perinatal VHD jarang terjadi.
Seseorang dapat terinfeksi VHD bersamaan dengan VHB yang disebut ko-infeksi dan
seorang yang telah menderita Hepatitis B dapat terinfeksi oleh VHD yang disebut
superinfeksi.
C. Pencegahan
1. Pada penderita ko-infeksi VHB-VHD dapat dilakukan pre atau post eksposure
profilaksis.
VHB.
3. Karena VHD sangat tergantung pada VHB untuk bereplikasi maka profilaksis
D. Terapi
Tidak ada terapi antiretroviral yang efektif terhadap infeksi HDV akut atau
IFNa) telah terbukti menginduksi penyakit ini dengan penurunan replikasi virus.
tidak efektif melawan virus tersebut. Agen imunosupresif juga tidak efektif. Di antara
pasien yang menjalani transplantasi hati untuk penyakit hati stadium akhir,
Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan dosis yang lebih tinggi dari biasanya
2.3.8. HEPATITIS E
A. Definisi
berkapsul.
Adapun masa inkubasi infeksi VHE adalah 15-60 hari. VHE ditransmisikan
secara enterik melalui air minum yang terkontaminasi feses penderita pada daerah
endemik.
1. Fase Prodromal
penurunan berat badan 2-4 kg, dehidrasi, dan nyeri perut kanan atas.
2. Fase Ikterik
Keluhannya berupa ikterik (bilirubin serum > 3 mg %), urine gelap, feses
aminotranferase (ALT), hepatomegali, malaise, dan eksresi virus pada feses 14 hari
Diagnostik
Test diagnostik belum tersedia secara komersial. Serum IgM dan IgG anti
HEV dapat dideteksi dengan ELISA.Infeksi VHE didiagnosa jika anti VHE IgM atau
Infeksi VHE banyak ditemukan pada negara berkembang. Infeksi VHE dalam
kehamilan sangat serius dan sering menimbulkan akibat yang fatal. Angka kematian
63
ibu berkisar 10-20 % karena kerusakan hepar atau karena gejala sekunder seperti
dehidrasi atau malnutrisi. Wanita hamil yang mendapatkan infeksi VHE pada
trimester III sering berakibat fatal dengan angka mortalitas ibu sekitar 30 %. Ibu
hamil mempunyai resiko yang lebih tinggi menderita hepatitis E dan biasanya dengan
gejala yang berat karena berhubungan dengan status imunnya yang rendah. Jika
seorang ibu menderita infeksi akut VHE, janin biasanya dipengaruhi dan tidak ada
karier kronik untuk infeksi VHE. Virus Hepatitis E dapat ditransmisi secara vertikel
dari ibu kejanin dan bertanggung jawab terhadap mortalitas dan morbiditas janin.
dengan hepatitis fulminan jarang terjadi kecuali infeksi terjadi pada waktu hamil
dengan angka kematian rata-rata 20 % dan sangat tinggi pada trimester III dengan
D. Pencegahan
Sampai saat ini belum ada vaksin yang tersedia untuk VHE. Imunoprofilaksis
untuk VHE belum tersedia tapi mungkin saja dengan menggunakan darah donor dari
penderita yang berasal dari negara dengan prevalensi hepatitis E yang tinggi. Untuk
itu pecegahan secara primer dengan meningkatkan higiene dan memastikan bahwa air
E. Terapi
64
Sampai saat ini belum ada terapi yang khusus untuk VHE. Wanita hamil yang
menderita infeksi VHE harus berobat dan diawasi oleh tenaga ahli sesegera mungkin
disamping istirahat dan minum air yang lebih banyak untuk mencegah dehidrasi.
2.4.1 Definisi
Penyakit batu saluran kemih merupakan bagian dari penyakit batu ginjal yang
urin dan adanya benda asing. Gangguan pengeluaran bisa karena striktura,
kemih akibat kelainan neurogenik, dan semua yang menyebabkan stasis urin.
65
Batu Saluran Kemih (BSK) adalah produk metabolisme yang ada pada filtrat
Batu saluran kemih menurut tempatnya digolongkan menjadi batu ginjal dan batu
kandung kemih. Batu ginjal merupakan keadaan tidak normal di dalam ginjal dan
mengandung komponen kristal serta matriks organik. Lokasi batu ginjal djumpai
khas dikaliks atau pelvis dan bila akan keluar dapat terhenti di ureter atau di
kandung kemih. Batu ginjal sebagian besar mengandung batu kalsium. Batu
oksalat, kalsium oksalat, atau kalsium fosfat, secara bersama dapat dijumpai
2.4.2 Etiologi
Endapan batu di dalam ginjal bisa disebabkan oleh makanan atau masalah
dapat dibagi menjadi empat jenis utama, yaitu batu kalsium, batu asam urat, batu
a. Batu kalsium disebabkan oleh tingginya kadar kalsium di dalam urine. Jenis
batu ginjal ini merupakan yang paling umum terjadi. Tingginya kadar kalsium
Tingginya kadar kalsium juga bisa disebabkan oleh kelenjar paratiroid yang
66
terlalu aktif. Hormon yang diproduksi kelenjar ini berfungsi mengatur jumlah
b. Batu asam urat. Batu ini terbentuk akibat tingginya kadar asam urat di dalam
urine yang disebabkan oleh makanan berkadar purin tinggi. Contoh makanan
yang memicu tingginya asam urat adalah kerang-kerangan, daging dan ikan.
Penderita penyakit Gout juga berisiko tinggi membentuk batu jenis ini.
c. Batu struvit. Ini merupakan jenis batu ginjal yang dapat terbentuk dan
infeksi saluran kemih yang telah berlangsung lama. Jenis batu ini lebih sering
d. Batu sistin. Batu ginjal ini terbentuk akibat terlalu banyaknya asam amino
sistin yang dikeluarkan oleh ginjal. Batu sistin merupakan jenis batu ginjal
yang sangat jarang ditemukan. Kondisi ini disebabkan oleh penyakit yang
Beberapa faktor lain yang bisa memicu terjadinya penyakit batu ginjal, di
antaranya:
Mengalami obesitas
Adanya infeksi yang terjadi pada saluran kandung kemih atau ginjal.
Faktor risiko di bawah ini merupakan faktor utama predisposisi kejadian batu
ginjal, dan menggambarkan kadar normal dalam air kemih. Lebih dari 85%
batu pada laki-laki dan 70% pada perempuan mengandung kalsium, terutama
2.4.3 Patofisiologi
telah diusulkan sebagai faktor etiologi yang mungkin terjadi pada urolitiasis, hal
mungkin membentuk calculi urin daripada pasien yang tidak hamil. Bertepatan
2.4.4 Gejala
Gejala pasti dari urolitiasis tergantung pada lokasi dan ukuran kalkuli dalam
urin. Batu di dalam kandung kemih bisa menimbulkan gejala seperti rasa
2.4.5 Diagnosis
Tes hitung darah lengkap untuk mendeteksi peningkatan sel darah putih
mengindikasikan infeksi.
terdeteksi.
IVP menghadapkan janin pada radiasi, dosis utama pada janin harus dibatasi
dengan membatasi jumlah film yang diambil dan dengan perisai, bila
memungkinkan.
2.4.6 Dampak
Kehadiran batu ginjal pada wanita hamil dikaitkan dengan peningkatan yang
kronis, diabetes mellitus gestasional, dan kelahiran sesar. Ini juga dikaitkan
dengan ketuban pecah dini dalam satu penelitian. Tingkat kelahiran prematur
yang berkisar antara 2,5 dan 40% telah dilaporkan. Namun, temuan ini tidak
dengan berat lahir rendah telah dilaporkan dalam sebuah penelitian, 27 penelitian
yang paling tidak melaporkan peningkatan risiko untuk bayi, termasuk risiko
malformasi bawaan, berat lahir rendah, skor Apgar rendah, dan kematian
71
2.4.7 Pengobatan
karena berbagai alasan. Pertama, efek samping yang potensial dari anestesi,
tradisional. Kedua, banyak tanda dan gejala urolitiasis dapat ditemukan pada
kehamilan normal atau mungkin terkait dengan diagnosis diferensial yang luas
dari sumber lain dari patologi abdomen. Apendisitis, divertikulitis, atau abrupsio
plasenta secara keliru didiagnosis pada 28% pasien dalam sebuah penelitian tahun
Dari berbagai modalitas pencitraan yang tersedia saat ini, ultrasonografi ginjal
telah menjadi tes skrining pertama untuk urolitiasis pada pasien hamil, sementara
kasus yang lebih kompleks. Idealnya, tidak ada radiasi pengion yang harus
72
digunakan pada trimester pertama atau kedua, jika memungkinkan. MRI memiliki
untuk studi fungsional terhadap pengobatan langsung. Ini adalah nilai terbatas
selama kehamilan.
istirahat tidur, hidrasi, analgesia) hingga tindakan yang lebih invasif (misalnya
perkutaneous). Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat, hasil untuk ibu dan
ketidaknyamanan pada ibu, untuk mencegah kerusakan ginjal dan sepsis akibat
penghambatan calculi, dan untuk meminimalkan risiko pada janin. Jika tindakan
konservatif gagal meredakan gejala klinis atau untuk lulus calculi, intervensi
Urin harus disaring untuk mendapatkan batu saat dilewati. Analisis kimia
pertama. Selain itu, anomali ginjal janin, hipertensi pulmonal janin, dan
Terapi ekspulsif medis (MET): Bagian batu apung dapat difasilitasi oleh
polos ureter dan telah ditemukan untuk meningkatkan tingkat batu, untuk
2.4.8 Pencegahan
Sitrat (kalium sitrat 20 mEq tiap malam hari, minum jeruk nipis atau
C. Pengaturan diet
Dari hasil uji coba didapatkan pada tahun ke-5 insidensi pembentukan
kontrol 27%. Pada kelompok pembentuk batu jumlah air kemih harian
Hindari masukan minum gas (soft drinks) lebih dari 1 liter perminggu.
urat dan menurunkan sitrat dalam air kemih. Protein binatang diduga
dari tulang dan dari ginjal. Keadaan ini akan memperburuk penurunan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banyak penyakit infeksi yang menyertai kehamilan dimana diantaranya
adalah Glomerulo Nefritis, Hepatitis, Typhoid Abdominaslis, dan batu saluran
kemihdimana semuanya ini merupakan penyakit berbahaya yang harus
diwaspadai saat kehamilan pada umumnya. Dengan berbagai macam cara
penularan, faktor penularan dan media penularan yang sangat akrab dengan
kehidupan sehari-hari.
Sebagai seorang bidan yang terdidik dan terlatih kita harus bisa
memahami dan mengerti tentang kegawadaruratan terhadap penyakit yang
menyertai kehamilan tersebut pada ibu hamil, agar bisa diterapkan ke
masyarakat jika turun ke dunia kerja dengan maksud mengurangai angka
kematian ibu hamil akibat terinfeksi dari penyakit yang membahayakan
tersebut.
3.2 Saran
Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita semua yang
membacanya dan dapat di mengerti oleh kita semua. Mohon maaf apabila di
dalam makalah ini masih banyak kekurangan dalam penulisan.
77
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3743623/
2. etd.repository.ugm.ac.id/.../S1-2015-317307-introduction.pdf Diakses pada
Senin 12 September 2017
3. GLOMERULONEFRITIS AKUT PADA ANAK PASCA INFEKSI
4. STREPTOKOKUS
5. Made Suadnyani Pasek Diakses pada Minggu 12 september 2017
6. http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/5-2-4.pdf Diakses pada Minggu 12
september 2017
7. A Contag, Stephen. Hepatitis in Pregnancy. Last Update March 13, 2016.
Diakses dari http://emedicine.medscape.com
8. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan
Rujukan. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013
9. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC. GastroIntestinal
Disorders. Viral hepatitis. Williams Obstetric. 23rd Ed. Mc.Graw Hill
Publishing Division New York, 2010
10. Decherney AH, Pernoll ML. General Medical Disorders During Pregnancy.
Viral Hepatitis. Current Obstetric and Gynecologic Diagnosis and treatment.
10th ed. USA.2007;479-480.
11. Duff P. Hepatitis in Pregnancy. Seminar Perinatologi.1998;22(4):277-83.
diakses dari http://www. Pub.Med.gov
12. Fuqueroa DR, Sanchez FL, Benavides CME. Viral Hepatitis During
Pregnancy. Rew.Gastroenterol Mex.1994;59(3):246-253. diakses
dari http://www. Pub.Med.gov
13. Hill JB, Sheffeld JS. Risk of Hepatitis B Transmission in Breast-Fed Infants
of Chronic Hepatitis B Carriers. in Obstetric and Gynecologic Journal.2002
Juni;99(6):1049-52. diakses dari http://www.green journal.org.
78