Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Arsitektur

Pada masa ini, di benak masyarakat umum Arsitektur dikenal sebagai ilmu bangunan atau
ilmu membangun, namun pengertian tersebut hanyalah gambaran umum dari dunia Arsitektur.
Banyak orang awam yang masih kurang mengetahui bertapa luasnya cakupan dari Ilmu Arsitektur,
maka dari itu profesi Arsitek masih di pandang sebelah mata di Indonesia sebelum terbentuknya
Undang-Undang Arsitek. Di samping kesamar-samaran pandangan masyarakat terhadap Ilmu
Arsitektur, sejauh ini terdapat banyak pandangan dari para ahli dan tokoh Arsitektur yang dapat
menjelaskan tentang Arsitektur dari sudut pandang yang berbeda.

Menurut Van Romondt Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia dengan bahagia.
Kata ruang meliputi semua ruang yang terjadi karena dibuat oleh manusia atau juga ruang yang
terjadi karena suatu proses alam seperti misalnya gua, naungan pohon dan lain-lain. Tapi pada
prinsipnya jelas bahwa arsitektur terdiri dari unsur-unsur ruang, keindahan dan kebahagiaan.
Ruang adalah sebagai tempat manusia bernaung terhadap panas matahari, angina dan hujan,
tempat berlindung dari gangguan-gangguan dan tempat melakukan segala bentuk kegiatan dan
memperloleh kenyamanan bagi civitasnya.

Menurut Marcus Vitruvius Pollio, bangunan yang baik harus dapat memenuhi tiga tujuan, yaitu:

1. Firmitas

Durability will be assured when foundations are carried down to the solid ground and materials
wisely and liberally selected; (Vitruvius : Ten Books on Architecture. Book I. Chapter III.)

Firmitas yang dimaksud Vitruvius mencakup penyaluran beban yang baik dari bangunan ke tanah
dan juga pemilihan material yang tepat. Vitruvius menjelaskan setiap material yang ia pakai dalam
bangunannya, seperti batu bata, pasir, kapur, pozzolana, batu dan kayu. Setiap material dijelaskan
mulai dari karakteristik dari tiap jenis-jenisnya hingga cara mendapatkanya/membuatnya.
Kemudian, ia menjelaskan metode membangunnya (konstruksi).

2. Utilitas

convenience, when the arrangement of the apartments is faultless and presents no hindrance to
use, and when each class of building is assigned to its suitable and appropriate exposure;..
(Vitruvius : Ten Books on Architecture. Book I. Chapter III.)
Sedangkan, pada utilitas yang ditekankan adalah pengaturan ruang yang baik, didasarkan pada
fungsi, hubungan antar ruang, dan teknologi bangunan (pencahayaan, penghawaan, dan lain
sebagainya). Pengaturan seperti ini juga berlaku untuk penataan kota. Misalnya : dimana kita harus
menempatkan kuil, benteng, dan lain-lainya di ruang kota.

3. Venustas

and beauty, when the appearance of the work is pleasing and in good taste, and when its
members are in due proportion according to correct principles of symmetry. (Vitruvius : Ten
Books on Architecture. Book I. Chapter III.)

Proporsi dan simetri merupakan faktor yang dianggap Vitruvius mempengaruhi keindahan. Hal ini
ia dasarkan pada tubuh manusia yang setiap anggota tubuhnya memiliki proporsi yang baik
terhadap keseluruhan tubuh dan hubungan yang simetrikal dari beberapa anggota tubuh yang
berbeda ke pusat tubuh.

Di dalam perkembangan sejarahnya, gagasan-gagasan arsitektural sering mengalami


pasang-surut perkembangan. Dan, pasang-surut inilah yang menjadikan arsitektur bersifat dinamis.
Dan, sejarah telah membuktikan pula bahwa arsitektur bukanlah sesuatu yang statis. (Christian :
Wujud Arsitektur Sebagai Ungkapan Makna Sosial Budaya Manusia. Bab II. Halaman 11)

Dengan kumpulan berbagai gambaran di atas dapat menjelaskan bahwa kedepanna


arsitektur akan berkembang mengikuti perkembangan jaman yang ada, karena ilmu kearsitekturan
tidak hanya menerapkan ilmu-ilmu yang ada di masa lalu, tetapi juga merespon perubahan yang
terjadi di alam semesta. Perubahan-perubahan yang dimaksud berupa perubahan iklim, cuaca,
budaya, ekonomi, gaya hidup, dan segala fenomena-fenomena yang terjadi di alam semesta.

Keberadaan Arsitektur tidak hanya sekedar ilmu bangunan yang digunakan untuk
membangun, namun proses dari penerapannya yang menjadikan Arsitektur merupakan ilmu yang
universal. Individu yang mempelajari Arsitektur tidak hanya untuk dibentuk menjadi seorang
Arsitek, namun dibentuk untuk menjadi individu yang dapat menerapkan proses-proses dalam
Arsitektur didalam hidupnya maupun pekerjaannya. Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan
kehidupan yang layak, baik manusia, hewan, maupun lingkungan disekitarnya. Pada akhirnya
seorang yang berarsitektur dapat membenah dan menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua
orang.
Pengertian Kebudayaan

Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta: Buddayah ialah bentuk jamak dari
Buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan adalah hal yang bersangkutan
dengan budi dan akal. Menurut Parsudi Suparlan, kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan
manusia yang dipunyainya sebagai mahluk sosial digunakan untuk memahami dan menafsirkan
lingkungan yang dihadapinya.

Menurut Prof. Arnold Toynbee kebudayaan timbul akibat usaha mansia untuk mengatasi
suatu tantangan. Tantangan yang dimaksud dapat berupa tantangan yang datang dari alam maupun
tantangan yang disebabkan oleh manusia itu sendiri. Salah satu penyebab kebudayaan-kebudayaan
yang beragam adalah setiap manusia diseluruh belahan dunia menghadapi tantangan yang berbeda
dari lingkungannya. Tantangan yang disebut dapat berupa iklim ,cuaca, sumber kekayaan alam,
dan sebagainya.

Kebudayaan memiliki wujud yang absrak yang terdiri dari ide-ide gagasan, nilai, norma,
peraturan, dan sebagainya. Kelakuan yang timbul di setiap individu yang berada pada suatu
kelompok atau masyarakat merupakan hasil dari kebudayaan setempat.

Kebudayaan merupakan suatu alat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan


masyarakat, apabila kebudayaan tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat lagi, maka
kebudayaan tersebut akan ditinggalkan dan hilang dengan sendirinya. Jadi kebudayaan mendasari
dan mendorong terwujudnya suatu kelakuan sebagai pemenuhan kebutuhan yang timbul.

Menurut Clyde Klcukhohn, Orientasi nilai-nilai budaya ditentukan oleh lima masalah dasar
di dalam kehidupan mannusia. Ke-lima masalah dasar tersebut adalah:

Hakekat Hidup
Hakekat Karya
Persepsi Manusia Tentang Waktu
Pandangan Manusia Terhadap Alam
Hakekat Manusia dengan Sesamanya

Kebudayaan akan selalu berubah, gejala-gejala perubahan sesuatu kebudayaan akan menjadi
sangat dominan pada masyarakat yang semakin terbuka terhadap pengaruh-pengaruh dari luar.
Pengaruh antara Arsitektur dan Kebudayaan

Pada dasarnya Kebudayaan merupakan cerminan dari Arsitektur. Kebudayaan lahir dari
tantangan yang muncul dari alam disekitar dan dari manusia itu sendiri begitu pula hal yang terjadi
dengan Arsitektur, Arsitektur muncul untuk menjawab tantangan yang muncul dari alam maupun
masyarakat. Budaya merupakan bagian dari Arsitektur dan begitu pula sebaliknya Arsitektur
merupakan bagian dari Budaya. Hal ini yang menjelaskan mengapa gaya arsitektur di setiap daerah
dan belahan dunia berbeda-beda, karena setiap daerah memiliki permasalahan dan tantangan
tersendiri. Suatu hasil karya arsitektur ada karena adanya kebutuhan untuk memenuhi hasrat
manusia sebagai mahluk sosial. Kebutuhan manusia di mana saja di belahan bumi ini adalah sama,
tapi kebudayaan mengakibatkan pencerminan kebutuhan tadi ke dalam suatu bentuk arsitektur
menjadi berbeda satu sama lain.

Setiap pergeseran ataupun perubahan yang terjadi di dalam kebudayaan akan


mempengaruhi dinamika arsitektur, misalnya, kebudayaan masyarakat tradisional di Indonesia
akan memberikan warna arsitektural yang berbeda dengan warna yang dihasilkan oleh kebudayaan
masyarakat tradisionalnya. Dalam kaitannya dengan pandangan manusia terhadap alamnya,
masyarakat tradisional sangat berorientasikan pada keselarasan dengan alam. Hal ini terefleksikan
secara nyata ke dalam ungkapan-ungkapan fisik maupun konsepsi-konsepsi arsitekturalnya.

Perubahan pada Arsitektur lokal juga menjadi indikator bahwa kebudayaan masyarakat
telah berubah. Dengan gaya hidup dan pengaruh dari dunia internasional terjadi percampuran
antara budaya masyarakat domestik dengan mancanegara. Begitupula daya tarik masyarakat yang
sangat beragam yang menjadikan Indonesia memiliki ragam jenis Arsitektur.

KESIMPULAN

Arsitektur dan Budaya memiliki banyak kesamaan pada awal mula keduanya terbentuk. Arsitektur
merupakan bagian dari Budaya dan Budaya merupakan bagian dari Arsitektur. Dengan
berubahnya salah satu dari mereka akan memberi pengaruh pada yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sinar Tanudjaja, F.Christian.J. 1992. Wujud Arsitektur Sebagai Ungkapan Makna Sosial
Budaya Manusia. Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Maryono, Irawan, Silalahi, L.Edison, Mulyaningsih, Sri, Kurniati D., Hendrajaya, Chaidir,
Ferryanto dan Laksito, Boedi. 1982. Pencerminan Nilai Budaya Dalam Arsitektur Di Indonesia.
Jakarta: Penerbit Djambatan.

Salain, Putu Rumawan. 1984. Sejarah Dan Perkembangan Arsitektur Indonesia. Denpasar:
Universitas Udayana.

Vitruvius, The Ten Books of Architecture diterjemahkan oleh Morris Hicky Morga,Ph.D,
LL.D (1914), Harvard University Press
TUGAS MATA KULIAH ARSITEKTUR BUDAYA

TUGAS RESUME BUKU


DEFINISI ARSITEKTUR, BUDAYA, SERTA HUBUNGAN ARSITEKTUR DENGAN
KEBUDAYAAN

DOSEN :
Prof. Dr. Ir. Putu Rumawan Salain, M.Si.

MAHASISWA :
Alvin Wiyogo
1504205063

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2017/2018

Anda mungkin juga menyukai