Anda di halaman 1dari 3

Kekeliruan berpikir formal

Adalah kesesatan yang dilakukan karena bentuk penalaran yang tidak tepat atau tidak sahih.
Kesesatan ini terjadi karena pelanggaran terhadap prinsip-prinsip logika mengenai term dan
proposisi dalam suatu argumen. Macam macam kesesatan formal :

Empat Term : yaitu kesesatan berpikir terjadi akibat ada empat term yang diikutsertakan
dalam silogisme kategoris, padahal seharusnya hanya mengandung tiga term.

Contoh: Rumah mempunyai halaman.

Buku mempunyai halaman.

Buku adalah rumah.

Di sini kata halaman memiliki makna ganda dan berbeda, jadi mengakibatkan memiliki
empat term.

Term Penghubung Tidak Terdistribusikan : ini terjadi akibat term penghubungnya tidak
terdistribusikan pada premisnya (minor / mayor) karena term penghubungnya berkuantitas
partikular dua-duanya.

Contoh: Semua burung adalah hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur

Semua merpati adalah hewan yang berkembangbiak dengan cara bertelur

Jadi, semua merpati adalah burung

Proses Illisit : ada perubahan kuantitas term mayor atau minor yang lebih kecil pada premis
ke premis yang lebih luas di kesimpulannya.

Contoh: Beberapa orang Indonesia adalah pemalas.

Semua pemalas adalah orang yang tak bisa maju.

Semua orang Indonesia adalah orang yang tak bisa maju.

Tampak pada premis tersebut dari cakupan partikular (beberapa) ke cakupan universal
(semua).

Premis-premis afirmatif : kekeliruan berpikir ini bisa terjadi karena jika pada silogisme
kategoris menggunakan premis mayor dan minornya proposi afirmatif, tapi di kesimpulan
menggunakan proposisi negatif.

Contoh: Semua orang Indonesia adalah orang yang giat belajar.

Beberapa orang Indonesia adalah ahli logika.


Sebagian ahli logika bukan orang yang giat belajar.

Salah Satu Premis Negatif, Kesimpulan Afirmatif: ini bisa terjadi bila dalam silogisme
kategoris menggunakan proposisi negatif, namun di kesimpulannya berupa proposisi
afirmatif.

Contoh: Semua kerbau bukan hewan berkaki tiga.

Semua kerbau adalah hewan mamalia.

Jadi, semua hewan mamalia adalah hewan berkaki tiga.

Dua Premis Negatif: kekeliruan berpikir formal terjadi bila di silogisme kategoris
(mayor/minor) menggunakan proposisi negatif jadi kesimpulan tidak benar.

Contoh: Semua ayam bukan hewan berkaki empat.

Semua hewan berkaki empat bukan bebek.

Jadi, semua bebek bukan ayam.

Kesan dari kesimpulan tepat tapi tidak sahih karena tidak ada kesimpulan yang bisa
diturunkan dari dua proposisi negatif.

Afirmatif Konsekuen: ini terjadi apabila di silogisme hipotesis mengafirmasi konsekuen di


pembuatan kesimpulan. Hubungan kalimat diperlakukan seolah-olah keniscayaan.

Contoh: Kalau lampu dimatikan, ayah sedang tidur.

Ternyata ayahh sedang tidur.

Jadi, lampu dimatikan.

Hal tersebut salah karena kalaayah sedang tidur tidak hanya disimpulkan dari lampu
dimatikan melainkan juga karena hal lain.

Negasi Anteseden: kekeliruan berpikir terjadi dalam silogisme hipotesis yang menegasi
anteseden dalam membuat kesimpulan.

Contoh: Jika guru pandai, maka murid pandai.

Ternyata guru tidak pandai.

Jadi, murid tidak pandai.

Kekeliruan berpikir formal negasi anteseden merupakan bentuk tidak sahih yang menyerupai
modus tollens.
Kekeliruan Dsungsi: ini terjadi jika dalam silogisme disjungsi yang mengafirmasi salah satu
pilihan lalu menyimpulkan bahwa pilihan lainnya tidak terjadi.

Contoh: Ani memaikai kalung atau gelang.

Ternyata Ani memakai kalung.

Jadi, Ani tidka memakai gelang.

Hal tersebut salah karena bisa saja Ani mengenakan kalung dan gelang.

Anda mungkin juga menyukai