Anda di halaman 1dari 2

Di kebun: gadis kecil dan mawar merah

/1/
Seorang gadis kecil menggenggam sekuntum mawar merah di tangan kanan nya.
Wajahnya merah merona senyumnya merekah seperti kembang pisang. Mawar
merah mungkin bukan apa-apa, tetapi siapa yang memberimu mawar itu, gadis
manis? Kataku dari kejauhan. Sepertinya dirimu terlampau bahagia untuk
menjawabku.

/2/
Kau datang kerumahku tanpa mengetuk pintu. Sepatu lapangan yang kau kenakan
penuh dengan tanah merah; kebetulan semalam hujan. Tak ada perbincangan di
antara kami, hanya ada batin yang terikat, hati yang meronta, serta mata yang
memancing. Baru kali ini kau tanam bibit baru di halaman rumahku beserta air
wewangian untuk menyiramnya. Bunga lama itu; mawar yang layu yang hampir
membusuk karena terlalu sering dihujani yang warnanya telah berubah dari merah
sampai kecoklatan bahkan hampir hitam yang baunya sudah tak karuan justru kau
genggam dan kemudian kau pergi tanpa pamit kepadaku.

/3/
Kupandangi kau yang sedang menggarap tanah yang kemudian membuatku
berkhayal berada disebelah kau saat itu membantu kau sematkan bibit di tanah
yang basah itu. Kemudian kulihat kau membawa pergi bunga layu yang baru
dipotong tadi. Akan kau apakan mawar layu itu, sayang? Tanyaku bersamaan
hilangnya kau dari pandanganku.

/4/
Mawar tak tahu menahu apa yang diributkan di sini. Ia hanya mengetahui
sepenggal kisah dirinya yang tlah membusuk di tanah makam, kemudian lelaki
dengan sepatu lapangan menyulapnya menguntum kembali; setidaknya bau
busukku tak tercium oleh gadis kecil ini, kata sang mawar.
/5/
Aku akan membuang seluruh kesialan ini, sayang. Jawab Kau.

Anda mungkin juga menyukai